Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BUDIDAYA IKAN HIAS (IKAN ARWANA)

Oleh:

JULYTA LODA
G0219001

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PETEKNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2022
A. Klasifikasi ikan arwana
Menurut sistematika ilmu taksonomi (identifikasi organisme berdasarkan
kelasnya) ternyata arwana tidak hanya digolongkan dalam satu genus. Ada empat
genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak diperdagangkan hanya dua genus
yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana Asia sering disebut ikan
naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari genus Scleopages. Berikut
adalah klasifikasi dari ikan arwana:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Family : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus : Arapaima, Osteoglossum, Scleropages, dan Clupisudis
Spesies : Arapaima Gigas (giantarwana), Osteoglossum biccirbosum ,
Osteoglossum ferrerai, Scleropages formosus, Scleropages
guntberi, Scleropages leicbardti, Scleropages jardini, dan
Clupisudis nilot.

B. Morfologi Ikan Arwana


Secara morfologis (ciri-ciri fisik), badan dan kepala arwana agak padat.
Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip
punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh
arwana panjangnya antara 20-24cm. bentuk mulutnya mengarah ke atas dan
mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan
rahangnya cukup kokoh. Gigihnya berjumlah 15-17. Bagian ingsangnya dilengkapi
dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip
ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang daripada sirip punggung (dorsal), hampir
mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana dewasa sangat variatif, antara 30-
80cm. sisiknya berukuran besar dan permukaannya mengkilap. Bentuk sisiknya
berupa cycloid atau melingkar.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011

C. TEKNIK BUDIDAYA
1. Persiapan Wadah
Proses penangkaran induk Arwana sebaiknya dilakukan di kolam tanah
berlempung (empang), karena dapat menahan air dan mendukung pertumbuhan
pakan alami. Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran
minimal 10x10 m2 . dasar kolam harus dibuat agak miring berbeda antara saluran
air masuk dan keluar, dan suplai air juga harus memenuhi kualitas, kuantitas dan
kontinuitas yang dibutuhkan.

Contoh Wadah Pemeliharaan Ikan Arwana


Persiapan kolam sebelum ikan dimasukkan adalah kolam harus dikeringkan
hingga dasar-dasarnya retak-retak, buat pengapuran dengan dosis 50-100
gram/m2. Isi air kolam setinggi kurang lebih 100 cm. karena hujan deras dapat
mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air, dan untuk mencegah kematian
ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.
pengelolaan kualitas air juga dijaga agar mendekati lingkungan alami habitatnya,
yaitu ph 6,8-7,5 dan suhu 27-29°C. Setelah kolam diisi dengan air, jangan
langsung dimasukkan ikan, biarkan air diendapkan selama beberapa hari. Lalu
masukkan sepasang ikan arwana indukan (atau beberapa pasang untuk hasil
produksi yang lebih baik).
2. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5x5m dengan kedalaman air 0,5-
0,75 m. kolam ditutup plastic setinggi 0,75m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan
beberapa kayu gelendongan untuk memberikan kesan alami. Batu da kerikil
dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak
sengaja. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang
gonad.

Perbedaan Ikan Betina dan Jantan


Untuk membedakan antara ikan arwana betina dan jantan dapat dilihat dari
bentuk badannya. Biasanya arwana jantan memiliki bentuk badan yang lebih
panjang dan langsing dibandingkan dengan ikan arwana betina. Terutama ikan
arwana yang sedang bertelur, maka bentuk tubuhnya akan menjadi lebih lebar
dan gemuk. Selain itu, pada ikan arwana betina didapati bentuk sirip punggung
yang lebar. Sedangkan hal ini tidak didapati pada ikan arwana jantan.
Pada dasarnya, semua ikan arwana memiliki bentuk kepala yang besar, dan
padat. Kalau kamu perhatikan lebih detail, maka kamu bisa mendapati moncong
ikan arwana jantan jauh lebih besar dibandingkan arwana betina sehingga
menghasilkan rahang yang lebih besar juga. Rahang besar pada arwana jantan
berfungsi untuk mengerami dan menjaga telur lebih aman. Inilah yang tidak
dimiliki oleh arwana betina dengan rahang yang lebih kecil. Dari segi warna,
luruh pejantan ikan arwana memiliki corak warna yang lebih cantik dan indah
dibandingkan betinanya. Tidak ada yang tahu pasti kenapa ini bisa terjadi,
PetPintar hanya mengira mungkin saja sebagai daya tarik pejantan untuk
mengawini arwana betina
Dilihat dari cara berenang ikan arwana, arwana jantan bergerak lebih
gemulai dan anggun karena memiliki bentuk badan yang lebih ramping.
Sedangkan, badan arwana betina mayoritas gemuk sehingga karakter gerakan
renang nya lebih lambat dan kaku. Hal ini yang bisa kamu bedakan apabila kamu
melihat arwana betina dan jantan yang berada dalam satu akuarium. Jika tidak
ada yang bisa disandingkan, lebih baik kamu cari perbedaan lainnya yang sudah
Petpi berikan.

3. Seleksi Induk
Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4
kg. agar menghasilkan anakan yang murni dab berkualitas, strain kedua calon
induk harus sama. Hindari menyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam.
Salah satu syarat indukan yang berkualitas adalah calon induk sehat dan bebas
dari penyakit. Ikan catat bungkuk tidak layak digunakan sebagai calon induk.
Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur yang kurang baik dan mudah
mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan tertutup insang tidak menutup
sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab akan kesulitan mengerami telur di
dalam mulutnya. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri
masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan (Ditjen
Perikanan Buididaya, 2011).
Ditambahkan oleh Momon dan Hartono (2002), dalam memilih calon induk
arwana, kesulitan yang sering dihadapi adalah membedakan jenis kelamin jantan
dan betina. Jenis kelamin jantan dan betina sudah dapat dibedakan setelah arwana
berumur sekitar 5 tahun.

4. Pemijahan
Ditjen Perikanan Budidaya (2011), menjelaskan setiap tahun arwana 2 kali
memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan
cara saling berkejaran satu sama lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan
di pinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat memijah.
Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain
yang mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun,
proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah
hujan, suhu, ph dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina
melepas sel telur.
Sutarjo (2011), mengatakan bahwa ikan arwana telah dapat dibudidayakan
walaupun masih bersifat alami, penangkar hanya mengumpulkan indukan dan
menempatkan pada kolam tertentu diikuti pemberian pakan yang cukup. Induk
arwana yang baik dan produktif dalam lingkungan pemeliharan yang memenuhi
persyaratan habitat hidupnya dapat memijah sebanyak 3-4 kali setahun,
sedangkan pada lingkungan yang baru ikan arwana akan melalui masa adaptasi
sekitar 8 (delapan) bulan sampai ikan arwana mau memijah pertama kali.
Pemijahan arwana biasanya diawali dengan pencarian pasangan kawin yang
terjadi secara alami yang dapat dilihat pada malam hari, ketika betina berenang
ke permukaan air maka akan diikuti oleh ikan arwana jantan, bahkan selama 1-2
minggu mereka berenang berdampingan dengan tubuh saling merapat/menempel
hingga pada akhirnya terjadi perkawinan yang ditandai pada arwana betina
mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Pada fase
selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan untuk diinkubasi oleh arwana jantan
selama sekitar 1 minggu hingga menetas, arwana mudah yang masih
mengandung kuning telur akan hidup di dalam mulut arwana jantan selama 7-8
minggu sampai kuning telur habis.

5. Penetasan Telur
Fekunfitas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan arwana sangat ditentukan
oleh umur, bobot ikan, makanan, dn sifat ikan. Induk arwana yang pertama kali
memijah menghasilkan telur relative sedikit dibandingkan dengan dengan induk
arwana yang telah beberapa kali memijah. Jumlah telur akan meningkat hingga
mencapai umur tertentu. Selanjutnya, jumlah telur yang dihasilkan akan
berkurang kembali.
Telur-telur yang dihasilkan oleh induk arwana dari proses pembuahan yang
masih berada di dasar kolam akan diambil oleh induk jantan dan disimpan di
dalam mulutnya (kantong telur). Proses pengeraman telur berlangsung dalam
mulut induk jantan (mouthbrooder dan mouthbreeder). Masa pengeraman telur
berlangsung kurang lebih 41 hari yang dihitung dari masa pertumbuhan (Momon
dan Hartono, 2002).
Rata-rata jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor induk arwana adalah 20-
55 butir pertahaun dengan persentase telur yang menetas dan hidup menjadi
arwana remaja lebih dari 50% (Mahmud dan Hartono, 2005). Induk jantan yang
sedang mengerami telur, tubuhnya kelihatan kurus, tidak makan. Namun,
mulutnya lebih besar karena rahang bawahnya menggelembung. Sementara itu,
induk betina akan terus menjaga dan menjaga induk jantan dari gangguan di
sekitarnya , terutama gangguan dari arwana lain.
Pada saat telut dierami di dalam mulut indukan jantan terjadilah proses
embryogenesis yang berlangsung singkat. Proses tersebut merupakan
pertumbuhan embrio dalam telur. Setelah mengalami proses embryogenesis, telur
akan menetas menjadi larva. Semua larva tetap tersimpan dalam mulut induk
jantan hingga larva tersebut mampu berenang. Pada saat itu anakan telah
mencapai ukuran sekitar 2-7 cm. dalam mulut induk jantan sebenarnya
berlangsung dua fase pertumbuhan anakan, yaitu fae pro-larva dan fase post-larva
masih menempel pada kuning telur. Sedangkan pada fase post-larva kuning telur
yang menempel di bagian perut larva telah habis diserap oleh larva (Momon dan
Hartono, 2002).
6. Perawatan Larva
Larva yang dipanen dari mulut induk jantan arwana sebenarnya belum
waktunya untuk dipanen bila dilihat dari masa pengeraman telur oleh induk
jantan. Dengan demikian yaitu fase pro-larva dan post larva. Larva yang dipanen
tidak semuanya sehat. Dalam proses pertumbuhannya pasti diantara anakan ada
yang mati atau cacat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal hal tersebut perlu
dilakukan perawatan dengan baik.
Pada fase pro –larva diperlukan perhatian yang intensif terhadap kondisi
kesehatan larva dan kualitas airnya. Pada fase ini daya hidup larva (survival rate)
sekitar 75-90%. Larva yang selesai dipanen langsung dimasukkan ke dalam
akuarium dengan volume air akuarium sebanyak 100 liter. Pada fase ini,
perawatan dititikberatkan pada kualitas air. oleh karena itu, air yang digunakan
sebaiknya merupakan air tanah yang telah disaring dan diendapkan terlbih
dahulu. Selain itu kondisi air harus sesuai dengan yang dibutuhkan larva, yaitu
suhu sekitar 28°C dengan ph 6,5-7.
Pada fase post larva benih sudah mulai diberikan pakan. Pemberian pakan
dimulai satu minggu setelah cadangan makanan habis. Benih diberi pakan berupa
ikan, udang, cacing dan lain-lain yang masih kecil dengan ukuran 1-2 cm sesuai
dengan buka ukuran mulut ikan. Namun, terlebih dahulu pakan dicuci bersih agar
terhindar dari penyakit. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu
pada pagi hari dan sore hari.
Benih Ikan Arwana
7. Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air juga harus diperhatikan yakni meliputi kadar pH yang harus
berkisar di angka 6 atau 7 dan suhunya sekitar 26-300 C. Airnya juga harus selalu
mengalir dan jernih agar ikan arwana dapat bernafas dengan baik. Untuk itu
diperlukan alat seperti filter dan juga pompa di kedua media penangkaran. Dalam
akuarium mungkin dibutuhkan perlengkapan lain seperti aerator, heater, filter air,
dan termometer.
8. Pemberian Pakan
Untuk arwana yang sudah dewasa, anda bisa memberi makanan berprotein
tinggi misalnya pellet dengan 32% protein, juga beragam pakan hidup seperti
udang kecil, kepiting kecil, ikan kecil, potongan daging atau ikan mas. Hewan
seperti jangkrik atau kecoa yang sudah diberi asupan makanan berkaroten dan
bervitamin A seperti wortel dan labu juga bisa dijadikan makanan arwana. Porsi
makan arwana adalah 2% dari berat tubuhnya yang dibagi dua untuk pagi dan

sore hari.
9. Pemeliharaan dan Panen
Umumnya dibutuhkan waktu sekitar 7-8 bulan untuk memanen arwana. Namun
pada umur 2 bulan, saat panjang arwana 12-20 cm dan menunjukkan warna
cerahnya, ikan ini sudah mulai diminati. Akan tetapi, banyak orang lebih
menyukainya saat sudah sepanjang 25-40 cm karena pada saat ini mereka mulai
aktif bergerak.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Perikanan Budidaya, 2011. Budidaya Ikan Arwana.

Momon dan Hartono, 2002. Pembenihan Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta

Susanto, H. 2008. Panduan Memelihara Arwana. Penebar Swadaya, Wisma Hijau Jl


Raya Bogor Km. 30, Mekarsari, Cimanggis. Depok

Anda mungkin juga menyukai