Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SELEKSI IKAN
Peranan Morfometrik, Meristik, dan Fluktuasi dalam Budidaya Ikan
Dosen :
Epro Barades S.Pi ,M.Si

Di Susun Oleh :
DIMAS REVA ADIYOGA 18742024

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERIKANAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2019/2020
KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

            Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan
para sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada bapak Epro
Barades S.Pi ,M.Si yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peranan Morfometrik, Meristik, dan Fluktuasi
dalam Budidaya Ikan” karena telah menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban
kami sebagai mahasiswa. Dalam makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan, “Bahwa tidak ada gading yang tak retak dan bukanlah gading kalau tidak retak” oleh
kaarena itu dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.

Bandar lampung, januari 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Keunggulan komparatif Indonesia terletak pada kekayaan alam yang begitu besar
keanekaragamannya. Keanekaragaman hayati menurut WRI (World Resources Institute) adalah
totalitas gen, spesies, dan ekosistem di suatu daerah atau dunia. Potensi sumberdaya perikanan laut
diseluruh perairan Indonesia diduga sebesar 6.26 juta ton per tahun (Prayogo, 2003).
Keanekaragaman sumberdaya perikanan ini perlu dilestarikan agar diperoleh keuntungan-
keuntungan maksimum untuk generasi sekarang, sambil memelihara potensinya untuk memenuhi
kebutuhan generasi mendatang yang mencakup: melindungi (save it), mempelajari (study it), dan
menggunakannya (use it) dengan arif

  Biologi perikanan sebagai dasar ilmu mengenai semua aspek-aspek yang berhubungan
dengan studi biologi ikan. Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan selama hidupnya dan
melakukan reproduksi untu melakukan reproduksi untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Begitu
yang terjadi pada ikan, pertumbuhan tersebut dapat di amati secara fisik atau melalaui pengamatan
perkembangan jaringan. Pertumbuhan pada ikan dapat berlangsung lambat ataupun cepat.
        Pengenalam struktur ikan tidak lepas dari morfologi ikan, yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan di ingat dalam mempelajarijenis-jenis ikan. Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Bektuk luar ikan sering kali
mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa, misalnya dari bentuk bilateral simetris pada
saat masi larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan pola
tingkah laku yang khusus.
      Secara umum pengukuran karakter morfometrik ini bertujuan untuk mengetahui variasi
morfologi dari beberapa spesies ikan yang berbeda, atau spesies yang sama dari populasi yang
berbeda. Metode morfometrik bersama dengan metode meristik menjadi dasar dalam
pengklasifikasian ikan pada awal mula ilmu taksonomi ikan berkembang. Secara umum
morfometrik terbagi dua yaitu tradisional morfometrik dan truss network morfometrik. Metode
pertama adalah metode yang pertama dikembangkan sedangkan metode yang kedua adalah metode
yang kemudian dikembangkan dari metode pertama.
Lingkungan abiotik dan biotik sangat mempengruhi genotif dan fenotif dari ikan.
Lingkungan yang buruk akan menyebabkan kerusakan ataupun kesalahan genetik dapat
mempengaruhi penampilan fenotif dari suatu individu. Sehingga dalam perkembangannya dalam
budidaya ikan dapat dilakukan penelitian-penelitian dalam skala besar atau dalam skala
laboratorium untuk mengetahui penyimpangan yang tejadi pada suatu individu atau populasi ikan,
dimana salah satunya disebut fluktuasi asimetri.

Fluktuasi asimetri ini sangat berhubungan erat dengan penampilan fenotif, dikarenakan
fluktuasi asimetri merupakan perubahan organ atau bagian tubuh baik sebelah kiri maupun sebelah
kanan yang menyebar normal dengan rataan mendekati nol.

Perkembangan seperti ini mungkin tidak terlalu diperhatikan karena sifatnya tidak
mempengaruhi sifat dari ikan itu sendiri, tetapi merupakan suatu proses yang melibatkan rekayasa
genetik.

1.2 Tujuan

 Dari penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai ujian tengah semester
BAB II

ISI

2.1 Morfometrik

Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis
kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH) air, suhu,
dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama,
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian,
walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang sama namun ukuran mutlak di antara
keduanya dapat saling berbeda. Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari
struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh
ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara
lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang
sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999).
Satuan ukuran yang digunakan di dalam morfometrik sangat bervariasi. Di
Indonesia, satuan ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter
(mm), tergantung kepada keinginan peneliti. Ukuran-ukuran ini disebut ukuran mutlak.
Untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti, sebaiknya menggunakan jangka sorong
(calipper). Adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk memberikan ukuran bagian-bagian
ikan dalam ukuran mutlak (misalnya cm) pada saat melakukan identifikasi. Ukuran yang
digunakan untuk identifikasi hanyalah merupakan ukuran perbandingan. Seekor ikan yang
memiliki panjang total 25 cm dan panjang kepala 5 cm, maka perbandingan yang dinyatakan
di dalam buku-buku identifikasi adalah panjang kepala sama dengan seperlima panjang total
tubuhnya.

a. Peranan dalam budidaya ikan

Studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat yaitu, membedakan jenis
kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman morfologis antar populasi atau
spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga hubungan filogenik (Strauss dan Bond, 1990
dalam Imron 1998). Karakter morfometrik juga dapat digunakan untuk membedakan antara
satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya (Yokogawa dan Tajima, 1996; Yokogawa,
Taniguchi dan Seki, 1997; Madang, 1999), antara jenis ikan yang sama dari geografis atau
tempat yang berbeda (Yamazaki dan Goto, 1997; Wanatabe, 1998) dan antar varietas ikan
(Sumantadinata dan Taniguchi, 1990 dalam Dewantoro, 2001)
Untuk mengukur pertumbuhan pada ikan dan melihat perkembangan pada ikan,
dapat juga untuk menetukan pemilihan induk yang baik dan sesusai dengan setandar.

2.2 Meristik
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-
bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-
bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara
lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar buntu
(pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang (Hubbs dan Lagler, 1958;
Parin, 1999). 1. Menghitung jari-jari sirip Untuk menentukan rumus suatu sirip tertentu,
terlebih dahulu harus dicantumkan huruf kapital yang menentukan sirip yang dimaksud. Sirip
punggung disingkat dengan D, sirip ekor dengan C, sirip dubur dengan A, sirip perut dengan
V, dan sirip dada dengan P. Menghitung jari-jari sirip yang berpasangan dilakukan pada sirip
yang terletak pada sisi sebelah kiri, kecuali jika ada ketentuan khusus. Pada saat melakukan
pemeriksaan, harus diingat bahwa ikan diletakkan dengan kepala menghadap ke sebelah kiri
dan perut mengarah ke bawah.

Jari-jari sirip dapat dibedakan atas dua macam, yaitu jari-jari keras dan jarijari lemah.
Jari-jari keras tidak berbuku-buku, pejal (tidak berlubang), keras, dan tidak dapat
dibengkokkan. Jari-jari keras ini biasanya berupa duri, cucuk, atau patil, dan berfungsi sebagai
alat untuk mempertahankan diri.
Jari-jari lemah bersifat agak cerah, seperti tulang rawan, mudah dibengkokkan, dan
berbuku-buku atau beruas-ruas. Bentuknya berbeda-beda tergantung pada jenis ikannya.
Jari-jari lemah ini mungkin sebagian keras atau mengeras, pada salah satu sisinya bergigi-
gigi, bercabang, atau satu sama lain saling berlekatan. Perumusan jari-jari keras
digambarkan dengan angka Romawi, walaupun jari-jari itu pendek sekali atau rudimenter.
Sirip punggung ikan yang terdiri dari 10 jari-jari keras maka rumusnya ditulis D.X. Untuk
jari-jari lemah, perumusan digambarkan dengan memakai angka Arab (angka biasa). Jari-
jari lemah yang mengeras, seperti yang terdapat pada ikan mas (Cyprinus carpio carpio
Linnaeus, 1758), harus digambarkan tersendiri (Gambar 23-A). Jika pada ikan mas terdapat
4 jari-jari lemah yang mengeras dan sekitar 16 – 22 jari-jari lemah, maka rumusnya harus
ditulis D. 4.16 – 22.

a. Peranan dalam budidaya ikan

Hal yang sama dapat dilakukan pada ciri-ciri meristik (ciri-ciri yang dihitung)
misalnya jari-jari sirip. Tetapi terdapat perbedaan mendasar antara ciri morfometrik dan
meristik, yaitu ciri meristik lebih stabil jumlahnya selama masa pertumbuhan setelah ukuran
tubuh yang mantap tercapai, sedangkan karakter morfometrik berubah secara kontinu
sejalan ukuran dan umur (Strauss dan Bond, 1990 dalam Imron, 1998).

Untuk mengukur pertumbuhan pada ikan dan melihat perkembangan pada ikan,
dapat juga untuk menetukan pemilihan induk yang baik dan sesusai dengan setandar.

2.3 Fluktuasi

Fluktuasi asimetri adalah perbedaan antara karakter sisi kiri dan sisi kanan yang
menyebar secara normal dengan rataan mendekati nol sebagai akibat dari ketidakmampuan
individu untukm berkembang secara tepat dan normal (Van Valen, 1962). Fluktuasi asimetri
ini merupakan pencerminan dari ketidak stabilan perkembangan dari ketidakmampuan
perkembangan individu sehingga menyebabkan perbedaan fenotif.

a. Peranan dalam budidaya ikan

menganalisis perkembangan ketidakstabilan organisme dan dapat menentukan


apakah organism tersebut bersifat homozigot atau heterozigot. Untuk menentukan stabilitas
perkembangan sebagai akibat telah terjadinya tekanan silang dalam yang dicirikan dengan
masih tingginya nilai fluktuasi asimetri dan bahkan masih ditemukan adanya individu yang
tidak tumbuh sirip dada dan sirip perut pada kedua sisinya (abnormal) dan untuk mencari
calon induk yang berkulitsa tidak cacat. Mengurangi perkawinan sedarah dalam perikanan
sehingga mengurangi penurunan kulitas benih.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Pada makalah kali ini dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan


(measuring methods).

2. karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh ikan


(counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik antara lain
jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah kelenjar
buntu (pyloric caeca),

3. Fluktuasi asimetri adalah perbedaan antara karakter sisi kiri dan sisi kanan yang
menyebar secara normal dengan rataan mendekati nol sebagai akibat dari
ketidakmampuan individu untukm berkembang secara tepat dan normal (Van Valen,
1962).

4. Peranan yang dapat di simpulkan untuk mendapatakan ikan yang berkulitas metode
seleksi untuk menetukan kulitas ikan yang ingin kita dapatakan dan dapat
menhasilakan ikan yang sesuai dengan keinginan kita.
DAFTARPUSTAKA

Alamsjah, Z. 1974. Ichthyologi I. Departemen Biologi Perairan. Fakultas Perikanan. Institut


Pertanian Bogor, Bogor. Alamsjah, Z. dan M.F. Rahardjo. 1977. Penuntun Untuk Identifikasi
Ikan.
Priyanie, M. M. 2006. Pertumbuhan dan Karakter Morfometrik-Meristik Ikan Kurisi
(Pristipomoides filamentosus, Valenciennes 1830) di Perairan Laut Dalam Palabuhanratu,
Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Brojo, M. 1999. “Ciri-Ciri Morfometrik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Strain Chitralada dan
Strain Gift”. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, VI (2) : 21-38.

Jatilaksono, Masandre. 2007. Fluktuasi Asimetri. http://jlcome.blogspot.com. 25 Februari 2009.

https://wwwikanlampung.blogspot.com/2011/09/fluktuasi-asimetri-pada-ikan-mas.html

Anda mungkin juga menyukai