Anda di halaman 1dari 12

ZOOXANTHELLA

OLEH

CORY PUTERI BALKIS 2004135940

DAVID ADITYA 2004110252

DHEA NANDA VIJAYANI 2004110249

EBIB 2004113346

ERA FAZIRA HARAHAP 2004110666

JULLYA TOYA 2004112912

KEVIN ANANDIKA. D .P 2004110251

M. RIZKI ARDIANSYAH 2004110671

NISFI MAULIDIA NST 2004110661

R. RASANTI 2004110255

ROTUA TARULI RAJA GUK GUK 2004110254


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita

berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu

membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada

kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita

capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada kakak asuh

dan teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril

maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah

ditentukan.

Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

serta banyak kekurangan-kekurangnya, untuk itu besar harapan kami jika ada

kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah

kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, semoga apa

yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang

lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan atau mengambil hikmah dari

makalah yang berjudul “Zooxanthellae” sebagai tambahan dalam menambah

referensi yang telah ada.

Pekanbaru, 12 Oktober 2021

Penyusun

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................4

1.2 Tujuan dan Manfaat..............................................................................4

BAB II ISI

2.1 Pengertian Zooxanthella.......................................................................5

2.2 Karakteristik Zooxanthella...................................................................6

2.3 Habitat Zooxanthella............................................................................8

2.4 Peranan penting proses simbiosis zooxanthella dengan karang...........9

2.5 Peranan lain zooxanthella.....................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................11

3.2 Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zooxanthellae merupakan salah satu biota dalam kelompok dinoflagellata

fototropik. Karena zooxanthellae secara tradisional sulit untuk diklasifikasikan,

sedikit yang diketahui tentang sejarah alami simbiosis ini. Organisme ini selalu

hidup bersimbiosis dengan beberapa invertebrata laut. Hubungan antara

zooxanthellae dengan karang bersifat mutualistik yang dicirikan dengan adanya

ciri transfer nutritif dan fisiologis. Dengan karakter ini, maka hampir tidak

ditemukan karang dapat hidup tanpa zooxanthellae. Zooxanthellae mempunyai

peranan fital terhadap kehidupan karang maupun biota sessile lainnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari makalah ini ialah ;

 Mengetahui apa itu zooxanthella

 Mengetahui bagaimana hubungan simbiosis antara zooxanthela dan karang

 Mengetahui bagaimana peranan zooxanthella terhadap kehidupan terumbu

karang

 Mengetahui bagaimana karakteristik zooxanthella

 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai zooxanthella

4
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Zooxanthela

Zooxanthellae adalah nama panggilan yang digunakan untuk mikro-algae

yang hidup di dalam jaringan tisu organisme karang. Mikro-algae ini berasal dari

kelompok Dinoflagellata dengan nama spesiesnya Symbiodinium

microadriaticum, yang juga bersimbiosis dengan beberapa jenis hewan laut selain

karang, yaitu seperti: anemon, sponge, beberapa jenis jellyfish, giant clams,

nudibranchs dan beberapa kelompok cacing moluska dan lain-lainnya. Jumlah

zooxanthellae pada karang diperkirakan lebih dari 1 juta sel/ cm². permukaan

karang, yaitu berkisar antara 1-5 juta sel/cm². Meski dapat hidup tidak terikat

dengan inang, sebagian besar zooxanthellae melakukan simbiosis dengan

organisme laut yang disebutkan di atas.

2.2 Karakteristik Zooxanthela

Berikut adalah karakteristik dari Zooxanthellae

5
1. Dinoflagellata

Zooxanthella merupakan kelompok dinoflagellata fototropik yang

umumnya terdapat sebagai endosimbion pada beberapa invertebrata laut

(Trench, 1993). Beberapa anggota dari dinoflagellata merupakan

autothrophik (memperoleh sumber energi dari cahaya matahari dan

membentuk karbon organik melalui proses fotosintesis. Sementara yang

lainnya adalah organisme heterotrof yang mendapatkan sumber energi dari

bahan organik melalui pemangsaan terhadap organisme lain.

Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil, dengan

ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus yang

melingkupi dinding sel.

2. Single cell/unicellular

Zooxnthella tidak hanya di temukan dalam bentuk satu sel

(singular) namun juga dalam bentuk banyak sel/lebih dari satu sel (prural)

disebut juga zooxanthellae. Konsentrasi pada tubuh koral dari alga ber-sel

tunggal ( Zooxanthellae ) ini bisa mencapai 30.000 per milimeter kubik.

6
3. Berwarna kuning kecoklatan

Zoozanthella merupakan alga cokelat yang mempunyai pigmen

coklat dan kuning. Zooxanthellae bertanggung jawab untuk warna yang

unik dan indah banyak karang batu. Ketika karang menjadi stres fisik,

polip mengusir sel-sel alga dan koloni mengambil penampilan putih

mencolok. Hal ini biasanya digambarkan sebagai "pemutihan karang"

(Barnes, RSK dan Hughes, 1999; Lalli dan Parsons, 1995). Jika polip

pergi terlalu lama tanpa zooxanthellae, pemutihan karang dapat

mengakibatkan kematian karang. 

4. Ukuran 8-14 mikron

Zooxantella juga merupakan hewan mikroskopis, ukurannya

berkisar antara 8-14 mikron maka dari itu disebut mikroskopis dan

jumlahnya dilautan sangat banyak dan melimpah jutaan hingga milyaran

tak berhingga.

5. Simbiosis: Coccoid phase

Dinoflagellata yang hidup bebas dapat terjadi dalam fase Coccoid

yang nonmotil dan tidak memiliki flagel atau sebagai dinomastigote yaitu

fase dimana memiliki dua flagel dan memiliki sifat berenang. Sehingga

pada fase ini zooxanthella melepaskan flagella, maka dia tidak motil dan

aktif, aktifitas yang dilakukan hanya yang bersifat ditempat seperti

bereproduksi. 

6. Dialam: motile phase

7
Ketika berada dilaut lepas dikatakan fase motil, yaitu fase dimana

terdapat flagella yang dapat dengan bebas digunakan untuk pergerakan

diperairan.

7. Endosymbiotic

Dikatakan endosymbiotic karena proses simbiosis antara

zooxanthella dan karang yang terbentuk tersebut terjadi di dalam lapisan

tubuh karang yang terdalam yaitu dilapisan gastrodermis/endodermis.

8. Bersimbiosis dengan: protozoa, porifera, cnidaria, platyhelminthes dan

moluska.

2.3 Habitat Zooxanthella

Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena merupakan

pensuplai terbesar zat anorganik untuk fotosintesis. Sebagai contoh Bytell

menemukan bahwa untuk zooxanthellae dalam Acropora palmata suplai nitrogen

anorganik, 70% didapat dari karang (lihat Tomascik et al. 1997). Anorganik itu

8
merupakan sisa metabolisme karang dan hanya sebagian kecil anorganik diambil

dari perairan.

Bagaimana zooxanthellae dapat berada dalam karang, terjadi melalui

beberapa mekanisme terkait dengan reproduksi karang. Dari reproduksi secara

seksual, karang akan mendapatkan zooxanthellae langsung dari induk atau secara

tidak langsung dari lingkungan. Sementara dalam reproduksi aseksual,

zooxanthellae akan langsung dipindahkan ke koloni baru atau

ikut bersama potongan koloni karang yang lepas.

2.4 Peranan penting proses simbiosis zooxanthella dengan karang

Karang pembentuk terumbu pada akhirnya akan bergantung pada pancaran

matahari untuk kelangsungan hidup mereka dan pertumbuhan mereka. Karang

berbatu ini, sebagai serta pembentuk spesies non-karang lainnya, tergantung pada

nutrisi dari aktivitas fotosintesis dari dinoflagellata. Simbion kecil ini (berkisar

dari 5–13 m) terjadi pada jaringan inang dengan kepadatan penomoran jutaan sel

per persegi sentimeter. Dalam kebanyakan kasus, sekitar 20 hingga 50 senyawa

organik (glukosa, asam amino, dll.) yang dihasilkan oleh ganggang ini dikirim ke

inangnya sebagai bahan bakar untuk proses metabolisme seperti pertumbuhan

jaringan, dan untuk terumbu karang khususnya, konstruksi kerangka kalsium

karbonat. Diperkirakan nutrisi ini memenuhi sebagian besar kebutuhan

9
metabolisme harian untuk kebanyakan host. Selanjutnya, hewan-hewan ini juga

memperoleh makanan secara aktif dengan memakan mangsanya dan partikulat,

dan produk sampingan dari pencernaan dan respirasi (yaitu, senyawa anorganik)

diserap dengan cepat oleh simbion untuk pemeliharaan dan pertumbuhan seluler

mereka sendiri. Akhirnya, mutualisme intim ini adalah dasarnya untuk

keberadaan terumbu karangdi semua air dangkal di Bumi — dan menjelaskan

mengapa sistem ini sangat produktif dalam perairan yang miskin nutrisi.

2.5 Peranan lain zooxanthella

Zooxanthellae merupakan alga sel tunggal yang hidup di sekitar terumbu

karang. Keberadaan zooxanthellae memberikan warna cokelat kehijauan pada

terumbu karang. Terumbu karang hidup bersamaan dengan zooxanthellae melalui

sebuah symbiosis yang menguntungkan satu sama lain.

Keberadaan zooxanthellae memberikan nutrisi dan energi bagi terumbu

karang. Zooxanthellae yang merupakan alga akan memanfaatkan sinar matahari

untuk berfotosintesis. Selain itu, zooxanthellae juga memproses produk buangan

dari polip-polip untuk mendapatkan nutrisi lebih. Dengan bantuan sel penyengat

yang ada pada polip, ketika zooplankton (termasuk zooxanthellae) melewati

polip-polip, maka polip akan mengeluarkan nematocysts (struktur kecil seperti

pengait yang terdiri dari cnidocytes) untuk memberikan sengatan. Melalui cara

tersebut, polip akan mendapatkan asupan nutrisi.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Zooxanthella adalah nama panggilan yang digunakan untuk mikro-algae

yang hidup di dalam jaringan tisu organisme karang. Mikro-algae ini berasal dari

kelompok Dinoflagellata dengan nama spesiesnya Symbiodinium

microadriaticum, yang juga bersimbiosis dengan beberapa jenis hewan laut selain

karang, yaitu seperti: anemon, sponge, beberapa jenis jellyfish, giant clams,

nudibranchs dan beberapa kelompok cacing moluska dan lain-lainnya. Jumlah

zooxanthellae pada karang diperkirakan lebih dari 1 juta sel/ cm². permukaan

karang, yaitu berkisar antara 1-5 juta sel/cm².

3.2 Saran

Saran yang dapat kami tuliskan disini untuk kakak pengasuh yang

membimbing kelompok ini dalam pembuatan makalah ini mungkin dapat lebih

ditingkatkan lagi bimbingannya terhadap kelompok ini agar lebih baik daripada

yang sebelumnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

LAUT, D. J. (2). Terumbu Karang. Retrieved October 16, 2021, from Direktorat

Pendayagunaan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil:

https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/4332-terumbu-karang#:~:text=Habitat

%20Terumbu%20karang%20pada%20umumnya,m%20di%20bawah

%20permukaan%20laut

Pujiono W. Purnomo, D. S. (2010). Model Kehidupan Zooxanthellae dan

Penumbuhan Massalnya Pada Media Binaa. Jurnal Saintek Perikanan ,

46.

Purnomo, P. W. (2011). Keragaman Genetik Zooxanthellae Dari Beberapa

Sumber Inang Di Perairan Terumbu Karang Pulau Bokor Jepara. Jurnal

Saintek Perikanan , 40.

Sekarini, D. A. (2020, November 19). Kenalan dengan Terumbu Karang: Hewan

atau Tumbuhan? Retrieved October 16, 2021, from biorock:

http://www.biorock-indonesia.com/kenalan-dengan-terumbu-karang-

hewan-atau-tumbuhan/

Setiawan, S. (2021, September 18). Pengertian Dinoflagellata. Retrieved October

15, 2021, from gurupendidikan.com:

https://www.gurupendidikan.co.id/penjelasan-dinoflagellata/

Zurba, N. (2019). In Pengenalan Terumbu Karang, Sebagai Pondasi Utama (p.

12). Lhokseumawe: Unimal Press.

12

Anda mungkin juga menyukai