Anda di halaman 1dari 6

Ciri Khusus Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)

 Ikan bawal putih memiliki nama latin Pampus Argenteus. Ikan bawal ini
bukanlah berasal asli dari Indonesia, akan tetapi berasal dari negeri
Samba, yaitu Brazil.

I.2 Ikan ini dibawa ke Indonesia oleh para importis ikan hias dari Brazil dan
Singapura pada tahun 1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah
tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Ikan Bawal Putih (pampus
argentheus)

White pomfret (pampus argentheus) atau yang lebih di kenal dengan nama
Bawal Putih yang merupakan jenis ikan yang tergolong mahal. Karena
mengandung protein tinggi,kandungan asalm lemak tak jenuh serta asam
lemak omega 3 yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Bawal Putih
juga menjadi primadona Export karena sangat diminati oleh negara seperti
cina ,taiwan, jepang,korea, hongkong dan singapura (Anonim, 2017 ).

Badan sangat pipih lateral (punggung bongkok), moncong sangat pendek,


sirip dada tidak runcing sperti Bawal Hitam dan tidak mempunyai sirip
perut. Sirip ekor bercagak (forked) dalam, bagian bawah lebih panjang.
Warna badan bagian atas abu-abu, bagian bawah putih keperakan.
Terdapat bintik-bintik hitam (sangat kecil) pada hampir seluruh tubuh. Sirip
punggung ujungnya gelap (Wiadnya, 2014).
Morfologi Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)

Bawal putih sering disebut juga sebagai ikan loang atau ikan darah. Warna
tubuh ikan bawal putih adalah abau-abu pada bagian atas dan semakin
bawah berwarna putih, bentuk tubuhnya pipih, tulang rahang bawahnya
berakir pada mata bagian bawah. Seluruh sirip sirip ikan bawal putih
berwarna kuning pucat, pada sirip punggung dan sirip perut bagian tepinya
berwarna kehitaman (Purnomowati et al., 2008).

 
Fisiologi Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)
Makanan yang ditelan dan dicerna oleh ikan akan diubah menjadi energi
yang digunakan bagi berbagai fungsi dalam kehidupan ikan untuk tumbuh
dan bereproduksi atau untuk mengganti sel-sel yang rusak pada suatu
jaringan.Ikan dikenal sebagai binatang yang bersifat poikiloterm atau suhu
tubuhnya mengikuti suhu lingkungan air tempat hunian ikan. Hal ini akan
menentukan laju metabolisme ikan dan oleh karena itu, kebutuhan nutrisi
berkaitan dengan suhu lingkungan (Rahardjo et al.,2010).

Reproduksi Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)

Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina.


Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut
ke kepala induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan
mengeluarkan telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur
yang telah keluar akan dibuahi dalam air (di luar tubuh).

Peranan Bagi Perairan Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)

Habitat alami ikan Bawal Bintang adalah pada air laut murni (salinitas
normal), namun ikan ini dapat juga hidup di air tawar dan payau.Tempat
yang disukai adalah laut terutama di daerah berkarang.  Pada saat juvenile
hidup di muara sungai dengan dasar berpasir atau pasir berlumpur. Pada
saat dewasa akan bergerak ke arah terumbu karang.peran ikan bawal di
perairan sebagai konsumen tingkat satu saat juvenil dengan memakan
plankton sebagai makanan utama di perairan.

Tingkah Laku Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus)

Tempat yang disukai adalah laut terutama di daerah berkarang.  Pada saat
juvenile hidup di muara sungai dengan dasar berpasir atau pasir
berlumpur. Pada saat dewasa akan bergerak ke arah terumbu karang.
Bawal Bintang termasuk ikan predator perenang cepat. Pada saat juvenil
ikan hidup bergerombol di daerah muara sungai dan berkarang namun
setelah besar hidup sendiri-sendiri (soliter) di daerah karang maupun laut
lepas.

Penulis
Gery Purnomo Aji Sutrisno

FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015

Daftar Pustaka
Cendana Tv. 2021. https://www.youtube.com/watch?v=kd3QiTg-4as&ab_channel=CENDANATV.
Diakses pada tanggal 26 Februari 2021
Saanin, H. 2014. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan bina cipta. Bandung
Wiadnya. DGR, D. Setyohadi. 2014. Pengantar Ilmu Kelautan : Jenis Ikan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya :
Malang.
Bila klasifikasi ikan bawal sudah diketahui, hal kedua yang perlu diketahui
adalah morfologi. Dari arah samping tubuh bawal tampak membulat ( oval )
dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara
vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed) dengan
perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini
menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass
carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil
berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik
bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian
bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian tepi sirip perut, sirip
anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini
merupakan ciri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan Amerika
disebut red bally pacu.
Dibanding dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil dengan mulut
terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan
lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta
memiliki gigi seri yang tajam.
Bawal memiliki 5 buah sirip (pinnae), yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah
jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah.
Berbeda dengan sirip punggung bawal laut yang agak panjang, letak sirip
ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut, dan sirip
anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jari-
jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.
HABITAT IKAN BAWAL PUTIH
Sama seperti ikan lainnya, bawal pun menghendaki lingkungan yang baik
dan sesuai untuk hidupnya. Untuk mengetahuinya, dilakukan pengamatan
di habitat aslinya. Di Brazil, bawal banyak ditemukan di sungai Amazon
dan sering juga ditemukan di sungai Orinoko, Venezuela. Hidupnya
bergerombol di daerah yang aliran sungainya deras, tetapi ditemukan pula
di daerah yang aliran sungainya tenang, terutama saat benih. Untuk
menciptakan lingkungan yang baik bagi bawal ada banyak hal yang harus
diperhatikan, terutama dalam memilih lahan usaha, di antaranya ketinggian
tempat, jenis tanah, dan air.
TINGKAH LAKU IKAN BAWAL PUTIH
Setiap ikan mempunyai kebiasaan makan yang berbeda. Ada tiga
golongan ikan berdasarkan kebiasaan makan yaitu ikan yang biasanya
makan di dasar perairan, di tengah, dan di permukaan. Apabila dilihat dari
jenis makanannya, ikan digolongkan dalam tiga golongan pula, yaitu
herbivora (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging), dan
omnivora (pemakan segala).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun
tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih
bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah crustacea,
cladocera, copepoda, dan ostracoda.
Pada umur dua hari setelah menetas, mulut larva mulai terbuka, tetapi
belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanannya masih dari
kuning telurnya. Umur empat hari, kuning yang diserap oleh tubuh sudah
habis dan pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar.
Apabila diamati kebiasaan makannya, bawal tergolong ikan yang lebih
suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal bukanlah
ikan yang biasa makan di dasar perairan (bottom feeder) atau di
permukaan perairan (surface feeder).
REPRODUKSI IKAN BAWAL PUTIH
Membedakan bawal jantan dan betina pada saat masih kecil memang sulit.
Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang
lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing, warna merah
pada perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonade, perut betina
akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun bawal jantan selain
agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke
arah anus.
Seperti ikan lainnya, bawal pun biasanya memijah pada awal dan selama
musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, kejadian itu terjadi pada bulan Juni
dan Juli. Adapun di negara-negara lainnya, bawal dapat mengikuti musim
yang ada, misalnya di Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada
bulan Oktober sampai April.
Sebelum musim pemijahan tiba, induk yang sudah matang akan mencari
tempat yang cocok untuk melakukan pemijahan. Daerah yang paling
disukai adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering,
sedangkan pada musim hujan tergenang. Daerah yang seperti ini
memberikan rangsangan dalam memijah.
Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina.
Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut
ke kepala induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan
mengeluarkan telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur
yang telah keluar akan dibuahi dalam air (di luar tubuh).
PENULIS
Habibati Wirdaningsih
FPIK Universitas Brawijaya
EDITOR
Gery Purnomo Aji Sutrisno
FPIK Universitas Brawijaya
Anonymous. 2010. Ikan Bawal. Asamudra.wordpress.com [28 Februari 2012]
Anonymous. 2010. Bawal Cocok Untuk Usaha Kecil. www.tripod.com [28 Februari 2012]
Anonymous. 2009. Budidaya Ikan Bawal. www.perikanan-budidaya.kkp.go.id
             [28 Februari 2012]
Barus, T.A. 2004. Pengantar limnology. USU Press. Medan
Dahuri, R. 2009. Mengelola pasca Panen Hasil perikanan. Majalahsamudra.at.ua
           [28 Februari 2012]
Evy, R. 2001. Usaha Perikanan Indonesia. PT Mutiara Sumber Widya. Jakarta
Junianto, A. 2011. Daerah Intersidal Berbatu. AsharJunianto14.Blogspot.com
           [28 Februari 2012]
Rahardjo, A. 2010.
          Manajemen Budidaya Ikan System KJA yang Berkelanjutan di Danau / Waduk.       
          BenihIkan.net [28 Februari 2012]
Rustadi. 2011. Pembenihan Ikan Bawal Bintang. rustadi1.budidayaperikanan.blogspot.com
           [28 Februari 2012]
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan Ikan Peliharaan di Indonesia.
  PT Sastra Hudaya. Bogor
Effendi, Irzal, dan Wawan Oktariza. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Hanafiah dan Saefuddin. 1986. Tata Niaga H
asil Perikanan
.
Universitas Indonesia.
Jakarta.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip
-
Prinsip Pemasaran Jilid 2. Erlangga.
Jakarta.
Lamb, Hair, dan Mc Daniel. 2001. Pemasaran Buku 2. Salemb
a Empat. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai