Abstract
The burn is a common problem faced by the doctors. Some studies say the healing of burns with honey effect rapid
healing and effective, thus be an alternative choice. As already known, honey has a high osmolarity, and also
antibacterial properties, namely hydrogen peroxide so as to speed up the healing. The time healing wounds treated
with honey faster than wounds treated with other drugs. Honey provides a moist environment, help cleaning the
infection, reduce inflammation, edema, exudation, and promote the healing process by stimulating angiogenesis,
granulation, and epithelialization so that provide excellent cosmetic results. Honey to be an effective as topical
therapy for burns due to substances in it.
Abstrak
Luka bakar merupakan masalah yang sering dihadapi para dokter. Beberapa penelitian menyebutkan penyembuhan
luka bakar dengan menggunakan madu memberikan efek kesembuhan yang cepat dan efektif sehingga dijadikan
alternatif pilihan. Seperti yang sudah diketahui, madu mempunyai osmolaritas yang tinggi, dan juga memiliki sifat
antibakteri, yakni hidrogen perioksida sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Waktu penyembuhan luka yang
dirawat dengan madu lebih cepat daripada waktu penyembuhan luka yang dirawat dengan obat lain. Madu
menyediakan lingkungan lembab, membantu pembersihan infeksi, mengurangi inflamasi, edema, eksudasi,
meningkatkan proses penyembuhan oleh stimulasi angiogenesis, granulasi, dan epitelisasi sehingga memberikan
hasil kosmetik yang sangat baik. Madu efektif sebagai terapi topikal untuk luka bakar akibat kandungan zat yang ada
di dalamnya.
...
Korespondensi : Vidianka Rembulan | vidiankar@yahoo.com
PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan masalah sebanyak 30,4% diikuti dengan api
kesehatan yang sangat serius dan (25,7%) dan air panas (19,1%). Rata-
sering dihadapi para dokter. Setiap rata pasien dirawat selama 13,72 hari
tahun ada lebih dari 300.000 kematian dan angka kematian sebanyak 34%.3
akibat luka bakar elektrik.1 Di Indonesia Luka bakar menurut luasnya
pasien dengan kasus luka bakar juga dapat dihitung oleh setidaknya 3
relatif banyak, khususnya pada metode yang berbeda : rule of nine,
penduduk yang tinggal di daerah grafik Lund dan Browder, dan
kumuh dan padat.2 Dari Data yang permukaan palmar. Kedalaman luka
diperoleh dari Unit Luka Bakar Rumah bakar dibagi menjadi 3 : dangkal,
Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta parsial, dan ketebalan penuh. Diagnosis
dari tahun 2009-2010 didapatkan dari yang benar dari kedalaman sering
303 pasien yang dirawat sebagian besar tergantung pada pengalaman dokter
pasien dengan luas luka bakar 20-50% bedah dan waktu diagnosis. Jackson
adalah 45,87%. Penyebab terbanyak menjelaskan tiga zona konsentris luka
karena ledakan tabung gas LPG bakar dari intensitas pembakaran dan
aliran darah yaitu zona pusat koagulasi, glukosa tetapi juga mengandung fructo-
zona menengah stasis, dan zona luar oligosakarida dan banyak asam amino,
hiperemis.4 vitamin, mineral dan enzim. Hampir
Cedera mayor seperti luka bakar semua madu alami mengandung
akan mengakibatkan kerusakan pada flavonoides (seperti apigenin,
kulit yang memerlukan pengobatan pinocembrin, kaempferol, quercetin,
langsung untuk membantu perbaikan galangin, chrysin dan hesperetin), asam
dan regenerasi agar dapat fenolik (seperti ellagic, caffeic, p-
mengembalikan fungsi kulit normal.5 coumaric dan asam ferulat), asam
Perkembangan teknologi dan strategi askorbat, tokoferol, katalase (CAT),
kemajuan di bidang biomedis telah superoksida dismutase (SOD), glutation
banyak mengusulkan berbagai terapi tereduksi (GSH), Millard produk reaksi
pengobatan yang dapat memperbaiki dan peptida. Sebagian besar senyawa
kulit luka bakar.6 tersebut bekerja sama untuk
Saat ini proses penyembuhan memberikan efek antioksidan sinergis.9
luka pada kulit sudah semakin cepat Hasil penelitian bahwa
dan mudah. Hal ini tidak terlepas dari osmolaritas yang tinggi dari agen
dukungan perkembangan ilmu perawatan luka diyakini sebagai suatu
pengetahuan dan teknologi. Untuk hal yang dapat mencegah infeksi dan
menyembuhkan luka, masyarakat mempercepat penyembuhan. Madu
dapat dengan mudah mengakses obat- mempunyai osmolaritas yang tinggi,
obatan. Masyarakat kurang mengerti dan juga memiliki sifat antibakteri,
bahwa sebenarnya banyak peneliti yakni hidrogen perioksida.10 Kandungan
yang telah meneliti bahan-bahan ilmiah madu lainnya tersusun atas 17,1% air,
yang telah teruji hasilnya untuk 82,4% karbohidrat total dan 0,5%
penyembuhan luka, termasuk luka protein, asam amino, vitamin dan
bakar. Salah satunya adalah madu.1 mineral.11 Dengan kandungan tersebut
Madu telah digunakan sebagai madu memiliki kemampuan untuk
obat sejak jaman kuno. Ayurveda membersihkan luka, menyerap cairan
(pengobatan India) mendefinisikan edema, memicu granulasi jaringan,
madu sebagai sari kehidupan dan epitelialisasi dan peningkatan nutrisi.
merekomendasikan penggunaannya Dunia kedokteran saat ini telah
sebagai pengobatan. Papyrus dari mesir banyak membuktikan madu sebagai
kuno menyebutkan pengobatan luka obat yang unggul.12 Sebuah laporan
bakar dengan menggunakan madu. menunjukkan luka yang dibalut dengan
Tentara rusia dan tentara Cina juga madu menutup pada 90 % kasus. Ada
menggunakan madu untuk mengobati beberapa hasil penelitian yang
luka pada Perang Dunia I. Literatur lain melaporkan bahwa madu sangat efektif
juga menunjukan bahwa madu dapat digunakan sebagai terapi topikal pada
mengurangi tingkat infeksi.7 luka melalui peningkatan jaringan
Madu merupakan produk alami granulasi dan kolagen serta periode
yang telah banyak digunakan untuk epitelisasi secara signifikan.13
efek terapeutik. Telah dilaporkan Yapucu et al. menyatakan bahwa
mengandung sekitar 200 zat.8 Madu waktu penyembuhan luka yang dirawat
terutama terdiri dari fruktosa dan dengan madu lebih cepat sekitar empat
flavanoids yang dapat menyebabkan dengan madu lebih cepat empat kali
efek penyembuhan yang lebih baik dan daripada waktu penyembuhan luka
epitelisasi dari dangkal luka dari yang dirawat dengan obat lain. Sebagai
beberapa antibiotik topikal lainnya, lapisan pada luka, madu mengandung
seperti asetat mafenide.10,19 hidrogen peroksida sehingga memiliki
Hal ini akan memudahkan osmolaritas yang tinggi dan memiliki
terjadinya proses granulasi dan sifat antibakteri yang membuat
epitelisasi pada luka. Sebuah penelitian lingkungan lembab, membantu
terhadap bakteri Escherichia coli yang pembersihan infeksi, menghilangkan
secara konstan terpapar H2O2 yang bau busuk, mengurangi inflamasi,
dihasilkan oleh madu, menunjukkan edema, eksudasi, dan meningkatkan
bahwa pertumbuhan bakteri tersebut proses penyembuhan oleh stimulasi
dihambat pada konsentrasi 0,02-0,05 angiogenesis, granulasi, dan epitelisasi
mmol/l. Tingkat konsentrasi H2O2 yang sehingga tidak diperlukan pencakokan
kecil ini tidak menimbulkan kerusakan kulit dan memberikan hasil kosmetik
jaringan maupun reaksi inflamasi. yang sangat baik.10,14
Kecepatan penyembuhan luka yang Madu bertindak sebagai media
lebih singkat dengan menggunakan hiperosmolar dan mencegah
madu sudah banyak berbagai rangkaian pertumbuhan bakteri, karena viskositas
penelitian yang dilakukan, namun yang tinggi, dapat membentuk
penggunaan madu dalam ruang lingkup penghalang fisik, dan adanya enzim
klinis masih rendah.20 katalase memberikan madu kandungan
Uji klinis dilakukan antioksidan. Nutrisi yang terdapat pada
membandingkan madu di luka bakar madu meningkatkan substrat di
dengan amnion membran; silver lingkungan setempat mempercepat
sulfadiazin. Madu menunjukkan proses epitelisasi dan angiogenesis.23
peningkatan yang lebih baik dalam Salah satu riset yang dilakukan
kasus ini dan menunjukkan oleh Dina Dewi pada tahun 2005 untuk
penyembuhan awal dengan tingkat untuk mengetahui pengaruh frekuensi
yang lebih rendah dari kontraktur dan perawatan luka bakar derajat II dengan
jaringan parut. Gambaran histologis madu terhadap lama penyembuhan
pada cangkokan kulit setelah luka dan mengetahui frekuensi mana
perawatan madu juga telah yang sebaiknya diterapkan untuk
dijelaskan.21 perawatan luka bakar derajat II dengan
Dalam studi ini, Madu Tualang menggunakan madu. 20 ekor marmut
menunjukkan efek bakterisida serta sebagai sample dibagi menjadi 5
efek bakteriostatik. Madu Tualang kelompok perlakuan yaitu kelompok 1
murni tanpa pengenceran apapun (kelompok kontrol), kelompok
dibandingkan dengan Madu Manuka perlakuan 2 (perawatan luka 2 hari
didapatkan hasil kedua madu efektif sekali), kelompok perlakuan 3
terhadap bakteri gram negatif namun (perawatan luka 1 kali per hari),
Madu Tualang tidak efektif pada kelompok perlakuan 4 (perawatan luka
bakteri gram positif.22 2 kali per hari), dan kelompok
Yapucu menyatakan bahwa perlakuan 5 (perawatan 3 kali per hari).
penyembuhan luka yang dirawat Hasil analisis statistik menunjukkan