Anda di halaman 1dari 57

PRAKTIKUM I

COELENTERATA
Jum’at, 15 Maret 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Taksonomi hewan invertebrata adalah suatu ilmu yang mempelajari
tingkatan taksa hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Hewan-hewan ini
terdiri dari Protozoayaitu hewan bersel satu dan Metazoa yaitu hewan bersel
banyak. Kedua jenis hewan ini sangat banyak berkembang di kehidupan manusia.
Coelenterata merupakan salah satu jenis hewan invertebrata. Istilah
Coelenterata diambil dari bahasa Yunani “Coilos” yang berarti rongga dan
“Enteron” yang berarti usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai
hewan yang ususnya berongga, tetapi disebut hewan berongga.
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air
tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat
pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah.
Organisme ini memiliki dua tipe yakni tipe Polip dan Medusa untuk bentuk
polipspesies ini tidak dpat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain,
sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan
lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan
gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik
epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman
didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat
penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan,
melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan.
Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian
penguat yang keras, bagian lunaknya sudah hilang/mati. Untuk pengamatan yang
masih hidup, amati dimana letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip
yang hidup soliter dalam arti tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di
kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan lain-lain. Dapat berpindah tempat,

1
tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu objek, misalnya batu-batuan,
pokok kayu, tanaman air.
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan
komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu
karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang. Dua puluh
lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain
itu, terumbu karang sangat indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang
di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan
pantai.
Jumlah spesies yang banyak dari coelenterata memiliki bentuk yang
berbagai macam dan species yang beragam oleh karena itu adapun yang
melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengamati struktur
morfologi dan anatomi organisme yang tergolong coelenterata dan
mengklasifikasikannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah ciri-ciri umum filum Coelenterata?
2. Bagaimana cara hidup annelida?
3. Apa saja klasifikasi dari Coelenterata?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah
1. Mengenal objek coelenterate
2. Menempatkan objek polifera dan coelenterate pada kedudukan.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini ialah
1. Dapat mengenal objek coelenterate
2. Dapat menempatkan objek polifera dan coelenterate pada kedudukan
taksonominya

2
BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Dasar teori


Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani “Coilos” yang berarti
rongga dan “Enteron” yang berarti usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan
sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi disebut hewan berongga. Istilah
tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga
tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang
disebut Coelenterons. Kelompok hewan berongga Coelenterata mempunyai
bentuk tubuh seperti tabung. Bentuk tubuhnya beragam , tetapi mempunyai
rongga dengan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Dalam keadaan berenang,
mulutnya menghadap ke dasar laut (Mukayat.2009).
Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang
sebenarnya dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang
disebut coelenteron. Dalam kenyataan coelenteron merupakan alat yang berfungsi
ganda, yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari
makanan ke seluruh sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh (Maskoeri .2002).
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan
lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan
gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik
epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman
didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat
penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan,
melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan ( Sugiarto .2005
).

3
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Waktu


 Tempat : Laboratorium Mipa
 Waktu : 14.00 - 16.20.

3.2 Alat dan bahan


a. Alat
NO Alat Jumlah
1 Mikroskop 1
2 Gelas Objek 1
3 Gelas 1
penutup
4 Loupe 1

b. Bahan
NO Bahan Nama Latin Jumlah
1 Larutan HCL Asam klorida 1
2 Koral Corallium sp 1
3 Enceng Eichhornia 1
Gondok crassipes

3.3 Cara kerja


a. Pengamatan hydra

Cara mencari di alam

Dicari ekosistem perairan yang jernih,menggenang atau sedikit mengalir


yang ditumbuhi enceng gondok atau tumbuhan lain dan tidak banyak ikan.

Diambil Akar eceng gondok atau tumbuhan air yang lain dari beberapa
tempat,Kemudian dimasukkan dalam botol jam atau wadah lain dari
beberapa tempat. Ditutup dan diberi sedikit celah yang terbuka.

Didiamkan selama semalam,dan diamati bagian akar dekat dengan lubang.

4
Digambar struktur morfologi hydra dan diberi keterangan bagian-
bagiannya
Dibuatlah klasifikasi taksonominya

5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.

Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

6
4.2 Pembahasan
Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga usus. Coelenterata
merupakan salah satu golongan hewan multicellular pembentuk koloni yang
masih tergolong primitive. Tubuh coelenterate berbentuk polip, terdiri dari bagian
kaki, tubuh, dan mulu. Mulut dikelilingi oleh tentakel. Coelenterata berbentuk
medusa tidak memiliki bagian kaki. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan
mengeluarkan sisa makanan karena coelenterate tidak memilki anus. Tentakel
berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukkan makanan kedalam mulut.
Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knodotista) atau
knidoblas. Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut ne atokis
(nematosista).
Coelenterata mempunyai dua bentuk tubuh yaitu polip atau medusa :
 Polip adalah bentuk coelenterate yang menempal pada tempat hidpnya. Pada
ujung bebas terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Ujung tubuh lain
digunakan sebagai alat menempel pada benda lain.
 Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti paung yang dapat berenang bebas.
Mulut terdapat pada bagian pusat yang berbentuk cekung.

4.2.1 Klasifikasi Terumbu Karang (Reefs)


Struktur tubuh terumbu karang merupakan salah satu ekosistem tertua
didunia. Telah ada sejak kira-kira 459 juta tahun yang lalu, mulai dari
terbentuknya algae hijau-biru kemudian sponge dan coral. Great Barier Reef yang
terkenal merupakan gugus terumbu karang yang relatif muda, terbentuk hanya
sekitar 18 juta tahun yang lalu.
Terumbu karang merupakan hasil proses rangka hewan karang dalam
kurun waktu yang berabad-abad lamanya. Terumbu karang yang ada dapat
dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Fringing Reef. Terumbu karang yang terbentuk memanjang di sepanjang
pinggiran pantai. Terumbu karang tipe ini terdapat didaerah Continental
shelf dilaut dengan kedalaman air dangkal.
2. Barrier reefs. Terumbu karang tumbuh sejajar garis pantai akan tetapi
terletak jauh ke tengah laut, biasanya terpisah dari daratan dengan laguna

7
(lagoon), bagian laut yang dalam. Disebut barrier karena membentuk batas
antara laguna dan laut lepas.
3. Coral atolls. Terumbu karang terbentuk cincin yang tumbuh di atas gunung
berapi yang tua dan tenggelam dilaut. Menurut teori Darwin dalam proses
sebagai fringing reef di bagian yang dangkal mengelilingi suatu pulau
vulkanik. Kemudian secara alamiah perlahan-lahan pulau tersebut
tenggelam dan terumbu karang tetap meneruskan pertumbuhannya makin ke
atas, sel baru tumbuh di atas sel yang mati, sampai akhirnya hanya terumbu
karang yang tersisa. Bia pulau vulkanik tenggelam seluruhnya maka akan
tersisa atoll melingkar mengelilingi laguna.

Coral atau Karang adalah invetebrata laut yang termasuk dalam kelas
Anthozoa dalam filum Cnidaria. mereka biasanya hidup dalam koloni yang padat
dari banyak polip individu yang identik. Koral mencakup pembangun terumbu
karang yang mendiami lautan tropis dan mengeluarkan kalsium karbonat untuk
membentuk kerangka keras. Setip polip adalah hewan seperti kantung biasanya
hanya berdiameter beberapa diameter. Klasifikasi Coral ( Kerang Mati ), Sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : Anthzoa

4.2.2 Eceng Gondok


Eceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain
dikenal dengan nama Eceng Gondok, dengan nama Ilmiah Eichhorni Crassipes
ini sangat mudah di temukan hidup di rawa-rawa atau sungai diberbagai daerah di
Indonesia. Tumbuhan eceng gondok sangat cepat tumbuh, sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama bagi eceng gondok untuk menyebar dan menutupi
sungai atau rawa. dalam waktu 7 bulan saja, 10 buah tumbuhan eceng gondok
dapat berubah menjadi 700.000 tumbuhan.
Klasifikasi tumbuhan eceng gondok
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Trcahebionta ( Tumbuhan bepembuluh )

8
Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Liliopsida ( berkeping satu / monokotil )
Sub kelas : Alsmatidae
Ordo : Alsmatales
Famili : Butamaceae
Genus : Eichornia
Spesies : Eichornoa crassipes ( Mart.) Solms

Berikut Ini fungsi dari akar, daun, bunga, dan biji eceng gondok sebagai
berikut :

1. Akar eceng gondok jenis serabut tetapi tidak bercabang. Akar berfungsi
untuk menjerat lumpur dan segala partikel yang terlarut dalam air, pada
kar terdapat tudung akar. Di ujungnya terdapat kantung akar yang jika
terkena sinar matahari akan berwarna kemerahan.
2. Daun eceng gondok terletak diatas permukaan air dan termasuk kedalam
jenis makrofita. Eceng gondok memiliki daun tunggal, bentuk oval dengan
pangkal runcing (acumintus), bewarna hijau, bertangkai, dan permukaan
mengkilat yang tersusun diatas roset akar. Tepi daunnya rata ( tidak
bergerigi) dengan panjang sekitar 7 cm-25cm. Daun eceng gondok
memilki lapisan rongga udara sehingga dengan mudah membuatnya
mengapung di atas permukaan air.
3. Bunga eceng gondok adalah bunga majemuk yang jumlahnya dapat
mencapai 7-36 buah. Bunga ini berwarna hijau, beruang tiga, dan
berbentuk kotak sejati ( capsula ).
4. Biji eceng gondok biji yang bewarna hitam kecil. biji inilah yang membuat
Eceng Gondok mampu berkembang biak secara generative.

4.2.3 Hydra
Hydra adalah genus dari hewan air tawar kecil. Hydra jugak merupakan
hewan pemangsa yang termasuk dalam filu cnidarian dan kelas hydrzoa. hydra
jugak termasuk hewan multiseluler yang memilki tubuh berbentuk tabung.

9
Panjang tubuhnya diperkirakan 10 milimeter. Hydra hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata.
Klasifikasi Hydra
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Eumetazoa
Filum : Cnidaria
Subfilum : Medusozoa
Kelas : Hydrozoa
Sub kelas : Leptolinae
Ordo : Anthomedusae
Subordo : Capitata
Famili : Hydridae
Genus : Hydra

10
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga usus. Coelenterata
merupakan salah satu golongan hewan multicellular pembentuk koloni
yang masih tergolong primitive.
2. Tubuh coelenterate berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan
mulu. Dan berbentuk medusa tidak memiliki bagian kaki.
3. Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa
makanan karena coelenterate tidak memilki anus.
4. Polip adalah bentuk coelenterate yang menempal pada tempat hidpnya.
Pada ujung bebas terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Ujung tubuh
lain digunakan sebagai alat menempel pada benda lain.
5. Medusa adalah bentuk ubur-ubur seperti paung yang dapat berenang
bebas. Mulut terdapat pada bagian pusat yang berbentuk cekung.
6. Coral atau Karang adalah invetebrata laut yang termasuk dalam kelas
Anthozoa dalam filum Cnidaria. mereka biasanya hidup dalam koloni
yang padat dari banyak polip individu yang identik.
7. Eceng gondok adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain
dikenal dengan nama Eceng Gondok, dengan nama Ilmiah Eichhorni
Crassipes ini sangat mudah di temukan hidup di rawa-rawa atau sungai
diberbagai daerah di Indonesia.
8. Ciri tubuh eceng gondok yaitu dari akar, daun, bunga, dan biji.
9. Hydra adalah genus dari hewan air tawar kecil. Hydra jugak merupakan
hewan pemangsa yang termasuk dalam filu cnidarian dan kelas hydrzoa.
hydra jugak termasuk hewan multiseluler yang memilki tubuh berbentuk
tabung.
10. Hydra hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dan tidak
bisa dilihat dengan kasat mata.

11
PRAKTIKUM II
FILUM ANNELIDA
Jum’at, 22 Maret 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali.
Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem
syaraf terdapat pada bagian ventral.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ
(misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti
saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau
coelem. Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm
tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Contoh Annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di
tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi
yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah
mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah.
Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah
menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan
dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah
karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries. Golongan lain dari annelida
yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik
penghisap dikedua ujung badannya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk
melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan
untuk menghisap darah
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah.
Perkembangan buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi
yang berbeda dalam ruas badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki

12
coelom yang besar untuk mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks.
Terdapat sekitar 12,000 jenis di laut, air tawar dan daratan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah ciri-ciri umum filum annelida?
2. Bagaimana cara hidup annelida?
3. Bagaimana sistem organ yang ada pada annelida?
4. Apa saja klasifikasi dari annelida?
5. Apa peranan annelida dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan praktikum Filum Annelida ialah:
1. Supaya mahasiswa dapat mengenal obyek Annelida.
2. Supaya mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri morfologi Annelida.
3. Supaya mahasiswa dapat mengetahui habitat Annelida.
4. Supaya mahasiswa dapat mengetahui pembagian dari kelas Annelida.
5. Agar mahasiswa dapat menempatkan objek Annelida pada kedudukan
taksonominya
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi Annelida.

1.4 Mamfaat
Adapun mamfaat praktikum Filum anelida ialah:
1. Mahasiswa dapat mengenal obyek Annelida.
2. Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri morfologi Annelida.
3. Mahasiswa dapat mengetahui habitat Annelida.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian dari kelas Annelida.
5. Mahasiswa dapat menempatkan objek Annelida pada kedudukan
taksonominya.
6. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi Annelida.

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Annelida dalam bahasa latin, annulus= cincin, atau cacing gelang adalah
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan pltyhelminthes
dan nematyhelminthes, annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati atau hewan selomata. Namun annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Filum annelida terdiri dari cacing
berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan ini
memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan
(segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk
mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis
di laut, air tawar, dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas (Alvyanto, 2010).
Jumlah Annelida yang telah dikenal sekitar 15.000 spesies dengan ukuran
yang bervariasi, dari yang panjangnya 1 mm hingga 3 m. Annelida dapat hidup di
berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup bebas,
meskipun ada yang bersifat parasit. Cacing ini mempunyai tingkatan lebih tinggi
dibanding dengan kedua kelompok cacing yang telah dibahas sebelumnya.
annelida memiliki bentuk tubuh bilateral, dengan tubuh beruas-ruas dan dilapisi
lapisan kutikula nonchitinous serta dilengkapi pula oleh sejumlah bristle chitin
yang disebut setae. Cacing ini terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya terbagi
sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan sekat
(septum). Pembuluh darah, sistem saraf, dan sistem ekskresi di setiap segmen
saling berhubungan melewati septa. Meskipun demikian, antara ruas satu dengan
ruas lainnya tetap berhubungan sehingga terlihat seperti cincin yang terkoordinasi
(Budiyanto, 2013).
Cacing tanah merupakan hewan hemafrodit, mereka melakukan
pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan dalam
klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) mebentuk kokon. Kokon
dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap menjadi individu
baru. Perkembangan vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti
dengan regenerasi. Cacing-cacing yang termasuk dalam filum ini, hidup didalam
tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air. Pada umumnya annelida hidup
bebas, beberapa juga termasuk parasit. Disamping tubuhnya bersegmen, juga

14
tertutupi oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidemis dan sudah ada
rongga tubuh. Simetri bilateral berbentuk seperti gelang. Memiliki ronnga badan
tripblastik. Ruas tubuhnya segmen disebut sistem pencernaan lengkap atau
sempurna. Annelida yang hidup ditanah berperan penting dalam memperbaiki
struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting untuk
menjaga kesuburan tanah. Bersifat metameri (antara segmen yang satu dengan
segmen yang lainnya sama baik bentuk luar maupun alat-alat tubuhnya. Memiliki
tiga penyusun tubuh yaitu endoderma, mesoderma, dan ektoderma (Unaya, 2012).
Hewan-hewan annelida mempunyai sistem digesti, saraf, ekskresi, dan
reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat metamerik
baik seluruhnya atau sebagian. Sistem perototan biasanya diatur segmental.
Sebagian besar annelida mempunyai sistem pembuluh yang didalamnya terdapat
darah yang bersirkulasi. Hewan-hewan itu bersifat diesius atau hermafrodit.
Walaupun pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Kebanyakan annelida
menghasilkan larva yang bersilia disebut larva trokofor. Annelida hidup di dalam
laut, sebagian di air tawar, dan tanah-tanah yang lembab. Tubuh annelida
bersegmen pada bagian luar dan bagian dalam tubuhnya. Antara tiap segmen dan
segmen lainnya terdapat sekat yang disebut Septa. Pembuluh darah, sistem saraf,
dan sistem ekskresi di tiap segmen saling berhubungan melewati septa. Annelida
telah memiliki sistem pencernaan yang terdiri atas mulut, faring, kerongkongan
(esophagus), usus, dan anus. Sistem peredaran darahnya tertutup karena telah
memiliki pembuluh darah. Darah annelida juga telah mengandung hemoglobin
sehingga berwarna merah. Untuk sistem saraf, annelida memiliki sistem saraf
tangga tali. (Rohmimohtarto 2007).
Sistem sirkulasi cacing tanah tertutup terdiri atas suatu jaringan
pembuluhyang mengandung darah dengan hemoglobin pembawa oksigen.
Pembuluh dorsaldan lima pasangan pembuluh yang melingkari esophagus cacing
tanah adalahpembuluh berotot dan memompa darah kecil sangat banyak terdapat
pada kulitcacing tanah, yang berfungsi sebagai organ pernapasannya. Pada
masing-masingsegmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang
disebutmetanefridia dengan corong bersilia, yang disebut nefrostom, yang
mengeluarkanbuangan dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara

15
ke pori-porieksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori
tersebut.Sepasang ganglia serebral yang mirip otak terletak di atas dan di depan
faring(Campbell 2003).

16
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksaan Praktikum Avertebrata Air


Adapun tempat dan waktu praktikum dilaksanakan praktikum yaitu pada
hari Jumat 22 Maret 2019 pukul 14:00-16:00 WIB di Labolatorium Terpadu
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
No Alat Jumlah
1 Sterofrom 1
2 Jarum 1
3 Atk 1
4 Kaca pembesar 1
5 Ember 1
6 Kater 1

b. Bahan

No Bahan Jumlah
1 Sunligh 1
2 Tisu 1
3 Lintah (Hirudo medicinalis ) 1
4 Pacet (Haemadipsa sp) 1
5 Cacing tanah( Lumbricus terestris) 1

3.3 Metodelogi Praktikum


Diamati dengan loupe struktur morfologis dari Planaria, Ascaris
lumbricoides, Lumbricus terrestris, Nereis virens, Hirudo medicinalis,
Fasciola hepatica ,Taenia sp. Ke-7 sampai ruas ke-23.Contohnya:Hirudo
medicinalis ( lintah ), haemadipsa (pacet).

Digambarlah tiap-tiap specimen tersebut di atas dan beri keterangan dan


buatlah kl;asifikasi taksonominya.

17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tanggal praktikum : Keterangan:
Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

18
4.2 Pembahasan
Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan
cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas. Istilah kata Annelida berasal dari bahasa
Yunani dari kata annulus yang berarti cincin, dan oidos yang berarti bentuk.
Annelida merupakan cacing dengan tubuh bersegmen, tripoblastik dengan rongga
tubuh sejati (hewan selomata) dan bernapas melalui kulitnya. Terdapat sekitar
15.000 spesies annelida dengan panjang tubuh mulai dari 1 mm-3 m. Filum
Annelida hidup di air tawar, air laut, dan di tanah. Umumnya annelida hidup
secara bebas, meskipun ada yang bersifat parasit.
Annelida memiliki ciri-ciri/karakteristik antara lain sebagai berikut:
Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki
otot. Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri.Mempunyai
sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok, usus,
dan anus). Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab.Sistem respirasi
melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi.Sistem saraf berupa ganglion otak
dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali. Sistem peredaran darah annelida
adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh darah yang mempunyai
hemoglobin.Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom .Sifat kelamin
annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi).
Umumnya Annelida hidup bebas, tetapi ada juga yang hidup dengan parasi
menempel dan bergantung pada inangnya. Kebanyakan dari Annelida hidupnya di
perairan laut dan air tawar, dan sebagian lagi hidup ditanah dengan tempat
lembab. Filum Annelida terbagi menjadi 3 kelas yaitu polychaeta,Oligochaeta dan
Hirudinia.
a. Polychaeta
Polychaeta merupakan kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri
dari 2 kata yaitu Poli yang berarti banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga
PolyChaeta adalah kelas dengan rambut paling banyak di filum Annelida.
PolyChaeta memiliki bagian tubuh yang terdiri dari kepala, mata, dan sensor
palpus. Sedangkan hidup PolyChaeta hidup di air. PolyChaeta mempunyai tubuh

19
bersegmen dengan struktur mirip daging yang bentuknya mirip dayung, hal ini
disebut Parapodia (tunggal =parapodium) berfungsi sebagai alat gerak. Sebagian
besar dari PolyChaeta, memiliki Parapodia berfungsi sebagai insang karena
terdapat pembuluh darah halus. Di setiap parapodium terdapat rambut halus yang
sifatnya kaku yang biasanya disebut seta, rambut dilapisi kutikula sehingga licin.
Umumnya ukuran tubuh Polychaeta adalah 5-10 cm.

b. Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani dari kata Oligo yang berarti
sedikit, dan Chaeta yang berarti rambut. Kelas Oligochaeta merupakan kelas
filum Annelida yang mempunya sedikit rambut. Banyak anggota dari Oligochaeta
yang hidup di dalam tanah atau tempat lembab, tetapi ada juga yang hidup di air.
Karena mempunyai sedikit rambut seta dan tidak mempunyai parapodia, sehingga
kepalanya kecil, tidak memiliki alat peraba, dan tidak memiliki bintik mata. Pada
lapisan kulit terdapat bagian saraf dengan fungsi untuk menerima rangsangan.
Morfologi dari cacing tanah (Lumbricus terresteris) yaitu memiliki bentuk
tubuh panjang silindris, dengan kiraan 2/3 bagian posteriornya. Tubuh
bersegmen-segmen dengan Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 70 dengan
panjang tubuh mencapai 9 cm, yang dapat menyusut dan meregang untuk
membantu cacing bergerak di dalam tanah, permukaan atas berwarna merah
sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis kelihatan jelas permukaan
bawah lebih pucat. Mulut (oral) terdapat di ujung anterior, mulut (oral) cacing
tanah (Lumbricus terresteris) terletak di dalam rongga oris, berfungsi sebagai
organ pencernaan yang pertama kali mencerna makanan, memiliki klitelum
(Clitelum) yang berfungsi sebagai kantung untuk meletakkan telur dan
mempunyai anus di bagian posterior yang berfungsi sebagai alat pelepasan sisa
makanan.
Anatomi dari cacing tanah (Lumbricus terresteris) terdiri atas otak
ganglion (cerebral ganglia) yang berfungsi menginervasi daerah mulut dan
berpangkal pada ujung anterior tiap kelompok sel-sel tersebut. Pangkal
tenggorokan (pharynx) terdapat di dalam segmen ke-4 dan ke-
5, bersifat muscular dan berguna untuk mengisap partikel-partikel makanan.
Kerongkongan (esophagus) terletak di ujung pharynx memanjang dari segmen ke

20
6 sampai segmen ke 14. Proventriculus merupakan bagian ujung esophagus yang
membesar, dan dibagian ini makanan di simpan, dinding proventriculus sendiri
tipis. Ventriculus terletak di dalam segmen ke 17-18 bersifat muscular dan
berguna untuk mencerna makanan cacing tanah (Lumbricus terresteris) bersifat
hermaprodit. Sepasang ovarium menghasilkan ovum, dan terletak di dalam
segmen ke-13.
Adapun klasifikasi dari Lumbricus terresteris adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo : Haplotaxida
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus terresteris

c. Hirudenia
Hirudenia merupakan kelas filum Annelida yang tidak memiliki seta
(rambut) dan tidak memiliki parapodium di tubuhnya. Tubuh Hirudinea yang
pipih dengan ujung depan serta di bagian belakang sedikit runcing. Di segmen
awal dan akhir terdapat alat penghisap yang berfungsi dalam bergerak dan
menempel. Gabungan dari alat penghisap dan kontraksi serta relaksasi otot adalah
mekanisme pergerakan dari Hirudinea. Kebanyakan dari Hirudinea merupakan
ekstoparasit yang sering didapati di permukaan luar inangnya. Ukuran Hirudinea
beragam dari 1-30 cm.
Hirudinea hidup pada inangnya untuk menghisap darah dengan cara
menempel. Sebagian mereka membuat luka pada permukaan tubuh inang
sehingga dapat menghisap darahnya, sedangkan sebagian lain mensekresikan
suatu enzim yang dapat melubangi kulit, dan jika itu terjadi maka waktunya
mensekresikan zat anti pembeku darah, kebanyakan tidak terasa saat kelas ini
menempel pada inangnya karena ia menghasilkan suatu zat anastesi yang dapat
menghilangkan rasa sakit. Jenis ini dikenal dengan sebutan lintah.
Pada Filum Annelida kelas ke 3 ini bahan yang di gunakan ialah lintah
(Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemadipsa sp ).Seperti cacing tanah, Lintah

21
merupakan sejenis cacing dengan alat penghisap pada setiap ujungnya. Pada ujung
yang satu terdapat alat penghisap dengan mulut dan di ujung yang lain ada alat
seperti perekat untuk menempel. Ukuran dan panjang dari lintah ada berbagai
macam ukuran, dari ukuran kecil, sedang dan besar. Dari praktikum yang
dilakukan panjang lintah (Hirudo medicinalis) sampai 6 cm dengan banyak ruas
32, sedangkan panjang pacet (Haemadipsa sp ) mencapai 2 cm dan 43 ruas.Di
kerongkongan tempat isapannya terdapat tiga rahang berbentuk setengah gergaji,
dihiasi sampai 100 gigi kecil.Dalam waktu 30 menit, lintah bisa menyedot darah
sebanyak 15 ml sampai sejumlah yang cukup untuk hidup selama setengah tahun.
Adapun klasifikasi dari Hirudo medicinalis adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Classis : Hirudinea
Ordo : Gnathobdella
Familia : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis

Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih


pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-
harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).Semua spesies lintah
adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai
jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.
Adapun klasifikasi dari Haemadipsa sp adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia.
Pylum : Annelida.
Class : Hirudinea.
Ordo : Arhyn chobdellia.
Family : Haemadipsidae.
Genus : Haemadipsa.
Species : Haemadipsa sp.

22
Perana Annelida Peranan Annelida lain dalam kehidupan manusia di
antaranya :
 Menyuburkan tanah, karena membantu menghancurkan tanah dan
membantu aerasi tanah misal cacing palolo.
 berperan sebagai detrivor di ekosistem.

 bernilai ekonomis karena dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak


(Tubifex dan Pheretima)
 bahan kosmetik dan obat (ada yang memanfaatkan cacing tanah untuk
mengobati penyakit thypus).
 lintah dapat digunakan sebagai pengobatan alternatatif
 dapat dimakan (cacing palolo dan wawo dikonsumsi oleh sebagian
masyarakat maluku)
 Annelida juga mempunyai peran yang merugikan bagi kehidypan yaitu
Pacet (Haemadipsa) dan lintah air (Hirudo medicinalis) mengisap darah
hewan (misalnya kerbau, sapi, kuda) dan manusia.

23
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum Annelida ialah:
1. Annelida adalah kelompok hewan dengan bentuk tubuh seperti susunan
cincin, gelang-gelang atau ruas-ruas.
2. Annelida memiliki ciri-ciri/karakteristik antara lain sebagai
berikut:Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin)
dan memiliki otot. Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan
metameri.
3. Kebanyakan dari Annelida hidupnya di perairan laut dan air tawar, dan
sebagian lagi hidup ditanah dengan tempat lembab.
4. Filum Annelida terbagi menjadi 3 kelas yaitu polychaeta,Oligochaeta dan
Hirudinin.
5. Bahan yang di gunakan praktikum annelida ialah :cacing tanah
(Lumbricus terresteris), lintah (Hirudo medicinalis), pacet (Haemadipsa
sp .
6. Lintah digunakn sebagai pengobatan arternatif.

5.2 Saran
Adapun saran dalam kegiatan praktikum sebaiknya para praktikan bekerja
sama dalam melakukan langkah-langkah yang diintruksikan asisten,
berkomunikasi dengan teman kelompok dan asisten agar mendapatkan hasil yang
maksima.

24
PRAKTIKUM III
FILUM ARTHOPODA (CRUSTASEA)
Jum’at, 29 Maret 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran)
adalah golongan makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan
lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda,
menghuni semua jenis habitat yang ada.
Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata
filum Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain.
Dari filum Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang
terbesar (sekitar satu juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya
yang baik, cepatnya menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan penyebaran
yang sangat luas yaitu mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin mengetahui lebih dalam
tentang arthropoda. Tentang karakteristik umum arthropoda, ciri-ciri morfologi,
anatomi, dan fisiologi arthropoda. Serta mengetahui klasifikasi dan manfaat apa
saja dari arthropoda.
Crustacea adalah fillum Arthropoda yang sebagian besar hidup di
laut dan bernapas dengan insang. Tubuhnya terbagi dalam kepala (cephalo),
dada (thorax), dan perut (abdomen). Kepala dan dada bergabung membentuk
kepaladada(chepalothorax). Kepalanya biasanya terdiri dari lima ruas yang
tergabung menjadi satu. Mereka mempunyai dua pasang antena, sepasang
mandibel (mandible) atau rahang dan dua pasang maksila (maxilla).
Beberapa diantaranya digunakan untuk berjalan. Ruas abdomen biasanya
sempit dan lebih mudah bergerak dari padakepala dan dada. Ruas-ruas
tersebut mempunyai embelan yang ukurannya sering mengecil.
Crustacea mempunyai kulit (cangkang) yang keras disebabkan adanya
endapan kalsium karbonat pada kutikula. Semua atau sebagian ruas tubuh
mengandung apendik yang aslinya biramus. Bernapas dengan insang atau seluruh

25
permukaan tubuh. Kelenjar antena (kelenjar hijau) atau kelenjar maxilla
merupakan alat ekskresi. Kecuali jenis-jenis tertentu, crustacea pada umumnya
dioecious, pembuahan di dalam. Sebagian besar mengerami telurnya. Tipe
awal larva crustacea pada dasarnya adalah larva nauplius yang berenang
bebas sebagai plankton.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari filum arthropoda ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri dari filum arthropoda ?
3. Bagaimanakah pembagian kelas filum arthropoda ?
4. Peranan dan fungsi dari filum arthropoda ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah :
3. Pengenalan objek
4. Pengenalan habitat
5. Pengamatan ciri morfologi
6. Klasifikasi objek.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini ialah :
1. Dapat mengenal objek crustacea
2. Dapat mengenal habitat crustacean
3. Dapat mengenal / mengamati ciri morfologi
4. Dapat mengklasifikasikan objek crustacea

26
BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Dasar teori


Arthropoda adalah filum yang besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan
di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis
dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang
adalah Arthropoda (Maskoeri .2002).
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu :
Tubuh bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang
jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri
bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai
pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem
sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah struktur
dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah
abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi
(Mukayat.2009).
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi
di atas kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke
sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal
alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang masuk
kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi
dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia (
Sugiarto.2005).

27
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Waktu


Adapun tempat dan waktu praktikum dilaksanakan praktikum yaitu pada
hari Jumat 29 Maret 2019 pukul 14:00-16:00 WIB di Labolatorium Terpadu
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

3.2 Alat dan bahan


a. Alat
NO Alat Jumlah
1 Loupe 1
2 Killing bottle 1
3 Bak paraffin 1
4 Ether 1
5 Jarum pentul 1
6 Steroform 1

b. Bahan
NO Bahan Nama Latin Jumlah
1 Udang Windu Panaeus monodon 1
2 Kepiting Brachyura 1

3.3 Cara kerja


Dibius objek dengan ether dalam killing bottle

Diletakkan objek diatas baik parafin dan diamati segmen tubuh, bagian-bagian
tubuhnya, antenanya dan habitatnya.

Digambarkan morfologi masing-masing objek yang diamati dan buatlah


klasifikasi taksonominya.

28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tanggal praktikum : Keterangan:
Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

29
4.2 Pembahasan
Udang Windu (Peneus Monodon)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobranchiata
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
Spesies : P. monodon

4.2.1 Morfologi
Dilihat dari luar tubuh udang terdiri dari dua bagian yaitu bagian depan
dan bagian belakang bagian depan disebut bagian kepala yang sebenarnya terdiri
dari bagian kepala dan dada yang menyatu itu dinamakan kepala-dada
(cepholothorax) serta bagian perut (abdomen) terdapat ekor dibagian belakangnya.
Semua bagian badan beserta anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas
(segmen) kepala dada terdiri dari 13 ruas yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan
dadanya 8 ruas sedangkan bagian perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan
mempunyai sepasang anggota badan yang beruas-ruas pula seluruh tubuh tertutup
oleh kerangka luar yang disebut eksoskeleton yang terbuat dari bahan chitin.
Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungan-sambungannya antara dua
ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini memudahkan mereka untuk bergerak
(Mujiman dan Suyanto, 2005).
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala dan
bagian badan bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax
yang terdiri dari 13 ruas yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada.
Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai
sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula pada ujung ruas
keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.

30
4.2.2 Kepiting Bakau ( Scyilla Sp )
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Crustaceae
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Sub ordo : Brachyuran
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla serrate

4.2.3 Morfologi Dan Anatomi


Deskripsi kepiting bakau Famili portumudae merupakan famili kepiting
bakau yang mempunyai lima pasang kaki. Pasangan kaki kelima berbentuk pipi
dan melebar pada ruas terakhir.
Karapas pipi atau cagak cembung berbentuk heksagonal atau agak persegi.
Bentuk ukuran bulat telur memanjang atau berbentuk kebulatan, tapi anterolateral
bergigi lima sampai sembilan buah. Dahi lebar terpisah dengan jelas dari sudut
intra orbital, bergigi dua sampai enam buah, bersungut kecil terletak melintang
atau menyerong. Pasangan kaki terakhir berbentuk pipih menyerupai dayung.
Terutama ruas terakhir, dan mempunyai tiga pasang kaki jalan.

31
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya simpulkan setelah praktikum di lab yaitu
:
1. Arhopoda tersusun dari dua kata yaitu arthe: bersendi-sendi dan poda:
kaki.
2. Kata crustacean berasal dari crusta yang berate kulit atau cangkang yang
keras.
3. tubuh udang dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu: chepalotorax (kepala
dan dada) dan abdomen (perut).
4. Restrum adalah bagian kepala perpanjangan carapace.
5. Habitat udang windu bersifat euryhadine yakni dapat hidup di air payau.
6. Morfologi kepiting bakau terdiri dari kaki renang, merus, carpus,
propondus, dactylus, mata 3 kaki renang, jalan, dan karapaks.
7. Habitat kepiting bakau biasanya disekitar perairan bakau.
8. Kepiting dewasa termasuk jenis hewan pemakan segala dan bangkai.
9. Sedangkan pada saat larva kepiting bakau memakan plankto.
10. Alat pencernaan bakau yaitu: foregut, niggut, dan hinggut.

32
PRAKTIKUM IV
FILUM MOLUSKA
Jum’at, 5 April 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kata Mollusca berasal dari bahasa latin yang berarti mollis yang berati
lunak.oleh sebab itu, mollusca disebut juga hewan bertubuh lunak.Tubuh
berbentuk bulat simetris dan tidan bersegmen. Sebagian besar jenis mollusca
mempunyai cangkang (mantel) , yaitu lapisan jaringan yang menutupi organ-
organ viseral dan membentuk rongga mantel. Cangkang Mollusca tersusun
atas zat kapur (CaCO3) yang berguna untuk melindungi diri, misalnya kerang
dang keong.Tubuh kedua hewan tadi tersimpan di dalam cangkang sehingga tak
nampak dari luar. Bila keadaan aman tubuh dijulurkan keluar dan yang tampak
pertama kali adalah kakinya, dqan kai tersebut untuk berjalan atau berenang. Ada
juga jenis hewan molusca yang tidak memiliki cangkang, misalnya gurita.
Filum molusca memiliki jenis-jenis tertentu, ada yang tidak memiliki atau
mempunyai cangkang sama sekali (mollusca telanjang). Pada dasarnya sistem
organ yang dimiliki oleh hewan mollusca ini seperti sistem pencernaan, peredaran
darah, pernapasan, saraf, otot dan organ reproduksi, tapi pada bagian dalam
tubuhnya terdapat organ-organ dalam yang dapatdikatakan lengkap. Pada organ-
organ dalam tersebut dibungkus oleh mantel yang terbuat dari suatu jaringan
khusus dan pada umumnya dilengkapi dengan kele snjar-kelenjar yang dapat
Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk lebih memperjelas
pengamatan pada phylum mollusca, diadakannya praktikum mengenai phylum
mollusca tersebut. Melihat manfaat dari organisme ini dalam perekonomian
perikanan, maka perlu diadakan praktikum guna mengetahui dan menambah
wawasan para praktikan mengenai bentuk morfologi dan anatomi dari hewan-
hewan yang termasuk dalam filum Molusca.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas.Tubuh hewan ini
tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat
menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat.Cangkok tersebut
berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya

33
kerang, tiram, siput sawah, dan bekicot.Namun ada pula Mullusca yang tidak
memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, gurita atau siput telanjang.Mollusca
memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan funsinya berbeda
untuk setiap kelasnya.
Oleh karena itu, perlu diadakan praktikum tentang Arthropoda dan
Mollusca untuk mengetahui tentang perbedeaan morfologi dan anatomi setiap
divisinya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan phylum Mollusca?
2. Apa yang menjadi karakteristik atau sifat dari phylum Mollusca?
3. Bagaimana pengklasifikasian dari phylum Mollusca?
4. Bagaimana peranan Mollusca dalam kehidupan?

1.3 Tujuan
7. Untuk mengetahui dan mengenal objek fisika
8. Untuk mengenal morfologi molusca
9. Untuk menempatkan objek moluska adalah kedudukan taksonominya

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini ialah :
2. Dapat mengenal objek molusca
3. Dapat mengenal ciri-ciri moluska
4. Dapat mengetahui kedudukan taksonominya

34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar teori


Mollusca vberasal dari bahasa latin molluscus yang berarti lunak. Anggota
dari filum ini kebanyakan dijumpai di laut dangkal, beberapa di air payau, air
tawar dan darat. Tubuh Mollusca simetri bilateral, tertutup mantel yang
menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral. Saluran pencernaan
lengkap, dan di dalam rongga mulut terdapat radula. Terdiri atas tulang muda
yang disebut odontophore. Di atas odontophoreterdapat pita radula yang berisi
beberapa baris gigi khitin kecil-kecil dengan ujung mengarah ke belekang. Otot
proktator mengatur penjuluran odontophore ke luar mulut dan gerakan gigi radula.
Tergantung jenisnya, radula Mollusca merupakan organ untuk mengerok lumut
(scrapping), merumput (grazing), mengebor (boring) atau mengalami modifikasi
untuk menangkap mangsa pada jenis predator. Gigi radula di
ujunganterior menjadi aus dan rusak oleh pemakaian terus-menerus, gigi baru
selalu tumbuh di ujung posteriordalam kantung radula. Secara perlahan gigi
radula bergerk ke anterior. Mulut berhubungan dengan esofagus, perut dan usus
yang melingkar. Anus terletak pada tepi dorsal rongga mantel di bagian posterior.
Sisa pencernaan berbentuk pelet yang padat, sehingga rongga mantel dan insang
tidak tercemar oleh buangan tersebut (Martini, 2005).
Mollusca memiliki jantung yang terdiri atas dua serambi (auricle) dan
sebuah bilik, terdapat dalam rongga perikardium, dengan peredaran darah terbuka.
Alat pernapasan pada kebanyakan Mollusca adalah sepasang insang atau lebih
yang dinamakan ctenidia, beberapa mempunyai paru-pparu atau kedua-duanya.
Alat indera Mollusca terletak dalam rongga mantel yang disebut osphradium,
yang berfungsi sebagaichemoreceptor dan juga mendeteksi jumlah sedimen yang
terbawa aliran air masuk. Selain itu alat inderaMollusca adalah mata dan statocyt.
Sistem saraf terdiri atas cincin saraf melingkari esofagus dengan beberapa pasang
ganglion dan dua pasang benang saraf, yang sepasang berhubungan dengan kaki
dan sepasang lagi berhubungan dengan mantel serta organ-organ dalam (Ahmad,
2007).
Banyak hewan Mollusca yang dagingnya dapat dimakan, sehingga dapat
difungsikan sebagai sumber protein hewani. Kerang mutiara menghasilkan butiran

35
mutiara yang bernilai ekonomi tinggi. Beberapa cinderamata dapat dibuat dari
cangkang hewan Mollusca. Selain menguntungkan beberapa Mollusca seperti
siput dan keong sangat merugikan petani karena sering menimbulkan kerusakan
pada tanaman budidaya. Siput lymmaea sp berperan sebagai inang perantara bagi
cacing parasit (Sugma, 2009).

36
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun tempat dan waktu praktikum dilaksanakan praktikum yaitu pada
hari Jumat 5 April 2019 pukul 14:00-16:00 WIB di Labolatorium Terpadu
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

3.2 Alat dan bahan


a. Alat
NO Alat Jumlah
1 Steroform 1
2 Atk 1
3 Ember 1
4 Sunlight 1

b. Bahan
NO Bahan Nama Latin Jumlah
1 Chepalopoda
 Cumi-cumi Decapodifermes 1
 Sotong Sepiida 1
2 Bivalvia
 Kerang Poloymesoda Exspansa 1
lokan
3 Gastropoda
 Cumi-cumi Pila Ampulacea 1
 Lulu Kloma 1

37
3.3 Cara kerja
Digambar contoh Spesies dan masing-masing contohnya

Digambarkan tiap-tiap spesies tersebut diatas dan diberi keterangan dan


dibuatkan klasifikasi taksonominya.

Diletakkan bekicot diatas lempeng kaca dan dibiarkan berjalan dan diamati
dibawah kaca bagaimana gerakannya

Dilakukan rangsangan dengan memberikan sentuhan lidi pada tempat ujung


tentakel bagian medioventrasi. Sekitar kepala dan bagian posterior, diamati
bagaimana reaksi terhadap stimulus tersebut.

Dipecahkan ujung congkok bekicot yang masih hidup diambil sedikit cairannya
atau bahan yang terdapat didalamnya, kemudian diencerkan dengan aguadest,
diamati dengan mikroskop apakah ditemukan mikroorganik

38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tanggal praktikum : Keterangan:
Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

39
Tanggal praktikum : Keterangan:
Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

40
Tanggal praktikum : Keterangan:
Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

41
4.2 Pembahasan
Mollusca adalah kelompok hewan yang bersifat tripoblastik slomata dan
invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah Mollusca berasal dari
bahasa Yunani dari kata molluscus yang berarti lunak. Mollusca termasuk dalam
hewan yang lunak baik yang dengan cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti
dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton, dan cumi-cumi serta
kerabatanya.
Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan binatang
(Animalia) setelah filum Arthropoda. Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu
jenis, dengan ditambah 35 ribu jenis yang dalam bentuk posil. Molluska hidup di
air laut, air tawar, payau, dan darat. Habitat Mollusca dapat berada di palung
benua laut sampai pegunungan yang tinggi, dan bahkan dapat ditemukan dengan
mudah di sekitar rumah kita. Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang
disebut dengan malakologi (malacology).

4.2.1 Ciri-Ciri Mollusca


Adapun ciri-ciri atau karakteristik Mollusca ialah:
 Memiliki ukuran dan tubuh yang bervariasi
 Mempunyai lunak dan tidak beruas-ruas
 Merupakan tripoblastik selomata
 Merupakan hewan invertebrata (tidak mempunyai tulang belakang)
 Hidup di air dan didarat
 Mempunyai cincin syarat yang merupakan sistem syaraf
 Organ ekskresi berupa nefridia
 Mempunyai radula (lidah bergigi)
 Bersifat hewan heterotrof
 Berkembangbiak secara seksual
 Mollusca memiliki struktur tubuh yang simetri bilateral
 Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mineral

42
Klasifikasi Cumi – Cumi
Domain :Eukarya
Kingdom :Animalia
Filum :Mollusca
Kelas :Cephalopoda
Ordo :Teuthida
Subordo :Myopsina
Famili :Loliginidae
Genus :Loligo
Spesies :Loligo sp.
Cumi-cumi memiliki tubuh langsing, kerangkanyatipis, bening dan
terdapat dalam tubuhnya. Cumi-cumi berenang menggunakan sistem propulsi jet
yakni menyemburkan air lewat organberupa corong. Kelas Cephalopoda
umumnya tidak mempunyai cangkang luar, pada cumi-cumi cangkang terletak di
dalam rongga mantel yang berwarna putih transparan. Tubuh cumi-cumi tertutup
oleh mantel tebal yang diselubungi oleh selaput tipis berlendir, pada bagian bawah
mantel terdapat lubang seperti corong yang berguna untuk mengeluarkan air dari
ruang mantel.

4.2.2 Morfologi Cumi – Cumi


Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala, leher, dan badan. Kepala
cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk
melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2
tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk
menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap
atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk
keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting
untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di
bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak
melekat, sehingga terbentuk rongga disebut rongga mentel.
Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel
penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi

43
terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang sangat kuat
terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti panah, itulah
sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi terdiri
atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem
pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi
kelenjar ludah, hati, dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan,
mollusca lain, dan ikan. Anus cumi cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-
cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin. Alat kelaminnya terpisah,
masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dekat saluran
yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang
akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi
dibungkus dengan kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan
cumi-cumi muda berukuran kecil.

4.2.3 Anatomi Cumi – Cumi


Hewan ini memiliki dua ginjal atau nefridia berbentuk segitiga berwarna
putih yang berfungsi menapis cairan dari ruang pericardium dan membuangnya ke
dalam rongga mantel melalui lubang yang terletak di sisi usus.

4.2.4 Sistem Pencernaan


Organ pencernaan di mulai dari mulut yang mengandung radula dan dua
rahang yang terbuat dari zat khitin dan berbentuk seperti paruh burung betet.
Gerak kedua rahang tersebut di karenakan kontraksi otot. Terdapat dua kelenjar
ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga terletak ujung anterior
hati dan mensekresi racun yang akan bermuara ke daerah rahang. Kelenjar
pencernaan terdiri atas dua bagian yaitu hati yang terdapat di anterior dan
pancreas terletak di posterior. Lambung bersifat muscular dan berfungsi
mencampurkan makanan dari hasil sekresi dari kelenjar pencernaan. Zat-zat
makanan akan menuju ke dalam usus atau ke dalam sektum, organ pencernaan
berikutnya adalah rektum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel.

4.2.5 Klasifikasi kerang Lokan


Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (moluska)
pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun

44
penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi. Dalam pengertian
paling luas kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang (Bivalvia).
Dengan pengertian ini lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan
sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika. Contoh pemakaian seperti ini
dapat dilihat pada istilah “kerajinan dari kerang”. Kata kerang dapat pula berarti
semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Di dalamnya
termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan seperti kerang darah dan kerang hijau
(kupang) namun tidak termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan tetapi
menggeletak di pasir atau dasar perairan seperti lokan dan remis.
Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Phylum :Mollusca
Class :Bivalvia
Subclass :Heterodonta
Infraclass :Euheterodonta
Orde :Veneroida
Superfamily:Cardioidea
Family :Cardiidae
Subfamily :Fraginae
Genus :Fragum
Species :Fragum unedo

4.2.6 Keong Mas


Keong mas adalah salah satu siput yang hidup di perairan tawar, keong
mas ini berasal dari Amerika serikat. Keong mas ini dikenal di Indonesia tahun
1986. Oleh karena itu informasi mengenai aspek biologi keong ini masih sangat
kurang.
Keong mas ini termasuk kedalam family Ampularidae dengan ordo
Pucmolata yang hamper mempunyai keong-keong gondong. Mulai dari Struktur
anatomi, morfologi dan fisiologi keong mas. Namun, secara sistematis keong mas
ini diklasifikasikan dan morfologikan diantaranya adalah.
Klasifikasi Keong Mas
Kingdom : Animalia

45
Kelas : Gantropoda
Ordo : Pulmolata
Famili : Ampullarida
Genus : Pomacea
Keong mas ini memilki bentuk hamper sama dengan keong mas yang di
sebut dengan gondang. Namun, memiliki perbedaan dibagian cangkang. Keong
mas bewarna kekuningan keemasan dan kecoklatan transparan dan juga cangkang
lebih tipis.

4.2.7 Sotong
Sotong atau ikan nus adalah binatang yang hidup diperairan, khususnya
sungai maupun laut atau anau. Hewan ini dapat ditemukan hamper disemua
perairan yang berukuran besar baik air tawar, dan payau, maupun air asin pada
kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter dibawah
permukaan. Sotong juga merupakan makanan sejenis seafood.
Sotong sering kali disalah tafsirkan sebagai, cumi-cumi, keduanya berbeda
karena sotong bertubuh pipih, sedangkan cumi-cumi lebih berbentuk silinder.
Klasifikasi Sotong
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Chepalopoda
Sub kelas : Colioedea
Superoida : Decapodifermes
Ordo : Sepiida

46
BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya simpulkan setelah praktikum di lab yaitu
:
1. Molusca adalah hewan lunak dan tidak memilki ruas.
2. Moluska merupakan hewan hemaprodit, yaitu memilki alat kelamin jantan
dan betina.
3. Struktur tubuh terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. kaki
b. Massa Visseral
c. mantel
4. Bagian-bagian dari tubuh cumi-cumi yaitu: faring, mulut, mata, tentakel,
anus, esophagus, insang, lambung, cangkang, ovarium, rektrum, dan
kantung tinta.
5. Cumi-cumi merupakan binatang lunak dengan tubuh berbentuk silindris.
6. Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak (molusca)
7. Bagian cangkang terdiri dari 3 yaitu: gigi sendi, ligamne dan umbo.
8. Keong laut termasuk kedalam crustacean tetap: sebagian masyarakat
menyebut moluska.
9. keong emas adalah salah satu siput yang hidup diperairan, air tawar.
10. Keong emas bewarna kuning keemasan hingga kecoklatan transparan dan
juga cangkang lebih tipis.

47
PRAKTIKUM V
FILUM ECHINODERMATA
Jum’at, 14 April 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah
sebuah filum hewan laut yang mencakup bintang laut, teripang, dan beberapa
kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut.
Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang
masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Echinodermata adalah filum
hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat.
Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan
memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima).
Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif
dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup vertebrata), dan simetri
radialnya berevolusi secara sekunder. Larva bintang laut misalnya, masih
menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva Hemichordata.
Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi. Hampir wakil dari setiap phylum hewan dapat ditemukan di laut.
Organisme yang hidup di laut dipengaruhi oleh sifat air laut untuk
sekelilingnya, baik berupa tumbuhan ataupun hewan sehingga banyak bentuk
umum yang dijumpai merupakan hasil adaptasi terhadap medium cair dan
perggerakannya.
Laut juga merupakan tempat mata penjaharian untuk golongan masyarakat
tertentu yang hidup di sekitar laut, termasuk daerah pasang surut yang berkarang,
berlumpur atau berpasir. Hampir semua wakil dari phylum hewan dapat
ditemukan di laut. Phylum echidonemata ditempatkan pada akhir deretan Phylum
dalam invertebrata lainnya. Hal ini merupakan salah satu alasan banyak Phylum
echidonemata lebih dekat dengan Vertebrata daripada Invertebrata.
Echidonemata menempati berbagai macam habitat Zona Trumbu Karang,
daerah pertumbuhan Algae, Tumbuhan laut jenis lainnya, Koloni Karang Hidup,
Koloni Karang Mati serta daerah betting karang. Echidonemata merupakan

48
komponen Distik yang penting dalam siklus rantai makanan. Makanan dan
Phylum Echidonemata jenis tripang adalah detritus sehingga hewan ini banyak
ditemukan di daerah yang banyak mengandung detritus. (Maskoeri Jasin. 1992).

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penyusun mencoba mengangkat permasalahan-
permasalahan sebagai berikut:
1. Menjelaskan makna Echinodermata dan Holothuria
2. Menyebutkan bagian-bagian sub klas dari Echinodermata
3. Memahami ciri-ciri, struktur dan fungsi tubuh, cara hidup dan habitat,
reproduksi dan klasifikasi dari Echinodermata dan ordo Holothuria.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati
habitat, cirri dan jenis, serta mengidentifikasi dan mengklasifiksikan phylum
echinodermata pada suatu area pengamatan.

1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini ialah :
1. Dapat mengenal objek Echinodermata.
2. Dapat mengenal habitat Echinodermata.
3. Dapat mengenal / mengamati ciri morfologi.
4. Dapat mengklasifikasikan objek Echinodermata..

49
BAB II TINJUAN PUSTAKA

Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echino duri dan derma
kulit. Berarti echinodermata adalah hewan yang kulitnya berduri, echinodermata
umumnya hidup di perairan dangkal, umumnya ada di terumbu karang dan padang
lamun hewa ini mempunyai daya autotomi regenerasi pada tubunya yang hilang,
putus atau rusak. Semua hewan dalam kelas ini mempunyai tubuh simetri radial
dan kebanyakan memiliki endoskletondari zat kapur berupa tonjolan yang disebut
duri (Christianti, 2014: 98).
Bom ikan berdampak tidak langsung pada echinodermata karena merusak
habitatnya, echinodermata merupakan biota penghuni terumbu karang yang cukup
menonjol. Kerusakan habitat seperti terumbu karang dapat menyebabkan
penurunan populasi echinodermata pada tempat itu (Tahe, 2013: 66).
Alat pernapasan utama dari echinodermata adalah insang kulit yang mana
perluasan dari rongga tubuh melalui lobang-lobang kecil di antara osicle kapur.
Rongga tubuh berisi dari cairan getah bening, mengandung amoebacyt yang
berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi (Rusyana, 2011:
100).

50
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun tempat dan waktu praktikum dilaksanakan praktikum yaitu pada
hari Jumat 14 April 2019 pukul 14:00-16:00 WIB di Labolatorium Terpadu
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

3.2 Alat dan bahan


a. Alat
NO Alat Jumlah
1 Pulpen 1
2 Penggaris 1
3 Papan Ujian 1

b. Bahan
NO Bahan Nama Latin Jumlah
1 Echinodermata
 Teripang Holothuria 1

3.3 Cara kerja


Dimati dengan loupe strutur morfologis landak laut, mentimut laut, bintang laut
dan bintang mengular

Digamlah tiap tiap specimen terssebut diatas dan beri kererangan dan buatlah
klsifikasi taksonominnya

51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tanggal praktikum : Keterangan:
Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.

Disetujui Asisten

(Nazli Raudhati)

Tanggal praktikum : Keterangan:


Tujuan : 1.
Raegen : 2.
3.
4.
5.
6.
7.

Distujui Asisten

(Nazli Raudhati)

52
4.2 Pembahasan
Echinodermata merupakan hewan yang memiliki kulit berduri, serasi
dengan penamaannya yang berasal dari kata echinos yang berarti duri dan dermal
yang berarti kulit. Echinodermata ditempatkan pada urutan terakhir dalam
pengelompokan besar hewan invertebata karena tidak memiliki hubungan
kekerabatan dengan hewan invertebrata lainny. (Maskoeri Jasin,1998).

4.2 1 Kelas Enchinoidea


Pada kelas ini kami mendapatkan dua spesies yang mewakili kelas ini
yaitu Diadema saxatile ( Bulu babi yang berduri panjang ) dan Strongila sentrotus
Landak laut ).
Hewan-hewan yang masuk klas Enchinoidea ini berbentuk bundar, tidak
berlengan, tetapi memiliki duri-duri yang dapat digerakkan. Pada umumnya
Landak Laut memiliki jarohan atau viscera yang tersimpan dalam cangkok. Bulu
babi memiliki lima jalur kaki ambulakral yang terselang oleh daerah
interambulakral yang agak lebar tanpa kaki. Beberapa jenis Ennchinoidea
memiliki kelenjar racun. Di antara duri-duri terdapat pedicellaria yang berfungsi
untuk membersihkan tubuh dan tuntuk menangkap makanan kecil. Anus terletak
di pusat tubuh pada permukaan aboral. Sedangkan mulut yang dilengkapi oleh
lima buah gigi terletak di daerah oral dan madreporit terletak di daerah aboral.
Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh sirkular, lima buah pembuluh tabung
telapak dengan ampula. Terdapat cincin saraf dengan lima buah cabang dan
sebuah pleksus saraf. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi terjadi di dalam air. Larva
yang terbentuk bersimetri bilateral, berenang bebas dan disebut larva pluteus.
Batas toleransi salinitas kelompok bulu babi penghuni laut sejati antara 30 – 34 %.

4.2.2 Kelas Holoturoidea (Teripang)


Pada kelas ini kami mendapatkan satu spises yang dapat mewakili kelas ini
yaitu Holathusia edulis (Teripang). Spesies ini disebut juga mentimun laut karena
mirip mentimun. Spesies ini mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral
ke aboral sebagai sumbu, tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula yang
mikroskopis. Di bagian anterior mulut terdapat 10 -13 tentakel yang dapat di
julurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan diri dengan bagian dorsal
di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai alat

53
respirasi. Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat
hisap, yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal dipakai
untuk bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini terdapat suatu
cincin saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat bereaksi terhadap rangsangan.
Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga yang hermaprodit dengan larva
bersimetri bilateral.
Beberapa spesies seperti Thyonidium Pelluidum, Thyone sp, dan
Drotankyra similis dapat hidup di perairan payau dengan salinitas sekitar 20 tapi
beberapa anggota kelas Holothuroidea tidak tahan terhadap salinitas yang rendah.

54
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi sampel phylum Echinodermata
dapat dismpulkan sebagai berikut :
1 Ciri-ciri phylum Echinodermata
a. Tubuhnya tertutupi duri yang tersusun dari zat kapur
b. Tubuhnya tertutupi oleh permukaan oral
c. Alat kelamin terpisah antara jantan dan betina
2. Phylum Echinodermata terbagi dalam beberapa kelas, yaitu :
a. Kelas Asteroidea
b. Kelas Echinoidea
c. Kelas Ophiuroidea
d. Kelas Crinoidea
e. Kelas Holothuiroidea
3. Phylum Echinodermata secara menyeluruh hidup di laut, juga merupakan
bioindikator terhadap lingkungan perairan laut dan berperan dalam
menjaga keseimbangan ekosistem laut.
4. Adapun jenis - jenis spesies yang kami dapatkan yang dapat mewakili
setiap kelas dari Phylum ini adalah bintang laut biru, bintang laut merah (
Kelas Asteroidea ), Landak laut, bulu babi ( Kelas Echinoidea ), Teripang (
Kelas Crinoidea ) dan yang terakhir adalah Lili laut ( Holothuiroidea ).

55
DAFTAR PUSTAKA

Alvyanto. 2010. Filum Annelida. Semarang : Sahabat Tiga.


Ahmad. 2007. Sistematika Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Budiyanto.2013.Ternak Cacing Tanah. Jakarta : Universitas Jakarta Press.
Campbell, N.A. 2003.Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta. Erlangga.
Martini. 2005. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Maskoeri. 2002. Sistematika Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Mukayat . 2009. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Sugiarto. 2005. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya
Sugma. 2009. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya
Rohmimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut. Jakarta: Djambatan.

56
LAMPIRAN

Gambar Praktikum Pertama

Gambar Praktikum Kedua

Gambar Praktikum Ketiga

Gambar Praktiku Keempat

Gambar Praktikum Kelima

57

Anda mungkin juga menyukai