PENDAHULUAN
Latar Belakang
hidup di air dan secara sistematik ditempatkan pada Filum Chordata dengan
dari air dan sirip digunakan untuk berenang. Ikan hampir dapat ditemukan hampir
di semua tipe perairan di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda.
Ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah mempunyai rangka bertulang sejati dan
operculum, tubuh ditutupi oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh
yang jelas antara kepala, badan, dan ekor (Fitrah et al., 2016).
Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan konsumsi air tawar yang
Kepala pipih ke bawah dan tertutup oleh tulang pelat. Tulang pelat ini membentuk
ruangan rongga di atas insang, pada ruangan ini terdapat alat bantu pernapasan
(terminal) serta dilengkapi gigi nyata, atau hanya berupa permukaan kasar di
mulut bagian depan. Clarias batrachus juga memiliki empat pasang sungut yang
luar, sepasang sungut mandibular dalam, dan sepasang sungut maxilar (Putra,
2014).
induk, pembuahan dan pasca penetasan untuk menghasilkan benih. Mutu benih
yang dihasilkan banyak dipengaruhi oleh mutu induk dan lingkungan seperti
kualitas ikan dan penyakit. Sifat genetis induk yang baik sangat diharapkan dan
dapat diturunkan antara lain pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap penyakit dan
Pemijahan adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan
sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Pemijahan
sebagai salah satu proses dari reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup yang
ikan dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti kematangan ikan yang akan
(Sinjal, 2014).
Perbedaan jantan dan betina dilakukan dengan cara mengamati ciri genital.
stripping sperma dilakukan secara manual serta dengan mengamati ciri bentuk
tubuh. Ciri induk betina secara umum yaitu memiliki bentuk tubuh yang lebih
gemuk, lubang genital terletak di depan genital papilla, yang sudah matang gonad
berwarna kemerahan, lubang anus melebar dan menonjol. Pada induk jantan
tubuhnya lebih langsing dan lubang genital terletak di belakang genital papilla,
apabila sudah matang gonad perutnya jika ditekan akan mengeluarkan cairan
sperma berwarna putih, tubuh tetap ramping dan kadangkadang pada kepala
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pemijahan
sp.) dapat dilakukan pemijahan secara buatan. Pemijahan secara buatan dilakukan
dengan cara penyuntikan hormon buatan. Hormon sintesis (buatan) kini dapat
dibeli di toko-toko obat perikanan, yaitu hormon yang disebut Ovaprim. Ovaprim
berbentuk cairan yang disimpan dalam ampul. Satu ampul berisi 10 ml. Dosis
Tujuan Praktikum
Manfaat Praktikum
Manfaat dari laporaan praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
4
satu ikan air tawar yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Indonesia. Ikan
ini banyak dikonsumsi karena mudah diolah, banyak disukai, dan memiliki
kandungan protein yang tinggi. Selain itu, ikan ini juga dibudidayakan karena
budidaya lele membutuhkan penambahan area budidaya dan biaya untuk pakan
Class : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Nama Lokal : Ikan Maut (Aceh); Ikan Kalang (Sumatera Barat); Ikan Keling
(Makassar).
berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik. Bentuk kepala menggepeng (depress)
dengan mulut yang relatif lebar, dan mempunyai empat pasang sungut. Ikan lele
sangkuriang memiliki tiga sirip tunggal, yaitu sirip punggung, sirip ekor, dan sirip
5
dubur. Pada sirip dada dijumpai sepasang patil atau duri keras yang dapat
permukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang terdapat
yang penuh dengan kapiler-kapiler darah untuk membantu mengikat oksigen dari
udara. Mulutnya terdapat di bagian ujung dan terdapat empat pasang sungut.
Insangnya berukuran kecil dan terletak pada kepala bagian belakang. Ikan lele
mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan dan bersifat karnivora dan kanibal,
yaitu memangsa jenisnya sendiri jika kekurangan jumlah pakan dan lambat
antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam
(F6) Lele Dumbo. Kelebihan yang dimiliki Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus
var. Sangkuriang) antara lain adalah pertumbuhan rata-ratanya yang lebih cepat
dibandingkan dengan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Hal ini diduga salah
satunya dipengaruhi oleh tingkah laku makannya. Kelebihan lain yang dimiliki
rendah dan anaknya yang tidak bersifat kanibal (tidak saling memakan). Dengan
Habitat ikan lele adalah semua perairan air tawar. Lele tidak pernah
ditemukan hidup di air payau atau air asin. Ikan lele mempunyai organ insang
tambahan yang memungkinkan pengambilan oksigen dari udara di luar air. Oleh
karena itu, ikan lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit
6
oksigen. Ikan lele juga relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik
sehingga ikan ini mampu hidup di selokan yang airnya kotor. Ikan lele bersifat
nokturnal, artinya ikan ini aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat
Pakan ikan lele berupa pakan alami dan tambahan. Pakan alami ialah binatang
renik seperti kutu-kutu air (Daphnia, Cladosera, dan Copepoda), cacing larva
(jentik-jentik serangga), dan siput kecil. Pakan tambahan bagi lele adalah pakan
buatan berupa pelet. Salah satu kelebihan pakan buatan adalah kandungan gizinya
terutama protein, sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan lele (Pratiwi, 2014).
urogenital meruncing, bentuk tulang kepala lebih mendatar (pipih), warna dasar
tubuhnya hitam, maka ikan tersebut akan berubah menjadi lebih hitam, perut tetap
putih susu. Sedangkan induk betina memiliki ciri warna alat kelamin terlihat
warna tubuh lebih cerah dari pada warna biasa, perut membesar dan bila diurut
Ciri-ciri induk ikan lele betina yang telah siap untuk dipijahkan sebagai
berikut bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek,
lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar, jika bagian
perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur
lamban dan jinak. Dan ciri-ciri induk ikan lele jantan yang telah siap untuk
7
dipijahkan sebagai berikut alat kelamin tampak jelas dan lebih runcing, warna
Ciri-ciri induk lele jantan matang gonad yaitu memiliki alat kelamin
tampak jelas dan meruncing, tulang kepala lebih mendatar dibanding betinanya,
memiliki warna dasar badannya hitam (gelap) dan siklus umur induk jantan di atas
8 bulan. Dan ciri-ciri induk lele betina matang gonad yaitu memiliki ukuran
kepala lebih besar dibanding induk lele jantan, memiliki warna kulit dada agak
terang dengan urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun) berwarna
lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung dengan struktur perutnya lebih
gembung dan lunak dan bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian
al., 2019).
kolam benih berukuran 2x2 m dengan ketinggian air 60 cm, kolam induk
berukuran 4x6 m dengan ketinggian air 80 cm. Wadah pemijahan dapat berupa
bak plastik atau tembok dengan ukuran 2x1 m. Kolam yang terbuat dari beton
akan memberikan konstruksi kolam yang lebih permanen, selain itu untuk
dasar serta dinding kolam. Saluran inlet berupa pipa paralon yang mengelilingi
sisi kolam dan saluran outlet berupa pipa PVC yang berada di bagian dasar kolam
8
yang mengarah pada selokan. Pada saluran outlet diberi kasa agar larva tidak ikut
Kolam atau bak pemijahan diisi dengan air bersih setinggi 50 - 60 cm.
Bagian bawah atau dasar kolam diberi kakaban yang terbuat dari kasa/waring
yang menutupi seluruh dasar kolam, sehingga telur yang dihasilkan bisa
tertampung dan menempel pada kakaban. Untuk mengindari induk ikan lele
melompat keluar pada saat melakukan pemijahan, maka bagian atas kolam diberi
penutup, misalnya dari triplek atau papan kayu. Seluruh kakaban tempat
menempelnya telur ikan lele yang ditetaskan harus terendam air. Oleh karena itu,
kakaban tersebut harus dipasang di dasar kolam dengan pemberat. Telur yang
sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat. Penetasan telur ikan lele
dipengaruhi oleh suhu air dan suhu udara. Suhu udara yang optimum akan
membantu mempercepat penetasan telur, biasanya telur ikan lele akan menetas
dalam waktu 20-24 jam setelah terjadi pemijahan (Ariyati et al., 2015).
dibuahi sel jantan. Selain berfungsi sebagai tempat meletakkan telur, kakaban juga
perkawinan. Kakaban beragam jenisnya, ada yang terbuat dari bahan ijuk atau
dengan satu penyangga tengah, ada yang berbentuk rangka dimana rangka
tersebut dipasangi oleh ijuk, ada yang berbentuk rangka dimana seluruh rangka
dipasang paranet sehingga berbentuk persegi panjang, ada yang dibiarkan saja
Ikan lele pertama kali matang gonad pada ukuran panjang tubuh sekitar 20
cm dan ukuran bobot tubuh 100 sampai 200 gram. Tingkat kematangan gonad
tersebut dipengaruhi oleh kondisi genetik ikan dan kandungan nutrisi pada pakan.
Ikan lele sangkuriang dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek.
Budidaya ikan lele sangkuriang dapat dilakukan pada areal dengan ketinggian 800
meter di atas permukaan laut (dpl). Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun
air tidak terlalu spesifik. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu
kandungan O2 sebesar >1mg/l, suhu air 22-32 oC dan pH air 6-9 (Kartini, 2012).
ditentukan dalam kisaran tertentu. Kualitas air memegang peranan penting dalam
konversi pakan. Kualitas perairan yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan
terutama oksigen terlarut, pH, suhu dan amoniak. kisaran suhu yang ideal untuk
pertumbuhan benih lele sangkuriang 22˚C - 34˚C. Suhu media yang optimum
yang efektif. Konsumsi pakan yang tinggi disertai dengan proses pencernaan dan
suhu naik hingga dibawah batas yang mematikan (Zidni et al., 2013).
daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Ikan berkembang biak
secara seksual, yaitu terjadinya persatuan sel telur ikan betina dan spermatozoa
ikan jantan. Faktor perangsang pemijahan terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yang utama adalah kematangan gonad ikan, sedangkan faktor
faktor kimia (pH, kelarutan oksigen, feromon), dan faktor biologis (adanya lawan
kelenjar endokrin adalah terdapat beberapa organ antara lain pituitari, pineal,
of gonads dan urohypophysis. Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu
berfungsi untuk merangsang dan memacu hormon Gonatrophin pada tubuh ikan
sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan pemijahan, yaitu pada proses
pematangan gonad dan dapat memberikan daya rangsang yang lebih tinggi,
laten yang relatif singkat juga dapat menekan angka mortalitas. Hormon ini juga
dapat bekerja pada organ target yang lebih tinggi pada ikan (Sinjal, 2014).
11
stimulasi, pengeluaran telur dan sperma sampai pada pemijahan atau pembuahan
memerlukan ketelitian yang tinggi agar hasilnya dapat maksimal. Apabila salah
satu dari urutan proses di atas tidak dilakukan dengan baik maka akan mengalami
kegagalan. Induk ikan yang akan diperlakukan dengan suntikkan hormon harus
benar-benar sudah siap atau matang gonad. Secara visual induk matang gonad
pada yang betina adalah yang perutnya gendut karena mengandung telur. Agar
tidak rancu dengan ikan yang amat kenyang (yang juga kadang gendut), maka
seleksi akan baik dilakukan pada ikan yang dipuasakan terlebih dahulu selama 24
jam. Bagi induk jantan lebih mudah menentukannya karena dengan pengurutan
perut biasanya sperma sebagai tanda matang gonad akan keluar dari lubang
genital. Sperma yang keluar dari lubang genital berupa cairan kental umumnya
lele diletakkan dilantai atau meja yang rata, tutupi kepala induk lele betina dengan
kain agar ikan tidak berontak dan terhindar dari patil. Suntik induk dibagian
punggung dengan kemiringan jarum suntik 40 – 45oC dan kedalaman jarum suntik
didorong masuk, jarum suntik dicabut lalu bekas suntik ditutup dengan jari.
Pembenihan Ikan Lele sambil ditekan secara perlahan – lahan beberapa saat agar
ovaprim tidak keluar. Penyuntikkan terhadap ikan uji dilakukan satu kali dengan
dosis yang sudah ditetapkan, setelah itu induk ikan dimasukkan kembali didalam
12
bak penampung dan dibiarkan selama 10 jam untuk proses pengambilan telur
dibersihkan dengan air panas atau alat injeksi yang baru. Kemudian timbang
induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis ovaprim. Dosis ovaprim
untuk induk betina dan jantan 0.3 ml/kg. Saat mengambil ovaprim gunakan
induk jantan dan induk betina secara intramuscular (bagian punggung), dengan
bekas suntikan ditekan/ditutup dengan jari telunjuk beberapa saat agar hormon
Keesokan harinya induk-induk ikan lele yang telah memijah itu akan diam
dipasangi aerator yang cukup kuat agar telur-telur yang dihasilkan dapat menetas
dengan semprna. Setelah 24-48 jam telur mulai menetas, terlihat burayak ikan lele
(Clarias gariephinus)
13
jenis ikannya. Sifat dan karakteristik telur ikan bermacam-macam, antara lain
perairan. sebagai contoh: ikan mas, lele, dan ikan patin memiliki sifat telur
Berdasarkan karakteristik serta sifat telur yang beragam, maka teknologi tepat
guna yang diterapkan untuk mendukung proses inkubasi dan penetasan harus
disesuaikan dengan jenis ikannya. Salah satu kunci keberhasilan proses penetasan
ikan adalah menjaga agar suhu media inkubasi berada pada kondisi optimal dan
sudah menempel dikakaban di angkat pada pagi hari dari kolam pemijahan lalu di
pindah ke kolam yang sudah disiapkan untuk penetasan telur. Cara meletakkan
kakaban di upayakan tenggelam semua. Hal tersebut bertujuan agar telur dapat
menetas semua. Oleh sebab itu kakaban ditekan menggunakan bambu yang
ditancapkan ke dasar kolam di dua sisi kakaban, hal ini dimaksudkan untuk
Setelah menghilangkan daya rekat dari telur, telur bisa dipindahkan secara
tenggelam ke dasarcorong, aliran air bisa dibuka secara perlahan dan disesuaikan
Benih atau larva ikan lele yang baru menetas biasanya berwarna kehijauan,
kecokelatan, hingga kehitaman. Benih atau larva ikan lele tersebut terlihat
berkumpul di dasar kolam atau bak penetasan. Benih akan mulai bergerak
menyebar setelah berumur dua hari. Hingga hari ketiga, benih ikan lele tidak perlu
diberi pakan, karena masih memiliki cadangan pakan yang menempel pada
tubuhnya, berupa kuning telur. Pada hari keempat, larva atau benih ikan lele baru
diberi pakan, disamping ukurannya yang sudah bertambah besar, cadangan pakan
berupa telur yang menempel pada tubuhnya juga sudah habis atau tidak
Larva (berasal dari bahasa Latin: larvae) adalah bentuk muda (juvenile)
perkembangan morfologi larva ikan yang baru menetas adalah mulut belum
terbuka, cadangan kuning telur dan butiran minyak masih sempurna dan larva
yang baru menetas bersifat pasif, Hari ke dua mulut mulai terbuka dan mulai
berusaha, memasuki hari ke tiga, larva ikan mulai mencari makan, pada saat
tersebut cadangan kuning telurnya telah menipis, yaitu tinggal 25-30% dari
volume awal. Selama cadangan makanan bawaan lahir masih ada, maka larva
mulai menipis maka larva harus dilatih untuk mendapatkan pakan tambahan
(Bhagawati, 2012).
berbentuk persegi panjang (rectangular) dan bulat (circular) dengan volume 0,5,
1,0 atau 3,0 m3. Larva yang dipelihara bisa langsung dari telur yang sudah
diseleksi atau telur diinkubasi terlebih dahulu dan setelah menetas baru
langsung, setelah 3-5 jam penetasan perlu dilakukan penyiponan dasar tangki
untuk membuang cangkang dan telur yang tidak menetas. Hal ini dimaksudkan
seluruh kolam. Pakan yang diberikan berbentuk tepung dengan kadar protein 25-
40%. Pemberian pakan dengan cara menebar ke seluruh kolam tersebut dilakukan
menjadi remah atau crumble. Hal ini karena ukuran benih ikan sudah lebih besar
pertumbuhan benih ikan lele dumbo hingga mencapai ukuran benih siap jual.
Beberapa pakan yang cocok bagi larva lele yaitu zooplankton, kutu air, moina,
rotifera, Tubifex, jentik nyamuk dan pellet butiran berupa bubur tepung ikan,
METODE PRAKTIKUM
Utara, Medan.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bak semen untuk
memijahkan ikan lele, ember untuk tempat perawatan induk lele setelah
menimbang induk lele jantan dan betina, serbet untuk menutup kepala induk lele
yang akan disuntik ovaprim, pisau untuk membantu proses pembuatan kakaban,
suntik untuk menyuntikan ovaprim pada induk lele dan saringan untuk memanen
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan lele sangkuriang
kakaban, kawat untuk pembuatan kakaban, dan hormon ovaprim untuk proses
pemijahan.
Prosedur Praktikum
5. Diikat bambu dengan menggunakan kawat dengan rapi agar tidak ada kawat
tajam yang keluar yang dapat membuat induk lele terluka pada saat
pemijahan
1. Dipilih induk ikan lele jantan dan betina yang telah matang gonad
2. Dipilih induk jantan yang telah matang gonad ditandai dengan memiliki alat
kelamin tampak jelas dan meruncing, tulang kepala lebih mendatar dibanding
betinanya, memiliki warna dasar badannya hitam (gelap) dan siklus umur
3. Dipilih induk betina yang telah matang gonad ditandai dengan memiliki
ukuran kepala lebih besar dibanding induk lele jantan, memiliki warna kulit
dada agak terang dengan urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat
anus bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah
4. Dirawat secara terpisah induk jantan dan betina agar tidak terjadi pemijahan
liar
2. Disusun kakaban pada dasar kolam sebagai tempat melekatnya telur hasil
3. Diberi pemberat pada kakaban agar kakaban tidak naik keatas permukaan air
5. Dimasukkan induk ikan lele jantan dan betina yang telah dirawat
7. Dipindahkan induk ikan lele jantang dan betina dari tempat pemijahan
8. Ditutup kembali bak semen yang berisikan telur ikan lele hasil pemijahan
selama 1 malam
3. Diberi makan benih ikan pada hari ke3 setelah menetas dengan cacing sutra
4. Dibersihkan secara rutin inkubator tempat benih dirawat karena benih sangat
mudah mati
5. Diberikan pakan tepung udang atau tepung ikan pada benih yang telah
berukuran 1 cm.
Hasil
sebagai berikut:
20
Kingdom : Animalia
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Family : Clariidae
Genus : Clarias
Pembahasan
akuarium, kolam terpal, bak fiberglass, bak semen dan lainnya. Dalam praktikum
ini wadah yang digunakan untuk pemijahan adalah bak semen dengan ukuran ±3
m x 1,5 m. Hal ini sesuai dengan Ardyanti et al., (2017) yang menyatakan bahwa
bentuk kolam adalah persegi panjang. Dengan ukuran bak bervariasi kolam benih
berukuran 2x2 m dengan ketinggian air 60 cm, kolam induk berukuran 4x6 m
dengan ketinggian air 80 cm. Wadah pemijahan dapat berupa bak plastik atau
tembok dengan ukuran 2x1 m. Kolam yang terbuat dari beton akan memberikan
konstruksi kolam yang lebih permanen, selain itu untuk mencegah keluarnya air
melalui perembesan, peresapan, dan kebocoran pada dasar serta dinding kolam.
Saluran inlet berupa pipa paralon yang mengelilingi sisi kolam dan saluran outlet
berupa pipa PVC yang berada di bagian dasar kolam yang mengarah pada
selokan. Pada saluran outlet diberi kasa agar larva tidak ikut terbuang bersama
dengan air.
ikan lele adalah air dan kakaban. Kakaban adalah alat yang digunakan untuk
21
tempat peletakan telur-telur induk. Bahan utama dari kakaban adalah ijuk dan
bambu yang diletakkan didasar kolam dengan bantuan pemberat. Hal ini sesuai
dengan Ariyati et al (2015) yang menyatakan bahwa kolam atau bak pemijahan
diisi dengan air bersih setinggi 50 - 60 cm. Bagian bawah atau dasar kolam diberi
kakaban yang terbuat dari kasa/waring yang menutupi seluruh dasar kolam,
sehingga telur yang dihasilkan bisa tertampung dan menempel pada kakaban.
Untuk mengindari induk ikan lele melompat keluar pada saat melakukan
pemijahan, maka bagian atas kolam diberi penutup, misalnya dari triplek atau
papan kayu. Oleh karena itu, kakaban tersebut harus dipasang di dasar kolam
dengan pemberat.
Pada proses pembuatan kakaban, bambu di belah dua lalu di kikis sampai
permukaan bambu halus. Kemudian posisi bambu sejajar dan ijuk disusun diatas
bambu tersebut dengan rapi. Kedua ujung bambu dan bagian tengah bambu diikat
dengan kawat atau tali yang telah disediakan. Hal ini sesuai dengan Ramadhan et
beragam jenisnya, ada yang terbuat dari bahan ijuk atau bahan paranet. Bentuknya
pun bervariasi, ada yang membuatnya memanjang dengan satu penyangga tengah,
ada yang berbentuk rangka dimana rangka tersebut dipasangi oleh ijuk, ada yang
semi intensif atau semi buatan. Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang
terjadi secara alamiah. Hal ini sesuai dengan Yuatiati et al (2015) yang
dimana kelenjar endokrin adalah terdapat beberapa organ antara lain pituitari,
of gonads dan urohypophysis. Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu
Proses penyuntikan dilakukan pada ikan betina dan ikan jantan. Untuk
induk ikan lele yang telah disuntik dengan ovaprim dipindahkan ke bak
terjadi pada malam hari. Hal ini sesuai dengan Agung et al (2016) yang
menyatakan bahwa penyuntikan induk dilakukan pada sore hari. Pertama siapkan
peralatan penyuntikan dan hormon ovaprim. Penggunaan injeksi spuit yang sudah
dibersihkan dengan air panas atau alat injeksi yang baru. Kemudian timbang
induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis ovaprim. Dosis ovaprim
untuk induk betina dan jantan 0.3 ml/kg. Saat mengambil ovaprim gunakan
induk jantan dan induk betina secara intramuscular (bagian punggung), dengan
23
induk tersebut harus segera dipindahkan ke wadah semula agar telur-telur tidak
terkontaminasi dengan adanya lendir induk lele. Setelah itu kakaban dibiarkan
wadah inkubasi. Hal ini sesuai dengan Ismail dan Khumaidi (2016) yang
Telur yang sudah menempel dikakaban di angkat pada pagi hari dari kolam
pemijahan lalu di pindah ke kolam yang sudah disiapkan untuk penetasan telur.
agar telur dapat menetas semua. Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas
harus diseleksi terlebih dahulu. Diantara semua telur tersebut tidak semua bisa
dipelihara. Telur yang berhasil untuk di pelihara akan berwarna kuning kehijauan,
sedangkan telur yang tidak berhasil untuk dipelihara akan berwarna putih atau
abu-abu. Hal ini sesuai dengan Ariyati et al., 2015) yang menyatakan bahwa
benih atau larva ikan lele yang baru menetas biasanya berwarna kehijauan,
kecokelatan, hingga kehitaman. Benih atau larva ikan lele tersebut terlihat
Kesimpulan
24
1. Seleksi induk pada induk jantan dan betina dengan melihat ciri-ciri morfologi.
Pada induk jantan gerakan lebih agresif, pada induk betina gerakan lambat.
Umur induk yang siap memijah adalah jantan ±1 tahun dengan bobot 1-2 kg
ovaprim perangsang kepada induk jantan dan betina yang kemudian proses
memindahkan induk jantan dan betina setelah pemijahan agar telur-telur tidak
rusak. Kemudian telur dibiarkan sampai menetas dengan ciri larva akan
aerator. Pada saat pemeliharaan, larva tidak diberi pakan karena memiliki
Saran
lancar.
DAFTAR PUSTAKA
25
Fitrah, S. S.,I. Dewiyanti, dan T. Rizwan. 2016. Identifikasi Jenis Ikan di Perairan
Laguna Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah.Vol. 1 (1).
Kurnia, H. 2016. Teknik Pembenihan Ikan Lele Masamo (Clarias Sp.) dengan
Metode Clear Water System di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (Bluppb) Karawang, Jawa Barat. [Praktek Kerja Lapangan].
Universitas Airlangga, Semarang.
Zairin, M., R. K. Sari dan M. Raswin. 2005. Pemijahan Ikan Tawes Dengan
Sistem Imbas Menggunakan Ikan Mas Sebagai Pemicu. Jurnal
Akuakultur Indonesia. 4 (2).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
jawab Laboratorium Teknologi Pembenihan Ibu Dr Eri Yusni M.Sc dan Bapak
Syammaun Usman S.P M.Si serta para asisten yang telah membantu dan
dan saran demi perbaikan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bermanfaat
Penyusun
DAFTAR
i ISI
29
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................... 1
Tujuan Praktikum.............................................................................. 3
Manfaat Praktikum............................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)..................................... 4
Seleksi Induk Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)………... 6
Media Pemijahan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)........ 7
Pemijahan Semi Intensif Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)..... 10
Pemeliharaan dan Perawatan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) 13
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum ........................................................... 16
Alat dan Bahan Praktikum................................................................. 16
Prosedur Praktikum ........................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii