2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan bubuk kulit pisang
kepok (Musa balbisiana colla) dalam pakan komersial untuk meningkatkan warna pada ikan
nemo (Amphipriion ocellaris). Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nemo
dengan panjang 2-3 cm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan
3 kali ulangan sehingga diperoleh 15 unit percobaan, yakni P0 (tanpa penambahan bubuk kulit
pisang), P1 (bubuk kulit pisang 5%) P2 (bubuk kulit pisang 10%), P3 (bubuk kulit pisang 15%),
P4 (bubuk kulit pisang 20%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang nyata
terhadap tingkat kecerahan warna, pertumbuhan panjang, pertumbuhan berat, namun tidak
berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup, sehingga dilakukan uji lanjut untuk
mengetahui perlakuan terbaik dalam menghasilkan peningkatan warna pada ikan nemo,
diketahui bahwa P3 (bubuk kulit piang 15%) merupakan perlakuan terbaik pada kecerahan warna
dengan persentase 26,30. Perlakuan terbaik pada pertumbuhan panjang mutlak dan berat mutlak
ialah P4 (bubuk kulit pisang 20%) dengan persentase panjang 0,60 cm dan persentase berat
0,64g.
Kata kunci: Ikan Nemo, bubuk kulit pisang, kecerahan warna, pertumbuhan panjang,
pertumbuhan berat.
Abstract
This study aims to determine the effectiveness of adding Kepok Banana peel (Musa
balbisiana colla) powder in commercial feed to improve the color of nemo fish (Amphipriion
ocellaris). Test animals used in this study were nemo fish with a length of 2-3 cm. The method
used in this study was an experimental method using a Completely Randomized Design (CRD)
consisting of 5 treatments and 3 replications to obtain 15 experimental units, namely P0 (without
the addition of banana peel powder), P1 (5% banana peel powder) P2 (10% banana peel
powder), P3 (15% banana peel powder), P4 (20% banana peel powder). The results showed that
there was a significant influence on the level of color brightness, length growth, weight growth,
but no significant effect on survival rates, so further tests were conducted to find out the best
treatment in producing color enhancement in nemo fish, it was found that P3 (skin powder 15%
crossbar) is the best treatment for color brightness with a percentage of 26.30. The best treatment
112
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
for the growth of absolute length and absolute weight is P4 (20% banana peel powder) with a
percentage of length 0.60 cm and a weight percentage of 0.64 g.
Keywords: Nemo fish, banana peel powder, color brightness, long growth, weight growth.
113
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
dan hewan. Diantara karotenoid alami dengan ukuran 2-2.5 cm. Sebelum diberi
tersebut telah dilakukan beberapa penelitian perlakuan, ikan uji diadaptasikan terlebih
yang menggunakan kulit buah naga, kulit dahulu dan dipuasakan selama satu hari
manggis, wortel, labu kuning, paprika sebelum dilakukan penimbangan awal. Pada
merah, bayam merah, udang dan spirulina tiap toples pemeliharaan di sampling
dengan tujuan pencerahan warna pada ikan sebanyak 5 ekor untuk ditimbang dan diukur
hias. Penggunaan sumber karotenoid panjang awalnya sebelum proses
tersebut mampu meningkatkan kecerahan pemeliharaan.
warna pada ikan hias (Suarni, 2009 dalam Kulit pisang yang digunakan ialah
Husna et al, 2015 ). kulit pisang kepok yang berasal dari bima.
Penelitian mengenai penambahan bubuk Sebelum digunakan terlebih dahulu limbah
kulit pisang pada pakan buatan terhadap kulit pisang dikeringkan lebih kurang 7 hari
kecerahan warna pada ikan nemo belum dibawah sinar matahari, agar memudahkan
pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu selama proses pembuatan tepung limbah
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kulit pisang benar2 harus kering. Limbah
efektivitas dan konsentrasi yang terbaik kulit pisang yang sudah kering lalu
pada penambahan bubuk kulit pisang untuk dihaluskan dengan mengunakan blender,
mencerahkan warna pada ikan nemo. hasil dari blender tersebut siap
digunakan.Pakan yang digunakan
METODE PENELITIAN merupakan pakan ikan hias merek cayo.
Penelitian ini dilaksanakan selama 30 Pakan tersebut dicampurkan dengan tepung
hari pada Bulan Juli-Agustus kulit pisang yang telah dihaluskan, dalam
2019,bertempat di Balai Perikanan Budidaya memudah proses pencampuran antaran
Laut (BPBL) Lombok Sekotong Kabupaten bubuk kulit pisang dan pakan maka
Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara digunakan progol sebagai perekat antara
Barat. Penelitian ini dilakukan dengan bubuk kulit pisang dengan pakan.
metode eksperimental menggunakan Pemeliharaan ikan nemo akan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Aspek dilakukan selama 30 hari dibalai perikanan
yang diteliti adalah efektivitas penambahan sekotong, selama masa pemeliharaan
bubuk kulit pisangkepok dengan konsentrasi dilakukan pula proses pemberian pakan,
yang berbeda pada pakan komersil dengan 5 penyiponan, penimbangan, pengukuran
perlakuan dan 3 kali ulangan, sehingga kualitas air dan pengukuran tingkat
diperoleh 15 unit percobaan. Penempatan kecerahan warna. Pakan yang diberikan
setiap unit percobaan dilakukan secara acak pakan pellet ikan hias sebanyak 5% dari
(Joerakate et al.,2018). P0 (tanpa bobot biomasa ikan uji. Pemberian pakan
penambahan bubuk kulit pisang), P1 (bubuk diberikan 2 kali sehari yakni pagi hari jam
kulit pisang 5%) P2 (bubuk kulit pisang 08.00 dan sore hari jam 17.00. Penimbangan
10%), P3 (bubuk kulit pisang 15%), P4 berat, pengukuran panjang dan pengukuran
(bubuk kulit pisang 20%). kualitas air pada ikan nemo dilakukan setiap
10 hari sekali, penimbangan dan pengukuran
Prosedur Penelitian panjang dilakukan dengan cara di sampling
Wadah yang digunakan dalam sebanyak 5 ekor pada tiap wadah
penelitian ini berupa toples berjumlah 15 pemeliharaan. Proses penyiponan pada air
toples dengan volume 10 l, akan tetapi pada pemeliharaan dilakukan setiap hari pada
penelitian ini saya mengunakan hanya 9 l.. pagi hari sebelum pemberian
Setiap toples diisi dengan 18 ekor ikan nemo pakan.Pengukuran terhadap tingkat
114
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
kecerahan warna pada ikan nemo dilakukan diuji menggunakan Analysis of Variance
secara visual pada awal penetian dan akhir (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%
penelitian mengunakan kolorimeter yang melalui software statistik SPSS. Apabila
telah dikalibrasi terhadap warna putih. hasil analisis statistik menunjukkan
pengaruh yang berbeda nyata, maka akan
Parameter Pengamatan dilakukan uji lanjut untuk mengetahui
Parameter yang diamati dalam perlakuan terbaik.
penelitian ini adalah kecerahan warna,
kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang HASIL
dan berat mutlak. Data yang akan diperoleh
Keterangan :
s (significant) :Berpengaruh nyata.
ns (not significant) :Tidak berpengaruh nyata PEMBAHASAN
P0 : Pellet+ Tanpa penambahan bubuk kulit Kecerahan Warna
pisang (kontrol)
Berdasarkan hasil analisis data
P1 : Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 5%
P2 :Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 10%
menggunkan One-Way Annova diketahui
P3 :Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 15% bahwa penambahan bubuk kulit pisang pada
P4 :Pellet+ Penambahan bubuk kulit pisang 20% pakan memberikan pengaruh yang
Penambahan bubuk kulit pisang signifikan terhadap kecerahan warna ikan
dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) nemo (p<0,05). Hasil uji lanjut Tukey
terhadap kecerahan warna, laju pertumbuhan menunjukkan bahwa perlakuan P0 tidak
panjang mutlak,laju pertumbuhan berat berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2 dan
mutlak namun tidak berpengaruh nyata P4, namun berbeda nyata dengan perlakuan
(P>0,05) terhadap tingkat kelangsungan P3. Hasil analisis disajikan pada Gambar 1.
hidup.
115
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
30.00
25.00
26.30
Nilai Kecerahan
20.00
20.61
15.00 18.53
16.99
10.00
9.81
5.00
0.00
1 2 3 4 5
Perlakuan
Pengukuran tingkat kecerahan warna sedikit. Hal ini sesuai pernyataan Hulu
pada ikan nemo menujukkan adanya (2004) yang menyatakan bahwa ikan akan
peningkatan warna ketika ditambahkan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
bubuk kulit pisang dalam pakan.Peningkatan memecahkan bahan karotenoid menjadi
warna yang tertinggi terdapat pada pigmen warna apabila jumlah pigmen yang
perlakuan P3 dengan (penambahan bubuk terkandung dalam pakan semakin banyak.
kulit pisang pada pakan sebanyak 15%) Pemberian dosis karotenoid yang cukup
dengan nilai 26,30, selanjutnya pada dapat meningkatkan kecerahan warna ikan
perlakuan P2 dengan (dosis bubuk kulit sehingga tubuh memberikan ekspresi warna
pisang sebanyak 10%) dengan nilai 20,61, yang lebih baik. Terjadinya peningkatan
selanjutnya pada perlakuan P1 (dengan dosis warna pada perlakuan P0 tanpa penambahan
5%) dengan nilai 18,53, selanjutnya pada bubuk kulit pisang dalam pakan diduga
perlakuan P4 dengan (dosis 20%) dengan karna pakan yang diberikan pada ikan nemo
nilai 16,99 dan yang terendahpada perlakuan sudah terdapat kandungan karotenoid. Hal
P0 tanpa penambahan bubuk kulit pisang ini sesuai dengan pernyataan Hulu (2004)
kedalam pakan dengan nilai 9,81.Tingginya bahwa terjadinya peningkatan warna pada
penyerapan warna pada perlakuan P3 perlakuan kontrol diduga karna dalam pakan
dengan dosis bubuk kulit pisang 15% diduga sudah terdapat karotenoid.
karna dosis yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan ikan untuk meningkatkan warna. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Hal ini sesuai dengan pernyataan Azuri Berdasarkan hasil analisis data
(2018) bahwa penambahan karotenoid menggunkan One-Way Annova diketahui
dalam pakan dengan jumlah berlebih tidak bahwa penambahan bubuk kulit pisang pada
akan memberikan perubahan warna yang pakan memberikan pengaruh yang
lebih baik bahkan menurunkan nilai warna signifikan terhadap pertumbuhan panjang
ikan. Rendahnya peningkatan warna pada mutlak ikan nemo (p<0,05). Hasil uji lanjut
perlakuan P4 dengan penambahan bubuk Tukey menunjukkan bahwa perlakuan P0
kulit pisang yang lebih besar yaitu 20% tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1,
diduga karna dosis yang terlalu tinggi P2 dan P3, namun berbeda nyata dengan
sehingga ikan akan membutuhkan waktu perlakuan P4. Hasil analisis disajikan pada
yang lebih lama untuk memanfaatkan Gambar 2.
sumber karotenoid yang diberikan tersebut
dibandingkan dengan dosis yang lebih
116
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
0.800
0.700
Perlakuan
117
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
0.800
0.700
0.600 0.647
0.200
0.100
0.000
1 2 3 4 5
Perlakuan
118
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
120,00
100 100 100 100 100
100,00
Perlakuan
0.18
0,2
0.16 0.16
Total karotenoid (%)
0,15
0.08
0,1
0,05 0.03
0
P0 P1 P2 P3 p4
Perlakuan
119
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
Penyerapan total karotenoid tertinggi sebanyak 15% diduga karna karotenoid yang
terdapat pada perlakuan P3 dengan diberikan sesuai dengan kebutuhan ikan
penambahan (bubuk kulit pisang sebanyak sedangkan rendahnya karotenoid pada
15%) dengan nilai 0,03 mg/kg, selanjutnya perlakuan P4 dengan penambahan bubuk
pada perlakuan P2 dan P4 dengan dosis kulit pisang yang lebih tinggi yaitu 20%
penambahan (bubuk kulit pisang sebanyak dalam pakan lebih rendah dibandingkan
10%) dengan nilai 0,16 mg/kg dan P4 dengan perlakuan P3 yang diberikan bubuk
dengan penambahan (bubuk kulit pisang kulit pisang sebanyak 15%. Hal ini sesuai
sebanyak 20%) dengan nilai yang sama dengan pernyataan Ajuri (2018) menyatakan
yaitu 0,16 mg/kg, selanjutnya pada bahwa pengunaaan karotenoid harus
perlakuan P1 dengan penambahan (bubuk memperhatikan dosis yang akan digunakan.
kulit pisang sebanyak 5%) dengan nilai Sedangkan menurut pendapat Hulu (2004)
0,08mg/kg dan penyerapan karotenoid menyatakan bahwa perubahan warna pada
terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa ikan tergantung pada jumlah komposisi
penambahan bubuk kulit pisang kedalam bahan warna dalam pakan, diperlukan dosis
pakan dengan nilai 0,03mg/kg. Terjadinya yang tepat, tidak berlebih dan juga tidak
perbedaan penyerapan karotenoid antar berkurang.
perlakuan diduga karna terjadinyaa
perbedaan penyerapan yang dilakukan oleh Kualitas Air
ikan. Sesuai pernyataan Solihah (2015) Kualitas air merupakan salah satu
menyatakan bahwa ikan memiliki faktor pendukung pertumbuhan dan
penyerapan yang berbeda terhadap kelulushidupan udang vaname. Parameter
karotenoid yang diberikan. Tingginya kualitas air media pemeliharaan ikan nemo
penyerapan karotenoid pada perlakuan P3 selama 30 hari pemeliharaan disajikan pada
dengan penambahan bubuk kulit pisang Tabel 2.
120
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
121
Jurnal Perikanan (2020) Volume 10. No. 2 : 112-122
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.166
122