Additional references
1
n dp f p
drata rata
n df
Keterangan :
n = banyaknya partikel
d = titik tengah dari suatu kisaran ukuran
p = indeks yang dihubungkan dengan ukuran
p=1 ~ panjang
p=2 ~ luas permukaan
p=3 ~ volume
f = indeks frekuensi
f=0 ~ jumlah total partikel
f=1 ~ panjang
f=2 ~ luas permukaan
f=3 ~ volume
Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik
15
Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik
16
Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik
17
Perhitungan diameter statistik dari data secara mikroskopik
Rentang Rataan Jumlah
ukuran rentan partikel
(m) g dalam
ukuran setiap
(d), rentang (nd) (nd2) (nd3) (nd4)
(m) ukuran
(n)
0,50-1,00 0,75 2 1,50 1,13 0,85 0,64
1,00-1,50 1,25 10 12,50 15,63 19,54 24,43
1,50-2,00 1,75 22 38,50 67,38 117,92 206,36
2,00-2,50 2,25 54 121,50 273,38 615,11 1384,00
2,50-3,00 2,75 17 46,75 128,56 353,54 972,24
3,00-3,50 3,25 8 26,00 84,50 274,63 892,55
3,50-4,00 3,75 5 18,75 70,31 263,66 988,73
n=118 nd nd2=640,89 nd3=1645,2 nd4=4468,9
d ln
nd 2,25 d vn
=265,50
3
nd 3
2,41 d
nd 5
2,57
3 5
n n nd
vs 2
d sn
nd 2
2,33 d sl
nd 2
2,41 d
nd
2,72
4
n nd nd
wm 3
18
Jumlah partikel (N)
: jumlah partikel per satuan berat
( dvn 3 ) / 6 g 1 gram
1 partikel N
6
N
dvn3
Contoh Soal
diketahui : 1/6 dvn3 = volume partikel tunggal
= kerapatan
Contoh soal :
Garis tengah jumlah volume rata-rata dari serbuk (data
tabel 18-2) adalah 2,41 m atau 2,41 x 10-4 cm. Jika
kerapatan serbuk 3,0 g/cm3, berapa jumlah partikel per
gram?
METODE ANALISA UKURAN PARTIKEL
MIKROSKOPI
• Diameter Ekivalen
Diameter area terproyeksi (da); diameter
Feret’s(df); diameter Martin (dm)
• Range Analisis
0,2-100µm
MIKROSKOPI
• Preparasi sampel
Spesimen harus dapat terdispersi dengan baik
di slide mikroskop
MIKROSKOPI
• Prinsip Pengukuran
Merupakan pengukuran 2 dimensi
sediaan diencerkan/tidak, ditempatkan di
bawah mikroskop yang telah dikalibrasi
(dengan mikrometer). Dapat diproyeksikan ke
layar / difoto.
Light and Electron Microscopy
J.P.K. Seville, U. Tuzun, R. Clift, Processing of Particulate Solids, Chapman & Hall, 1997
Electron Microscopy
of Spray dried lactose
& Anhydrous lactose
• Keuntungan :
– adanya gumpalan dapat terdeteksi
– metode langsung
• kerugian :
– diameter hanya 2 dimensi
– jumlah partikel yang harus dihitung (300-500)
makan waktu dan tenaga
– variasi antar operator besar, tetapi dapat
diatasi dengan : fotomikrograf, proyeksi,
scanner otomatis.
PENGAYAKAN
• Diameter Ekivalen
sieve diameter (ds)
• Range Analisis
5-125.000µm
• Preparasi sampel
Umumnya digunakan untuk serbuk kering
PENGAYAKAN
Prinsip Pengukuran
agitasi sampel secara mekanis melalui suatu
seri urutan ke ayakan yang lebih halus dan
penimbangan bagian sampel yang tertinggal
pada masing masing ayakan.
• Keuntungan :
Murah, sederhana, cepat, variasi antar
operator kecil
• Kerugian :
Harus distandarisasi : tipe gerakan, waktu
dan beban
Pengukuran Volume Partikel
Alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter Counter. Coulter
Counter bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel disuspensikan
dalam suatu cairan yang mengalami konduksi melalui suatu lubang kecil,
yang pada kedua sisinya ada elektroda dimana akan terjadi suatu perubahan
tahanan listrik, maka akan terekam pulsa-pulsa dari partikulat.
18 o h
d st
( s o ) gt
Diameter ekivalen
diameter area (da); diameter volume (dv);
diperoleh melalui perhitungan komputasi
Range analisis
0,001-1 µm fine particle analysers
0,5-1000 µm large particle analysers
LASER LIGHT SCATTERING
Preparasi sampel
sampel dapat berupa likuid atau suspensi
udara
Prinsip pengukuran
interaksi antara cahaya laser dengan
partikel
BENTUK PARTIKEL DAN LUAS PERMUKAAN
• Bentuk bola : Luas permukaan minimum
per satuan volume ~ d
• Makin tidak simetris, Luas permukaan naik,
d sukar ditentukan.
• Bola : Luas permukaan = d2
Volume = 1/6 d3
• Partikel tidak bulat ~ dp
• Luas permukaan = s dp2 = ds2
• Volume = v dp3 = 1/6 dv3
• Dimana :
s = faktor luas permukaan
ds = garis tengah ekuivalen
permukaan
v = faktor volume
dv = garis tengah ekuivalen volume
3 2
dv ds
v 3
0,524 s 2
3,142
6dp dp
Untuk bola : s
6
v
s
6
Untuk partikel asimetris : v
LUAS PERMUKAAN SPESIFIK
Sv s
Sw Sw
d vs v
• Untuk partikel bulat 6
Sw
d vs
• dvs = garis tengah karakteristik volume
permukaan dari permukaan spesifik
Soal :
Berapakah Luas permukaan spesifik, Sw dan Sv dari
partikel-partikel yang dianggap bulat di mana
kerapatannya 3,0 g cm-3, dan dvs 2,57 m ?
Sifat-sifat Turunan Serbuk
A.Porositas
Porositas atau rongga (ε) dari sebuk
didefinisikan sebagai perbandingan volume
rongga terhadap volume bulk dari suatu
pengepakan (packing).
Volume bulk, (Vb) merupakan volume yang
ditempati oleh serbuk. Porositas dinyatakan
dalam persen, ε x 100
SIFAT-SIFAT TURUNAN SERBUK
A. Porositas/rongga ()
• Yaitu perbandingan volume rongga terhadap
volume bulk.
Vb Vp Vp
1
Vb Vb
v Vb Vp
Di mana :
v = volume rongga
Vb = volume bulk
Vp = volume sebenarnya
Soal :
• Sampel serbuk kalsium oksida dengan
kerapatan sebenarnya 3,203 dan berat 131,3
mempunyai volume bulk 82,0 cm-3 jika
ditempatkan dalam gelas ukur 100 ml. Hitung
porositasnya !
Satu sampel serbuk kalsium klorida yang mempunyai
B C C
Porositas dalam partikel :
Vg Vp Vp
dalam partikel 1
Vg Vg
g
1
Vp = vol padatan sebenarnya; Vg = volume padatan & pori-pori dalam partikel
Ruang antara/porositas celah
Vb Vg Vg
ruang antara 1
Vb Vb
b
1
g
Vb Vp Vp
total 1
Vb Vb
b
1
Kerapatan granul natrium bikarbonat adalah 1,450 dan kerapatan sejati
(true density) = 2,033. Hitunglah porositas intrapartikel
b 3,571
total 1 total 1 0,026 atau 2,6%
3,667
58
Volume :
– V spesifik sebenarnya (V)
– V granul spesifik = V + pori-pori dalam partikel
(Vg)
– V bulk spesifik = V + pori-pori dalam partikel +
ruang antar partikel
Data berikut menyangkut 1 gram sampel serbuk granular: .
Volume padatan itu sendiri = 0,3 cm3/g
Volume pori intrapartikel = 0,1 cm3/g
Volume ruang diantara partikel = 1,6 cm3/g
a) Berapa volume sejati spesifik V; volume granul spesifik Vg ; dan volume curah
spesifik Vb
b) Hitunglah porositas total total ; porositas antarruang atau porositas diantara
partikel antarruang ; porositas intrapartikel atau porositas di dalam partikel
a) intrapartikel
V = 0,3 cm3
Vg= V + pori intrapartikel = 0,3+0,1 = 0,4 cm3/g
Vb = V + pori intrapartikel + ruang diantara partikel = 0,3+0,1+1,6 = 2 cm3/g
b)
Vb V p 2,0 0,3 Vb Vg 2,0 0,4
total 0,85 atau 85% antarruang 0,80 atau 80%
Vb 2,0 V b 2, 0
Vg V p 0,4 0,3
intrapartikel 0,25 atau 25%
Vg 0,604
D. Bulkiness
Yaitu : volume bulk spesifik
• Dalam pengemasan serbuk.
Contoh : Pb - CaCO3
0,1 1,3
• paling bulk, memerlukan wadah 13x lebih besar
• Ukuran partikel turun, bulkiness naik
• Ukuran partikel berbeda-beda, bulkiness kecil.
E. Sifat alir
Serbuk bulk gaya tarik menarik
Free flowing
(mengalir bebas)