Anda di halaman 1dari 6

Budidaya Ikan Konsumsi

IKAN BAWAL

O
L
E
H

KELOMPOK 5
Amirah Nailah Zahrah
Naufal Shadiq
Pretty Sesila Simamora
Saskia Rahmalia
Syifa Azzahra

XI MIPA 1
SMAN 1 SAWAHLUNTO
T.A 2022/2023
IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum)

 Asal Ikan Bawal


Ikan Bawal air tawar berasal dari Negara Brazil, dan juga Sungai Amazon Amerika Selatan.
Ikan Bawal air tawar pertama masuk ke Indonesia pada tahun 1980 (Susanto, 2008). Ikan Bawal
termasuk ikan pemakan tumbuhan maupun hewan (omnivora) yang meiliki sifat rakus terhadap
pakan.

 Klasifikasi
Menurut Saanin (1968, 1984) klasifikasi Ikan Bawal air sebagai berikut :

Phyllum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Characiformes
Familia : Charasidae
Genus : Colossoma
Species : Colossoma macropomum

 Morfologi
Ikan Bawal air tawar mempunyai bentuk badan yang agak bulat pipih dan ukuran
sisiknya kecil-kecil. Bentuk kepalanya membulat dengan lubang hidung agak besar. Sirip
dadanya terletak bawah tutup insang, sedangkan sirip perut dan sirip duburnya terpisah. Bagian
ujung siripnya bewarna kuning sampai merah, lalu punggungnya bewarna abu-abu tua. Bagian
perut bewarna putih abu-abu dan merah (Khairuman & Amri, 2008).
Menurut Damarjati (2008), dari arah samping tubuh bawal tampak membulat dengan
perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong vertikal, bawal memiliki bentuk
tubuh pipih dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini
menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele, tetapi lambat seperti ikan gurame.
Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian
depan.
Menurut Damarjati (2008), ikan bawal dewasa pada bagian tepi sirip perut, sirip anus,
dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah yang merupakan ciri khusus ikan bawal. Ikan
bawal memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala dan rahangnya pendek dan
kuat serta memiliki gigi seri yang tajam. Ikan bawal memiliki mata kecil dengan lingkaran
berbentuk seperti cincin. Bawal memiliki 5 buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah jari-jari agak keras,
tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah. Ikan bawal air tawar memiliki sirip ekor
dengan jari-jari lemah dan berbentuk cagak. Ikan bawal air tawar memiliki sirip punggung yang
terletak agak ke belakang (Damarjati, 2008).

 Habitat dan Reproduksi


Pengamatan di habitat aslinya ikan bawal hidup bergerombol di daerah yang aliran sungainya
deras, tetapi ditemukan pula hidup di daerah yang aliran sungainya tenang. Usaha untuk
menciptakan lingkungan yang baik bagi ikan bawal ada banyak hal yang harus diperhatikan,
terutama dalam memilih lahan usaha, diantaranya ketinggian tempat, jenis tanah dan air
(Damarjati, 2008). Membedakan bawal jantan dan betina saat masih kecil memang sulit. Tanda
yang bisa dilihat adalah ikan bawal betina memiliki tubuh lebih gemuk, sedangkan ikan bawal
jantan lebih langsing dan warna merah pada perutnya lebih menyala. Ikan bawal betina yang
sudah matang 9 gonad, perutnya akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Ikan bawal jantan
selain agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus.

Ikan bawal biasanya memijah pada awal dan selama musim hujan (Anonim, 2008a). Induk
yang sudah matang gonad sebelum memijah, akan mencari tempat yang cocok untuk melakukan
pemijahan. Daerah yang paling disukai adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau
kering, sedangkan pada musim hujan tergenang air. Daerah yang seperti ini memberikan
rangsangan dalam memijah (Anonim, 2008a). Selama proses pemijahan berlangsung biasanya
induk jantan akan mengejar induk betina. Induk betina membalas dengan cara menempelkan
perut ke kepala induk jantan. Pemijahan akan mencapai puncaknya jika induk betina sudah
mengeluarkan telur dan induk jantan mengeluarkan sperma. Telur yang telah keluar akan dibuahi
dalam air (Anonim, 2008a)

 Kebutuhan Pakan
Jenis pakan alami yang paling disukai oleh ikan bawal adalah Crustacea, Cladocera,
Copepoda, dan Ostracoda. Umur dua hari setelah ikan bawal menetas, mulut larva mulai terbuka,
tetapi belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanannya masih dari kuning telurnya.
Umur empat hari, kuning telur yang diserap oleh larva habis dan pada saat itulah larva mulai
mengkonsumsi makanan dari luar. Bawal bukanlah ikan yang biasa makan di dasar atau di
permukaan perairan, tetapi bawal tergolong ikan yang lebih suka makan di bagian tengah perairan
(Damarjati, 2008).

Pemberian pakan adalah usaha pokok dalam budidaya perikanan secara intensif. Pakan
merupakan salah satu unsur yang berfungsi menjamin agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Pakan
dimanfaatkan untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak dan juga untuk pertumbuhan (Jangkaru.
Z., 1974). Pakan buatan merupakan pakan yang diransum dari beberapa bahan baik yang berasal
dari hewan atau tumbuhan dan diolah menjadi bentuk khusus. Pakan buatan diramu sedemikian
rupa sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan. Pemberian pakan buatan dapat
dilakukan dengan menebar secara langsung. Bentuk pakan buatan dapat ditentukan berdasarkan
umur dan ukuran ikan (Mudjiman, 1989).

 Cara Pembibitan dan Budidaya


o Parameter Ikan Bawal

Suhu : 26-29 ℃
Oksigen : >4

pH : 5-7

Jumlah telur : 300.000-500.000

o Ciri Indukan Bawal


 Pada induk ikan bawal jantan yang matang gonad dicirikan dengan warna bagian dada
yang merah cerah, serta kalau distripping ke arah bagian perut akan keluar sperma (cairan
putih susu).  
 Sedangkan pada induk betina ciri yang matang gonad dapat dilihat dari bagian perutnya
yang mengembang (besar).  
 Adapun untuk memastikan bahwa telur induk betina sudah matang gonad sebaiknya
contoh telurnya diambil menggunakan kateter (canulator), yaitu dengan memasukkan
kateter ke dalam bagian urogenital (lubang kelamin betina) yang terdapat saluran kantung
telurnya (oviduct) sedalam ± 2,5 cm, lalu diisap secara perlahan sehingga telur sebagian
masuk ke dalam selang kateter.  
 Apabila telur sudah berbentuk bulat, warnanya kehijauan, serta mempunyai ukuran yang
seragam, menandakan induk sudah matang kelamin dan siap dipijahkan.

o Memijahkan Induk Bawal


 Wadah untuk memijahkan ikan bawal air tawar ini bisa berupa bak semen atau bak
fiberglass, dimana wadah sebelum digunakan harus dibersihkan dari kotoran yang
terdapat, diisi dengan air bersih dan diberi aerasi yang keras agar nanti telur-telur bawal
tetap melayang-layang di air dan di beri blower.
 Selanjutnya induk-induk betina dan jantan yang sudah selesai disuntik disatukan pada
wadah pemijahan yang sudah disiapkan. 
 Biasanya induk-induk akan memijah pada tengah malam sampai subuh, dimana induk
betina mengeluarkan telurnya yang diiringi dengan induk jantan membuahi telur-telur
tersebut dengan mengeluarkan spermanya.  Pembuahan secara ovipar ini akan
menghasilkan telur-telur yang sangat banyak yang dapat dilihat dari telur-telur terdapat
berwarna putih jernih melayang-layang di air.  
 Telur yang biasanya berukuran kecil ketika dilepaskan ke air dan dibuahi akan
mengembang sehingga mencapai ukuran beberapa kali lipat ukuran asalnya.

o Peralatan Pemijahan
 Blower/Aerator
 Selang aerasi
 Seser induk
 Hapa
 Spuit
 Hormon ovaprim
 Aquadest
 Induk jantan dan betina matang kelamin
o Langkah Kerja
 Siapkanlah wadah pemijahan sesuai kebutuhan.
 Hitunglah kebutuhan hormon untuk penyuntikan pertama dan kedua ,lalu ambil hormon
pada botolnya menggunakan spuit sesuai kebutuhan, untuk menjamin hormon masuk dan
bereaksi dengan baik didalam tubuh induk, encerkan hormon tersebut dengan aquabidest
dengan perbandingan 2 – 4 kali lipat.
 Tangkaplah induk betina lalu suntiklah pada bagian punggung sebelah kanan  untuk
penyuntikan pertama, selanjutnya pada punggung sebelah kiri untuk yang kedua (agar
induk tidak stress).
 Pada saat penyuntikan ke dua induk betina lakukanlah penyuntikan induk jantan dengan
jumlah hormon yang sudah ditentukan.
 Masukkanlah induk-induk yang sudah disuntik ke dalam wadah pemijahan.
 Tutuplah wadah pemijahan dengan menggunakan bahan yang dapat menjaga induk-induk
tidak loncat dari dalam wadah ke luar.
 Amatilah proses pemijahannya, apabila proses pemijahan sudah selesai segera tangkap
induk-induknya untuk dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk.

o Menetaskan Telur Bawal


 Untuk penetasan telur hembusan blower (udara) harus selalu besar agar telur selalu
teraduk (melayang-layang) dalam air, sebab apabila ada telur yang mengendap (tidak
teraduk) akan menyebabkan tidak mau menetas.  
 Penetasan bisa dilakukan langsung di wadah seperti bak fiberglass, bak semen, akuarium,
atau pada corong tetas asal dengan syarat kualitas airnya baik serta kondisi airnya selalu
mengeluarkan gelembung udara agar telur terus teraduk .
 Ketika saat penetasan telur, agar kandungan amoniak tidak terlalu tinggi sebaiknya setiap
2 -3 jam sekali selalu dilakukan penggantian air.  Karena apabila kandungan amoniak
tinggi akan menyebabkan telur gagal menetas atau larva yang baru menetas akan mati.
 Setelah ± 14 jam sejak telur dipindahkan dari bak pemijahan telur sudah mulai menetas.  
 Pada saat pemeliharaan larva hal yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kualitas air
agar tetap baik.  Diantaranya yang penting dilakukan ialah menyifon kotoran organik yang
terdapat pada air, serta melakukan penggatian air secara parsial (0,5 – 0,7 bagian air).
 Larva bawal mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (Yolk) yang besar.
Biasanya cadangan makanan tersebut akan habis setelah berumur 3 – 4 hari setelah
menetas.  Oleh sebab itu penyiapan makanan alami berupa artemia, kutu air baru diberikan
pada hari ke 4 atau ke 5.  

Anda mungkin juga menyukai