Anda di halaman 1dari 15

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Ikan Cupang

Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang berasal dari beberapa negara di Asia
Tenggara (Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam). Ikan ini mempunyai ciri fisik antara
lain: tubuh yang kecil, sirip yang lebar dan warna yang mencolok. Ikan cupang juga memiliki
karakter cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Ikan cupang umumnya
terbagi atas tiga golongan, yaitu ikan cupang hias, aduan, dan liar. Ada beberapa ikan cupang
yang asalnya asli dari Indonesia, salah satunya adalah Betta channoides yang bisa ditemukan
di Pampang, Kalimantan Timur.
Cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama jika
ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit atau tidak ada alat sirkulasi udara (aerator).
Cupang jarang sekali dijual dalam ukuran benih, biasanya dijual dengan ukuran relatif besar
yaitu antara 7-9 cm. Harga ikan cupang sendiri berkisar dari Rp 5.000,00 sampai jutaan.

2.2. Jenis Ikan Untuk Budidaya

Pada budidaya ikan cupang hias ini, kami menggunakan dua induk yang berasal dari
jenis yang sama, yaitu ikan cupang Nemo. Ikan cupang Nemo adalah salah satu ikan cupang
yang berasal dari Thailand. Harga ikan ini cukup mahal karena tergolong langka. Ikan ini
berasal dari perkawinan silang yang dilakukan pengusaha-pengusaha Thailand dalam
beberapa tahun terakhir. Ikan cupang jantan memiliki warna yang terang, sirip besar dan
lebar, serta cenderung agresif. Ikan cupang betina memiliki warna yang lebih gelap, sirip
yang lebih kecil dan kurang agresif dibandingkan ikan cupang jantan.
2.3. Teknik Budidaya
Menurut Efendi (2004), teknik budidaya cupang meliputi persiapan sarana dan
prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva dan
benih.
1) Persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)
Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah siapkan
media pemeliharaan. Media pemeliharaan yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan
cupang adalah baskom (bak plastik), akuarium, bahkan botol bekas. Media yang biasa
digunakan untuk pemijhan ikan cupang adalah akuarium. Akuarium yang digunakan diisi
dengan air yang sudah diendapkan minimal 2 hari dengan ketinggian sekitar 8-12 cm.
Kemudian, akuarium diisi dengan tanaman air seperti eceng gondok, daun ketapang, atau
tanaman lainnya. Fungsi pemberian tanaman air yaitu untuk menampung busa yg dikeluarkan
pejantan agar tidak mudah hancur.
2) Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel
telur dan sperma). Penumbuhan dan pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan
lingkungan, pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup dibuat
seoptimal mungkin sehingga nafsu makan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Syarat
induk cupang untuk budidaya diantaranya:
a) Ukuran badan betina tidak boleh lebih besar dari jantan.
b) Betina tidak boleh lebih galak daripada jantan.
c) Jantan dan betina harus setipe.
d) Siapkan daun ketapang atau cairan penyembuh luka karena setelah proses
perkembangbiakan terjadi badan dari betina banyak yang rontok akibat perkelahian
dengan jantan sebelum dibuahi.
Ciri-ciri ikan cupang jantan yang siap kawin diantaranya:
a) Memiliki umur minimal 5 bulan.
b) Mengumpulkan busa busa yang cukup banyak (bukan merupakan syarat mutlak,
terkadang ada yg tidak mengeluarkan busa sama sekali, tapi ketika disatukan dengan
betina baru mengeluarkan busa).
c) Badan harus lebih besar dan harus lebih galak daripada betina
Ciri-ciri ikan cupang betina yang siap kawin diantaranya:
a) Perut betina buncit (bukan karena sesudah makan).
b) Ada sesuatu berwarna putih yang mau keluar dari saluran pembuangannnya.
c) Sudah memasuki umur minimal 5 bulan.

3) Pemijahan induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Induk yang telah
matang gonad berarti telah siap pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami
dan bantuan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh sperma di dalam air setelah
dikeluarkan oleh induk betina, yang didahului dengan aktiftas percumbuan oleh kedua induk
tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma dilakukan dengan bantuan
manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh induk betina setelah melalui proses perangsangan
dengan cara mengatur lingkungan dan pemberian hormon. Proses pemijahan ikan cupang
dilakukan dengan cara:
a) Masukan jantan ke wadah perkembangbiakan
b) Betina jangan dimasukan langsung, biarkan betina dan jantan saling mengenal dan
melihat terlebih dahulu agar ikan jantan mengeluarkan busa yang cukup untuk
menampung telur-telurnya.
c) Berikan penutup pada bagian atas wadah pemijahan, hal ini untuk mencegah busa
terkena getaran dan angin yang menyebabkan tempat peletakan telur cupang menjadi
tidak ada.
d) Sampai pada tahap ini, tunggu 1-2 hari sampai sudah terlihat kumpulan busa yang cukup
untuk menampung telur (tergantung pejantannya).
e) Jika keesokan harinya busa yang dihasilkan oleh pejantan sudah banyak berarti sudah
siap untuk berkembangbiak.
f) Kemudian betina diangkat dan digabungkan dengan pejantan (hati-hati pada waktu
mengangkat toples dari wadah, pelan-pelan supaya busa tidak terlalu banyak yg pecah)
g) Biarkan sekitar 1-12 jam pejantan dan betinanya saling mengenal, tergantung kecocokan
dari pasangannya.
h) Setelah digabungkan proses pemijahan antara jantan dan betina berlangsung. Pejantan
melilit tubuh betina, dan masing-masing akan saling melengkungkan tubuhnya. Ketika
selesai betina akan mengeluarkan telur, pejantan akan langsung mengambil telur
tersebut dengan cara meletakan di dalam mulutnya,dan dibawa naik lalu telur-telur
tersebut dimuntahkan ke busa-busa diatas.
i) Perhatikan telur yang dihasilkan, biasanya berada di bawah busa dan berwarna putih.
j) Pejantan akan menjaga telurnya, dan akan mengangkut telur yang jatuh ke dasar
akuarium.
k) Apabila cupang sudah tidak melakukan proses perkawinan lagi dan sang cupang jantan
sudah cenderung mengejar betina untuk berkelahi, segera pindahkan betina ke wadah lain.
l) Siapkan wadah untuk mengembalikan betina dan isi dengan daun ketapang atau cairan
kuning untuk penyembuh luka (biasanya menggunakan melafix).

4) Penetasan telur
Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva, untuk itu telur hasil pemijahan
diambil dari bak pemijahan kemudian diinkubasikan dalam media penetasan dalam wadah
khusus (wadah penetasan) yang berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember besar.
Telur ikan cupang yang berhasil difertilisasi biasanya akan menetas dalam waktu 36 – 48
jam. Telur mulai pecah dan akan menghasilkan burayak-burayak yang baru berumur 1 hari.
Induk ikan jantan jangan diangkat terlebih dahulu sebelum burayak (larva) dapat berenang
secara bebas. Burayak cupang biasanya sering sekali terjatuh ke dasar permukaan dan tidak
bisa mengambil udara di atas. Induk jantan akan membantu burayak untuk naik ke atas.
Burayak hanya terlihat seperti titik hitam kecil yang hanya berenang naik dan turun.

5) Pemeliharaan larva dan benih


Setelah lebih dari tiga hari menetas, biasanya benih cupang akan mencari makan.
Makanan yang paling baik untuk burayak cupang adalah kutu air, baby brine shrimp
(Artemia), atau microworm. Burayak sudah dapat berenang bebas di hari ke enam, tetapi
induk jantan tetap jangan diangkat hingga burayak berumur 3 hari. Setelah burayak berumur
3 hari, induk jantan baru dapat dipindahkan ke wadah lainnya. Hal ini ditujukan untuk
mencegah Induk Jantan memakan burayaknya. Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang
relatif sulit dan menentukan keberhasilan proses pembenihan karena sifat larva merupakan
stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya.

2.4. Penyakit Pada Ikan Cupang


2.4.1 White Spot (Bintik Putih)
Penyakit yang pertama ini merupakan penyakit yang paling umum ditemui
menyerang,
dikarenakan penyakit ini sangat mudah menular.Tentunya jika salah satu ikan terkena
penyakit white spot akan dengan mudah menular pada ikan lain yang ada dalam satu
akuarium. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya parasit yang tumbuh, karena
air
di dalam akuarium yang kotor dan juga bisa diakibatkan oleh pakan hidup yang tidak
bersih.
Gejala:
 Pada tubuh ikan akan muncul bintik-bintik putih
 Warna ikan akan memucat, apabila sudah masuk ke dalam fase parah bintik
akan menyebar ke seluruh tubuh.
 Ikan cenderung akan diam dan sangat jarang berenang ke atas atau lebih sering
berdiam di dasar.
 Nafsu makan menurun drastis
 Sirip ikan menguncup
 Pergerakan ikan sangat lamban
Cara Mengobati:
 Pisahkan ikan yang terkena penyakit ke akuarium khusus
 Berikan Methylene Blue dan Garam secukupnya, tergantung banyaknya air.
 Jemurlah ikan secara teratur pagi dan sore hari.
 Kuras habis air dan ganti dengan air baru setelah 3 hari. Apabila belum
terdapat tanda tanda ikan membaik, lakukan cara pengobatan ini dari awal.

2.4.2 Pop Eye (Mata Bengkak)


Meskipun jarang ditemui penyakit yang satu ini menyerang ikan cupang, namun
penyakit ini juga harus diwaspadai karena efeknya yang cukup berbahaya. Penyakit
ini
juga dapat menular, meskipun kemungkinannya sangat kecil. Penyebab terjadinya
penyakit ini adalah karena terkena bakteri. Tentunya untuk menghindarinya, usahakan
air akuarium selalu terjaga kebersihannya.
Gejala:
 Mata ikan bengkak, biasanya akan menyerang salah satu mata dan lama
kelamaan akan menyerang mata satunya lagi.
 Ikan kurang aktif bergerak dan lebih cenderung berdiam di satu tempat.
 Nafsu makan menurun, bahkan bisa tidak mau makan sama sekali.
 Warna ikan akan berubah menjadi pucat.
Cara Mengobati:
 Karantina ikan yang sakit.
 Berikan Antibiotik / Ampicillin/ Anti Internal Bacteria. untuk dosis tergantuk
banyaknya volume air.
 Tambahkan Garam Ikan secukupnya.
 Setelah 3 hari, gantilah air akuarium. Apabila belum kunjung membaik, coba
lakukan cara pengobatan ini dari awal.

2.4.3 Dropsy (Sisik Nanas)


Penyakit ikan cupang yang satu ini juga cukup sering ditemui dan merupakan
penyakit
yang sangat mudah menular. tentunya resiko semua ikan terkena penyakit ini sangat
besar. Penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang organ dalam ikan, yaitu
menyerang ginjal. Salah satu penyebab munculnya penyakit ini adalah karena kondisi
air yang keruh dan banyaknya bakteri yang terbawa dari pakan hidup.
Gejala:
 Perut ikan membengkak, jika sudah parah perut semakin membengkak dan
warnanya berubah kemerahan. Sisik akan mulai terangkat pada seluruh badan,
sehingga menyerupai buah nanas.
 Tidak bisa buang kotoran
 Ikan menjadi tidak aktif dan terlihat loyo.
 Nafsu makan berkurang dan lama kelamaan tidak mau makan sama sekali.
 Sirip menguncup
 Warna ikan memudar dan pucat
Cara Mengobati:
 Lakukan karantina, ikan yang terindikasi terkena penyakit.
 Berikan Antibiotik/ Ampicillin/ Anti Internal Bacteria dan untuk dosisnya
tergantung jumlah volume air.
 Berikan juga garam ikan
 Diamkan selama 3 hari, setelah itu kuras air sampai habis dan gantilah dengan
air yang baru. Apabila tak ada tanda tanda ikan sembuh, lakukan lagi metode
pengobatan ini dari awal.

2.4.4. Berak Putih


Penyakit ini juga merupakan salah satu penyakit dalam yang menyerang pencernaan
ikan, penyakit ini juga sangat sering ditemui pada ikan cupang. Salah satu
penyebabnya
adalah karena memberikan makanan alami yang terkontaminasi bakteri, untuk itu
apabila memberikan makanan alami, sebaiknya bersihkan terlebih dahulu.
Gejala:
 Kotoran ikan memanjang.
 Kadangkala, menggumpal dan berwarna putih terang.
 Ikan cenderung akan diam.
 Warna ikan pudar dan pucat.
 Sirip akan menguncup.
Cara Mengobati:
 Pisahkan ikan yang terkena penyakit pada akuarium tersendiri.
 Berikan antibiotik, seperti Metrodinazole atau Acryflavine dan juga garam
ikan.
 Setelah ikan di diamkan di dala akuarium pengobatan. Lakukan pengurasan
dan gantilah dengan air yang baru.
 Jika belum ada tanda ikan membaik, coba lakukan cara ini dari awal.

2.4.5 Fin Rot (Sirip Busuk)


Penyakit ini tidak menyerang organ dalam jadi tidak beresiko menyebabkan kematian,
namun penyakit ini akan menyengurangi keindahan ikan. Karena sirip ikan akan
membusuk dan lama kelamaan akan rontok.
Gejala:
 Sirip ikan akan berwarna gelap dan terkadang kemerahan pada pinggirannya.
 Sirip yang terkena penyakit ini lama kelamaan akan rontok dan habis.
 Ikan tetap aktif dan nafsu makannya juga baik.
 Sirip bisa menguncup.
 Warna ikan memudar.
Cara Mengobati:
 Pisahkan ikan yangb sakit ke dalam akuarium terpisah.
 Berikan antibiotik / ampicillin, berikan dosis secukupnya tergantung debit air.
 Berikan juga methylene dan garam ikan.
 Setelah 3 hari, lakukan pengurasan akuarium dan ganti dengan air bersih yang baru.
 Apabila belum ada tanda tanda ikan sembuh, lakukan metode pengobatan penyakit
ikan cupang ini dari awal.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Tempat Budidaya


Tempat untuk melaksanakan budidaya ikan cupang hias ini dilakukan di rumah salah
satu anggota kelompok, tepatnya di Green Leaf Residence 2/ JJ3, Bandungrejosari,
Sukun, Malang.

3.2 Alat dan Bahan Budidaya


Alat dan bahan yang digunakan untuk budidaya ikan cupang ini adalah:
1. Ikan cupang hias (siap kawin)
2. Pakan ikan
3. Air
4. Daun ketapang kering
5. Seser
6. Soliter
7. Obat biru

3.3 Langkah-Langkah Budidaya


Berikut langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses budidaya disajikan dalam
tabel.

Hari/ Tanggal Proses Perlakuan Perubahan


Jumat/ 7-8-2020 Adaptasi Menaruh daun ketapang. Indukan terlihat normal.
*Percobaan
1
Sabtu/ 8-8-2020 Penjodohan Mendekatkan soliter Warna air menguning
kedua induk. dan induk jantan mulai
mengeluarkan buih.
Minggu/ 9-8-2020 Pemijahan Menyatukan kedua induk Buih jantan semakin
dalam satu soliter. banyak dan ketika
dipijahkan, kedua induk
kejar-kejaran.
Senin/ 10-8-2020 Peneluran Mengeluarkan induk Induk betina
betina. mengeluarkan telur dan
induk jantan mulai
menaruh telur pada buih.
Selasa/ 11-8-2020 Penjagaan Memberi pakan untuk Induk jantan menjaga
Telur induk. telur tetap di buih.
Rabu/ 12-8- 2020 Penetasan Beberapa telur menetas
Telur menjadi burayak.
Kamis/ 13-8- 2020 Semua telur sudah
menetas dan burayak
masih makan dari
eggyolk.
Jumat/ 14-8- 2020 Pemeliharaan Memberi pakan untuk Burayak mulai makan
Burayak induk dan burayak. dari kuning telur rebus.
Sabtu/ 15-8- 2020 Beberapa burayak mati.
Minggu/ 16-8-2020 Penggantian Mengganti air Semua burayak mati
Air
Senin/ !7-8-2020 Penjodohan Menjodohkan ulang Induk jantan
Ulang kedua induk. mengeluarkan buih.
*Percobaan
2
Selasa/ 18-8-2020 Pemijahan Menyatukan kedua induk Kedua induk kejar-
dalam satu soliter. kejaran.
Rabu/ 19-8-2020 Pemisahan Mengeluarkan induk Induk betina tidak
Induk betina. bertelur sehingga
kembali dipisahkan.
Minggu/ 30-8-2020 Penjodohan Menjodohkan ulang Induk jantan
*Percobaan kedua induk. mengeluarkan buih.
3
Senin/ 31-8-2020 Pemijahan Menyatukan kedua induk Kedua induk kejar-
dalam satu soliter. kejaran.
Selasa/ 1-9-2020 Pemisahan Mengeluarkan induk Induk betina bertelur dan
Induk betina. induk jantan mulai
menaruh telur pada buih.
Rabu/ 2-9-2020 Penjagaan Memberi pakan untuk Induk jantan menjaga
Telur induk. telur tetap di buih.
Kamis/ 3-9-2020 Penetasan Telur menetas menjadi
Telur burayak yang masih
makan dari eggyolk.
Jumat/ 4-9-2020 - Pemeliharaan Memberi pakan untuk Burayak makan dari
sekarang Burayak induk dan burayak. kuning telur rebus

3.4. Analisis Hasil Budidaya Ikan Cupang

Pada budidaya ikan cupang hias ini, kami menggunakan dua induk ikan cupang jenis
Nemo. Pemberian pakan dilaksanakan 2x sehari memakai pakan ikan buatan. Pada proses
adaptasi, daun ketapang yang sudah dikeringkan dimasukkan ke dalam soliter kedua induk
agar dapat menetralkan pH air. Lalu dilakukan proses penjodohan dengan cara mendekatkan
soliter kedua induk (soliter termasuk benda tembus pandang). Setelah 24 jam didekatkan,
induk jantan mengeluarkan banyak buih dan perut induk betina buncit sehingga artinya kedua
induk memang siap kawin.
Induk betina lalu dimasukkan ke dalam soliter induk jantan untuk menjalani proses
pemijahan. 24 jam kemudian, kurang lebih pada pukul 13.00, induk betina mulai
mengeluarkan telur. Induk betina dikeluarkan dari soliter induk jantan setelah berhenti
mengeluarkan telur. Hal ini untuk mengantisipasi kebiasaan induk betina yang senang
memakan telurnya sendiri. Setelah kedua induk dipisahkan, induk jantan mulai mengambil
telur dan menaruhnya pada buih-buih. Setelah 36-48 jam, telur menetas menjadi burayak. 48
jam berikutnya, burayak makan hanya dari eggyolk.
Setelah eggyolk habis, burayak mulai diberikan kuning telur rebus 2-3 kali sehari.
Namun dalam proses ini, seringkali induk jantan justru mengambil kuning telur rebus dan
tidak memakan pakan yang biasanya. Akibatnya, burayak mati yang disebabkan oleh
kelaparan dan dimakan oleh induk jantan. Faktor yang menyebabkan hal ini kemungkinan
besar karena induk jantan kelelahan menaruh telur yang banyak pada buih dan frekuensi
pemberian pakan yang kurang banyak.
Budidaya kemudian diulang dengan catatan, frekuensi pemberian pakan induk jantan
diubah menjadi 3x sehari setelah proses pemijahan. Namun pada percobaan 2, setelah 24 jam
dipijahkan, induk betina tidak bertelur. Hal ini disebabkan oleh karena induk betina terlalu
cepat dikawinkan. Umumnya induk betina membutuhkan waktu 2-3 minggu agar dapat
mengisi perutnya dengan telur lagi. Akhirnya dilakukan percobaan 3 dan induk betina
berhasil bertelur.
BAB IV
ANALISIS BIAYA

4.1 Fix Cost


4.1.1 Soliter : Rp 10.000,00
Total : Rp 10.000,00
4.2 Penyusutan
4.2.1 Penyusutan soliter : 1 / 48 x Rp 10.000,00 = Rp 208,00
Total fix cost = Rp 208,00

4.3 Variabel Cost


4.3.1 Pakan ikan Takari 100 gr : Rp 4.000,00
4.3.2 Obat biru : Rp 5.000,00
4.3.3 Induk jantan : Rp 80.000,00
4.3.4 Induk betina : Rp 80.000,00
Total variabel cost : Rp 169.000,00

4.4 Total Cost


Fix cost + Variabel cost = Total cost
Rp 10.000,00 + Rp 169.000,00 = Rp 179.000,00

4.5 HPP
Total cost : Quantity = Hasil Pokok Penjualan
Rp 179.000,00 : 50 = Rp 3.580,00

4.6 Mark Up
X / 100 x Hasil Pokok Penjualan = Keuntungan
15 / 100 x Rp 3.580,00 = Rp 537,00
4.7 Harga Jual
Keuntungan + Hasil Pokok Penjualan = Harga Jual
Rp 537,00 + Rp 3.580,00 = Rp 4.117,00
(dibulatkan = 4.000,00 / pcs)

4.8 Total Revenue


Harga Jual x Quantity = TR
Rp 4.000,00 x 50 = Rp 200.000,00
( TR > TC = Rp 200.000,00 > Rp 179.000 ,00 = untung )
LAMPIRAN

Penyakit Ikan Cupang

White Spot (Bintik Putih) Pop Eye (Mata Bengkak) Dropsy (Sisik Nanas)

Berak Putih Fin Rot (Sirip Busuk)

Alat dan Bahan Budidaya

Pakan Ikan

Induk Nemo Jantan Induk Nemo Betina

Seser

Daun ketapang kering Soliter

Obat biru
Percobaan 1

Adaptasi dan Penjodohan Jantan mengeluarkan buih

Pemijahan Peneluran Muncul burayak

Pemberian makan burayak dengan kuning telur rebus

Percobaan 2

Penjodohan & jantan


mengeluarkan buih

Pemijahan

Percobaan 3

Penjodohan & jantan berbuih Pemijahan


Peneluran Muncul burayak

Pemberian kuning telur rebus untuk burayak


DAFTAR PUSTAKA

Setyowati, Indah. 2017. Prakarya dan Kewirausahaan Kelas 11 Semester 2. Jakarta. Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Trobosaqua.com (2018, 15 November). Cupang Nemo Yang Kian Dilirik. Diakses pada 4
September 2020, dari http://trobosaqua.com/detail-berita/2018/11/15/124/10980/cupang-
nemo-yang-kian-dilirik

Sukaikan.com (2020, 2 September). Penyakit Ikan Cupang. Diakses pada 4 September 2020,
dari https://sukaikan.com/penyakit-ikan-cupang/

Anda mungkin juga menyukai