Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TERSTRUKTUR

AQUACULTURE ENGINEERING

Dosen Pengampu: Dr. Ir. M. Fadjar. M.Sc

BUDIDAYA IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KOLAM AIR DERAS

OLEH :
DESY EMILYASARI
156080100111022
KELAS A

PROGRAM PASCASARJANA BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu dari 10 jenis ikan
budidaya air tawar penting yang dapat dibudidayakan di Indonesia (Nugroho dan
Wahyudi, 1991). Ikan mas merupakan salah satu ikan air tawar yang mempunyai
nilai ekonomis penting, sehingga ikan ini banyak dibudidayakan. Ikan ms ssering
dipelihara pada kolam air deras yang memiliki debit air tinggi. Ikan mas hidup di
lingkungan air tawar di dataran rendah sampai tinggi. Suhu air optimum bagi
hidupnya berkisar antara 26-28 0C, sedangkan Ph air yang dikehendakinnya
antara 6-8. Ikan ini juga memerlukan tingkat kadar oksigen yang tinggi untuk
hidupnya, antara 4-5 ppm, walaupun ikan ini masih tahan hidup pada kadar
oksigen 1-2 ppm. Dalam keadaan kadar oksigen terlarut sangat rendah ikan ini
biasanya berenang di permukaan air sebagaimana dapat diamati di kolam pada
pagi hari ini. Umumnya hidup di air tawar, walaupun dapat juga hidup di
lingkungan air payau berkadar garam rendah, kurang dari 5 ppt (Cholik et al.,
2005).
Di kalangan petani maupun masyarakat, ikan Mas telah lama dikenal dan
dikonsumsi, sehingga pemasarannya tidaklah sulit. Budidaya ikan mas dapat
dilakukan di kolam air deras, biasanya pada kolam air deras memiliki pintu
masuk dan pintu keluar air secara alami, sistim ini akan mengalami pergantian air
secara terus menerus. Budidaya ikan mas di kolam air deras (running water
system) merupakan teknologi yang diadopsi dari Jepang dan pernah popular di
Indonesia sejak tahun 1980. Teknologi ini dianggap cocok dikembangkan di
Indonesia karena banyak terdapat sumber air baik sungai maupun irigasi,
dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara
gravitasi dan debit air minimal 100 liter/menit.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan informasi
mengenai budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) di kolam air deras.
2. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

2.1 Klasifikasi Ikan Mas


Ikan Mas dapat diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

Di kalangan petani maupun masyarakat, ikan Mas telah lama dikenal dan
disukai (dikonsumsi), sehingga pemasarannya tidaklah sulit. Selain itu sebagai
ikan budidaya, ikan Mas memiliki keunggulan, yaitu dapat dikembangbiakkan
hanya dengan perbaikan lingkungan atau manipulasi lingkungan dan kawin
suntik (hipofisasi). Makanan bagi ikan Mas juga tidak sulit, karena ia mau
menyantap segala jenis makanan alami maupun buatan (pelet), termasuk jagung
atau jenis padi-padian. Ikan Mas termasuk jenis ikan omnivora. Tubuh ikan Mas
dibagi (3) tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-
alat, seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan
dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat
pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar. Jaringan tulang atau tulang
rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang
tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas (Santoso,
1993).
Saluran pencernaan ikan Mas berupa segmen-segmen, meliputi mulut,
rongga mulut, faring, esofagus, pilorus, usus, rektum dan anus. Ikan Mas dapat
memakan plankton maupun invertebrata kecil. Atas dasar inilah maka dapat
dikatakan bahwa ikan Mas merupakan ikan omnivora yang cenderung herbivora.
Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi
terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi sehingga
memerlukan pencernaan lebih lama. Hal ini dapat dibuktikan melalui pengamatan
pada organ dalam ikan Mas yang tidak ditemukan adanya lambung tetapi bagian
depan usus halus terlihat membesar yang lebih dikenal dengan istilah “lambung
palsu”. Ikan Mas memilki panjang usus yang melebihi panjang tubuh ikan. Pada
pengukuran yang telah dilakukan diketahui bahwa tubuh ikan Mas memiliki
panjang baku 19 cm sedangkan panjang ususnya mencapai 50 cm atau hampir
tiga kali lipat dari panjang tubuhnya. Usus yang panjang tersebut bertujuan untuk
mendapatkan hasil hidrolisis makromolekul makanan secara maksimal (Santoso,
1993). Ikan Mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu 20 oC-25oC
dan pH air antara 7-8. Di antara jenis ikan Mas itu sendiri, jika diamati lebih
lanjut, ada perbedaan dari segi sisik, bentuk badan, sirip mata dan perbedaan ini
menunjukkan adanya perbedaan ras pada jenis ikan air tawar (Suseno, 2000).

2.2 Sejarah Perkembangan Ikan Mas di Indonesia


Menurut Suseno (2000:21), ikan Mas di Indonesia berasal dari daratan
Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budidaya yang
sangat penting. Ikan Mas awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan,
budi daya ikan Mas diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa
Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat sudah
menggunakan kakaban untuk pelekatan telur ikan Mas yang terbuat dari ijuk
pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan Mas kolam di daerah Galuh
disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Penyebaran ikan Mas di daerah Jawa lainnya, terjadi pada permulaan
abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari
“Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu. Dari Jawa, ikan Mas kemudian
dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya
dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali
Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi
Selatan tahun 1935. Pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat
saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan Mas dari Negeri Belanda, yakni jenis
Galisia (Mas Gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi Mas jenis
Frankisia (Mas Kaca) (Rudianti dan Ekasari, 2009). Menurut Suseno (2000),
kedua jenis ikan Mas tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa
dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Suseno (2000), Indonesia
mengimpor ikan Mas strain Taiwan, strain Jerman dan ras fancy carp masing-
masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia
mengimpor ikan Mas strain Yamato dan strain Koi dari Jepang. Strain-strain ikan
Mas yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga
kemurniannya karena berbaur dengan strain-strain ikan Mas yang sudah ada di
Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk strain-strain
baru.

2.3 Syarat dan Kebiasaan Hidup Ikan Mas


Ikan Mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai
atau danau. Ikan Mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150–600
meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun
tergolong ikan air tawar, ikan Mas terkadang ditemukan di perairan payau atau
muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30% (Suseno, 2000).
Ikan Mas tergolong jenis omnivora, yakni organisme yang dapat
memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang
terdapat di dasar dan tepi perairan (Suseno, 2000).

2.4 Perkembangbiakan Ikan Mas


Siklus hidup ikan Mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad
(ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan
yang menghasilkan sperma). Sebenarnya, pemijahan ikan Mas dapat terjadi
sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya,
ikan Mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan
dari aroma tanah kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi
pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan
Mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan
yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan
sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi
pemijahan (Suseno, 2000).
3. Kolam Air Deras

3.1 Pengertian Kolam Air Deras


Kolam air deras adalah tempat budidaya ikan dengan sirkulasi air yang
cepat. Untuk membuat kolam air deras diperlukan debit air besar dan arus yang
kuat. Kelebihan budidaya ikan mas di kolam air deras adalah ikan akan terus
bergerak sehingga nafsu makannya besar. Selain itu kadar oksigen terlarut
dalam kolam air deras relatif lebih tinggi. Sehingga kolam air deras mempunyai
kapasitas padat tebar ikan yang lebih besar dibanding kolam air tenang.
Luas kolam air deras biasanya berukuran kecil, tidak sebesar kolam air
tenang. Lahan atau areal kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang
kecil-kecil agar aliran air bisa tetap deras. Kedalaman kolam dibuat lebih dalam
dibanding kolam air tenang. Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah
erosi akibat kikisan air.

3.2 Syarat-syarat Kolam Air Deras


Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan mas di
kolam air deras:
1. Kolam air deras membutuhkan debit air yang besar sekitar 25-100 liter/detik.
Pastikan sumber air tetap lancar.
2. Gunakan benih ikan dengan bobot 100 gram/ekor. Kapasitas penebaran
benih di kolam air deras adalah 30-60 ekor/m2. Semakin deras aliran air,
kapasitasnya semakin besar.
3. Berikan pakan dengan kandungan protein 25-30%. Pelet yang diberikan
harus bisa bertahan dalam air, tidak mudah hancur karena aliran air cukup
kencang.
4. Dosis pemberian akan adalah 4% dari bobot tubuh ikan. Timbang sebagian
ikan setiap dua minggu sekali untuk menyesuaikan jumlah pakan.
5. Pemberian pakan bisa dengan cara ditebar atau menggunakan wadah
almunium yang diletakan di atas kolam dengan pendulum menjulur ke dalam
air. Pakan akan jatuh bila ikan menggerak-gerakkan pendulum.
6. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
7. Budidaya ikan mas bisa dipanen setelah 2,5-3 bulan, dengan hasil 3-4 kali
lipat dari bobot awal.
3.3 Bentuk Kolam Air Deras
Bentuk kolam air deras dapat berbentuk segi empat atau segi tiga.
Karena pada umumnya yang banyak dipelihara adalah ikan mas unggul, maka
lokasi kolam sebaiknya < 800 m di atas permukaan laut. Untuk kolam segi
empat, biasanya kolam dibangun secara paralel dengan ukuran kurang lebih 50
m2. Sedangkan kolam segitiga akibat konstruksinya, maka akan terjadi
perputaran arus yang menguntungkan bagi ikan untuk memakan pakannya.
Ukuran kolam segitiga pada umumnya 50-100 m 2. Budidaya ikan kolam air deras
merupakan salah satu cara mempercepat pertumbuhan ikan, khususnya ikan
mas, nila, mujair dan gurame. Hal ini disebabkan karena dalam sistem kolam air
deras ikan memperoleh oksigen lebih besar daripada kolam non air deras.
Daerah yang banyak menerapkan sistem kolam air deras ini adalah Jawa Barat
yaitu di Kabupaten Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Sumedang, Tasikmalaya
dan Subang. Kolam air deras pertama kali dicoba oleh Balai Penelitian Perikanan
Darat di Cibalagung, Kabupaten Bogor pada tahun 1970. Uji coba kolam air
deras ini memang dimaksudkan untuk menemukan cara pembesaran ikan mas.
Upaya tersebut ternyata cukup berhasil sehingga Jawa Barat yang paling
banyak menerapkan sistem tersebut terkenal sebagai penghasil ikan air tawar
terbesar di Indonesia.
Kolam air deras adalah tempat budidaya ikan dengan sirkulasi air yang
cepat. Untuk membuat kolam air deras diperlukan debit air besar dan arus yang
kuat. Kelebihan budidaya ikan mas di kolam air deras adalah ikan akan terus
bergerak sehingga nafsu makannya besar. Selain itu kadar oksigen terlarut
dalam kolam air deras relatif lebih tinggi. Sehingga kolam air deras mempunyai
kapasitas padat tebar ikan yang lebih besar dibanding kolam air tenang. Luas
kolam air deras biasanya berukuran kecil, tidak sebesar kolam air tenang. Lahan
atau areal kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang kecil-kecil agar
aliran air bisa tetap deras. Kedalaman kolam dibuat lebih dalam dibanding kolam
air tenang. Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah erosi akibat
kikisan air.
Kolam air deras (KAD) ialah salah satu tempat untuk pembiakan ikan. Ciri
khas KAD ialah ukurannya sangat sempit, jauh lebih sempit dari kolam tanah.
Kolam tanah yang umum digunakan memiliki luas antara 500 – 1.000 m2.
Bahkan ada kolam tanah yang luasnya 2.000 m2. Sedangkan luas KAD hanya di
bawah 50 m2, paling luas 33 m2. Meski sempit, tetapi KAD bisa digunakan untuk
memelihara ikan  dengan kepadatan tinggi. Dengan kepadatannya yang tinggi,
sebuah KAD dapat memproduksi ikan konsumsi sebanyak 2 ton setiap periode
pemeliharaan. Jika dihitung dengan detail, maka sudah dipastikan sebuah KAD
memiliki produktivitas yang sangat tinggi, yaitu 60 – 70 kg.  Berbeda dengan
produktivitas kolam tanah. Pengalaman penulis, dan juga hasil survei di
beberapa pembudidaya, bahwa sebuah kolam tanah yang luasnya 500 m2
hanya bisa memproduksi ikan konsumsi sebanyak 1 ton. Jadi jikan dihitung
dengan detail, maka produkstivitas kolam tanah hanya 2 kg/m2, atau 30 kali lipat
lebih rendah dari KAD. Karena produktivitasnya yang tinggi, maka pemeliharaan
ikan di KAD disebut sistem pemeliharaan ikan secara intensif.
Ciri khas lainnya ialah debit air di KAD sangat besar, jauh lebih besar dari
kolam biasa, atau kolam tanah. Debit air di kolam tanah sangat kecil, paling
besar 10 liter/detik. lantas pada KAD, debit airnya minimal 20 liter/detik. Bahkan
di akhir pemeliharaan, debit airnya bisa mencapai 50 liter/detik. Aliran air, atau
pemberian debit air pada kolam memiliki tujuan utama untuk mensuplay oksigen,
agar kandungan oksigen dalam kolam tetap tinggi. Dengan oksigen yang tinggi,
maka ikan-ikan dapat bernapas dengan bebas, sehingga ikan-ikan dapat hidup
dengan baik, dan nafsu makannya tinggi. Debit air di kolam tanah sangat kecil.
Aliran itu tak mampu menyebar, atau bersirkulasi dengan baik. Sudah pasti,
aliran itu juga tak mampu memproduksi kandungan oksigen yang sangat tinggi
secara kontinyu. Hanya pada waktu-waktu tertentu saja, terutama pada tengah
hari, yaitu setelah terjadi photosintesa.  Sedangkan waktu lainnya, kandungan
oksigen di kolam tanah sangat rendah, terutama pagi hari, karena oksigen habis
digunakan sepanjang malam. Maka tak heran jika banyak ikan yang kekurangan
oksigen. Dalam keadaan ini, jangan untuk makan, untuk mempertahankan hidup
saja susah. (Anonymous, 2012

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan mas di kolam air deras:
1. Kolam air deras membutuhkan debit air yang besar sekitar 25-100 liter/detik.
Pastikan sumber air tetap lancar.
2. Gunakan benih ikan dengan bobot 100 gram/ekor. Kapasitas penebaran
benih di kolam air deras adalah 30-60 ekor/m2. Semakin deras aliran air,
kapasitasnya semakin besar.
3. Berikan pakan dengan kandungan protein 25-30%. Pelet yang diberikan
harus bisa bertahan dalam air, tidak mudah hancur karena aliran air cukup
kencang.
4. Dosis pemberian akan adalah 4% dari bobot tubuh ikan. Timbang sebagian
ikan setiap dua minggu sekali untuk menyesuaikan jumlah pakan.
5. Pemberian pakan bisa dengan cara ditebar atau menggunakan wadah
almunium yang diletakan di atas kolam dengan pendulum menjulur ke dalam
air. Pakan akan jatuh bila ikan menggerak-gerakkan pendulum.
6. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
7. Budidaya ikan mas bisa dipanen setelah 2,5-3 bulan, dengan hasil 3-4 kali
lipat dari bobot awal.
Sumber air yang masuk ke kolam maupun yang keluar dari kolam cukup
banyak, sehingga menciptakan aliran air yang cukup deras pada kolam. Ciri yang
terlihat adalah air yang tampak selalu mengalir deras dari sumber masuk, tengah
kolam hingga sumber keluar. Ukuran 5 liter / detik ini tidak bisa dijadikan ukuran
pasti, karena sangat bergantung dengan ukuran kolam yang kita miliki. Artinya
pada luas kolam 20 m2 dengan bentuk kolam elips, debit air 5 liter / detik itu
sudah mampu menciptakan aliran yang deras, tetapi jika kita memliki luas kolam
yang lebih besar, maka debit air yang masuk juga akan berbanding lurus.

3.4 Kelebihan dan Kekurangan kolam air deras.

Kelebihan:
1. Supply oksigen terlarut berlimpah, sehingga kita bisa mengoptimalkan tingkat
kepadatan ikan dalam kolam. Ikan-ikan yang termasuk cocok dibudidayakan
di kolam air deras adalah patin, nila, mas dan bawal. Sedangkan gurame /
gurami tidak begitu cocok di pelihara di kolam air deras, karena habitat
aslinya adalah rawa yang pergerakan airnya cenderung tenang, tetapi
memiliki tekanan yang besar.
2. Ikan penyuka aliran deras, memiliki kecenderungan selalu bergerak untuk
melawan arus, sehingga pada kolam air deras, ikan tidak perlu diberi
supplement penambah nafsu makan, karena mereka selalu bergerak maka
lebih mudah lapar.
3. Penggunaan lahan lebih efisien.
4. Kualitas air dapat dipertahankan karena air yang masuk selalu diganti
dengan yang baru dan kotoran ikan dapat terbuang dengan pergantian air.
5. Pertumbuhan ikan menjadi cepat karena nafsu makan ikan tetap tinggi.
6. Pemanenan mudah karena pengeringan kolam dilakukan dalam waktu
singkat.

Kekurangan

1. Jumlah pakan yang di tebar lebih banyak dari kolam tipe lain, karena pada
kolam air deras, ikan membutuhkan lebih banyak kalori untuk berenang
melawan arus.
2. Jenis ikan yang di tebar lebih terbatas pada ikan-ikan penyuka aliran deras.
3. Derasnya arus juga membuat makanan alami yang berupa palnkton dan
hewan renik tidak bisa berkembang biak dengan baik.

3.5 Penggunaan Kolam Air Deras dalam Budidaya Ikan Mas


Ukuran kolam yang biasa digunakan yaitu 20-100 m 2. Adapun syarat-
syarat yang harus dipenuhi  dalam pemeliharaan ikan mas dengan sistem air
deras yaitu :
1. Debit air minimal 25 lt/detik maksimal 50-100 lt/detik;
2. Kandungan zat asamnya cukup memadai yaitu antara 6-8 ppm;
3. Bangunan kolam harus kuat dan kokoh dan kedalaman air ±100-500 cm;
4. Pakan yang diberikan harus bergizi dan kandungan proteinnya antara 25-
30 %.
5. Sumber air yang digunakan harus baik, tidak boleh tercemar.
Kolam yang sudah disiapkan  diisi air dari saluran irigasi hingga mencapai
ketinggian 100-150 cm. Benih yang beratnya sudah mencapai 100 gram/ekor
dapat dimasukkan pada saat pagi dan sore hari dengan kepadatan optimal 6
kg/m2. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, pakan yang diberikan berupa
pelet yang berkadar protein 25%. Cara pemberian pakannnya yaitu
menggunakan alat yang bernama self feeder, yaitu tempat pakan yang terbuat
dari aluminium. Tetapi dapat juga ditaburkan ke permukaan air. Pengelolaan
harus sering dilakukan. Setiap seminggu sekali harus diadakan pengecekan.
Caranya yaitu menangkap ikan lalu menimbang beratnya. Pemanenan ikan
dapat dilakukan setelah berumur 3 bulan .

- Pemanenan Ikan
Pemanenan ikan dapat dilakukan setelah pemeliharaan selama 2-3 bulan. Cara
pemanenan lebih mudah karena kolam air deras dapat dikeringkan dengan
cepat. Waktu panen harus disesuaikan dengan harga. Kegiatan penanganan
hasil panen yaitu sebagai berikut :
1. Seleksi
Penyeleksian dilakukan bersamaan dengan waktu pemanenan. Ikan yang
dipelihara  diseleksi setelah kolam dikeringkan terlebih dahulu.
2. Penimbangan
Penimbangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bobot ikan dari satu
periode pemeliharaan. Dengan diketahuinya bobot tersebut, dapat juga diketahui
untung yang akan diperoleh.
3. Pemberokan
Pemberokan adalah kegiatan dimana ikan disimpan terlebih dahulu sebelum
dijual, tujuannya yaitu untuk membersihkan kotorannya. Pemberokan biasanya
dilakukan dalam bak atau hapa. Pemberokkan dilakukan selama ± 1-2 hari. Ikan
tidak diberi makan selama proses pemberokan agar tidak mengeluarkan kotoran
lagi.
4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari paper ini adalah sebagai berikut:

 Kolam air deras adalah tempat budidaya ikan dengan sirkulasi air yang
cepat
 Untuk membuat kolam air deras diperlukan debit air besar dan arus yang
kuat.
 Luas kolam air deras biasanya berukuran kecil, tidak sebesar kolam air
tenang. Lahan atau areal kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam
yang kecil-kecil agar aliran air bisa tetap deras.
 Kedalaman kolam dibuat lebih dalam dibanding kolam air tenang.
 Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah erosi akibat kikisan
air.
 Bentuk kolam air deras dapat berbentuk segi empat atau segi tiga.
 Kelebihan: Supply oksigen terlarut berlimpah, Penggunaan lahan
lebih efisien, Kualitas air dapat dipertahankan karena air yang
masuk selalu diganti dengan yang baru dan kotoran ikan dapat
terbuang dengan pergantian air, Pertumbuhan ikan menjadi cepat
karena nafsu makan ikan tetap tinggi, Pemanenan mudah karena
pengeringan kolam dilakukan dalam waktu singkat.
 Kekurangan: Jumlah pakan yang di tebar lebih banyak dari kolam
tipe lain, Jenis ikan yang di tebar lebih terbatas pada ikan-ikan
penyuka aliran deras, Derasnya arus juga membuat makanan alami
yang berupa palnkton dan hewan renik tidak bisa berkembang biak
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010 https://teamjabal.wordpress.com/2010/10/14/tipe-pengairan-


pada-kolam-pemeliharaan-ikan/
Anonymous, 2012. http://jendelahewan.blogspot.co.id/2012/04/tips-kolam-air-
deras.html
Darma. 2015. http://www.darmacaang.me/2015/06/cara-pembesaran-ikan-kolam-
air-deras-nila-dan-mas.html
Siswoko. 2006. Budidaya Ikan Air Tawar. Departemen Pekerjaan Umum Badan
Penelitian dan Pengembangan dan Direktorat Sumberdaya Air
Syahroni. 2014. http://alamtani.com/budidaya-ikan-mas.html

Anda mungkin juga menyukai