Anda di halaman 1dari 3

Istilah:

Irigasi : Upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian


Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan
Amplitudo : Simpangan yang paling jauh dari titik keseimbangan pada getaran
Topografi : Bentuk permukaan bumi dan objek lain juga vegetasi dan pengaruh manusia
terhadap lingkungan
Layout : Tata letak dari suatu elemen desain yang ditempatkan dalam sebuah bidang
menggunakan sebuah media yang sebelumnya sudah dikonsep terlebih
dahulu.

Ringkasan :

Konseptualisasi adalah pendekatan yang tepat untuk memilih lokasi


Kegagalan dalam budidaya ikan:
1. lokasi yang tidak sesuai
2. konstruksi wadah yang tidak tepat
3. dana yang tidak cukup
4. cara budidaya yang tidak efektif
Langkah-langkah dalam budidaya ikan :
Langkah 1: mulai dari rumah.
Langkah 2: turun kelapangan/lokasi. Topografi dan sifat tanah
Jenis data yang dikumpulkan:
1. Kimia
2. Biologi
3. Lingkungan
4. Sosial/ pembangunan
5. Ekonomi/finansial
6. Pemerintahan/birokrasi
Pemilihan lokasi budidaya perairan :
Kolam air
Kolam air payau (tambak)
Keramba (cage)
Lokasi geografis
Menentukan atau berpengaruh pada:
Pasar: ikan hidup dekat pasar
Transportasi, dekat dengan jalan
Fasilitas produksi
Sumber listrik
Pusat listrik
Pusat penduduk
Persyaratan utama lokasi
Luas permukaan air cukup minimal cocok dengan ukuran keramba
Arus air cukup
Kedalaman cukup
Mutu air prima
Mudah dicapai untuk monitoring dan pemberian pakan
Pemilihan lokasi budidaya kolam

Memilih lokasi budidaya ikan merupakan langkah awal dalam usaha budidaya ikan.
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah aspek sosial,
ekonomi budaya maupun aspek teknis.

Aspek sosial ekonomi dan budidaya


Mendapat dukungan dan persetujuan masyarakat, asalkan usaha yang dilakukan akan
bermanfaat bagi masyarakat.

Memiliki kekuatan hukum, yaitu mendapat izin lokasi usaha maupun izin usaha dari
pemerintah setempat. Mudah mendapatkan tenaga kerja dengan imbalan yang wajar.

Lokasi usaha dekat dengan tempat penggelola, jalan raya, dan pasar.

Aspek teknis

1. Topografi (ketinggian tempat)

Ada enam tipe area menurut kemiringan tanah:

Lembah berbentuk V tajam


Lembah berbentuk V tidak begitu tajam
Lembah berbentuk V membulat
Lembah yang mendatar
Lembah yang mendatar dikakai kedua lerengnya
Daerah datar
2. Kondisi tanah

Tanah pematang kolam harus kokoh sehingga dapat menahan massa air.

Kedap air atau tidak mudah meloloskan air


Subur, berlempung dan berhumus
Ph ataun reaksi tanah netral sampai basa
Memiliki stabilitas yang tinggi
3. Kuantitas dan kualitas air
Sumber air

Sumber air untuk kolam budidaya dapat berasal dari saluran air irigasi teknis
(buatan), sungai, kali, atau sumber air lainnya. Tetapi, untuk unit pembenihan kondisi airnya
harus benar-benar bersih.

Debit air

Kultur ekstensif memerlukan 6-12 liter/detik/ha.

Kulktur intensif memerlukan 100 liter/detik/ha


Kontinuitas

Air harus mencukupi atau tersedia sepanjang tahun atau sepanjang musim
pemeliharan. Disaat musim kering untuk menjaga kontinuitas air sehingga dapat terhindar
dari bahaya kekeringan pada kompleks perkolaman itu harus ada sumur atau sumber air
lainnya.

Warna hijau jernih, kecerahan 35cm


Alkainitas yang produktif 50-500ppm CaCO2 organik
Fosfat lebih kecil dari 0,002ppm
Cadmium lebih kecil dari 0,002ppm
Plumbum lebih kecil dari 0,002ppm
Kandungan H2S toxsio maksimum 1ppm
Kandungan oksigen dan karbondioksida minimum 5-6 mg/liter air
Derajat keasaman (Ph) untuk budidaya adalah 5-9

Anda mungkin juga menyukai