Anda di halaman 1dari 24

KONSERVASI IKAN LAUT DI KEBUN BINATANG SURABAYA (KBS)

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokonservasi yang dibimbing oleh
Prof. Dr. Suhadi M.Si
Disusun oleh :
Offering G
Kelompok 2
Abdul Hamid Nasirudin

()

Lailatul Qomariyah

(130342603489)

Putri Deviyan Nasari

()

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 BIOLOGI
MARET 2015

ABSTRAK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah salah satu kebun yang populer di
Indonesia yang terletak di jalan Setail No. 1 Surabaya. KBS merupakan kebun
binatang yang terbesar di Asia Tenggara. KBS juga merupakan tempat wisata
yang menarik karena faktor letaknya yang berada di tengah-tengah kota
Surabaya, di antara kesibukan kota metropolis ternyata masih dapat kita
temukan tempat berbagai macam satwa yang sebagian besar biasanya hidup di
alam bebas, hal ini dapat menjadi semacam tolak ukur bagi manusia untuk
tetap menjaga keseimbangan alam dalam melestarikan satwa dan juga bagi
anak-anak kecil.
Mengunjungi KBS merupakan bagian pendidikan yang secara tidak
langsung berguna untuk mengenal berbagai macam satwa yang ada supaya
tertanam sejak dini perasaan mencintai seluruh alam dan isinya. Selain itu,
KBS merupakan taman satwa yang artinya tempat atau wadah dengan fungsi
utama konservasi ex-situ yang melakukan usaha perawatan dan penangkaran
berbagai jenis satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat
baru sebagai sarana perlindungan dan pelestarian alam yang dimanfaatkan
untuk pengembangan IPTEK serta untuk sarana rekreasi alam yang sehat.
Ikan laut adalah spesies-spesies ikan yang hidup di dalam air laut. Berbeda
dengan ikan air tawar yang menghendaki lingkungan hidup dengan kadar
garam yang lebih rendah daripada kadar garam dalam cairan tubuhnya. Ikan
laut mempunyai cairan tubuh berkadar garam lebih rendah dibandingkan kadar
garam dilingkungannya. Di Kebun Binatang Surabaya (KBS), ikan air laut
berada di aquarium.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagimanan habitat dari berbagai macam ikan laut yang ada di Kebun
Binatang Surabaya (KBS)?
2. Apa ciri spesifik dari berbagai macam ikan laut yang ada di Kebun
Binatang Surabaya (KBS)?
3. Bagaimana penyebaran dari berbagai macam ikan laut yang ada di Kebun
Binatang Surabaya (KBS)?

4. Bagaimana klasifikasi dari berbagai macam ikan air laut yang ada di
Kebun Binatang Surabaya (KBS)?
5. Apa peranan dari berbagai macam ikan air laut yang ada di Kebun
Binatang Surabaya (KBS)?
6. Apa status konservasi dari berbagai macam ikan air laut yang ada di
Kebun Binatang Surabaya (KBS)?
1.3 Tujuan
Tujuan dari diadakannya KKL ke Kebun Binatang Surabaya (KBS) ini,
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui habitat dari berbagai macam ikan laut yang ada di
Kebun Binatang Surabaya (KBS).
2. Untuk mengetahui ciri spesifik dari berbagai macam ikan laut yang ada di
Kebun Binatang Surabaya (KBS).
3. Untuk mengetahui penyebaran dari berbagai macam ikan laut yang ada di
Kebun Binatang Surabaya (KBS).
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari berbagai macam ikan air laut yang ada
di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
5. Untuk mengetahui peranan dari berbagai macam ikan air laut yang ada di
Kebun Binatang Surabaya (KBS).
6. Untuk mengetahui status konservasi dari berbagai macam ikan air laut
yang ada di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
1.4 Manfaat
Manfaat dari KKL di Kebun Binatang Surabaya (KBS) ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa yaitu dapat digunakan sebagai penambahan pengatahuan
yang lebih luas dari keanekaragaman air laur yang ada di Kebun Binatang
Surabaya (KBS).
2. Bagi pembaca yaitu sebagai sumber informasi dari keanekaragaman air
laut.

BAB II
METODE
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 2015.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang terletak
di Jalan Setail No. 1 Surabaya.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini yaitu kamera digital
dan alat tulis.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari tempat atau lokasi dari ikan laut yang ada di Kebun Binatang
Surabaya (KBS).
2. Mengamati ikan air laut yang ada di aquarium tersebut.
3. Memfoto ikan air laut yang ada di aquarium tersebut.

4. Mencatat spesiesnya di buku tulis, untuk mencari informasi ciri-ciri dan


lain-lainnya di internet atau sumber yang lain.
5. Membuat laporannya.
3.4 Pengumpulan Data
Data didapatkan dari hasil pengamatan pada ikan laut yang berada di
aquarium Kebun Binatang Surabaya (KBS) berupa data survey, data
herbarium atau museum dan mencari sumber lain dari internet dan buku,

BAB III
DATA DAN HASIL PENGAMATAN
4.1 Ikan Arwana Silver

4.2 Ikan Kakap Putih

4.3 Ikan Platax Daun

4.4 Ikan Butterfly Fish

4.5 Ikan Podangan atau Ikan Jae-Jae

4.6 Ikan Blue Devil

4.7 Ikan Keling Batik

4.8 Ikan Scorpion Voliton

4.9 Ikan Angel Fish

4.10

Ikan Zebra Sumatra

4.11 Ikan Capungan Banggai

4.12 Ikan Hiu Karang Berujung Hitam (Blactip shark)

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Ikan Arwana Silver
Ikan arwana silver merupakan ikan yang termasuk dalam famili ikan
karuhan, yaitu Osteoglasidae atau family ikan bony-tongue (lidah
bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi
sebagai gigi. Ikan arwana habitatnya dapat ditemukan di sungai Amazon di
Amerika Selatan serta di perairan masih dalam Guyana. Ikan arwana juga
disebut dengan ikan monyet, karena mempunyai kemampuan untuk melompat
keluar dari air dan menangkap mangsanya, ikan arwana ini kadang-kadang
juga disebut dengan ikan Naga oleh aquarists.

Ciri dari Ikan ini memiliki sisik yang relatif besar, tubuh yang panjang,
dan ekor meruncing. Hal ini dapat tumbuh sampai ukuran maksimum 90 cm
(35 in) dan memiliki warna yang sama di seluruh masa hidupnya. Spesies ini
juga disebut 'ikan monyet' karena kemampuannya untuk melompat keluar dari
air dan menangkap mangsanya. Biasanya berenang di dekat permukaan air
menunggu mangsa potensial. Makanannya berupa krustasea, serangga, ikan
kecil, dan hewan lain yang mengapung di permukaan air.
Reproduksi dari ikan arwana ini yaitu dengan cara induk jantan akan
mengerami telur tersebut dalam mulutnya selama 50-60 hari. Telurnya
termasuk berukuran besar yaitu sekitar 1,5 cm.
Ikan ini banyak tersebar di Amerika, dari Brazil hingga negara-negara di
Amerika Utara.
Populasi ikan ini di alam aslinya mulai menyusut tetapi belum masuk
dalam kategori ikan yang dilindungi. Meski demikian, jenis ikan ini sudah
masuk dalam red list sebagai ikan yang mengalami ancaman kepunahan
bila tidak ada usaha pelestarian.
Peranan: Ikan ini bisa digunakan sebagai ikan hias yang di budidayakan
di akuarium, karena memiliki bentuk yang cantik dan penampilan yang unik.
Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Osteoichthyes
Ordo
: Osteoglossiformes
Famili
: Osteoglossidae
Genus
: Osteoglossum
Spesies
: Osteoglossum bicirrhosum
Upaya konservasi ikan nirwana ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Pengembangan kawasan pengelolaan perikanan pada ikan nirwana silver.
b. Pengelolaan sumberdaya ikan arwana silver.
c. Pengelolaan penangkapan pada ikan arwana silver.
d. Pengelolaan ekosistem akuatik dan kawasan suaka ikan nirwana silver.
e. Pengembangan kelembagaan dan peraturan tentang ikan arwana silver.
f. Penerapan pengelolaan dengan pendekatan ekosistem dan ko-manajemen.
4.2 Ikan Kakap Putih
Ikan kakap putih (Lates calcarifer) atau lebih dikenal dengan nama
seabass atau Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai
ekonomis, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun
luar negeri. Habitat dari ikan kakap putih alias si Barramundi hampir

banyak dijumpa hidup di pantai atau laut yang mempunyai kedalaman 1 meter
sampai 10 meter, maupun di muara sungai, khususnya sungai di Pantura,
Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Bahkan ikan kakap putih bisa masuk ke
sungai sampai jauh ke selatan berkilo-kilo meter sejauh mana salinitas air
masih sedikit asin (salinitas air rendah) atau mendekati tawar. Hal ini
dikarenakan ketika masa bertelur ataupun menetaskan telur, ikan kakap putih
ini memerlukan kadar garam perairan yang rendah supaya anak ikan bisa
hidup hingga mencapai umur yang siap hidup di perairan berkadar garam yang
tinggi di pantai dan lautan.
Ciri dari ikan kakap putih memiliki tubuh berbentuk lonjong, pipih
dengan kepala dan badan bagian atas memiliki warna merah agak coklat.
Tubuhnya bersisik besar dan berwarna putih. Ukuran ikan kakap putih ini bisa
mencapai panjang 120 cm, namun kebanyakan hanya mencapai panjang 70 cm
saja..
Karakter makan ikan ini adalah dengan menyambar umpan yang
diberikan. Namun bila ikan ini sudah kenyang, ia tidak akan mau lagi
mendekati umpan walaupun terlihat menarik. Makanannya yaitu berupa ikanikan kecil, sotong, cumi-cumi, udang dan biota laut lain.
Ikan kakap putih adalah ikan hermaprodit, atau dapat berganti kelamin.
Ikan jantan setelah dewasa akan menjadi betina, sehingga ikan-ikan yang
berukuran besar kebanyakan berkelamin betina.
Penyebaran ikan kakap putih meliputi perairan tropis dan subtropis
seperti India, Bima, Srilanka, Banglades, Malaysia, Indonesia, Cina, Taiwan,
Papua New Guinea, Australia dan lain-lain. Di Indonesia, ikan kakap putih
dijumpai di perairan pantai, tambak air payau dan muara sungai yang
penyebarannya merata hampir di seluruh Indonesia (Mayunar dan Genisa,
20012).
Peran dari ikan kakap putih ini yaitu sebagai sumber makanan, karena
kaya akan kandungan omega 3, sebagai mata rantai makanan, bahan cobaan
praktikum dan lain sebagainya.
Klasifikasi dari ikan kakap putih ini adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Percomorphi
Famili
: Centroponidae

Genus
: Lates
Spesies
: Lates calcarifer (Anonim, 2001).
Status konservasinya tidak terdaftar oleh IUCN, namun telah terancam
oleh perusakan habitat dan over fishing. Upaya konservasi yaitu dengan cara
dibudidayakan sendiri,
4.3 Ikan Platax Daun
Ikan platax daun bentuknya seperti kelelawar. Ikan ini merupakan sejenis
ikan yang indah, yang salah satu habitatnya adalah lautan lepas Indonesia.
Lebih spesifik lagi, ikan pipih ini nama latinnya adalah Platax orbicularis atau
juga dikenal sebagai batfish melingkar, batfish orbiculate, atau batfish orbic.
Ikan ini adalah ikan laut yang populer dan endemik, habitatnya di perairan
tropis Samudra Hindia dan Pasifik. Di alam liarnya, batfish bundar ditemukan
di perairan payau atau laut, dan biasanya di sekitar terumbu karang, pada
kedalaman 5 sampai 30 meter.
Ciri ikan ini yaitu tubuhnya hampir berbentuk bulat, dan sangat tipis.
Ekornya, sekitar 20% dari panjang tubuh, berbentuk seperti kipas. Yang Jantan
bisa tumbuh hingga panjangnya 50 cm. Usia remajanya memiliki kemampuan
dan kamuflase alami untuk meniru seperti daun yang mengambang dan
ganggang laut. Sementara mereka juga memakan ganggang dan plankton di
seluruh habitat terumbu alami mereka dari Indo Pasifik. Dan saat remaja
itulah, mereka akan kehilangan warna coklat-oranye, dan bagian ekor relatif
panjang dan sirip punggungnya. Orbiculate Batfish sangat ramah dan
berdamai dengan jenis ikan lainnya, dan cukup sosial di antara individu
sejenis lainnya, mereka akan membentuk grup atau kelompok dengan
Orbiculate Batfish lainnya yang mereka temui di lingkungan mereka.
Ikan ini tersebar dari Laut Merah dan Afrika Timur di timur sampai ke
Kepulauan Tuamotu di Polinesia Perancis di barat, dan dari selatan Jepang di
utara sampai ke utara Australia dan Kaledonia Baru. Walupun juga telah
tercatat di lepas pantai Florida, di duga kuat penyebaran di sini sebagai akibat
dari pembuangan spesimen akuarium.
Peranan: ikan ini dapat digunakan sebagai ikan hias yang di pajang di
ruang tamu atau tempat-tempat yang indah untuk dipandang. Karena ikan ini
merupakan ikan yang indah untuk dilihat dan memiliki bentuk seperti
kelelawar. Itu merupakan ikan yang unik untuk di pertontonkan.
Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut:

Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Famili
: Ephippidae
Genus
: Platax
Spesies
: Platax orbicularis
Status konservasi spesies ini belum diklasifikasikan oleh IUCN.
4.4 Ikan Batterfly Fish
Ikan ini adalah kelompok ikan laut tropis mencolok dari keluarga
Chaetodontidae. Habitat butterfly fish ditemukan pada kedalaman 1-25 meter
baik sendiri atau berpasangan. Ikan ini membentuk pasangan monogami
selama berkembang biak. Mereka biasanya ditemukan pada terumbu karang
atau garis pantai berbatu, dan juga dalam muara karang dan batin berlumpur.
Spesies ini adalah teritorial dan ovipar.
Ciri: Ikan ini umumnya berukuran kecil, kebanyakan panjangnya 12
sampai 22 cm. Spesies terbesar, kepe-kepe bergaris dan kepe-kepe pelana, C.
ephippium, tumbuh hingga 30 cm. Namanya merujuk pada tubuh yang
berwarna terang dan berpola mencolok pada banyak spesies, dengan sentuhan
warna hitam, putih, biru, merah, jingga, dan kuning. Namun beberapa spesies
berwarna biasa saja. Banyak kepe-kepe yang 'bintik mata' di sisi tubuhnya
serta pita gelap yang melewati mata mereka, mirip pola yang terlihat di sayap
kupu-kupu. Tubuhnya yang bulat pipih mudah dikenali di melimpahnya
kehidupan terumbu karang, sehingga orang mengira bahwa warna mencolok
itu dimaksudkan untuk komunikasi antarspesies. Ikan kepe kepe sirip
punggung tidak terbagi-bagi, sirip ekornya membulat atau nampak terpotong
tapi tidak bercabang.
Butterflyfish dapat dijumpai di wilayah perairan Indo-Asia Pasifik dan
menyebar mulai dari Sri Lanka sampai Indonesia, dari Filipina sampai
kepulauan Solomon, dari utara sampai selatan Jepang dan utara Papua New
Guinea.
Peranan: digunakan sebagai ikan hias air laut yang indah dan dapat di
letakkan di aquarium.
Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut:
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Superkelas
: Osteichthyes
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Perciformes

Supordo
: Percoidei
Superfamili : Percoidea
Famili
: Chaetodontidae
Status konservasi famili ini belum diklasifikasikan oleh IUCN.
4.5 Ikan Podangan
Ikan podangan atau nama ilmiahnya Pomacentrus adalah genus damselfish
laut dalam famili Pomacentridae. Ikan ini menghuni lokasi tropis dan sering
ditangkap atau dibesarkan sebagai ikan akuarium.
Habitat: Sebagian besar anggota keluarga hidup di air dangkal dengan
kedalaman 2-15 m, meskipun beberapa spesies (misalnya, Chromis Abyssus)
ditemukan di bawah 100 m (330 kaki). Ada juga yang habitatnya di karang.
Ciri: Pomacentrus memiliki tubuh yang memanjang. Tidak memiliki garis
lateral dan mereka biasanya memiliki lubang hidung tunggal pada setiap sisi
(beberapa spesies Chromis dan Dascyllus memiliki dua di setiap sisi). Mereka
memiliki sisik sisir kecil hingga menengah. Mereka memiliki satu atau dua
baris gigi, yang mungkin berbentuk kerucut atau spatulated. Mereka memiliki
berbagai warna, terutama warna cerah kuning, merah, oranye, dan biru, tetapi
ada beberapa yang cokelat, hitam, atau abu-abu. Ikan yang masih muda
warnanya lebih terang daripada yang sudah dewasa. hewan omnivora atau
herbivora, makannya berupa ganggang, plankton, dan krustasea kecil yang
tinggal di bawah, tergantung pada habitat mereka.
Penyebaran: Pomacentrus ditemukan terutama di laut tropis, dengan
beberapa spesies yang ada di perairan beriklim. Sebagian besar spesies yang
ditemukan di atau dekat terumbu karang yang tersebar di Pasifik Indo-Barat
(dari Afrika Timur ke Polinesia).
Peranan: digunakan sebagai ikan hias air laut yang indah dan dapat di
letakkan di aquarium.
Klasifikasi dai ikan ini adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Actinopterygii
Order
: Perciformes
Suborder
: Labroidei
Famili
: Pomacentridae
Status konservasi famili ini belum diklasifikasikan oleh IUCN.
4.6 Ikan Blue Devil
Ikan blue devil adalah satu dari ratusan ikan hias yang berasal dari laut,
ikan dengan nama latin Chrysiptera cyanea juga dikenal dengan nama lain

seperti dameselfish blue. Habitat ikan Blue devil dapat ditemui di hampir
semua daerah berkarang dan berpasir.
Ciri: Yang menarik dari ikan ini adalah, ikan blue devil merupakan ikan
yang ganas, agresif namun juga tahan banting. Selain itu ikan ini juga terkenal
rakus dan tahan banting karena tahan dalam berbagai kondisi lingkungan yang
ada tempat mereka tinggal. Ikan ini berukuran 7 cm, yang di hitung dari ujung
mulut sampai ujung ekornya. Bentuk badannya langsing, dan badannya
hampir mirip badan seekor ikan mujair. Seluruh tubuh ikan ini berwarna
dominan biru cerah, kadang-kadang ada warna titik-titik putih. Pada ujung
sirip punggung biasanya terdapat titik berwarna hitam letaknya dipangkal
siripnya.
Ciri-ciri induk jantan yaitu ukuran tubuhnya lebih besar dari induk betina
yaitu

berukuran 7-8 cm dan dibagian ekor terdapat warna kuning yang

menambah keindahan warna ikan Blue Devil. Sedangkan induk betina


berukuran lebih kecil dengan ukuran berkisar 6-7 cm dan terdapat bercak
hitam di bagian atas sirip.
Pada ikan blue devil ini salah satu keunikannya adalah dapat merubah
warnanya dalam waktu seketika, hal ini terjadi di saat ikan ini merasa
terancam, seringkali ikan ini terlihat berenang dengan cepat mengejar
makanan

atau

hanya

bermain-main

dengan

kawanannya.

Walaupun

gerakannya sangat gesit, umumnya ikan ini jarang sekali mengganggu ikanikan lain, kecuali ada yang mendekati sarangnya.
Penyebaran: ikan ini tersebar luas di Indo-Pasifik Barat yaitu tepi timur
Samudra Hindia dan Australia Barat ke New Guinea, New Britain, Kepulauan
Solomon, dan Marianas Caroline Islands, Indonesia, Filipina, Taiwan, dan
Kepulauan Ryukyu. Juga dikenal dari Vanuatu dan Kaledonia Baru.
Peranan: Ikan ini dapat digunakan sebagai ikan hias, karena ikan ini
memiliki warna yang sangat menarik, sehingga kelihatan begitu cantik, dan
juga ikan ini agresif, rakus serta tahan terhadap perubahan lingkungan
Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Famili

: Pomacentridae

Sub famili

: Pomacentrinae

Genus

: Chrysiptera

Species

: Chrysiptera cyanea

Status konservasi spesies ini belum diklasifikasikan oleh IUCN.


4.7 Ikan Keling Batik
Habitat: Mereka ditemukan di air laut. Spesies ini mendiami laguna dan
terumbu karang di dalam air laut dengan kedalaman 3-30 m, di daerah-daerah
dengan campuran pasir. Makanannnya yaitu berbagai jenis dari mikrozoobenthos.
Ciri: tubuh bagian depan dari ikan ini berwarna kemerahan yang secara
bertahap berubah menjadi hitam terhadap sirip ekor. Memiliki bintikbintik
kuning kehijauan yang bermata biru pada tubuh dan hitam yang tidak teratur
pada wajah. Ikan betina memiliki titik hitam pada tulang belakang yang sejajar
dengan sirip dada dasar. Ikan pada saat remaja warnanya coklat kehijauan
dengan bintik hijau. Panjang ukuran tubuhnya saat dewasa mencapai sekitar 5
inci atau 13 cm. Termasuk hewan karnivora dan makanannya meliputi
invertebrata kecil seperti foraminiferans (protozoa kecil) dan siput.
Penyebaran: ikan ini tersebar luas di lautan Indo-Pasifik meliputi Sri
Lanka, Indonesia dan New Guinea.
Peranan: digunakan sebagai ikan hias air laut yang indah dan dapat di
letakkan di aquarium.
Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordro

: Perciformes

Famili

: Labridae

Genus

: Macropharyngodon

Spesies

: Macropharyngodon ornatus

Status konservasi ikan ini di IUCN Red List yaitu least concern atau
sedikit perhatian.
4.8 Ikan Scorpion Voliton
Habitat: Ikan ini merupakan jenis ikan air laut yang hidup diperairan
karang yang juga merupakan habitat dari berbagai ikan hias laut lainnya. Ikan
ini merupakan salah satu ikan air laut yang populer dikalangan masyarakat
baik di dalam negeri maupun di kalangan masyarakat karena warna dan
bentuknya yang unik serta beranekaragam.
Ciri: Ikan ini memiliki panjang badan mencapai 30 cm, juvenil berwarna
sawo matang, abu-abu atau abu-abu kebiruan. Semakin dewasa warnaya
makin cemerlang. Garis-garis di kepala dan badan juga semakin jelas, bintik
hitam dibagian kepala ,terdapat 3-4 garis melintang bewarna gelap. Di bagian
badannya ada 13 jari-jari keras dan 10-11 jari-jari lemah. Sirip dubur terdapat
garis melintang sebanyak 8-9 buah, pada mata terdapat antena, sisik badannya
kecil sedangkan sisik pada garis rusuk berjumlah 85-105 sisik. Sirip dada
tidak bercabang, sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 6-7 jari-jari
lemah.
Makanan dari ikan ini yaitu udang serta ikan-ikan kecil yang lewat
didepannya dan daging. Penyebaran ikan ini tersebar di perairan Cilacap,
Banyuwangi, Denpasar, Lampung, Medan, Padang, juga diperairan tropis
Samudera Hindia dan Lautan Pasifik. Ikan ini cenderung berdiam diri
dibawah cabang karang atau permukaan air sambil menunggu ikan-ikan kecil
yang lewat sebangai santapannya.
Penyebaran: ikan ini tersebar luas di seluruh lautan Indo-Pasifik. Di
Australia diketahui dari selatan-barat itu Autralia Barat, dari utara itu negara
tropis dan dari selatan sampai ke pantai selatan New South Wales.
Klasifikasi Ikan ini adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Famili
: Scorpanidae
Genus
: Pterois
Spesies
: Pterois volitans
Status konservasi ikan ini di IUCN Red List yaitu least concern atau
sedikit perhatian.
4.9 Ikan Angel Fish

Ikan angel fish merupakan ikan dari perairan Amazon di amerika selatan.
Ikan ini adalah anggota keluarga Cichlidae. Sesuai dengan kekerabatannya,
ikan ini memiliki ciri-ciri di antaranya bentuk tubuhnya pipih dan menyerupai
anak panah, warna yang bervariasi, memiliki sirip punggung dan sirip perut
yang lebar dan membentang ke arah ekornya dan terlihat seperti busur panah.
Di bagian dada terdapat sirip sebanyak 2 buah dengan panjang yang
menjuntai sampai ke ekor nya. Ikan angel fish merupakan golongan ikan hias
yang banyak di budidaya dan di gunakan sebagai penghias akuarium rumah.
Angel fish hidup di perairan seperti ikan arwana silver yang memiliki ph
antara 6 sampai 8. Di habitat aslinya di amazon, ikan ini hidup di air yang
arusnya tenang dan memiliki banyak tanaman-tanaman air. Ia dapat hidup
pada suhu 24 30 C, dan dapat mencapai panjang tubuh 7,5 cm. Di alam
bebas, ikan angel fish ini pernah di temukan dengan ukuran 25 cm. Makanan
dari ikan angel fish ini adalah cacing darah, cacing kering, pelet dan jentik
jentik nyamuk.
Penyebaran: ikan ini tersebar di Amerika Selatan, yaitu di sungai
Amazon.
Peranan: ikan ini dapat digunakan sebagai ikan hias karena memiliki
warna yang menarik dan tubuh yang unik. Sehingga cocok untuk di gunakan
sebagai ikan hias.
Klasifikasi dari ikan angel fish adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Sub kingdom : Metazoa


Filum

: Chordata

Sub filum

: Vertebrata

Super kelas

: Osteichthyes

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Perciformes

Famili

: Cichlidae

Genus

: Pterophyllum

Spesies

: Pterophyllum scalare

Status konservasi spesies ini belum diklasifikasikan oleh IUCN.


4.10

Ikan Zebra Sumatra

Ikan zebra sumatra (Puntius tetrazona) adalah sejenis ikan kecil anggota
suku Cyprinidae anak-suku Cyprininae. Nama tersebut adalah nama
perdagangannya sebagai ikan hias. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dikenal
sebagai sumatra barb atau tiger barb.
Ciri: ikan ini berukuran kecil, dengan panjang total (beserta ekor)
mencapai 70 mm. Tubuh berwarna kekuningan dengan empat pita tegak
berwarna gelap pita yang pertama melewati mata dan yang terakhir pada
pangkal ekor. Gurat sisi tak sempurna, 22-25 buah dengan hanya 8-9 sisik
terdepan yang berpori. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Tinggi tubuh sekitar
setengah kali panjang standar (tanpa ekor). Sekitar mulutnya, sirip perut dan
ekor berwarna kemerahan. Sirip punggung dan sirip dubur berwarna hitam,
namun warna hitam pada sirip punggung dibatasi oleh garis merah.
Habitat: ikan ini sering didapati pada sungai-sungai dangkal berarus
sedang, yang jernih atau keruh. Ikan ini menyukai pH antara 6.08.0,
kesadahan air antara 519 dGH, dan kisaran temperatur air antara 2026 C.
Ikan ini juga didapati di rawa-rawa, yang mengindikasikan bahwa ikan ini
memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan kualitas air. Ratarata lama hidup ikan sumatra adalah sekitar 6 tahun.
Penyebaran: ikan sumatra secara alami menyebar di Semenanjung
Malaya (termasuk di wilayah Thailand), Sumatra dan Kalimantan. Di samping
itu, ada pula laporan-laporan temuan dari wilayah lain di Asia Tenggara yang
sukar dikonfirmasi, apakah ikan-ikan tersebut memang asli setempat atau ikan
lepasan yang telah beradaptasi.
Peranan: ikan zebra sumatra digunakan sebagai ikan hias yang memiliki
warna yang unik dan menarik bagi masyarakat dan juga ikan ini merupakan
salah satu ikan akuarium yang memiliki nilai komersial cukup tinggi. Menurut
catatan impor ikan hias Amerika Serikat pada tahun 1992, ikan ini menduduki
peringkat ke-10 dengan jumlah individu yang diimpor pada tahun itu sebanyak
2,6 juta ekor.
Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Cypriniformes
Famili
: Cypniridae
Genus
: Puntius

4.11

Spesies
: Puntius tetrazona
Status konservasi spesies ini belum diklasifikasikan oleh IUCN.
Ikan Capungan Banggai
Habitat: ikan ini termasuk famili Apogonidae yang merupakan anggota

terbanyak dari ordo Perciformes dengan 27 genera dan 250 spesies yang
tersebar di Samudera Pasifik, Samudera Atlantik dan Samudera Hindia.
Ciri: memiliki bentuk tubuh agak pipih dengan dasar kuning dan keperakperakan, terdapat garis-garis hitam yang vertikal dari sirip punggung ke sirip
perut dan sirip dubur. Memiliki dua sirip punggung yang terpisah dengan
jelas,sirip punggung pertama berjari-jari keras sedangkan garis punggung
kedua berjari-jari lunak, mempunyai mata yang besar berwarna hitam dan
bentuk mulut terminal dengan ukuran kecil. Panjang tubuh sekitar 3 8 cm
dan pada saat dewasa berukuran 8 10 cm.
Daerah penyebaran sangat terbatas di wilayah Sulawesi Tengah bagian
timur,tepatnya di Kepulauan Banggai, karena itu spesies ini termasuk
endemik. Populasi ikan ini dapat ditemukan di perairan dangkal dengan
kedalaman 0 5 m pada daerah lamun (sea grass) dan terumbu karang dimana
banyak terdapat bulu babi dan anemon. Mereka hidup bersimbiosis dengan
bulu babi (Diadema setosum) yang umumnya terdapat di perairan pantai.
Simbiosis dilakukan dengan cara mengupayakan agar garis hitam pekat pada
tubuh mereka membaur membentuk garis lurus dengan salah satu duri bulu
babi yang bertujuan untuk penyamaran dan perlindungan dari serangan
predator. Selain bulu babi, ikan ini juga memiliki tempat perlindungan lain
yaitu anemon laut dengan cara memanfaatkan tubuh mereka yang kecil agar
dapat menyelinap diantara helaian anemon laut.
Menurut Allen dan Steene (1995), kardinal Banggai merupakan ikan
nokturnal aktif yaitu mencari makan pada malam hari. Makanannya berupa
plankton, mikro krustasea dan ikan kecil. Perilaku biologis menunjukkan ikan
ini mempunyai tingkah laku khas sebelum melakukan pemijahan dimana ikan
jantan dan betina dewasa yang telah matang gonad akan memisahkan diri dari
kelompoknya dan mencari tempat yang cocok dan sesuai untuk kawin.
Sebelum sel telur dan sperma dikeluarkan, mereka akan melakaukan gerakangerakan unik yang disebut mating dance atau percumbuan. Percumbuan

dilakukan oleh ikan jantan dengan berenang-renang di sekitar ikan betina yang
bertujuan untuk menarik perhatian.
Sejak beberapa waktu lalu, spesies Banggai Cardinal Fish (disingkat BCF)
ini mulai menarik perhatian dunia internasional seiring dengan adanya usulan
dari negara USA memasukkannya ke dalam daftar lampiran CITES, suatu
konvensi yang mengatur perdagangan internasional terhadap spesies flora dan
fauna yang terancam punah. Namun dalam sidang negara-negara anggota
CITES atau Conference of Parties (CoP) ke 14 pada tanggal 3 15 Juni 2007
lalu di Den Haag, Belanda, spesies ini berhasil diperjuangkan oleh delegasi
Indonesia tidak masuk dalam Apendiks II CITES sehingga dalam
pengelolaannya masih mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan perikanan
sebagaimana digariskan oleh FAO.
Peranan: ikan ini dapat digunakan sebagai ikan hias air laut, karena
memiliki warna yang indah dan bentuk yang unik dan menarik.
Menurut Tullock dan Michael (1999) ikan capungan

Banggai

diklasifikasikan sebagai berikut :


Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Osteichtyes
Sub Kelas
: Actinopterygi
Super Ordo : Teleostei
Famili
: Apogonidae
Genus
: Pterapogon
Spesies
: Pterapogon kauderni
4.12
Ikan Hiu Karang Berujung Hitam
Habitat: Hiu Sirip Hitam berasal dari famili Carcharhinidae. Mereka
sering dijumpai di perairan tropis dan nontropis di seluruh dunia.
Ciri: Ukuran tubuhnya biasanya sekitar 1, 5 meter. Setiap jenis hiu ini
memiliki ujung hitam di ujung sirip punggung, perut, dan sirip lainnya. Hiu
sirip hitam dikenal sering membuat lompatan melingkar di atas air ketika
menyerang kumpulan ikan kecil yang jadi mangsanya.
Seperti hiu lainnya, ia berkembang biak dengan cara viviparous dengan
jumlah bayi hiu 1-10 ekor per tahunnya. Hiu Sirip Hitam yang belum dewasa
menghabiskan beberapa bulan pertama hidupnya di perairan dangkal, dan
betina dewasa akan kembali lagi ke tempat mereka dibesarkan untuk
melahirkan bayi hiunya.
Status konservasi: Spesies ini termasuk dalam status Near Threatened
oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature).

Klasifikasi dari ikan ini adalah sebagai berikut:


Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Chondrichthyes
Ordo
: Carcharhiniformes
Famili
: Charchanidae
Genus
: Charcharinus
Spesies
: Charcharinus melanopterus
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Habitat dari ikan laut yang ada di KBS kebanyakan ada di laut yang
biasanya di sekitar terumbu karang dan bersembunyi di dalamnya.
2. Ciri-ciri dari ikan laut yang ada di KBS berbagai macam yang dapat dilihat
dari bentuk tubuhnya, warna tubuhnya, bentuk siripnya dan lain
sebagainya.
3. Penyebaran dari ikan laut yang ada di KBS kebanyakan menyebar luas di
sekitar lautan indo-Pasifik.
4. Klasifikasi dari ikan laut yang ada di KBS sangat bermacam-macam.
5. Peranan dari ikan laut yang ada di KBS kebanyakan digunakan sebagai
ikan hias karena memiliki bentuk dan warna yang unik dan juga ada yang
berperan sebagai sumber protein hewani yang tinggi.
6. Status konservasi dari ikan laut yang ada di KBS kebanyakan status
konservasinya belum di klasifikasikan oleh IUCN, tetapi ada juga yang
sudah di klasifikasikan status konservasinya, yaitu hampir punah dan
status perhatian punah.

DAFTAR PUSTAKA
Allen, Gerald R. (1998). Paxton, J.R. & Eschmeyer, W.N., ed. Encyclopedia of
Fishes. San Diego: Academic Press. pp. 205208. ISBN 0-12-547665-5.
Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2006). "Osteoglossum bicirrhosum" in
FishBase. 3 2006 version.
Froese, Rainer and Pauly, Daniel, eds. (2007). "Chelmon rostratus" in FishBase. 5
2007 version.
Liu, S.-Y.V., Ho, H.-C.H. & Dai, C.-F. (2013): A new species of Pomacentrus
(Actinopterygii: Pomacentridae) from Micronesia, with comments on its
phylogenetic relationships. Zoological Studies, 52: 6.
Nelson, J.S. (2006). Fishes of the World. Hoboken: John Wiley and Sons.
ISBN 978-0-471-25031-9.
Ohnson, G.D. & Gill, A.C. (1998). In Paxton, J.R. & Eschmeyer, W.N.
Encyclopedia of Fishes. San Diego: Academic Press. hlm. 184.
Pratchett, Morgan S. & Berumen, Michael L. & Kapoor, B.G. [Editors] : Biology
of Butterflyfishes. CRC Press, 2014.
www.wikipedia.com diakses pada tanggal 9 Maret 2015.
www.encyclopedia.com diakses pada tanggal 10 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai