IKAN KONSUMSI
Oleh :
1. Andreas Thio W. : 02
2. Evelin Erlinda Elma C. : 09
3. Giofanny Oliviera S. : 10
4. Nicolaus Adven : 22
5. Silvia Tri Wahyu : 26
6. Veronica Alfina Della : 29
SMA N 2 KLATEN
MATERI
4. IKAN
5.IKAN NILA 6.IKAN KAKAP
GURAMEH
IKAN LELE
CIRI-CIRI :
Lele mempunyai Misai di bibirnya baik bibir bagian atas maupun
bawah
Lele memiliki kulit yang licin, berlendir, dan tidak bersisik
Lele memiliki 7 sirip
Dua sirip dada lele sangat keras dan runcing
Ikan lele memiliki organ arborescent/insang tambahan/labyrin
Memiliki mulut yang panjang/lebarnya kurang lebihseperempat dari
total panjang tubuhnya
CARA BUDIDAYA
1. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian).
Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang
tersedia
2.Pemilihan benih ikan lele
a. Syarat benih unggul
Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang
sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan
tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk
menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut
menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-
7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang
serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5
bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
b. Cara menebar benih
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih
dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi
penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah
dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.
Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi.
Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya
tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau
permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan
dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.
3. Pemindahan.
Cara pemindahan :
• kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
• siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
• samakan suhu pada kedua kolam
• pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
• pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari,
karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
4. Pendederan.
Artinya adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7
cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan
permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup
dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele
mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele
dipindahkan ke kolam pendederan ini.
5.Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk
mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin
yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur
berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang
telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan
menetas menjadi anakan lele.
6 .Panen budidaya ikan lele
Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg.
Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih
berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk
tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.
Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi
pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele
dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya.
Pemisahan ukuran berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah
disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi
peternak.
PENYAKIT YANG MENYERANG LELE
1. Penyakit Jamur Pada Ikan Lele
Umumnya terjadi pada budidaya ikan lele atau ikan air tawar pada kolam terpal yang
menggunakan sistem organik. Penyakit jamur ini tandanya tidak menyerang pada lele yang sehat
melainkan yang diserang adalah ikan lele yang dalam keadaan lemah dan lemas atau sakit.
Ciri-cirinya ditandai dengan adanya serabut-serabut putih yang ada di bagian tubuh ikan lele yang
terserang
(luka). Dan penyakit ini umum ditemukan pada jenis ikan tawar.
• Cara mengatasi penyakit jamur ikan lele ini bisa dilakukan dengan cara yang cukup sederhana,
yaitu cukup dengan menyediakan bahan-bahan berikut ini :
Bahan garam dapur (takarannya 1Kg untuk kolam dg luas 25 m2)
Sediakan 5 liter air bersih
1 botol cuka sedang
1 buah tempat untuk mencampur
Cara membuat obatnya yaitu dengan mencampurkan semua bahan tersebut hingga larut secara
merata, jika terlihat sudah siap obat bisa ditebar pada kolam ikan lele terpal / organic anda. Ramuan
ini juga bisa digunakan pada ikan tawar yang lainnya.
2. Penyakit Bintik-Bintik Putih Lele
Penyakit ini bisa disebut juga (Ichthyphthirius multifiliis) yang merupakan jenis penyakit
yang sering dijumpai juga pada ikan tawar. Seperti namanya, cirri-ciri ikan lele yang
terserang penyakit ini yaitu terdapat bintik-bintik putih pada tubuh ikan lele maupun
insang.
Jenis penyakit ini seringkali disebabkan oleh kualitas air yang ada pada kolam sangatlah
jelek dan penyebabnya adalah bakteri protozoa Ichthyphthirius. Jika sudah terjadi seperti
ini maka cepatlah lakukan untuk menganti air kolam dengan air yang terbaru dengan
kualitas yang memenuhi standart awal, dan jika sudah selesai menguraskan baru dilakukan
pengobatan dengan menebarkan garam dapur 1 Kg untuk luas 25 m2.
3.Penyakit Cacar Pada Ikan Lele
Penyakit cacar ini ditandai dengan adanya bercak-bercak merah karena selaput lendirnya
yang terkelupas dan jika lama kelamaan kulit ikan akan melepuh. Dan penyebab penyakit
ini adalah bakteri Aeromonas dan Pseudomonas.
Hal faktor utama dari kesuksesan budidaya ikan lele adalah pada kualitas air, jika air
terasa berbau busuk dan terlihat jelek maka segera ganti airnya.
Cara mengatasi penyakit cacar ikan lele ini yaitu dengan menumbuk 10 lembar daun
papaya dan garam 1 Kg dilarutkan dalam air 5 liter (dosisi untuk luas kolam 25 m2), lalu
tebarkan secara merata pada kolam.
4. Penyakit Cacing Pipih
Penyakit cacing pipih ini memiliki ciri-ciri menurunnya selera makan serta ikan
sering muncul ke permukaan kolam. Penyakit ini merusak insang dan kulit ikan yang
mengakibatkan pernapasan ikan menjadi terganggu, keluarnya lendir, warna ikan
jelek ata pucat dan sirip yang menguncup.
Cara mengobati penyakit pada ikan yang terkena cacing pipih ini dengan cara
mengganti air dalam jumlah besar lalu menebarkan garam halus ke kolam. Atau
bisa juga merendam ikan yang sakit dengan larutan kalium permanganate (PK)
konsentrasi 0,01% selama 30 menit.
5. Penyakit Parasit
Penyakit ini menyerang insang ikan air tawar, cirri-cirinya ikan sering berputar-
putar dan juga menggantung pada permukaan air. Cara mengatasi penyakit ikan ini
dengan merendam ikan di larutan formalin konsentrasi 15 – 20 ppm.
Masalah yang terjadi ini adalah hal yang lumrah dan biasa, tidaklah perlu panik
jika tenak lele anda terserang penyakit, lakukanlah langkah-langkah yang pasti
untuk mengobati ikan lele anda dengan apa yang sudah kami tuliskan.
BACK
IKAN PATIN
Pemilihan Bibit Ikan Patin
Benih patin yang dipilih harus benarbenar baik dan sehat. Benih patin yang tidak baik gampang
sekali terkena penyakit dan pertumbuhannya kurang optimal. Pemilihan benih yang patin yang baik
dan sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Ukuran benih seragam dan berwarna cerah (mengilap).
b) Gerakannya lincah dan gesit.
c) Tidak cacat dan tidak ada luka di tubuhnya.
d) Bebas dari bibit penyakit.
e) Posisi tubuh dalam air normal.
Benih patin untuk kegiatan pembesaran secara intensif minimal berukuran 3—4 inci/ ekor. Ukuran
benih patin sebaiknya seragam. Tujuannya agar masing-masing patin tidak saling mengganggu dan
pertumbuhannya bisa seragam. Benih patin yang tidak seragam menyebabkan persaingan
mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat,
sementara yang kecil tetap kuntet. Benih patin yang berukuran kecil juga akan kalah dalam bersaing
mendapat pakan.
CARA BUDIDAYA IKAN PATIN
Kolam Patin Terpal
Pertama adalah pemilihan tipe dari kolam terpal. Ada 4 tipe kolam yang masing-masing bisa dipilih sesuai anggaran dan
pertimbangan lokasi. Keempat tipe tersebut antara lain adalah:
• Kolam keseluruhan
• Kolam tembok dilapisi terpal
• Kolam tanah dilapisi terpal
• Kolam terpal instan
Kedua adalah kesiapan alat-alat pendukung untuk kolam patin terpal. Anda harus menyiapkan beberapa perlengkapan
seperti pompa air, blower, paralon (bisa diganti dengan selang), ember, penjaring untuk memanen benih (krakat/waring).
Berikutnya, kita akan membahas perihal teknik pembesaran dan pembibitan. Sebelum Anda akan menyebarkan benih, isilah
kolam terpal dengan air pada ketinggian maksimal 20 cm. Hingga hari ke 5, tambahkan volume air secara bertahap. Setelah
itu, sebarkan bibit sesuai dengan ukuran kolam. Sebagai contoh, sebarkan kira-kira 20 ribu pada kolam berukuran 2x1x0,5
meter untuk pembenihan awal.
Selama kira-kira hingga sebulan, benih-benih tersebut harus diberi pakan cacing sutra atau kutu air yang telah dibersihkan
dalam air disinfektan. Sebenarnya, memelihara ikan patin sangatlah mudah, asalkan Anda rajin melakukan pengecekan dan
pengontrolan di masa-masal awal pemeliharaan. Untuk memanen pun Anda tinggal menggunakan kantong plastik sebagai
krakat.
KARAKTERISTIK
Masyarakat awam biasa mengenali ikan ini sebagai lele atau catfish.
Ikan ini bisa menyesuaikan setiap kandungan oksigen di dalam air
tempat mereka hidup. Jadi, tak perlu repot mengganti atau
mengalirkan dalam waktu berdekatan. Meski demikian, Anda masih
perlu menguras dan mengisinya dengan air baru. Untuk penyesuaian
suhu, ikan ini memang agak kesulitan untuk beradaptasi. Namun Anda
bisa memastikan suhu sekitar 28 hingga 30 derajat celcius untuk
masing-masing kolam. Oleh sebab itu, kadang-kadang cara teraman
ialah dengan membangun kolam terpal di dalam ruangan.
Patin juga dikenal sebagai salah satu hewan nokturnal. Mereka selalu
bersembunyi di lubang-lubang atau dasar air. Tak heran jika warna
kolam cenderung gelap akan memudahkan mereka untuk hidup.
Aslinya, ikan ini memang menetap di dasar air dan memakan binatang-
binatang kecil di sekitarnya. Biasanya, patin akan keluar dari sarangnya
di malam hari atau sinar matahari meredup. Nah, ada satu hal penting
ketika Anda akan menyebarkan bibit-bibit di awal. Anda harus
memperhatikan kondisi cuaca. Sangat tidak disarankan jika Anda
berniat melakukan penyebaran benih pada pergantian musimm hujan
atau kemarau. Sementara itu, bibit patin sangat sensitif terhadap
perubahan suhu dan cuaca dan mudah mati jika ada perubahan suhu
mendadak.
PEMANENAN IKAN PATIN
• Adapun cara untuk memilih benih ikan bawal yang unggul berikut adalah ciri-ciri benih ikan bawal yang
baik antara lain;
• Ukuran benih bawal yang seragam
• Jenis benih ikan bawal Unggul
• benih ikan bawal Sehat,benih bawal akan berkumpul
• Anggota tubuh lengkap dan tidak cacat (biasanya ekor ikan bawal yang grepes)
• Aktif bergerak (benih bawal tidak mengambang)
• Tidak membawa penyakit (hal ini di buktikan dengan uji virus dari dinas karantina)
CARA BUDIDAYA
Langkah dan Cara Budidaya Ikan Bawal
1. Persiapan atau penyediaan kolam
- Kolam untuk pemeliharaan dan pembudidayaan ikan bawal sama juga dengan kolam yang digunakan
untuk pembudidayaan ikan lainnya, pembuatan kolam dimaksud agar memberikan makanan secara
alami kepada ikan bawal. Setelah anda membuat kolamnya, keringkan dulu sampai tanahnya benar-
benar kering.
2. Pemilihan benih dan penebaran benih ikan bawal
Tahap selajutnya dalam budidaya ikan bawal adalah memilih jenis bibit atau benih ikan. Benih ikan
harus yang bagus agar bisa bertahan dan besar dalam kolam. Ciri-ciri benih ikan yang baik adalah
Sehat, Anggota tubuh lengkap, Aktif bergerak, Ukuran seragam, tidak cacat, Tidak membawa penyakit,
dan termasuk jenis unggul.
3. Setelah kita melakukan pemilihan benih, baru dimulai dengan penebaran benih. Penebaran benih
harus dilakukan dengan serba hati-hati. Sebelum ikan anda masukkan dalam kolam, masukkan ikan
dalam plastik kedalam kolam, biarkan mengapung sementara diatas permukaan air, tunggu hingga
palstiknya (bagian dalam) berembun, berembunnya plastik menandakan suhu air di dalam dan diluar
sudah sama, sehingga menghindari hewan akan stress.
PENYAKIT IKAN BAWAL
• Bintik putih, disebut sebagai penyakit bintik putih atau white spot karena ditandai dengan adanya bintik-
bintik putih pada permukaan tubuh ikan. Bintik putih ini disebabkan oleh parasit Ichthyopthiriusmultifiliis.
Parasit ini termasuk protozoa yang memiliki bulu getar dan menyerang hampir semua jenis ikan air tawar.
Beberapa faktor yang dapat mendukung timbulnya penyakit ini adalah karena kualitas air media yang buruk,
serta ketersediaan pakan yang kurang sehingga kondisi ikan menjadi lemah. Upaya pencegahan yang dapat
kita lakukan adalah menjaga kualitas air agar tetap baik, memberikan pakan yang cukup kepada ikan..
• Jamur, jamur yang sering menyerang ikan adalah jamur Saprolegnia sp dan Achlya sp. Bentuk dari jamur ini
seperti benang halus berwarna putih atau kadang berwarna coklat. Jamur ini selain menyerang telur ikan,
juga menyerang tubuh bagian luar ikan. Penyakit ini sering muncul bila suhu air terlalu rendah, serta kualitas
air kolam kurang baik, dan kurangnya pakan sehingga kondisi tubuh ikan menjadi lemah. Kepadatan telur
yang cukup tinggi pada kegiatan pembenihan juga dapat menyebabkan timbulnya jamur.Upaya pencegahan
yang dapat kita lakukan adalah dengan menjaga kualitas air, memberikan pakan yang cukup, dan mengurangi
kepadatan telur. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan bila terjadi serangan adalah dengan merendam
ikan atau telur menggunakan malachite green 1 mg/ltr selama satu jam, atau dengan menggunakan NaCl
sebanyak 5gr/ltr selama 15 menit.
• Trichodiniasis, Penyakit Trichodiniasis disebabkan oleh parasit Trichodina Sp. Bentuk parasit ini seperti piring
atau topi yang diselimuti silis (rambut getar) pada bagian ujungnya. Sama seperti penyakit lain Trichodina
menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Bagian yang diserang adalah bagian luar, seperti insang, kulit,
sirip, yang ditandai dengan adanya luka pada organ tubuh ikan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan memberikan makanan tambahan yang memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup baik
kepada ikan.
BACK
IKAN GURAME
CIRI-CIRI:
• Ikan Gurami Memiliki Bentuk pipih dan lonjong dengan mulut kecil dan dapat
dimoncongkan.
• Pada Rahangnya memiliki Gigi-gigi kecil dan Gigi deretan luar lebih besar
• Memiliki sisik yang relatif besar sedangkan pada kepala sisik memiliki tepian yang agak
kasar
• Memiliki Duri pada sirip Punggung dan Dubur dan semakin Tua ikan Gurami maka
ukuran Duri semakin besar
• Memiliki sepasang Benang yang panjang yang digunakan sebagai Alat Peraba
• Gurami muda memiliki 8 Garis tegak
• Bagian tubuh diatas sirip dubur terdapat bintik gelap dengan bintikan pinggiran
berwarna kuning atau perak.
• Pada bagian dasar sirip dada terdapat bintik hitam
CARA BUDIDAYA IKAN GURAME
1. Pemilihan Lokasi Budidaya
Gurame memang dapat hidup di “sembarang tempat”. Namun, tetap saja
kondisi lahan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnyanya. Faktor-
faktor yang penentu kualitas lahan antara lain kondisi tanah, suhu air,
keasaman air, oksigen, dan tingkat kesuburan air.
Syarat tumbuh optimal:
• Ketinggian 20 – 500 m dpl.
• Jenis tanah berstektur liat yang gembur dengan kandungan pasir 40%.
• Suhu 25 – 28 C
• pH ideal 6,5 – 7 dengan kesadahan 7 HD
• Oksigen yang memadai
• Air kaya mineral dan zat-zat hara
2. Persiapan Sebelum Budidaya Gurame
Sebelum pelaksanaan budi daya gurame, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang paling
penting tentunya adalah pembuatan kolam. Kondisi kolam sangat menentukan berhasil tidaknya
usaha budi daya gurame. Ada beberapa kolam yang harus dimiliki dalam budidaya gurame.Kolam
perawatan induk. Kolam ini berfungsi untuk mempersiapkan kematangan telur dan memelihara
kesehatan induk. Kolam ini berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10 m2 dengan kedalaman
minimum 50 cm dan kepadatan kolam berisi 20 ekor gurame betina dan 10 ekor jantan.
3. Pembenihan Ikan Gurame
Usaha pembenihan meliputi kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan, menetaskan telur, dan
perawatan larva sampai berukuran sebesar bii oyong. Larva berumur 12 – 30 hari ini selanjutnya
dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk
didederkan. Namun, ada juga pembenih yang menjual telur untuk ditetaskan.
Karena bagian pembenihan ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya
ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
4. Pendederan Ikan Gurame
Kegiatan pendederan meliputi pemeliharaan benih berukuran 10 – 15 g/ekor sampai ukuran 150
g/ekor. Bobot gurame sebesar ini biasanya dicapai saat benih berumur enam bulan dari penetasan
telur. Ada pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar, yakni 15 – 30 g/ekor, tetapi ada
juga yang mendederkan benih gurame dari larva atau ketika seukuran biji oyong.
Karena bagian pendederan ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting dalam budidaya
ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
5. Pembesaran Ikan Gurame
Kegiatan pembesaran merupakan lanjutan dari pendederan. Benih dari pendederan
akan dibesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi dengan bobot rata-rata 500 g/ekor.
Namun, penentuan ukuran panen pembesaran gurame juga disesuaikan dengan
permintaan konsumen. Karena ada juga konsumen yang meminta gurame berukuran di
atas 1 kg/ekor.
Karena bagian pembesaran ini adalah salah satu dari tiga bagian proses terpenting
dalam budidaya ikan gurame, maka kami sajikan dalam artikel khusus.
6. Panen
Setelah mencapai bobot konsumsi, saatnya pemanenan dilakukan. Pemanenan
gurami sebaiknya dilakukan di pagi hari antara pukul 05.00 – 08.00 agar ikan tetap
segar dan tidak stres.
Pemanenan dilakukan dengan cara membuang habis air kolam. Pintu pemasukan air
ditutup dan pintu pengeluaran air dibuka. Air di dalam kolam dikeluarkan sampai batas
tertentu dan gurame berkumpul di dalam kamalir. Penangkapan dilakukan
menggunakna serokan atau alat sejenis yang tidak menyebabkan badan gurame
terluka.
BERBAGAI PENYAKIT DAN CARA MENGATASINYA
1. Bintik putih
Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang memiliki bulu getar, yaitu Ichthyophthirius
multifillis. Parasit ini biasanya berada di bawah lapisan epidermis kulit. Gejala yang
ditimbulkan adalah warna tubuh gurami menjadi pucat akibat dari adanya bintik putih di
seluruh badan ikan. Gurami terlihat sering menggosok-gosokkan badannnya ke bagian
dasar atau dinding kolam atau terlihat megap-megap dan sering berkumpul di tempat
pemasukan air karena kekurangan oksigen.
Cara Pengendaliannya Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam gurame
dalam larutan formalin 25 ml/m3 air. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan
cara menaikkan temperatur air kolam hingga mencapai 28 C.
2. Myxosporeasis
Penyakit myxosporeasis disebabkan oleh parasit Henneguya sp. dan Thellohanelus sp.
yang menyerang insang. Gurami yang diserang penyakit ini biasanya sudah berumur satu
bulan ke atas. Gejalanya muncul pembengkakan di bagian insang dan badan gurami.
Penyakit ini muncul akibat kualitas air yang buruk, kandungan oksigen terlarut rendah, dan
kepadatan gurami yang terlalu tinggi. Penyakit ini dapat menular melalui air.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengendapkan air sebelum diisikan kolam.
Sementara itu, penanggulangannya dilakukan dengan mengeringkan kolam karena belum
ada obat yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini.
3. Cacing insang dan cacing kulit
Penyakit cacing insang dan cacing kulit disebabkan oleh parsit Dactylogyriasis
yang menyerang benih gurami, terutama di bagian badan dan insang. Gejalanya
gurami tampak lemah, nafsu makan berkurang, dan sering berkumpul di
permukaan air karena kekurangan oksigen.
Timbulnya penyakit ini didukung oleh kualitas air yang buruk, kekurangan pakan,
padat tebar terlalu tinggi, dan suhu udara rendah. Penyakit ini dapat menular
melalui media air. Mengatasinya dapat dilakukan dengan cara merendam benih
gurami di dalam larutan garam dapur 300 g/m3 air selama 24 jam. Selain itu, benih
juga dapat direndam di dalam larutan formalin 40 ml/m3 air selam 24 jam.
4. Kutu ikan
Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp. yang menyerang dengan cara
menggigit seluruh bagian badan gurame. Di sekitar bekas gigitan akan terjadi
perdarahan, yang jika dibiarkan akan semakin menghebat.
Munculnya penyakit ini dipengaruhi oleh kualitas air yang buruk. Penularan
terjadi melalui air dan kontak langsung antara gurami yang sehat dan gurame yang
sakit. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam
dapur 1,25% selama 15 menit.
5. Bercak merah
Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromonas punctata
dan Aeromonas hydrophylla. Badan gurami yang terserang penyakit ini
akan berwarna gelap dan kulitnya menjadi kasar (akibat kekurangan
lendir). Selain itu, gurami sering muncul ke permukaan air akibat
kekurangan oksigen.
Mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam
gurami di dalam larutan Oxytetracyclin 205 ppm. Perendaman
dilakukan tiga kali berturut-turut, masing-masing selama 24 jam.
Mengobati bekas luka dapat dilakukan dengan mengoleskan obat
merah yang diencerkan. Satu mililiter obat merah dilarutkan ke dalam
10 ml air, lalu dioleskan ke bagian badan gurami yang luka.
BACK
IKAN NILA
CIRI-CIRI :
• Dagu nila jantan berwarna kemerahan atau kehitaman sedangkan dagu nila
betina berwarna putih
• Sirip dada nila jantan berwarna coklat kemerahan sedangkan sirip dada nila
betina berwarna kehitaman
• Perut nila jantan berbentuk pipih (ramping) dengan warna kehitaman sedangkan
betina perutnya lebih buncit (menggembung) dan berwarna putih
• Alat kelamin nila jantan berbentuk meruncing dan apabila dipijat akan
mengeluarkan cairan berwarna putih kental sedangkan betina berbentuk seperti
bulan sabit dan apabila dipijat akan mengeluarkan butiran telur
• Nila jantan mempunyai 2 buah lubang yaitu anus & urogenital (urine & sperma)
sedangkan nila betina mempunyai 3 buah lubang yaitu anus, genital/telur &
lubang urine.
CARA BUDIDAYA
• a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam.
Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa
juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air
dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak
mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera
lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓
nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam
seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
• b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan
merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan
pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu
sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu
sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.
Selain disebabkan oleh bibit penyakit, penyakit yang menyerang ikan kakap putih dapat disebabkan pula oleh
faktor lingkungan, faktor pakan yang kurang baik, faktor keturunan, dan kesalahan dalam membudidayakan.
1. Faktor lingkungan
Kita ketahui bahwa lingkungan terdiri dari berbabai unsur yang kompleks. Ada unsur fisika, kimia, dan biologi.
Faktor fisika dan kimia yang tidak cocok dengan kehidupan ikan kakap dapat menimbulkan kematian. Adapun
faktor fisika dan kimia itu adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya kadar oksigen dalam air.
b. Kadar garam yang tidak sesuai dengan kebiasaan hidup kakap putih. Misalnya terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
c. Air yang tercemar gas-gas beracun.
d. Perubahan suhu yang mendadak.
Adapun gangguan dari faktor dapat idtimbulkan dari organisma lain seperti ular, kepiting, burung, dan ikan
lainnya. Mereka yang merupaakn predator akan mengganggu kehidupan ikan kakap.
2. Faktor pakan
Pakan merupakan kebutuhan bagi setiap makhluk hidup. Pemberian pakan yang kurang baik dapat
menghambat pertumbuhan ikan kakap, mudah terserang penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Selain itu, pemberian pakan berupa makhluk hidup pada ikan kakap mulai dari burayak hingga dewasa harus
sesuai. Dengan demikian, tidak akan menimbulkan kematian.
Hal lain yang penting adalah pemberian jumlah pakan anorganik. Jika kita memberikan pakan yang terlalu
banyak sehingga bersisa, misalnya di tambak, sisa-sisa makanan itu akan membusuk. Pembusukan akan
menyebabkan air terkontaminasi. Ikan kakap akan mabuk dan mati.
PENANGGULANGAN