Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No.

2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN BUBUK KULIT PISANG PADA PAKAN BUATAN


TERHADAP KECERAHAN WARNA PADA IKAN NEMO (Amphipriion ocellaris)

EFFECTIVENESS OF ADDITION OF BANANA LEATHER POWDER IN ARTIFICIAL


FEED ON BRIGHT COLOR IN NEMO (Amphipriion ocellaris)

Faturrahman1*), Muhammad Junaidi 2*) Bagus Dwi Hari Setyono3*)


Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Mataram
*)
alamat korespondensi : iryanto485@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan bubuk kulit pisang
kepok (Musa balbisiana colla) dalam pakan komersial untuk meningkatkan warna pada ikan
nemo (Amphipriion ocellaris). Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nemo
dengan panjang 2-3 cm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan
3 kali ulangan sehingga diperoleh 15 unit percobaan, yakni P0 (tanpa penambahan bubuk kulit
pisang), P1 (bubuk kulit pisang 5%) P2 (bubuk kulit pisang 10%), P3 (bubuk kulit pisang 15%),
P4 (bubuk kulit pisang 20%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang nyata
terhadap tingkat kecerahan warna, pertumbuhan panjang, pertumbuhan berat, namun tidak
berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup, sehingga dilakukan uji lanjut untuk
mengetahui perlakuan terbaik dalam menghasilkan peningkatan warna pada ikan nemo,
diketahui bahwa P3 (bubuk kulit piang 15%) merupakan perlakuan terbaik pada kecerahan warna
dengan persentase 26,30. Perlakuan terbaik pada pertumbuhan panjang mutlak dan berat mutlak
ialah P4 (bubuk kulit pisang 20%) dengan persentase panjang 0,60 cm dan persentase berat
0,64g.

Kata kunci: Ikan Nemo, bubuk kulit pisang, kecerahan warna, pertumbuhan panjang,
pertumbuhan berat.

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of adding Kepok Banana peel (Musa
balbisiana colla) powder in commercial feed to improve the color of nemo fish (Amphipriion
ocellaris). Test animals used in this study were nemo fish with a length of 2-3 cm. The method
used in this study was an experimental method using a Completely Randomized Design (CRD)
consisting of 5 treatments and 3 replications to obtain 15 experimental units, namely P0 (without
the addition of banana peel powder), P1 (5% banana peel powder) P2 (10% banana peel
powder), P3 (15% banana peel powder), P4 (20% banana peel powder). The results showed that
there was a significant influence on the level of color brightness, length growth, weight growth,
but no significant effect on survival rates, so further tests were conducted to find out the best
treatment in producing color enhancement in nemo fish, it was found that P3 (skin powder 15%
crossbar) is the best treatment for color brightness with a percentage of 26.30. The best treatment

112
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

for the growth of absolute length and absolute weight is P4 (20% banana peel powder) with a
percentage of length 0.60 cm and a weight percentage of 0.64 g.

Keywords: Nemo fish, banana peel powder, color brightness, long growth, weight growth.

PENDAHULUAN sumber karoten dan suplemen warna


Ikan hias merupakan salah satu (Safrida, 2007).
komoditas yang memiliki daya tarik Warna ikan disebabkan oleh adanya
tersendiri untuk para penggemarnya. Nilai sel pigmen yang ada pada tubuh ikan hias.
ekonomi ikan hias diketahui cukup tinggi. Pigmen dapat mempengaruhi tingkat
Berdasarkan data Kementrian Kelautan dan kecerahan warna pada ikan.Ikan hanya dapat
Perikanan bahwa perdagangan ikan hias mensintesis pigmen warna hitam dan putih,
pada tahun 2011 sebesar Rp 565 miliar dari sedangkan warna merah, orange dan kuning
target Rp 350 miliar, tahun 2012 sebesar Rp tidak dapat disintesis secara langsung tanpa
1,4 triliun dari target Rp 1,5 triliun, tahun adanya pemberian tambahan berupa
2013 sebesar Rp 1,7 triliun dari target Rp karotenoid. Pembentukan warna pada ikan
1,5 triliun (Manik, 2016). hias dapat dipengaruhi oleh jumlah
Salah satu ikan hias yang sering karotenoid yang terdapat dalam pakan
dijumpai adalah ikan nemo atau ikan badut (Yasir, 2010).
(Amphiprion ocellaris). Ikan Salah satu upaya yang dapat
nemomerupakan ikan hias yang mempunyai dilakukan untuk mempertahankan dan
corak warna merah putih, merah hitam, meningkatkan warna pada ikan hias yaitu
hitam kuning putih. Ikan nemo memiliki dengan penambahan bahan alternatif yang
pasar yang cukup luas sehingga berpotensi mengandung karotenoid dalam pakan baik
untuk dikembangkan melalui kegiatan dari buah-buahan, sayuran, maupun hewan.
budidaya. Harga ikan nemo dengan ukuran Karotenoid merupakan sumber utama yang
3-5 cm di pasaran saat ini berkisar Rp 5.000 dapat memicu proses pigmentasi pada ikan
sampai Rp 10.000 per ekor (Zulfikar, 2018). hias (Meyers, 1994 dalam Malini et al.,
Salah satu permasalahan yang 2018). Beberapa sumber karotenoid yang
ditemukan pada ikan hias adalah warna. dapat diperoleh dengan mudah yaitu kulit
Warna merupakan salah satu faktor dalam pisang, kulit buah naga, kulit manggis,
menentukan nilai ikan hias. Hal ini wortel, labu kuning, dan spirulina. Akan
dikarenakan warna yang cerah merupakan tetapi, diantara beberapa sumber karotenoid
daya tarik utama pada ikan hias sehingga tersebut kulit pisang merupakan sumber
sangat mempengaruhi tingkat kegemaran yang mudah didapat, harga terjangkau dan
masyarakat dan nilai jual. Pudarnya warna melimpah jika dibandingkan dengan sumber
pada ikan hias dapat dipengaruhi oleh karotenoid yang lain. Kulit pisang
beberapa faktor yaitu faktor internal dan mengandung karotenoid sebesar 45 mg/100g
faktor eksternal. Faktor internal yaitu berat kering. Selain itu pisang juga dapat
genetik, jenis kelamin, dan umur. Sedangkan diolah menjadi bahan makanan seperti
faktor eksternal yaitu berupa lingkungan keripik, sale dan gorengan (Aprilia et al.,
tempat pemeliharaan, kondisi kesehatan ikan 2016).
dan kandungan pigmen dalam pakan. Warna Beberapa sumber karotenoid alami
pada ikan hias dapat ditingkatkan untuk meningkatkan warna pada ikan hias
kualitasnya dengan berbagai upaya seperti yang dapat diperoleh dengan mudah yaitu
menjaga kualitas air, pemberian pakan berasal dari buah-buahan, sayuran-sayuran

113
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

dan hewan. Diantara karotenoid alami dengan ukuran 2-2.5 cm. Sebelum diberi
tersebut telah dilakukan beberapa penelitian perlakuan, ikan uji diadaptasikan terlebih
yang menggunakan kulit buah naga, kulit dahulu dan dipuasakan selama satu hari
manggis, wortel, labu kuning, paprika sebelum dilakukan penimbangan awal. Pada
merah, bayam merah, udang dan spirulina tiap toples pemeliharaan di sampling
dengan tujuan pencerahan warna pada ikan sebanyak 5 ekor untuk ditimbang dan diukur
hias. Penggunaan sumber karotenoid panjang awalnya sebelum proses
tersebut mampu meningkatkan kecerahan pemeliharaan.
warna pada ikan hias (Suarni, 2009 dalam Kulit pisang yang digunakan ialah
Husna et al, 2015 ). kulit pisang kepok yang berasal dari bima.
Penelitian mengenai penambahan bubuk Sebelum digunakan terlebih dahulu limbah
kulit pisang pada pakan buatan terhadap kulit pisang dikeringkan lebih kurang 7 hari
kecerahan warna pada ikan nemo belum dibawah sinar matahari, agar memudahkan
pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu selama proses pembuatan tepung limbah
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kulit pisang benar2 harus kering. Limbah
efektivitas dan konsentrasi yang terbaik kulit pisang yang sudah kering lalu
pada penambahan bubuk kulit pisang untuk dihaluskan dengan mengunakan blender,
mencerahkan warna pada ikan nemo. hasil dari blender tersebut siap
digunakan.Pakan yang digunakan
METODE PENELITIAN merupakan pakan ikan hias merek cayo.
Penelitian ini dilaksanakan selama 30 Pakan tersebut dicampurkan dengan tepung
hari pada Bulan Juli-Agustus kulit pisang yang telah dihaluskan, dalam
2019,bertempat di Balai Perikanan Budidaya memudah proses pencampuran antaran
Laut (BPBL) Lombok Sekotong Kabupaten bubuk kulit pisang dan pakan maka
Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara digunakan progol sebagai perekat antara
Barat. Penelitian ini dilakukan dengan bubuk kulit pisang dengan pakan.
metode eksperimental menggunakan Pemeliharaan ikan nemo akan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Aspek dilakukan selama 30 hari dibalai perikanan
yang diteliti adalah efektivitas penambahan sekotong, selama masa pemeliharaan
bubuk kulit pisangkepok dengan konsentrasi dilakukan pula proses pemberian pakan,
yang berbeda pada pakan komersil dengan 5 penyiponan, penimbangan, pengukuran
perlakuan dan 3 kali ulangan, sehingga kualitas air dan pengukuran tingkat
diperoleh 15 unit percobaan. Penempatan kecerahan warna. Pakan yang diberikan
setiap unit percobaan dilakukan secara acak pakan pellet ikan hias sebanyak 5% dari
(Joerakate et al.,2018). P0 (tanpa bobot biomasa ikan uji. Pemberian pakan
penambahan bubuk kulit pisang), P1 (bubuk diberikan 2 kali sehari yakni pagi hari jam
kulit pisang 5%) P2 (bubuk kulit pisang 08.00 dan sore hari jam 17.00. Penimbangan
10%), P3 (bubuk kulit pisang 15%), P4 berat, pengukuran panjang dan pengukuran
(bubuk kulit pisang 20%). kualitas air pada ikan nemo dilakukan setiap
10 hari sekali, penimbangan dan pengukuran
Prosedur Penelitian panjang dilakukan dengan cara di sampling
Wadah yang digunakan dalam sebanyak 5 ekor pada tiap wadah
penelitian ini berupa toples berjumlah 15 pemeliharaan. Proses penyiponan pada air
toples dengan volume 10 l, akan tetapi pada pemeliharaan dilakukan setiap hari pada
penelitian ini saya mengunakan hanya 9 l.. pagi hari sebelum pemberian
Setiap toples diisi dengan 18 ekor ikan nemo pakan.Pengukuran terhadap tingkat

114
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

kecerahan warna pada ikan nemo dilakukan diuji menggunakan Analysis of Variance
secara visual pada awal penetian dan akhir (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%
penelitian mengunakan kolorimeter yang melalui software statistik SPSS. Apabila
telah dikalibrasi terhadap warna putih. hasil analisis statistik menunjukkan
pengaruh yang berbeda nyata, maka akan
Parameter Pengamatan dilakukan uji lanjut untuk mengetahui
Parameter yang diamati dalam perlakuan terbaik.
penelitian ini adalah kecerahan warna,
kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang HASIL
dan berat mutlak. Data yang akan diperoleh

Tabel 1. Hasil Pengamatan


Parameter Perlakuan
P0 P1 P2 P3 P4
Kecerahan Warna (%)s 9,81±1,56a 18,53±4,08ab 20,61±2,64ab 26,30±1,54b 16,99±1,05ab
Panjang Mutlak (cm)s 0,30±0,10a 0,50±0,10ab 0,33±0,06a 0,36±0,06a 0,60±0,10b
Berat Mutlak (g)s 0,50±0,05ab 0,35±0,03a 0,36±0,04a 0,45±0,08a 0,64±0,10b
Tingkat Kelangsungan
Hidup (%)ns 100±0 100±0 100±0 100±0 100±0
Total Karotenoid (%) 0,03 0,08 0,16 0,18 0,16

Keterangan :
s (significant) :Berpengaruh nyata.
ns (not significant) :Tidak berpengaruh nyata PEMBAHASAN
P0 : Pellet+ Tanpa penambahan bubuk kulit Kecerahan Warna
pisang (kontrol)
Berdasarkan hasil analisis data
P1 : Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 5%
P2 :Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 10%
menggunkan One-Way Annova diketahui
P3 :Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 15% bahwa penambahan bubuk kulit pisang pada
P4 :Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 20% pakan memberikan pengaruh yang
Penambahan bubuk kulit pisang signifikan terhadap kecerahan warna ikan
dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) nemo (p<0,05). Hasil uji lanjut Tukey
terhadap kecerahan warna, laju pertumbuhan menunjukkan bahwa perlakuan P0 tidak
panjang mutlak,laju pertumbuhan berat berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2 dan
mutlak namun tidak berpengaruh nyata P4, namun berbeda nyata dengan perlakuan
(P>0,05) terhadap tingkat kelangsungan P3. Hasil analisis disajikan pada Gambar 1.
hidup.

115
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

30.00

25.00
26.30

Nilai Kecerahan
20.00
20.61
15.00 18.53
16.99

10.00
9.81
5.00

0.00
1 2 3 4 5

Perlakuan

Gambar 1. Nilai kecerahan warna

Pengukuran tingkat kecerahan warna sedikit. Hal ini sesuai pernyataan Hulu
pada ikan nemo menujukkan adanya (2004) yang menyatakan bahwa ikan akan
peningkatan warna ketika ditambahkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
bubuk kulit pisang dalam pakan.Peningkatan memecahkan bahan karotenoid menjadi
warna yang tertinggi terdapat pada pigmen warna apabila jumlah pigmen yang
perlakuan P3 dengan (penambahan bubuk terkandung dalam pakan semakin banyak.
kulit pisang pada pakan sebanyak 15%) Pemberian dosis karotenoid yang cukup
dengan nilai 26,30, selanjutnya pada dapat meningkatkan kecerahan warna ikan
perlakuan P2 dengan (dosis bubuk kulit sehingga tubuh memberikan ekspresi warna
pisang sebanyak 10%) dengan nilai 20,61, yang lebih baik. Terjadinya peningkatan
selanjutnya pada perlakuan P1 (dengan dosis warna pada perlakuan P0 tanpa penambahan
5%) dengan nilai 18,53, selanjutnya pada bubuk kulit pisang dalam pakan diduga
perlakuan P4 dengan (dosis 20%) dengan karna pakan yang diberikan pada ikan nemo
nilai 16,99 dan yang terendahpada perlakuan sudah terdapat kandungan karotenoid. Hal
P0 tanpa penambahan bubuk kulit pisang ini sesuai dengan pernyataan Hulu (2004)
kedalam pakan dengan nilai 9,81.Tingginya bahwa terjadinya peningkatan warna pada
penyerapan warna pada perlakuan P3 perlakuan kontrol diduga karna dalam pakan
dengan dosis bubuk kulit pisang 15% diduga sudah terdapat karotenoid.
karna dosis yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan ikan untuk meningkatkan warna. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Hal ini sesuai dengan pernyataan Azuri Berdasarkan hasil analisis data
(2018) bahwa penambahan karotenoid menggunkan One-Way Annova diketahui
dalam pakan dengan jumlah berlebih tidak bahwa penambahan bubuk kulit pisang pada
akan memberikan perubahan warna yang pakan memberikan pengaruh yang
lebih baik bahkan menurunkan nilai warna signifikan terhadap pertumbuhan panjang
ikan. Rendahnya peningkatan warna pada mutlak ikan nemo (p<0,05). Hasil uji lanjut
perlakuan P4 dengan penambahan bubuk Tukey menunjukkan bahwa perlakuan P0
kulit pisang yang lebih besar yaitu 20% tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1,
diduga karna dosis yang terlalu tinggi P2 dan P3, namun berbeda nyata dengan
sehingga ikan akan membutuhkan waktu perlakuan P4. Hasil analisis disajikan pada
yang lebih lama untuk memanfaatkan Gambar 2.
sumber karotenoid yang diberikan tersebut
dibandingkan dengan dosis yang lebih
116
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

0.800
0.700

Panjang Mutlak (cm)


0.600
0.600
0.500
0.500
0.400
0.300 0.367
0.333
0.300
0.200
0.100
0.000
1 2 3 4 5

Perlakuan

Gambar 2. Panjang Mutlak

Pertumbuhan merupakan suatu ketersediaan protein dalam pakan akan


perubahan bentuk akibat pertambahan mempengaruhi pertumbuhan ikan, karna
panjang dan berat pada periode waktu protein merupakan nutrisi yang sangat
tertentu. Pertumbuhan panjang mutlak ikan dibutuhkan oleh ikan untuk
nemo yang didapatkan selama pemeliharaan pertumbuhan.Selain protein yang
mengalami peningkatan. Nilai tertinggi terkandung dalam pakan terjadinya
diperoleh pada perlakuan P4 dengan nilai peningkatan pertumbuhan diduga juga karna
0,60 cm, kemudian diikuti oleh perlakuan P1 adanya tambahan bubuk kulit pisang yang
dengan nilai 0,50 cm, kemudian perlakuan dicampur dalam pakan yang mengandung
P3 dengan nilai 0,36 cm, kemudian pada karotenoid dan juga protein. Hal ini sesuai
perlakuan P2 dengan nilai 0,33 cm dan yang pernyataan Saputri (2017) yang menyatakan
terendah pada perlakuan P0 dengan nilai bahwa karotenoid yang terkandung dalam
0,30 cm. Selain kandungan protein yang pakan dapat meningkatkan pertumbuhan.
sudah terkandung dalam pakan terjadinya
peningkatan pertumbuhan panjang pada ikan Pertumbuhan Berat Mutlak
nemo diduga karna adanya tambahan protein Berdasarkan hasil analisis data
dari bubuk kulit pisang yang dicampur menggunkan One-Way Annova diketahui
dalam pakan sehingga mampu menghasilkan bahwa penambahan bubuk kulit pisang pada
nutrien dan energi yang lebih besar dari pakan memberikan pengaruh yang
pada yang digunakan untuk aktifitas, signifikan terhadap pertumbuhan berat
kelebihan dari nutrient inilah yang mutlak ikan nemo (p<0,05). Hasil uji lanjut
digunakan oleh ikan nemo untuk tumbuh. Tukey menunjukkan bahwa perlakuan P0
Selain itu terjadinya peningkatan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1,
pertumbuhan pada ikan nemo diduga karna P2, dan P3 namun berbeda nyata dengan
kebutuhan pakan yang tercukupi sebagai perlakuan P4. Hasil analisis disajikan pada
sumber energi bagi ikan dan protein Gambar 3.
merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan
ikan untuk pertumbuhan. Sesuai pernyataan
Sari (2014) yang menyatakan bahwa

117
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

0.800
0.700
0.600 0.647

Berat Mutlak (g)


0.500
0.500
0.400 0.450
0.300 0.353 0.363

0.200
0.100
0.000
1 2 3 4 5

Perlakuan

Gambar 3. Berat Mutlak

Pertumbuhan berat mutlak pada tingkat konsumsi pakan. Tingkat konsumsi


masing-masing perlakuan memberikan nilai pakan berkaitan langsung dengan nafsu
yang berbeda. pertambahan berat tertinggi makan ikan sehingga daya tarik pakan oleh
diperoleh pada perlakuan P4 dengan nilai organ penglihatan dan organ penciuman
0,647 g, selanjutnya pada perlakuan P0 ikan menjadi hal yang sangat penting.
dengan nilai 0,500 g, selanjutnya pada Menurut Fitryaningsih (2013) menyatakan
perlakuan P3 dengan nilai 0,450 g, bahwa pakan yang memiliki bentuk dan
selanjutnya pada perlakuan P2 dengan nilai warna yang baik dapat merangsang nafsu
0,363 g dan pertumbuhan berat terendah makan pada ikan. Putra (2017) menyatakan
pada perlakuan P1 dengan nilai 0,353 g. bahwa kecepatan pertumbuhan ikan
Terjadinya peningkatan pertumbuhan pada tegantung pada jumlah pakan yang
ikan nemo diduga karna ikan mengkonsumsi dikonsumsi.
pakan yang diberikan dan juga kandungan
protein yang terdapat dalam pakan Tingkat Kelangsungan Hidup
mempengaruhi pertumbuhan. Hal ini sesuai Berdasarkan hasil analisis data
dengan pernyataan Putra (2017) yang menggunkan One-Way Annova diketahui
menyatakan bahwa pertumbuhan ikan bahwa penambahan bubuk kulit pisang pada
dipengaruhi kemampuan ikan merespon dan pakan tidak memberikan pengaruh yang
memanfaatkan pakan untuk pertumbuhan signifikan terhadap tingkat kelangsungan
serta kualitas pakan yang diberikan. hidup ikan nemo (p>0,05). Hasil analisis
Terjadinya perbedaan pertumbuhan berat disajikan pada Gambar 4.
antar perlakuan diduga karna perbedaan

118
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

120,00
100 100 100 100 100
100,00

Tingkat kelangsungan hidup (%)


80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
P0 P1 P2 P3 P4

Perlakuan

Gambar 4. Tingkat kelangsungan hidup

Tingkat kelangsungan hidup satunya ialah kondisi ikan itu sendiri.


ikan nemo yang didapatkan selama Pernyataan Ningsih (2018) yang
penelitian ialah 100%.Tidak terjadinya menyatakan bahwa tingkat
kematian pada ikan nemo diduga karna kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
kondisi air pemeliharaan yang oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor
menunjang untuk kelangsungan hidup biotik yang mempengaruhi yaitu umur,
ikan,pakan yang tercukupi, penyiponan competitor, parasit dan kemampuan
air yang dilakukan setiap hari guna ikan beradaptasi sedangkan faktor
menjaga kualitas air tetap baik. Hal ini abiotiknya antara lain sifat fisika kimia
sesuai dengan pernyataan Fitryaningsih dari suatu perairan.
(2013) menyatakan bahwa pakan yang
memiliki bentuk dan warna yang baik
dapat merangsang nafsu makan pada Total Karotenoid
ikan. Menurut pendapat Uli (2017) Penyerapan karotenoid pada ikan
yang menyatakan bahwa faktor yang nemo yang ditambahkan bubuk kulit pisang
dapat mempengaruhi tingkat pada pakan disajikan pada Gambar 5.
kelangsungan hidup pada ikan salah

0.18
0,2
0.16 0.16
Total karotenoid (%)

0,15

0.08
0,1

0,05 0.03

0
P0 P1 P2 P3 p4
Perlakuan

Gambar 5.Total Karotenoid

119
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

Penyerapan total karotenoid tertinggi sebanyak 15% diduga karna karotenoid yang
terdapat pada perlakuan P3 dengan diberikan sesuai dengan kebutuhan ikan
penambahan (bubuk kulit pisang sebanyak sedangkan rendahnya karotenoid pada
15%) dengan nilai 0,03 mg/kg, selanjutnya perlakuan P4 dengan penambahan bubuk
pada perlakuan P2 dan P4 dengan dosis kulit pisang yang lebih tinggi yaitu 20%
penambahan (bubuk kulit pisang sebanyak dalam pakan lebih rendah dibandingkan
10%) dengan nilai 0,16 mg/kg dan P4 dengan perlakuan P3 yang diberikan bubuk
dengan penambahan (bubuk kulit pisang kulit pisang sebanyak 15%. Hal ini sesuai
sebanyak 20%) dengan nilai yang sama dengan pernyataan Ajuri (2018) menyatakan
yaitu 0,16 mg/kg, selanjutnya pada bahwa pengunaaan karotenoid harus
perlakuan P1 dengan penambahan (bubuk memperhatikan dosis yang akan digunakan.
kulit pisang sebanyak 5%) dengan nilai Sedangkan menurut pendapat Hulu (2004)
0,08mg/kg dan penyerapan karotenoid menyatakan bahwa perubahan warna pada
terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa ikan tergantung pada jumlah komposisi
penambahan bubuk kulit pisang kedalam bahan warna dalam pakan, diperlukan dosis
pakan dengan nilai 0,03mg/kg. Terjadinya yang tepat, tidak berlebih dan juga tidak
perbedaan penyerapan karotenoid antar berkurang.
perlakuan diduga karna terjadinyaa
perbedaan penyerapan yang dilakukan oleh Kualitas Air
ikan. Sesuai pernyataan Solihah (2015) Kualitas air merupakan salah satu
menyatakan bahwa ikan memiliki faktor pendukung pertumbuhan dan
penyerapan yang berbeda terhadap kelulushidupan udang vaname. Parameter
karotenoid yang diberikan. Tingginya kualitas air media pemeliharaan ikan nemo
penyerapan karotenoid pada perlakuan P3 selama 30 hari pemeliharaan disajikan pada
dengan penambahan bubuk kulit pisang Tabel 2.

Tabel 2. Kualitas Air


No Parameter Satuan Hasil Baku mutu
1 Suhu ºC 26-27 24-28 (Madinawati, 2009)
2 Salinitas Ppt 33-34 33-34 (Gunawan et al., 2011)
3 Ph - 8,1-8,3 81-84 (Carloset et al., 2014)
4 DO mg/l 6,1-6,3 5,6-61 (Gunawan et al., 2011)

Tabel 2. di atas menunjukkan bahwa Pengukuran salinitas selama


nilai parameter kualitas air selama penelitian berkisar antara 33-34 ppt, nilai
pemeliharaan menunjukkan kisaran yang ini masih dalam kondisi normal untuk
masih normal dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan ikan nemo. Hal ini sesuai
untuk pertumbuhan dan.kelangsungan hidup dengan pernyataan Carlos et al., (2014)
ikan nemo. Kisaran suhu yang didapatkan menyatakan bahwa kisaran salinitas untuk
selama penelitian masih dalam batas normal pemeliharaan ikan nemo yaitu 33-34 ppt.
yaitu 26-27ºC. Menurut pernyataan Selain itu, salinitas dan pH memiliki
Madinawati (2009) kisaran suhu air untuk keterkaitan, apabila suatu perairan memiliki
kegiatan budidaya ikan nemo antara 24- salinitas tinggi maka akan diikuti dengan
28ºC. Madinawati (2009) kisaran suhu yang nilai pH yang tinggi.
optimum untuk budidaya ikan air laut adalah Pengukuran nilai pH air yang di
20-30ºC. dapatkan selama penelitian yaitu berkisar

120
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

8,1-8,3, nilai pH yang didapatkan masih ocellaris).Jurnal Perikanan Unram 1


tergolong nilai pH normal untuk ikan nemo. (2).
Menurut Gunawan etal.,(2011) bahwa nilai Hulu, E.A. S. Usman., Nurmatias. 2004.
pH perairan untuk pemeliharaan ikan nemo Penambahan Berbagai Sumber
berkisar 8,2-8,5 Betakaroten Alami dalam Pakan
Pengukuran nilai DO atau oksigen Terhadap Peningkatan Kecerahan
terlarut yang didapatkan selama penelitian Warna Ikan Koi (cyprinus carpio ).
masih dapat di toleransi oleh ikan nemo Program Studi Menejemen
yaitu berkisar 6,1-6,4 mg/l. Hal ini sesuai Sumberdaya Perairan, Fakultas
dengan pernyataan Gunawan (2011) Pertanian, Universitas Sumatra
oksigen terlarut yang mampu ditoleransi Utara.
oleh ikan nemo berkisar antara 5,4-6,1 mg/l. Manik, L. 2016. Induksi Pematangan Gonad
Ikan Badut (Amphiprion percula)
KESIMPULAN Menggunakan Hormon OODEV
1. Penambahan bubuk kulit pisang kepok Melalui Pakan. Skripsi. Bogor:
(Musa balbisiana colla) pada pakan Departemen Budidaya Perairan,
komersil memberikan pengaruh yang Fakultas Perikanan dan Ilmu
berbeda nyata terhadap kecerahan warna Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
pada ikan nemo. Madinawati, Samliok Ndobe dan Afiat
2. Dalam penelitian ini didapatkan Gamgulu.(2009). Pertumbuhan
peningkatan warna pada ikan nemo IkanBadut (Amphiprion percula)
terjadi pada perlakuan P3 dengan Yang Dipelihara Pada Salinitas Yang
penambahan bubuk kulit pisang sebanyak Berbeda Dalam Wadah
15% dalam pakan. Terkontrol.Program Studi Budidaya
Perairan, Jurusan Peternakan
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Pertanian Universitas
Aprilia, A., Kurniawati E. 2016. Pengaruh Tadulako.Jurnal Akuakultur
Beta Karoten pada Kulit Pisang Indonesia, 8(2): 193-198
Kepok dalam Mencegah Infark Saputri, R., Mulyadi., Rusliadi. 2006. The
Miokard Akut.Majority 5 (4). Influence of Additional Red Spinach
Carlos, N.S.T., Randonuwu, A. B. dan Flour (Amaranthus hypocondriacus)
Watung, V.N.R. (2014). Distribusi In Made of Color Quality to
dan Kelimpahan Pterapogon Goldfish.
kauderni Koumnas, 1933 Sari, O.V., Hendrarto, B., Soedarsono, P.
(Apogonidae) di selat Lembah 2014. Pengaruh Variasi Jenis
Bagian Timur, Kota Bitung.Jurnal Makanan terhadap Ikan Karang
Ilmiah Platax.2 (3). Nemo (Amphiprion ocellaris)
Gunawan. (2011). Pemeliharaan Benih Ikan Ditinjau dari Perubahan Warna,
Badut(Amphiprion percula)Dengan Pertumbuhan dan Tingkat
Kepadatan Yang Berbeda. (Skripsi) Kelulushidupan.Journal of Maquares
Balai Besar Riset Perikanan 3: 134-143.
Budidaya Laut. Safrida, N. S., M. Ali Sarong. 2017.
Fitrianingsih, E., Haryanto H., Setyono, Pengaruh Penambahan Tepung Labu
B.D.H. 2013.Pengaruh Pakan yang Kuning (Cucurbita Moschata )dalam
Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Pakan Buatan Terhadap Kualitas
Sintasan Ikan Badut (Amphiprion

121
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166

Warna Ikan Maskoki (Carassius Zulfikar., Marzuki, E., Erlangga. 2018.


Auratus) Vol 2: No 2. Pengaruh Warna Wadah terhadap
Yasir, I. 2010. Effect of Dietary Carotenoid Pertumbuhan dan Kelangsungan
on Color and Pigments of False Hidup Ikan Badut (Amphiprion
Clowfish, Amphiprio Ocellaris, ocellaris).Journal Aquatic Sciences
Cuvier.Journal of the World 5: 88-92.
Aquaculture Society.

122

Anda mungkin juga menyukai