IKAN BARONANG
Ikan baronang merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki
warna yang menarik dan juga indah, ikan ini juga dikenal oleh banyak
masyarakat dengan nama – nama yang berbeda diantaranya seperti Kea-
kea, biawas, dan Samadar tergantung dengan wilayah masing – masing.
Istilah Sistematika
Istilah “Sistematika” berasal dari perkataan Latin, asal mulanya
perkataan Yunani yaitu systema yang dipergunakan untuk sistem
klasifikasi yang disusun oleh para ahli pengetahuan alam pada zaman
silam, terutama oleh Linnaeus pada tahun 1735 yang dikenal dengan
Systema naturae.
Istilah sistematika mirip artinya dengan istilah Taxonomi.
Taxonomi berasal dari perkataan Junani yaitu Taxis yang berarti susunan
atau pengaturan, dan Nomos berarti hukum. Istilah ini diusulkan oleh
Candolle pada tahun 1813 untuk teori mengklasifikasikan tumbuh-
tumbuhan. Dalam penggunaannya dewasa ini, kedua istilah ini dipakai
berganti-ganti dalam bidang pengklasifikasian tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Jadi, Sistematika atau Taxonomi adalah sesuatu yang digunakan
untuk mengklasifikasikan jasad.
KEBIASAAN MAKAN
Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan
saluran pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai
gigi seri pada masing-masing rahang, gigi geraham berkembang
sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan
mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang termasuk pemakan
tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang mampu
memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Dilihat dari hasil pembedahan ikan ini, ditemukan bahwa ikan
Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan
yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora
merupakan kompensasi terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar
serat yang tinggi sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang
panjang tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil pencernaan
makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang
hewani, misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang
terkadang mau memakan umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan
cara memakan ikan secara alami juga tidak terlepas pada lingkungan
tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa yang dikatakan oleh
Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa saja yang
diberikan seperti pakan buatan.
REPRODUKSI IKAN BARONANG
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup suatu organisme. Umumnya, ikan melakukan reproduksi secara
eksternal. Dalam hal ini, ikan jantan dan betina akan saling mendekat satu
sama lain, kemudian si betina akan mengeluarkan telur. Selanjutnya, si
jantan akan segera mengeluarkan spermanya, lalu sperma dan telur ini
bercampur di dalam air.
Induk jantan Siganus javus mulai matang kelamin pada ukuran
panjang 27,0-36,6 cm dan berat 650-800 gram, sedangkan ikan-ikan
jantan dan betina Siganus canaliculatus telah matang kelamin pada
ukuran masing-masing 18,6 cm dan 22 cm. Pematangan gonad dan
pemijahan secara alami induk ikan Baronang dapat terjadi di lingkungan
air laut dengan salinitas 28-30 ppm dan suhu antara 23-32 derajat Celcius.
Pematangan tersebut terjadi sepanjang tahun.
Untuk membedakan kelamin ikan jantan dan betina, kita dapat
memperhatikan gambar berikut,