I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menghasilkan asam laktat dalam jumlah banyak, bakteri yang dikenal
sebagai bakteri asam laktat (BAL) dapat memfermentasi baik gula maupun
(Misgiyarta 2003).
untuk memelihara mikroflora dalam jaringan tubuh serta memberikan efek positif
Pakan adalah komponen biaya produksi yang paling tinggi selama satu hari
makan ikan terkonsentrasi, terhitung antara 60 dan 70 persen dari total biaya.
Salah satu cara untuk menurunkan harga suatu produk adalah dengan mengganti
2
produk impor atau impor dengan produk lokal. Ikan adalah makanan vegetarian
sehat yang mengandung protein berkualitas tinggi dan memiliki profil asam amino
Indonesia yang terancam punah yang hidup di perairan tawar seperti rawa, sungai,
atau danau dan berkembang biak secara diam-diam di perairan umum. Produksi
Ikan Lele (Clarias batrachus) lokal di Sumatera Selatan saat ini memberikan hasil
yang mengkhawatirkan bagi hasil tangkapan nelayan pada malam hari. Untuk
baru untuk ikan, khususnya ikan sangkuriang (Clarias sp. ) yang melimpah, yang
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) digunakan sebagai hewan uji untuk
menunjukkan bahwa pakan komorsil masih digunakan sampai tulisan ini dibuat
BAL pada pakan diharapkan dapat meningkatkan pakan buatan cerna, sehingga
penggunaan pakan lebih efektif yang diukur dengan rasio pakan terhadap pakan
lain, populasi bakteri, pertumbuhan, dan Sangkuriang lele (Clarias sp) pulih.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapaun rumusan masalah dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. TUJUAN
permentasi air cucian beras dan susu terhadap ikan lele sangkuriang
(Clarias sp).
cucian beras dan susu terhadap ikan lele sangkuriang (Clarias sp).
D. MANFAAT
pengaruh bakteri probiotik Bakteri asam laktat (BAL) terhadap pertumbuhan ikan
E. HIPOTESIS
Kingdom : Aanimalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Ikan lele sangkuriang tidak pernah di temukan di air rawa atau asin, payau,
telaga, sawah yang tergenang air (Ghufran, 2010). Habitat ikan lele sangkuriang
atau lingkungan hidupnya adalah di udara terbuka.Air sungai, air irigasi, atau
sumur air adalah jenis udara yang tepat untuk membawa ikan lele.Namun ikan
lele juga memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kualitas udara yang kurang
ideal. Ikan lele sangkuriang (Clarias sp) juga memiliki pilihan untuk hidup sangat
nyaman dengan kadar oksigen yang kuat karena memiliki sistem pernapasal yang
untuk pernapatanny.
Secara umum ikan lele dikenal dengan nama lele sangkuriang (Clarias sp),
dan memiliki tubuh yang berlendir dan tidak memiliki sisik serta mulut yang
berukuran lebih dari 1/4 panjang tubuh. Namun salah satu ciri yang membedakan
adalah mereka memiliki delapan pasang sungut yang terdapat di mulutnya, dan
delapan pasang sungut tersebut terdiri dari dua pasang sungut(Widodo, 2009).
Manfaat sungut dibalik ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) adalah sebagai
peraba saat mencari makan dan sebagai sensor saat berburu makanan. Ikan lele
sangkuriang (Clarias sp) sirip terdiri dari lima jenis bagian yang berbeda: sirip
dada, sirip perut, sirip punggung, sirip ekor, dan dubur. Di bagian sirip dada
terdapat patil yang sangat kaya akan keratin dan berguna untuk melindungi
diri(Puspowardoyo 2002).
6
Ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) memiliki bentuk badan yang memanjang,
memiliki kepala pipih non sisik, delapan sungut memanjang yang berfungsi
sebagai peraba, dan memiliki alat pelonggaran tambahan. Bagian tengah dan
Ikan lele sangkuriang (Clarias sp) memiliki lima sirip yang tersusun atas sirip
pasang dan sirip tunggal. Sirip dada (dada) dan tujuh sirip perut (ventral) adalah
sirip yang meradang.Sedangkan bagian tubuh yang lunak adalah sirip dubur
(anal), sirip punggung (dorsal), dan sirip ekor. Ukuran sirip punggung 68–79,
ukuran sirip dada 9–10, ukuran sirip perut 5–6, ukuran sirip anal 50–60, dan
ukuran sungut adalah 4 pasang, dengan 1 pasang paling besar dan paling panjang.
Panjang baku 5-6 kali dengan badan dan perbandingan panjang baku dengan
panjang kepala 1:3-4. Ukuran matanya sekitar 1/8 dari panjang kepalanya.Dia
memiliki bentuk villus dan memiliki sebuah candi di atasnya. Akan tetapi ikan
lele sangkuriang memiliki dua alat penciuman yang terletak berdekatan dengan
tempayan pertama sangat kuat dan bergerigi di sisi kedua dan kasar. Saat ikan
SANGKURIANG(Clarias sp)
7
Habitat ikan lele sangkuriang(Clarias sp)salah satu nya bisa di perairan tawar
(Sunarma, 2004). Ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) juga dapat hidup di
lingkungan dengan kualitas udara yang baik, seperti pada kompresor AC.
Kualitas udara yang ideal untuk budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)
meliputi kadar oksigen sekitar 6 bagian per juta, karbon dioksida 12 bagian per
juta, suhu antara 24 dan 260 derajat, pH 6-7, 1 bagian per juta NH3, dan
sp) sering aktif pada malam hari (nokturnal) pada siang hari ikan lele sangkuriang
(Clarias sp) lebih suka berdiam di dalam lubang atau tempat yang tenang, ikan
lumpur untuk mencari binatang binatang kecil. Pada dini hari, ikan lele
sangkuriang (Clarias sp.) sering terlihat di lubang lubang, antara lain di dekat
Ikan lele sangkuriang (Clarias sp) mampu hidup di udara kotor seperti air
berlumpur dan air parit. Ia juga mampu hidup di gurun selama 6 hingga 8 jam. Ini
sangkuriang" karya Clarias sp. dapat memuaskan diri untuk menyiapkan makanan
bagi tamu. Renik binatang-binatang, seperti kutu air, cacing, larva (jentik-jentik
8
serangga), siput-siput kecil, dan binatang bangkai, adalah jenis ikan yang paling
Ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) merupakan hewan yang sangat tanggap
terhadap tekanan. Sebagai aturan umum, makanan apa pun yang diberikan kepada
ikan lele akan berakhir dengan kegagalan. Inilah alasan mengapa Ikan Lele
bergerak sangat cepat saat jatuh. Harapan ini bisa siap dipanen dan dipasarkan ke
(Mahyuddin, 2008) tergantung jenis pakannya (Clarias sp. ), ikan lele sangkuriang
atau berat ikan dalam kurun waktu tersebut yang dipengaruhi oleh pakan, umur,
dan panjang ikan. Untuk benih benih ikan lele sangkuriang sendiri melibatkan
faktor internal dan eksternal. Menurut Standar Nasional Indonesia (2000), faktor
internal termasuk faktor yang mempengaruhi ikan, seperti warna dan susunan
genetik. Sifat genetik ikan yang dikenal sebagai faktor internasional berisi
penyakit. Faktor eksternal meliputi kondisi fisik dan lingkungan, ruang gerak, dan
ketersediaan pangan dari berbagai segi kualitas dan kuantitas. Semua faktor ini
pada stadia dewasa. Ikan pada stadia dewasa, pertumbuhan berjalan secara terus
9
menerus akan tetapi berjalan lambat. Ikan pada stadia dewasa umumnya
benih ikan lele sangkuriang (Clarias sp) dapat terjadi apabila, jumlah nutrisi
pakan yang dicerna dan diserap oleh ikan lebih besar dari jumlah yang diperlukan
pertumbuhan lambat dan kecil ukurannya apabila pakan yang diberikan kurang
Hal ini dikarenakan nutrisi pada tepung tidak dapat diserap oleh benih lele
sangkuriang (Clarias sp), dan pakan yang diberikan tidak mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh benih lele sangkuriang (Clarias sp). Ikan dengan ukuran
tubuh yang lebih kecil membutuhkan lebih banyak energi daripada ikan yang
lebih besar, dan mereka juga dapat mengonsumsi makanan berkalori lebih banyak
F. PROBIOTIK
hidup yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup oleh manusia atau
Sebagai Aman."
bertambah dan terus merusak mikroflora yang terdapat pada cairan penyembuh
luka.Istilah lain untuk probiotik adalah "makanan tambahan untuk ikan inangan"
(hewan inang) yang terbuat dari "mikroba" atau "micrponik pakan", dengan tujuan
patogen. Persaingan di area ini adalah seputar konsumsi makanan komersial, yang
ditentukan oleh hasil analisis pola makan dan penyerapan furnitur berukuran
komersial, udara, atau teknik penangkapan ikan asli seperti rotifera atau
kecepatan pakan yang didekati dalam saluran cerna, dimana dapat meningkatkan
laju konsumsi ikan karena aktraktan yang dihasilkan serta struktur pakan yang
proses mengubah berat molekul besar menjadi berat molekul kecil, untuk
menjadi berat molekul besar. Selain itu, proses anabolik membutuhkan energi,
sedangkan proses katabolik terus mengalami percepatan. Namun, tidak ada proses
yang dapat dihentikan karena hasil proses anabolik seringkali menjadi titik awal
proses katabolik.
H. KUALITAS AIR
1. Suhu
merupakan faktor fisik dalam reproduksi, pertumbuhan ikan dan usia organisme.
Ekosistem perairan memiliki kisaran suhu optimal yang berbeda untuk kehidupan
tergantung pada jenis organisme. Sebagai contoh, untuk jenis ikan patin, kisaran
suhu optimumnya adalah 32°C. Menurut Almaniar (2011), suhu optimum yang
2. Tingkat keasaman
juga dapat membatasi kehidupan ikan, karena pH ikan umumnya netral dan
kisaran yang dapat diterima adalah antara sedikit asam dan sedikit basa. Nilai pH
yang ideal untuk kehidupan akuatik umumnya antara 7dan 8,5. Lingkungan air
yang terlalu asam atau terlalu basa dapat merusak kelangsungan hidup organisme
lebih tinggi dari netral menghasilkan konsentrasi amonia yang lebih tinggi, yang
3. Oksigen terlarut
Oksigen juga merupakan faktor penentu dalam ekologi ikan air, tetapi ikan
juga memiliki adaptasi untuk mengatasi tekanan oksigen yang ekstrim. Ikan lele
mengambil oksigen secara langsung dari udara. Disungai dan danau, ikan lele
III. METODOLOGI
Proyek penelitian saat ini dilaksanakan selama satu (satu) tahun kalender di
bertempat di Jl. Jend. A. Yani, Lrg Gotong Royong, 9/10 Ulu Palembang,
Sumatera Selatan.
1. ALAT
Adapun alat yang digunakan pada saat penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat penelitian dapat dilihat pada
Tabel 2.
C. RANCANGAN PERCOBAAN
dengan siklus pemrosesan tiga kali per hari. Persoalannya adalah penambahan
BAL probiotik ke udara yang difermentasi dengan beras dan susu pada waktu
P1 = 5 mlprobiotik BAL fermentasi air cucian beras dan susu kedalam pakan
P3= 15 ml probiotik BAL fermentasi air cucian beras dan susu kedalam
1. Data Primer
diperoleh dengan melakukan observasi dan mencatat. Data yang ditemukan diam-
diam dengan cara ini bisa saja berasal dari observasi atau bahkan wawancara.
Metode ini memerlukan pelaksanaan semua proyek dan negosiasi secara diam-
diam, termasuk pemilihan bahan, tenaga kerja, dan teknik besaran (waktu dan
cara).
2. Data Sekunder
Data yang berasal dari data yang diperoleh dari berbagai referensi, laporan,
karya literatur, hasil penelitian yang sedang berlangsung, dan studi lain yang tidak
terkait dengan yang satu ini digunakan untuk membuat data awal.
3. Data Dokumentasi
Data yang dikumpulkan untuk mendapatkan dokumen dengan isi yang akurat
dan ringkasan dari semua informasi yang relevan dari tulisans, buku yang
D. PROSEDUR PENELITIAN
2. Persiapan BAL
Persiapan BAL dari fermentasi yang berasal air cucian beras dan susu
sebanyak yaitu 300 gram sampel beras jenis infari – 42 dari kecematan muara
telang kabupaten banyuasin,dan dicuci dengan air bersih sebanyak 400 ml,air
bilasan pertama ditampung kedalam botol kaca steril 2/3 dari volume botol.
Kemudian mulut botol ditutup menggunakan kain berpori atau kertas tissue dan di
ikat dengan karet gelang atau tali. Fermentasi sampel air cucian beras dilakukan
selama 3 hari. Lalu disimpan pada suhu ruangan dan terhindar dari cahaya
dimasukan kedalam botol kaca steril dengan volume 2 liter dan ditambakan susu
cair sebanyak 1000ml (perbandingan 1:10) fermentasi ini dilakukan selama 5 hari
pada suhu ruangan tertutup dan gelap. Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu cairan keruh yang berada pada lapisan tengah dari hasil fermentasi air
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji komersial dengan diameter
satu enam. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan dengan suplementasi BAL
probiotik dengan dosis yang sama dengan makanan lainnya yaitu 0 ml (tanpa
diadakan secara merah dengan alat spayer ke dalam pakan 1 kg, kemudian
diadakan pada suhu ruangan selama 24 jam selanjutnya pakan uji siap di ujikan.
18
Lama proses penyembelihan ikan lele dengan bobot 5 gram setiap padat tebar
minimal tiga kali, yaitu pada awal, tengah, dan akhir proses.Ikan disajikan tiga
kali sehari, pukul 08.00, 13.00, dan 17.00 WIB.Ikan diberi makan
dilakukan dua kali sehari untuk memastikan kualitas udara yang ideal bagi
pertumbuhan ikan.
1. PERTUMBUHAN
I. Panjang Mutlak
L = Lt – Lo
Keterangan
B. Bobot Mutlak
W = Wt – Wo
19
Keterangan
2. Kelangsungan Hidup
Nt
SR = x 100 %
No
Keterangan
3. Kualitas air
Perubahan suhu udara berimplikasi pada proses fisika, kimia, dan biologi
udara. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu yang persisten (di bagian atas
dan bawah) yang cocok untuk kultivasi gigi molar ganda (Effendie 2003).Untuk
mengumpulkan data yang akurat selama 40 hari penelitian ini, kualitas air
ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) adalah antara 25 sampai 30 oC. Gaya hidup
20
aktif dan makan Ikan Lele Sangkuriang keduanya secara signifikan terhambat
oleh suhu udara. Saat udara semakin menyesakkan, metabolisme ikan lele
meningkat.
Oksigen (DO) adalah gas yang terdapat di perairan. Ikan lele sangkuriang
krusial dalam rantai makanan karena perannya dalam menghasilkan primer dan
yang tinggi harus digunakan setiap hari Senin. Ketika pH terlalu tinggi dan
setiap saat. Jika kadar amonia terlalu tinggi, pengukuran amonia harus dilakukan
setiap 10 hingga 14 hari atau setiap minggu jika ikan berenang dalam kondisi
salin. Ini juga diperlukan untuk mengurangi jumlah TAN (total amonia nitrogen)
di dalam air. Perlu dilakukan pemantauan pH dan suhu untuk mengetahui apakah
21
fraksi amoniak ada atau tidak ada. Jika parameter ini tidak terpenuhi, amonia
akan diproduksi.
F. ANALISIS DATA
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan RAL untuk mengetahui
pengumpulan data.
Yij = μ + Ti + €ij
Keterangan :
€ij : Pengaruh galat dari perlakuan pada uni ke-j yang berasal dari perlakuan
ke-i
Jika F lebih dari F tabel taraf uji 5% dan lebih kecil dari F tabel uji 1%, maka
proses memperoleh insight cukup jelas. Jika F hitung lebih besar dari F tabel taraf
uji sebesar 1%, maka perlakuan berpengaruh sangat jelas, dan jika F hitung lebih
kecil dari F tabel taraf uji sebesar 5%, maka perlakuan berpengaruh tidak jelas.
22
Jika sebuah karya memiliki pengaruh nyata atau terutama nyata, penting untuk
panjang dari rata-rata sebagaimana ditentukan oleh nilai keragaman kofisien (KK)
yang bersangkutan.
23
A. HASIL
definitif Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) setelah menjalani masa latihan
militer selama 40 hari dengan pembelian sepasang pakan identik. Hasil dari
pertumbuhan panjang ikan lele. Hasil perhitungan data rata panjang mutlak ikan
lele menunjukan panjang mutlak terdapat pada perlakuan P210 mlprobiotik BAL
fermentasi air cucian beras dan susu kedalam pakan yang dilarutkan dalam 100
ml akuades dengan rata-rata panjang 1,27 cm, lalu disusul dengan perlakuan P315
mlprobiotik BAL fermentasi air cucian beras dan susu kedalam pakan yang
5 mlprobiotik BAL fermentasi air cucian beras dan susu kedalam pakan yang
dilarutkan dalam 100 ml akuades dengan rata-rata panjang 1,16 cm, dan panjang
24
mutlak yang terendah terdapat pada P00 ml tanpa penambahan probiotik BAL
Pertumbuhan bobot mutlak adalah selesi berat total tubuh ikan pada akhir
mutlak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) yang dilakukan satu seminggu sekali
Tabel 5. Rata-rata pertumbuhan bobot mutlak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)
selama penelitian (gram)
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-Rata
1 2 3
P0 0,58 1,25 0,42 2,25 0,75
P1 1,18 0,38 0,42 1,98 0,66
P2 0,97 1,17 0,62 2,76 0,92
P3 0,79 0,74 0,74 1,75 0,58
0,92 gram, kemudian disusul perlakuan P0 dengan rata-rata 0,75 gram, lalu di
ikuti oleh perlakuan P1 dengan rata-rata 0,66 gram, dan yang terendah terdapat
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rata-Rata
1 2 3
P0 80 70 70 220 73,33
P1 70 100 70 240 80
P2 80 60 70 210 70
P3 80 80 70 230 76,67
Data kelangsungan hidup ikan diperoleh dari jumlah ikan yang hidup pada
akhir penelitian dibagi dengan jumlah ikan pada awal penelitian, lalu dikali
(Clarias sp) dapat dilihat pada tabel 6. Data pada tabel menunjukan bahwa
presentase kelangsungan hidup Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) yang tertinggi
terdapat pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata 80%, kemudian disusul oleh
rata-rata 73,33%, dan yang paling rendah terdapat pada perlakuan P2 dengan rata-
rata 70%.
4. Kualitas Air
lambat atau tidak.Dalam bisnis ikan, memiliki kualitas udara yang tinggi
fluktuasi suhu udara di semua level operasi selama 40 hari selama penelitian
berlangsung.
26
Kondisi kualitas air yang lain selama percobaan masih dalam layak bagi
B. PEMBAHASAN
Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp). Hasil perhitungan data rata-rata panjang
oleh perlakuan P3 dengan rata-rata panjang 1,25cm, lalu disusul oleh perlakuan
P1 dengan rata-rata 1,21cm, dan panjang mutlak yang terendah terdapat pada
1,27cm hal ini disebabkan oleh salanitas pada pemiliharaan Ikan Lele
pertumbuhan pada ikan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) dengan dosis yang
27
berbeda. Semakin jauh perbedaan tekanan osmotic tubuh dengan tekanan osmotic
lingkungan, maka akan semakin banyak beban kerja energi metabolisme yang
mutlak dilakukan sebanyak 6 yaitu pengukuran pada berat awal dan sampai pada
minggu ke enam. Hasil pengukuran bobot mutlak Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
dengan bobot rata-rata 0,92 gram, kemudian disusul perlakuan P0 dengan bobot
rata-rata 0,75 gram, kemudian perlakuan P1 dengan bobot rata-rata 0,66 gram,
dan yang terendah terdapat pada perlakuan P3 dengan bobot berat rata-rata 0,58
gram.
probiotik asam laktat (BAL) dalam pakan terhadap pertumbuhan Ikan Lele
Kelangsungan hidup ikan sangat oleh pakan dan kondisi lingkungan hidup
sekitar. Pemberian pakan yang cukup kuantitas dan kualitas serta kondisi
lingkungan yang baik akan meningkatkan kelangsungan hidup ikan yang akan
28
berdampak pada kesehatan ikan dan akan menurunkan kelangsungan hidup ikan
yang dipelihara. Tingkat kelangsungan hidup Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)
hidup Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) yang tinggi terdapat pada perlakuan P1
dengan nilai rata-rata 80%, kemudian perlakuan P3 dengan nilai rata-rata 76,67%,
kemudian disusul oleh perlakuan P0 dengan nilai rata-rata 73,33% dan paling
hidup Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) yang tertinggi adalah terdapat pada
4. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu factor pembatas baik langsung maupun
tidak langsung. Dalam usaha budidaya ikan, kualitas air yang terkendali sangat
selama 40 hari masa penelitian masih dapat ditoleransi oleh benih Ikan Lele
32℃, kisaran suhu tersebut masih dapat ditoleransi untuk pertumbuhan ikan lele
sangkuriang (Clarias sp). Menurut (Samuel ea al. 2002), suhu perairan yang
berada pada kisaran 25-29℃ masih berada dalam batas wajar dan tidak
29
konsentasi ion H, pH menunjukan kekuatan antara asam dan basah dalam air.
optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Hal ini sesuai dengan
A. KESIMPULAN
probiotik asam laktat (BAL) dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan lele
B. SARAN
(Clarias sp) pemberian probiotik asam laktat (BAL) dalam pakan terhadap
pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias sp) dan saran yang dapat
ikan.
probiotik asam laktat (BAL) dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan lele