1. A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar fisika dengan
benar serta sesuai standar yang telah ditetapkan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ukur dasar fisika.
3. Mahasiswa dapat mengukur benda dengan alat ukut yang sesuai.
4. Mahasiswa dapat menentukan ketelitian dengan batas ukur dari
tiap-tiap alat ukur.
5. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep materi besaran pokok
dalam perkuliahan fisika.
6. Mahasiswa dapat memahami konsep pengukuran dalam
perkuliahan umum.
1. B. DASAR TEORI
Pengukuran dalam fisika adalah membandingkan dua hal dengan salah satunya menjadi
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung ,dinyatakan dengan angka
dan mempunyai satuan.Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat
Sorong,Mikromete
Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung
pengamatan yang baik akan berarti /bermanfaat jikapengolahan dikerjakan secara tepat oleh karena itu
ada pengetahuan yang lengkap tentanh presisi pengukuran,cara analisis,teori ralat dan statistik.
No Gambar
1
2
1. D. LANGKAH PERCOBAAN
No Gambar
1. E. DATA PERCOBAAN
Neraca 4 Lengan
10-4 3,11 x 10-2 Kg
Massa Silinder
1. A. PENGOLAHAN DATA
Pengukuran 1 : Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
2,335 0 0
3
2,335 0 0
4 ()2 = 8 x 10-6 cm
2,334
5 10-3 10-6
2,334 0
6 0 SD =
2,333
7 2 x 10-3 4 x 10-6 = 4,36 x 10-4 cm
2,91
1 -43 x 10-6 2 x 10-5
=
2,9075
2 -18 x 10-6 0,32 x 10-5 = 2,9057 cm
2,905
3 7 x 10-6 0,05 x 10-5
2,9025
4 32 x 10-6 1,02 x 10-5 ()2 = 5,5 x 10-5 cm
2,9025
5 32 x 10-6 1,02 x 10-5
2,9025
6 32 x 10-6 1,025 x 10-5 SD =
2,905
7 7 x 10-6 0,05 x 10-5 = 1,14 x 10-6 cm
Pengukuran 2 : Pengukuran dengan Jangka sorong (diameter silinder)
0,91 0 0
1
=
0,91 0 0
2 =0,91 cm
0,92
3 -10-2 10-4
0,91 0 0
4 ()2 = 1,1 x 10-5 cm
0,91 0 0
5
0,905
6 5 x 10-3 0,05 x 10-4 SD =
0,905
7 5 x 10-3 0,05 x 10-4 = 5 x 10-4 cm
0 0
3 2,25 x 10-3
0 0
-3
4 2,25 x 10 ()2 = 6 x 10-10kg
0 0
3 10,54 x 10-3
0 0
-3
4 10,54 x 10 ()2 = 6 x 10-10kg
SD =
1. B. PEMBAHASAN
Dari pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan percobaan yang
dilakukan terhadap uang logam dan silinder besi didapatkan tingkat ketelitian yang
dan neraca 4 lengan.dalam mengukur diameter luar uang logam menggunakan mikrometer
sekrup diperoleh rata-rata diameternya 2,335 cm dan besar standar deviasinya 4,36 x 10 -
4
dengan ketebalan logam didapdatkan rata-rata 0,0103 cm dan besar standar deviasinya
silindernya 2,9 cm dan standar deviasinya 1,14x 10 -6 dan rata-rata d iameternya 0,91 cm
dan besar standar deviasinya 5x 10-4 cm dan pengukuran massa uang logam dengan
neraca wmpat lengan diperoleh rata-rata massa sebsesar 2,2510-3 cm dan standar
dilakukan mka didapatkan standar deviasi yang menunjukkan angka nol.standar deviasi
merupakan hasil cerminan dari rata rata penyimpangan dari mean.standar deviasi dapat
menggambarkan seberapa jauh bervariasiny data jika standar deviasinya lebih besar
Pra Praktikum
1. Apa yang dimaksud pengukuran ?
2. Apa kriteria suatu alat dapat dikatakan sebagai alat ukur ?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan standar deviasi tuliskan rumusnya !
4. Apa yang dimaksud dengan alat ukur dasar ?apa saja yang termasuk alat
ukur dasar?
5. Jelaskan alat ukur berikut ini :
1. Mistar
2. Jangka sorong
3. Micrometer sekrup
4. Neraca 4 lengan
5. Thermometer
6. Stopwatch
Beserta gambarnya!
Pasca Praktikum
1. Jelaskan perbedaan akurasi dan presisi?berikan contohnya!
2. Sebutkan tragedy yang berkaitan dengan kesalahan pengukuran (min 3
sertakan sumbernya!)
J. KESIMPULAN
K. KOMENTAR
Kritik
1. Praktikan tidak membagi tugas dalamsuatu kelompok sehingga terjadi
kekacauan dalam melakukan praktikum
2. Praktikan tidak memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta
penentuan skala
3. Praktikan kurang teliti dalam pengmabilan data
Saran
1. Praktikan harus membagi tugas antar anggota kelompok
2. Praktikan harus memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta
penentuan skala
3. Praktikan harus teliti dalam pengmabilan data
L . DAFTAR PUSTAKA
Giancolli,DC.2014.Fisika.Jakarta : Erlangga.
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan
pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat dijelaskan
(dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak hanya mutlak bagi
fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu tersebut.
Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam ilmu pengetahuan alam
yang dapat diterima kecuali jika disertai denganhasil-hasilpengukuranyangakurat.
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding di
dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor utama
yaitu perbandingan dan patokan (standar).
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan
sesuatu yang dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian
hasilnya dinyatakan dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika
dikelompokkan menjadi Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok
adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran
dasar. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran
pokok. Panjang, massa, waktu, suhu dan arus listrik merupakan contoh besaran
pokok. Luas, volume, massa jenis, kecepatan dan gaya merupakan contoh dari
besaran turunan. Dalam Sistem Internasional (SI) terdapat tujuh besaran pokok
yang mempunyai satuan dan dua besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Sabtu, 24 November 2012
Waktu : Pukul 13.00 15.00 WIB
at : Laboratorium fisika Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang
3.2 Alat
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Micrometer sekrup
2. Jangka sorong
3. Neraca lengan
4. Plat
5. Kelereng
6. Koin
7. Silinder pipa
8. Balok aluminium
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil, antara lain sebagai berikut.
4.1.1 Pengukuran tebal plat menggunakan mikrometer sekrup
No. Tebal (plat) X2
1 1.65 mm 2.7225 mm
2 1.65 mm 2.7225 mm
3 1.65 mm 2.7225 mm
4 1.65 mm 2.7225 mm
5 1.65 mm 2.7225 mm
6 1.65 mm 2.7225 mm
7 1.65 mm 2.7225 mm
8 1.65 mm 2.7225 mm
9 1.65 mm 2.7225 mm
10 1.65 mm 2.7225 mm
=16.5 mm =27.225 mm
mm
..............................................................................................
class=Section2>
4.1.2 Pengukuran diameter kelereng
No. Diameter D2
1 2.7 mm 7.29 mm
2 2.7 mm 7.29 mm
3 2.7 mm 7.29 mm
4 2.7 mm 7.29 mm
5 2.7 mm 7.29 mm
6 2.7 mm 7.29 mm
7 2.7 mm 7.29 mm
8 2.7 mm 7.29 mm
9 2.7 mm 7.29 mm
10 2.7 mm 7.29 mm
=27 mm =72.9 mm
,11 cm
4.1.4 Pengukuran diameter luar pipa menggunakan jangka sorong
No. Diameter luar (pipa) D2
1 2.6 cm 6.76 cm
2 2.6 cm 6.76 cm
3 2.7 cm 7.29 cm
4 2.7 cm 7.29 cm
5 2.7 cm 7.29 cm
6 2.7 cm 7.29 cm
7 2.7 cm 7.29 cm
8 2.7 cm 7.29 cm
9 2.7 cm 7.29 cm
10 2.7 cm 7.29 cm
= 26.8 cm =71.84 cm
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam
benda, sedangkan mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
luar suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi di bandingkan jangka sorong. Mengukur
ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin (lingkaran) lebih mudah dan hasil
pengukuran lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng.
5.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk memahami
dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang akan digunakan, besaran, dan satuan agar
praktikum berjalan dengan lancar dan mudah dipahami. Lakukan pengukuran ketebalan
dan diameter sebanyak 10 kali dan 5 kali untuk massa dari sudut yang berbeda namun
tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan mengukur merupakan pendahuluan pembelajaran fisika yang sangat penting.
Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya dengan besaran lain yang sudah diketahui nilainya sebagai satandar. Untuk
keperluan tersebut diperlukan alat ukur, yaitu sebuah alat untuk menentukan nilai atau
besaran dari suatu kuantitas atau variable.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu
sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
telah disepakati. Misalnya untuk mengukur diameter sebuah koin maka kita bisa
menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang
dari diameter koin tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah centimeter.
Oleh karena itu sangatlah penting dalam pengukuran kita mengetahui alat-alat ukur
yang sesuai dengan besaran-besaran serta satuannya.
1.1 Tujuan Percobaan
Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
Menentukan volume dan massa jenis zat padat
Menggunakan teori ketidakpastian
1.2 Dasar Teori
Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai
besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan
sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan
hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran.
Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan
besaran turunan.
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan
besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas,
artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran
pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisan
dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi.
No. Besaran Satuan Lambang satuan
1 Panjang Meter m
2 Massa Kilogram Kg
3 Suhu Kelvin K
4 Waktu Sekon S
Berdasarkan table bahwa dapat diketahui dimensi tertentu dari suatu benda, misalkan
untuk mengetahui Volume zat padat jika bentuknya beraturan, maka akan memiliki
panjang, lebar, tinggi, diameter dan sebagainya.
- Pengukuran cara statis
Untuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya dapat dilakukan secara tidak
langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya (volume)
Perhitungan Volume balok dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi
dari balok itu sehingga :
V balok = P x L xT
Dengan;
P = panjang balok
L = lebar balok
T = tinggi balok
Sedangkan untuk volume silinder pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur
diameter dan panjang silinder itu sehingga:
V silinder = (d/2)2 x p
= r2 .p
Dengan;
d = diameter silinder
p = panjang silinder
r = jari-jari silinder
- Pengukuran scara dinamis
Cara pengukuran ini digunakan jika benda yang ingin kita ukur memiliki bentuk yang
tidak beraturan, dengan menghitung selisih massa benda di udara dengan di dalam air
V = Mu Ma
Dengan ;
Mu = Massa udara
Ma = Massa air
Lalu bias dihubungkan dengan
= M/V
Dengan ;
= massa jenis (gr/cm3)
M = massa zat (gr)
V = volume zat (cm3)
Pernyataan diatas berdasar pada Hukum Archimmides, yang berbunyi:
setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat
gaya ke atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.
Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung
secara konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum
Archimides.
Secara sistematis, hukum archimedes dapat ditulis sebagai berikut :
FA = a Va g
Alat ini dipakai untuk mengukur suatu benda yang ukurannya kecil, dapat
digunakan untuk mengukur panjang benda, kedalaman beda, serta dapat mengukur
diameter suatu benda. Ketelitian alat ini mencapai 0,05 mm
Milimeter skrup
Yaitu sebuah alat yang diperuntukkan untuk mengukur benda yang ukurannya sangat
kecil, biasanya dipakai untuk mengukur tebal sebuah uang logam, tebal buku dsb.
Ketelitian alat ini mencapai 0,01 mm
o
Neraca teknis
o Gelas Ukur (bejana gelas)
o Thermometer
o Barometer
o Bangku penumpu
2.2 Bahan
Air
Benda-benda yang diukur
BAB III
METODE PERCOBAAN
Cara StatiPercobaan Benda Ke-1 (Mencari Volume dan Massa Balok)
Balok yang diukur adalah balok berjenis Alumunium. Ukur mulai dari Panjang, Lebar
kemudian tinggi balok dengan melakukan 5 kali percobaan di berbagai tempat yang
berbeda dengan menggunakan jangka sorong dan milimeter sekrup (Millimeter skrup
digunakan untuk mengukur lebar dan tinggi balok). Sedangkan untuk pengukuran
massa, percobaan yang dilakukan hanya 1 kali. Kemudian masukkanlah percobaan itu
kedalam table yang telah ditentukan, kemudian cari pula ketelitian percobaan pada tiap
massa jenis benda dengan rumus : x 100%
Dimana literatur = massa jenis benda sesuai dengan harga yang ditentukan (sesuai
literatur )
percobaan = adalah hasil pehitungan massa jenis yang didapat dari
percobaan
Percobaan Benda ke-2 (Mencari Volume dan Massa Besi Silinder)
Silinder yang diukur adalah silinder besi. Teknik yang digunakan adalah dengan
mengukur tinggi menggunakan jangka sorong dan diameter menggunakan micrometer
skrup. Masing-masing pengukuran tinggi dan diameter dilakukan 5 kali. Sedangkan
pengukuran massa, dilakukan percobaan sebanyak satu kali saja. Kemudian
masukkanlah percobaan itu kedalam table yang telah ditentukan kemudian cari pula
ketelitian percobaan pada tiap massa jenis benda dengan rumus : x 100%
Dimana literatur = massa jenis benda sesuai dengan harga yang ditentukan
(sesuai literatur)
percobaan = adalah hasil pehitungan massa jenis yang didapat dari
percobaan
o Cara Dinamis
o Percobaan Benda ke-3 (Mencari Volume dan Massa sebuah kunci)
Dimana literatur = massa jenis benda sesuai dengan harga yang ditentukan (sesuai
literatur )
percobaan = adalah hasil pehitungan massa jenis yang didapat dari
percobaan
Percobaan Pengukuran Suhu, kelembaban, dan tekanan udara dalam ruangan
Catatlah suhu ruang, kelembaban, serta tekanan udara sebelum dan sesudah
melakukan percobaan dengan menggunakan thermometer dan barometer , kedalam
table yang telah disediakan.
Kelembaban udara dapat dihitung dari pengurangan antara suhu ukur yang berwarna
merah (kiri) dengan yang berwarna biru (kanan), kemudian ubah ke dalam % melalui
ketentuan yang terdapat di tabel thermometer.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan pada hari Selasa
18 Oktober 2011, maka didapatkan dilaporan hasilnya sebagai berikut :
1. Tabel pengamatan keadaan suhu ruangan (lab.Fisika- universitas Pakuan)
x 100% = 81,1%
Volume= p x l x
t
Diketahui : massa alumunium =12,3 gram
P1 = 2,685 gr/cm3
P2 = 2,688 gr/cm3
P3 = 2,682 gr/cm3
P4 = 2,673 gr/cm3
P5 = 2,681 gr/cm3
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan rata-rata massa jenis alumunium sebesar
p1 + p2 + p3 + p4
5
= 2,6818 g/cm3
Volume= ( x r2)x t
P1 = 7,814 gr/cm3
P2 = 7,844 gr/cm3
P3 = 7,804 gr/cm3
P4 = 7,765 gr/cm3
P5 = 7,775 gr/cm3
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan rata-rata massa jenis silinder besi sebesar
p1 + p2 + p3 + p4
5
= 7,8004 g/cm3
Volume= (mu-ma)
DAFTAR PUSTAKA
http://seilandra.blogspot.com/Pengukuran_Dasar_Pada_Benda_Padat.html
http://fisika-sma.us/category/besaran-dan-satuan.html
http://fisika-sma.us/pengukuran-besaran-fisika?p=71.html
http://swastikayana.wordpress.com/category/tugas-tugas/fisika/besaran.html