Anda di halaman 1dari 8

1.

SATUAN PENGUKURAN (MEASUREMENT)

Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai proses


membandingan suatu objek terhadap standar yang relevan, dengan
mengikuti peraturan-peraturan terkait dengan tujuan untuk dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang objek ukur.

Atau membandingkan suatu besaran dengan besaran


acuan/pembanding/referensi.

Proses pengukuran akan menghasilkan angka yang diikuti dengan


nama besaran acuan. [ contoh ; 75 cm ]

Besaran acuan harus bersifat tetap, diketahui, dan diterima oleh


semua orang.

Besaran tersebut harus dibakukan ( di standar kan).

Besaran standar yang dipakai sebagai acuan dalam proses


pengukuran harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Dapat didefinisikan secara fisik.
 Jelas dan “tidak berubah dalam kurun waktu tertentu”
 Dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja.

Dengan melakukan proses pengukuran kita dapat :


 Membuat gambaran melalui karateristik suatu objek atau
prosesnya.
 Mengadakan komunikasi antar perancang, pelaksana
pembuatan, penguji mutu dan berbagai pihak yang terkait
lainnya.
 Memperkirakan hal-hal yang akan terjadi.
 Melakukan pengendalian agar sesuatu yang akan terjadi
dapat sesuai dengan harapan perancang.

Besaran standar yang digunakan dalam setiap proses pengukuran,


dapat merupakan salah satu atau gabunan dari besaran-besaran dasar.

Dalam sistem satuan yang telah disepakati secara Internasional ( SI units,


International System of Units, Le Systeme International d’unites) dikenal
tujuh besaran dasar. Setiap besaran dasar mempunyai satuan standar
dengan simbol/notasi yang digunakan sebagaimana yang diperlihatkan
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Satuan standar bagi tujuh besaran dasar menurut sistem satuan
internasional ( SI units)

Besaran dasar Nama satuan Simbol


standar
Panjang meter (meter) m
Massa kilogram (kilogram) kg
Waktu sekon/detik (second) s
Arus listrik amper (ampere) A
Temperatur termodinamika kelvin (kelvin) K
Jumlah zat mol (mole) mol
Intensitas cahaya lilin (candela) cd

Satuan tambahan :
Sudut bidang radial (radian) rad
Sudut ruang steradial (steradian) sr
Catatan :
 Satu radial berarti sudut yang dinyatakan pada suatu bidang
(dinamakan “sudut bidang”) diantara dua garis radius
(jari-jari suatu lingkaran) yang memotong lingkaran
sehingga panjang busur lingkaran yang terpotong sama
dengan panjang radius lingkaran yang dimaksud.
Karena keliling lingkaran sama dengan 2π x radius maka
1o sama dengan 2π/360 rad.
 Satu steradial adalah “sudut ruang” yang bermula dari titik
pusat bola yang memotong permukaan bola sehingga
luasnya sama dengan luas segi empat dengan sisi sama
dengan radius bola yang dimaksud.
Semua besaran standar dari setiap pengukuran yang bukan merupakan
besaran dasar tersebut di atas adalah merupakan turunan (gabungan) dari
beberapa besaran dasar.
Contoh besaran turunan adalah seperti yang tercantum pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Contoh besaran turunan dengan satuan standarnya.

Besaran Nama satuan standar Simbol


turunan
Luas bidang Meterpersegi m2
Volume meterkubik m3
Kecepatan meterpersekon m/s
Percepatan meter-per-sekonkuadrat m/s2
Gaya newton N; kg.m/s2
Tekanan pascal Pa; N/m2; kg/(m.s2)
Energi (kerja) joule J; N.m; kg.m2/s2
Daya watt W; J/s; kg.m2/s3
Potensial listrik volt V; W/A; kg.m2/(s3.A)
Tahanan listrik ohm ῼ; V/A; kg.m2/(s3.A2)

Untuk menyingkat penulisan (atau membulatkan) angka hasil


pengukuran biasanya digunakan nama depan yang khusus dibuat untuk
mengawali nama satuan standar.
Dalam sistem satuan internasional ini dikenal beberapa nama depan yang
berfungsi sebagai pernyataan hasil kali dengan pokok sepuluh bagi nama-
nama satuan standar (baik untuk besaran dasar maupun turunan) lihat
tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pemakaian nama depan sebagai cara untuk
menyingkat/membulatkan penulisan angka hasil pengukuran.
Digunakan bilangan pokok sepuluh sebagai pengali/pembagi angka
yang dinyatakan dengan satuan standar, baik untuk besaran dasar maupun
besaran turunan.

Faktor pengali Nama depan Simbol Contoh


1018 eksa (exa) E 1 kg = 103 g
1015 peta (peta) P 1 MW = 106 W
1012 tera (tera) T 1 cm = 10-2 m
109 giga (giga) G 1 mm = 10-3m
106 mega (mega) M 1 µm = 10-6 m
103 kilo (kilo) k 1 nm = 10-9 m
102 hekto (hecto) h
101 deka (deca) da
- - -
10-1 desi (deci) d
10-2 senti (centi) c
10-3 mili (milli) mm
10-6 mikro (micro) µ
10-9 nano (nano) n
10-12 piko (pico) ρ
10-15 femto (femto) f
10-18 ato (ato) a

Catatan :
Nama depan ini tidak boleh di ulang meskipun yang diperuntukkan
bagi satuan standar massa. Karena satuan standar besaran dasar massa
adalah 1 kg maka, misalnya dalam menyatakan seribu kali 1 kg tidak
boleh dituliskan dengan : 1 kkg.

Besaran standar panjang

Untuk pengukuran geometrik besaran dasar yang digunakan adalah


jelas, jaitu besaran panjang dengan satuan standar panjang yang diberi
nama meter (m) serta satuan tambahan yaitu sudut bidang dengan nama
derajat (o) atau radial (rad).

Besaran panjang setara pentingnya dengan besaran dasar yang


lain dan mungkin yang pertama dibutuhkan orang (bersama dengan
besaran waktu) sejak beribu tahun yang silam karena menentukan aspek
kehidupan yaitu berkaitan dengan ruang (space) dan waktu (time).
Dimuka telah disinggung bahwa standar harus merupakan besaran
yang tetap (tidak berubah dengan berubahnya waktu).

Dalam kenyataannya besaran standar panjang ini berubah (lebih cocok;


“diubah”) sesuai dengan kemajuan teknologi.

Proses pengukuran yang melibatkan benda ukur dan alat ukur


mengalami kemajuan dalam hal kecermatam, ketepatan, dan ketelitian
yang bisa dicapainya.
Dengan demikian, besaran panjang yang kita kenal dengan nama
meter ini pun sebenarnya telah mengalami perubahan dari sejak ia “
dilahirkan” sampai saat ini baik dalam harganya maupun definisinya.

Berikut disajikan ulaskan singkat mengenai aspek sejarah yang


berkaitan dengan besaran panjang dan kondisi ilmu serta teknologi yang
mendukung penentuan standar panjang.

4000 SM Mesir Kuno :

Standar panjang berdasarkan “lengan” . yaitu sesuai dengan


panjang dari siku sampai ujung jari tengah raja yang berkuasa saat itu.
Lebih kurang 463,3 mm menurut ukuran sekarang. Yang ditirukan ke
sebuah panjang batang.

Dan ; 500 SM, .....; 825, .....; 1101, .... ; Abad 15, ..... ; 1528,....; 1661,
....; 1664, ....; 1670,.....;
Th 1790, Academy of Scientist (Paris) mendukung ide bumi sebagai
acuan karena satuan panjang berdasarkan pendulum (yang sebelumnya
populer) tidak tepat atau tak mampu menunjukkan pengulangan yang baik
(ketepatannya rendah; jika pengukuran diulang hasilnya berbeda).
Mulai saat itu lahirlah nama standar meter (yunani : “metron” berarti
dimensi) yaitu :

“Satu meter adalah seperempat-puluh-juta keliling bumi yang di ukur


pada garis bujur yang melalui Paris dari Dunkirk ) pantai utara parancis
sampai Bercelona (Spanyol)”

Berdasarkan definisi meter ini dilakukan pengukuran yang sebenarnya


dari th 19792 s.d th 1798 (suatu usaha besar yang sangat sulit dilakukan
saat itu) yang kemudian diwujudkan dengan batang platinum
berpenampang segi empat 25 x 4.05 mm.

Karena 1 meter adalah jarak antara ke dua permukaan ujung batang maka
dinamakan sebagai End-Standard.

Tahun 1799 standar meter (“metre des archive”; definitive reference


standar resmi acuan panjang) diresmikan (oleh Perancis) bersama-sama
dengan standar massa (kilogram)

Dan terus : th 1840, .... ; agustus 1870, .....; april 1872, ....;

Th 1875; Berdasarkan kontrak tgl 20 Mei 1875 suatu perusahaan di


London (Johnsons & Matthey) berhasil membuat 30 batang Platinum-
irridium yang teliti komposisinya. Sebagian (17 batang) dipilih untuk
dibuatkan garis tanda pada bidang netral pada daerah di dekat ke dua
ujungnya.
Batang berpenampang X (ukuran 20x20 mm, berat sekitar 3,3 kg, lihat
gbr 3.1) ditumpu secara simetrik (0.559 L) tersebut jika di ukur pada
temperatur 0o C maka jarak antara dua garis tanda di ke dua ujungnya
adalah 1 meter. Karena menggambarkan jarak antara dua garis maka
acuan panjang ini juga dinamakan sebagai Line –Standard. Yang
disimpan di Paris dinamakan sebagai standar primer dan 16 batang lainya
(disimpan di bernagai negara) disebut standar sekunder.

Dan terus ; Oktober 1889, ....;


International Committee on Weight & Measurement, suatu badan
internasional meter diatas sebagai satu-satunya standar panjang yang di
sah kan untuk keperluan ilmu dan perdagangan.
Hal ini masih juga bermunculan berbagai keberatan untuk diterima,
dengan berbagai alasan . . . [ masih ketidaksempurnaan kelurusan dll,. . .]
Th 1892, Albert Michelson (jerman) berhasil mengukur panjang
gelombang cahaya (spektrum merah yang dipancarkan dari lampu
Cadmium) dengan menggunakan interferometer ciptaannya.

Th 1906, ....1972,..... ; mei 1935; .... 14 oktober 1960, ....; 1982,


ditemukan laser.....

20 oktober 1983 pada sidang ke 17 General Conference on Weights


& Measures ( CGPM) menetapkan :

“Satu meter adalah jarak (dimensi) yang ditempuh sinar (Laser Merah
yang berasal dari gas Argon yang di-ion-kan yang distabilkan panjang
gelombangnya) pada ruang hampa selama 1/ 299 792 458 sekon.

“ satu sekon adalah selang waktu yang dibutuhkan oleh 9 192 631 770
periode dari radiasi yang setara dengan perubahan dua tingkat hiperfine
pada kondisi ground bagi atam Caesium 133”.

Uraian diatas menggambarkan bagaimana usaha manusia untuk


menyempurnakan proses pengukuran. Mengapa hal ini perlu
dilakukan ? Penguasaan ilmu & teknologi sebenarnya sesuatu bentuk
angka yang dijakini “kebenarannya”
PENGERTIAN INTRUMENTASI.

Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat


yang dinamakan instrument (alat ukur).

Instrumen adalah sesuatu yang digunaklan untuk membantu kerja


Indera untuk melakukan proses pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai