PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya. Salah satu yang
menyebabkan air tercemar adalah buangan limbah domestik berupa detergen.
Tujuan penelitian ini dalah menganalisis seberapa jauh pengaruh detergen
terhadap tingkah laku ikan. Hal ini bisa dijadikan sebagai bio indikator
bahwa sungai tersebut sudah tercemar. Hasil penelitian didapatkan bahwa
sebagian masyarakat menjadikan sungai sebagai bahan buangan limbah
termasuk limbah domestik (detergen) yang berpengaruh terhadap makhluk
hidup yang ada di dalamnya, salah satunya adalah ikan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin banyak detergen yang terkandung didalam air
maka semakin berpengaruh pula terhadap kelangsungan hidup ikan. Seperti
kejang-kejang, mengeluarkan lendir, insang berdarah, bahkan langsung mati.
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan menjadi masukan bagi
masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Agar kehidupan
masyarakat lebih terjaga dan jauh dari penyakit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh konsentrasi detergen terhadap gerakan tutup insang ikan
cupang (Betta Splendens)?
1
C. Tujuan Penelitian
Untuk melihat pengaruh kosentrasi detergen terhadap gerakan tutup insang
ikan cupang (Betta splendens).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang akibat
pencemaran air, terutama pengaruh konsentrasi detergen terhadap gerakan
tutup insang ikan cupang (Betta Splendens).
E. Hipotesis
Adapun dugaan atau hipotesis sementara percobaan kami adalah sebagai
berikut :
Konsentrasi detergen berpengaruh terhadap gerakan tutup insang ikan cupang
(Betta Splendens).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Kemampuan Bertahan Hidup yang Tinggi
Ikan cupang merupakan salah satu ikan yang memiliki kemampuan
bertahan hidup yang tinggi. Selain terkenal karena sifatnya yang
agresif, ikan cupang juga ternyata dapat hidup di lingkungan air
dengan oksigen yang minim. Ikan ini bahkan masih dapat bertahan
hidup jika ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan
tanpa alat sirkulasi udara.
3. Pemeliharaan yang Mudah
Kemampuan bertahan hidup yang tinggi kemudian menyebabkan
pemeliharaan ikan cupang menjadi cukup mudah. Fakta bahwa ikan
cupang dapat hidup di air dengan kadar oksigen minim membuat
ikan ini bisa diletakkan di dalam toples saja. Dengan kata
lain, memelihara ikan cupang tidak membutuhkan biaya yang besar.
Harga pakan ikan cupang juga terbilang sangat terjangkau, yakni
sekitar Rp 30 ribu bisa untuk satu bulan tergantung kebutuhan.
4
1990-an. Tren ini muncul dari tren serupa yang sebelumnya sudah populer di
negara-negara lain.
Hingga kini, tren memelihara ikan cupang terbilang cukup stabil. Pasalnya,
ikan ini memiliki penggemarnya tersendiri dan tentunya memiliki sejumlah
keistimewaan yang bikin banyak diminati.
Ikan yang satu ini terkenal dengan keindahan warnanya, saat ini banyak orang
gemar mengoleksi beraneka ragam jenis ikan cupang atau ikan beta, tak salah
jika saat ini budidaya ikan cupang bisa menjadi salah satu peluang usaha
rumahan.
5
memiliki iklim tropis. Selain itu, cupang juga dapat hidup pada daerah dengan
intensitas hujan yang bervariasi. Mulai dari hujan yang relatif jarang pada
musim kemarau hingga hujan sedang-sering pada musim hujan.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Cupang_(ikan)#Cupang_hias
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210106151351-284-590239/
sejarah-ikan-cupang-dari-alam-liar-ke-akuarium-kecil
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
6) Hitung kecepatan pernapasan ikan pada masing - masing toples dari mulai
masuknya deterjen selama 1 menit
7) Hitung lagi kecepatan bernapas ikan setelah 10 menit selama 1 menit
8) Lakukan berulang - ulang sampai 3 kali
9) Amati apa yang terjadi dengan kondisi ikan setelah 1 jam pengamatan
10) Masukkan data ke dalam tabel
11) Bandingkan perbedaan dari keempat perlakuan tersebut
D. Variabel penelitian
- Variabel Bebas : Konsentrasi detergen rinso.
- Variabel Terikat : Gerakan tutup insang ikan cupang (Betta Splendens).
- Variabel Kontrol :
- Gelas I yang tidak diberi perlakuan apa - apa.
- Ukuran dan jenis ikan cupang (Betta Splendens).
- Volume air.
8
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian
Tabel 1. Jumlah Pergerakan Tutup Insang tiap 10 Menit
Perlakuan Kadar Kondisi 10 Kondisi Kondisi 10 Keterangan
Detergen menit 10 menit menit
pertama kedua ketiga
Ikan masih hidup, sehat, dan
I 0 gram 91 – 217 103 – 265 122 – 294
bergerak lincah
Pada detik 36 ikan masih hidup
II 1 gram 60 – 105 - - dan bergerak lincah, melemah
dan mati pada menit ke-13
Pada detik 28 ikan masih hidup
III 5 gram 53 – 90 - - dan bergerak lincah, melemah,
dan mati pada menit ke-11
Pada detik 20 ikan masih hidup
IV 10 gram 48 – 72 - - dan bergerak lincah, melemah
dan mati pada menit ke-8
Keterangan tambahan :
Semua ikan yang dimasukkan dalam air larutan deterjen mengeluarkan lender, tubuh ikan
menjadi kaku, dan berwarna pucat, didapatkan dari hasil pengamatan selama 1 jam.
9
Keterangan :
**** : Sehat dan bergerak lincah
*** : Berenang melambat
** : Berenang sangat lambat, insang berdarah, mengeluarkan feses, mulai sekarat
* : Ikan mati
Grafik Pengamatan
140
120
100
Jumlah Tutup
80
Insang
60
40
20
0
10 menit (1) 10 menit (2) 10 menit (3)
4.5
4
3.5
3
Jumlah Tutup
2.5
Insang
2
1.5
1
0.5
0
10 menit (1) 10 menit (2) 10 menit (3)
10
B. Pembahasan
Ikan cupang yang berada di air murni terus bergerak aktif dan tidak
mengalami gangguan apapun terhadap insang karena lingkungannya normal,
tidak tercemar. Sedangkan 3 ikan lainnya berenang di air yang telah tercemari
detergen, mulai dari 1 gram sampai 10 gram sehingga mereka mengalami
gangguan pada organ nya, terutama insang sampai membengkak dan
mengeluarkan lendir, ikan - ikan itu pun akhirnya mengambang dan mati.
Penyebab ikan itu membengkak dan mengeluarkan lendir adalah difusi.
Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
konsentrasi larutan deterjen lebih tinggi dari *sitoplasma* sehingga partikel
detergen berdifusi dari larutan ke sel - sel pada insang ikan, larutan deterjen
terus menerus berdifusi ke sel - sel insang dan Insang pun akhirnya
membengkak, lama-kelamaan sel - sel insang mengalami plasmolisis
(pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Sitoplasma pun
keluar, sehingga insang terlihat mengeluarkan lendir setelah sel - sel insang
pecah. Tentu saja ikan akan kehilangan organ untuk bernapas sehingga
akhirnya ikan - ikan pada larutan detergen lemas dan kemudian mati satu
persatu.
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapat, kami menyimpulkan bahwa konsentrasi
detergen sangat berpengaruh terhadap gerakan tutup insang ikan cupang (Betta
Splender). Semakin banyak detergen di dalam air, maka ketahanan hidup ikan
tidak dapat bertahan lama/lebih cepat mati.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, kami mengetahui bahwa ikan yang berada
di air tercemar/air yang telah terkontaminasi oleh detergen lama - kelamaan
akan mati. Maka dari itu, janganlah membuat air menjadi tercemar dengan air
detergen atau limbah apapun karena bukan hanya air saja yang tercemar, tetapi
makhluk hidup apa pun yang ada di dalam air akan mati.
12
LAPORAN HASIL PENELITIAN ILMIAH
PENGARUH KONSENTRASI DETERGEN TERHADAP
GERAKAN TUTUP INSANG IKAN CUPANG
(BETTA SPLENDENS)
DISUSUN OLEH :
NAMA : 1. DIENBY AURELLYA
2. FERISKA DWI PUTRI
KELAS : X AKL 1