Anda di halaman 1dari 7

URAIAN TUGAS TENAGA LABORAN IPA

SMP NEGERI 35 JAKARTA


Kompetensi yang harus dimiliki oleh laboran
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Sosial
3. Kompetensi Administrasi
a. Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum meliputi :
 Mencatat bahan laboran
 Mencatat Penggunaan laboran
 Melaporkan penggunaan bahan laboran

b. Mencatat kegiatan praktikum meliputi :


 Mencatat kehadiran guru dan peserta didik
 Mencatat penggunaan alat
 Mencatat penggunaan penuntun praktikum
 Mencatat kerusakan alat
 Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara periodik
4. Kompetensi Profesional
a. Merawat ruang laboratorium sekolah meliputi :
 Menata ruang laboran
 Menjaga kebersihan ruangan laboratorium
 Mengamankan ruang laboratorium
 Mengatur tata letak bahan,suku cadang,dan perkakas untuk perawatan
Dan perbaikan peralatan laboratorium
b. Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah meliputi :
 Mengklarifikasi bahan dan peralatan praktikum
 Menata bahan dan peralatan praktikum
 Mengidentifikasi kerusakan bahan,peralatan,dan fasilitas laboratorium
 Menjaga kebersihan alat laboratorium
 Mengamankan bahan dan peralatan laboratorium

c. Menjaga K3 dilaboratorium sekolah meliputi :


 Menjaga kesehatan diri dan lingkungan kerja
 Menggunakan peralatan K3 dilaboratorium
 Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun
 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
Tugas dan Tanggung Jawab Laboran
1. Menjaga kebersihan laboratorium untuk memastikan keselamatan dan kondisi kerja
yang layak bagi para pengguna laboratorium dan pemeliharaan secara tepat
2. Mempersiapkan jadwal kegiatan lab
3. Menyediakan sperpak / cadangan peralatan ( perangkat keras/lunak )
4. Melakukan reparasi peralatan atau mengukur untuk perbaikan akan selesai
5. Ada tugas tambahan membantu kaleb untun menyusun anggaran laboratorium seperti
pembelian persediaan
6. Meneliti dan membeli peralatan pengganti

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 35 Jakarta Kepala Lab IPA

Dra. Hj. Endah Purwani, M.M. Rini Puspita, M.Pd


NIP. 1967 1126 1991032004 NIP. 197902282008012026
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
LABORATORIUM IPA SMP NEGERI 35 JAKARTA

1. SOP PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A. Sebelum Praktikum
 Kepala laboratorium dan guru IPA mengadakan rapat membahas kesiapan kegiatan
praktik dua pekan sebelum kegiatan praktikum untuk siswa dilakukan.
 Kepala laboratorium mengecek kesiapan dan kelayakan alat yang akan digunakan
untuk kegiatan praktikum dimulai.
 Kepala laboratorium mengecek kesiapan LK yang akan digunakan untuk kegiatan
praktikum.
 Kepala laboratorium menyerahkan daftar bon alat kepada guru praktikum untuk diisi
alat apa yang akan dipinjam.
 Guru praktikum diwajibkan mengisi berita acara praktikum yang diketahui penanggung
jawab laboratorium sebelum melakukan praktikum.

B. Selama Praktikum
 Siswa mengikuti tata tertib yang berlaku di laboratorium IPA
 Guru menjelaskan cara penggunaan alat kepada siswa sesuai dengan fungsinya
 Siswa mengunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktikum dan diamati oleh
guru pembimbing
 Guru menuliskan catatan penting tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan pada
buku kegiatan harian lab yang tersedia

C. Selesai Praktikum
 Siswa membersihkan alat yang telah digunakan dan mengembalikannya pada tempat
semula
 Guru praktikum memeriksa kelayakan alat jika rusak/hilang maka dicatat dan harus
diganti

D. Lain – lain
 Sebelum menggunakan alat-alat praktikum siswa harus memahami petunjuk
penggunaan alat itu sesuai dengan petunjuk penggunaan yang diberikan atau
disampaikan oleh penanggung jawab praktikum.
 Siswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang biasa tertera
pada badan alat.
 Siswa harus memahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan menggunakan
alat-alat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau
peruntukannya .menggunakan alat praktikum diluar fungsi atau peruntukannya dapat
menimbulkan kerusaka pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.
 Siswa harus memahami spesifikasi dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan
menggunakan alat-alat tersebut sesuai spesifikasi dan jangkauan kerjanya.
Menggunakan alat praktikum diluar spesifikasi dan jangkauan kerjanya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.
 Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari benda /logam
tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat
tersebut.
 Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada bahan alat-alat praktikum yang digunakan.
2. SOP PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
 Membuat pengajuan surat permohonan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh sekolah kepada kepala laboratorium.
 Permohonan pinjaman yang ditujukan kepada kepala laboratorium akan segera ditindak
lanjuti.
 Mengisi daftar peminjaman alat yang disediakan laboratorium.
 Mengisi surat perjanjian peminjaman alat.
 Penyerahan alat peminjaman dan melakukan pengecekan awal terhadap kondisi alat
sebelum dipinjamkan.
 Mengembalikan alat pinjaman tersebut dan melakukan pengecekan akhir terhadap
semua barang pinjaman tersebut harus sesuai dengan kondisi awal pada saat barang
tersebut dipinjam.
 Pengisian Surat pengembalian oleh peminjam.

3. SOP PENERIMAAN ALAT


 Barang yang tiba diperiksa kesesuaian barang dengan surat pesanan, kondisi barang, dan
kesesuaian supplier surat barangnya.
 Barang yang tidak sesuai dengan pesanan dikembalikan ke supplier.
 Catat barang yang memenuhi persyaratan didalam daftar penerimaan barang sebagai
serah terima barang.
 Masukan barang kedalam tempat khusus yang terpisah dengan barang lama.
 Catat dan pindahkan barang kedalam lemari penyimpanan dan dikelompokan sesuai
spesifikasinya masing-masing.

4. SOP PEMELIHARAAN ALAT


 Setiap alat yang telah digunakan pada praktikum,alat dibersihkan kembali dan diletakkan
pada rak nya.
 Setiap pengguna yang merusak/menghilangkan alat akan dikenakan sanksi denda dan
sanksi lainnya.
 Setiap pengguna wajib mematuhi tata tertib lab.
 Setiap pengguna fasilitas lab wajib dikenakan biaya pemeliharaan yang ditentukan oleh
sekolah.
 Pengelola wajib membuat jurnal bulanan yang dilaporkan kepada Kepala sekolah setiap
bulannya.
 Jurnal bulanan memuat rincian aktifitas lab, jadwal pengunaan lab, jumlah penguna dan
lama penggunaan.

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 35 Jakarta Kepala Lab IPA

Dra. Hj. Endah Purwani, M.M. Rini Puspita, M.Pd


NIP. 1967 1126 1991032004 NIP. 197902282008012026
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)
LABORATORIUM IPA SMP NEGERI 35 JAKARTA

I. KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM IPA


a. Pengguna laboratorium harus mendapatkan izin menggunakan laboratorium dari
laboran yang bertugas atau guru bidang studi.
b. Tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan praktik sendirian di laboratorium.
c. Pengguna laboratorium hendaknya telah mengetahui lokasi sumber listrik, air dan dapat
menggunakannya dengan benar di laboratorium.
d. Pengguna laboratorium hendaknya mengetahui letak alat pemadam kebakaran dan
dapat menggunakannya dengan benar.
e. Pengguna laboratorium tidak diperkenankan makan dan minum kecuali ada instruksi
tertentu dari guru bidang studi.
f. Guru bidang studi yang ingin menggunakan laboratorium harus mengisi agenda
penggunaan ruang laboratorium.
g. Sebelum bekerja, pengguna laboratorium atau guru yang bersangkutan harus mengisi
agenda peminjaman alat dan alat bahan laboratorium serta ceklist pengembalian alat.
h. Pengguna laboratorium harus memperhatikan kelengkapan alat dan bahan yang telah
disediakan petugas laboratorium.
i. Penggunaan alat dan bahan praktikum harus dipergunakan dimeja praktikum, Alat yang
belum lengkap harus dilaporkan ke petugas laboratorium sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
j. Periksa alat yang akan dipergunakan sebelumnya, karena kerusakan alat adalah
tanggung jawab pemakainya.
k. Penggunaan alat dan bahan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Jika ada alat yang
belum diketahui cara pemakaiannya pengguna harus membaca SOP alat atau bertanya
kepada petugas laboratorium atau guru yang bersangkutan.
l. Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus dilaporkan kepada petugas
laboratorium
m. Jika bahan kimia terkena kulit atau mata, cucilah dengan air yang banyak dan segera
lapor kepada petugas laboratorium
n. Persepsikan bahwa semua bahan kimia adalah berbahaya.
o. Dilarang membuang bahan kimia sisa percobaan atau bahan lain yang memungkinkan
merusak dan tersumbat nya saluran pembuangan air. Pembuangan bahan kimia harus
dengan perlakuan pengenceran.
p. Dilarang mengambil bahan kimia langsung dari botol induk atau mengembalikan bahan
kimia layak pakai ke botol induk.
q. Bahan kimia bekas pakai pada praktikum harus ditampung dalam botol gelas dan diberi
label
r. Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum harus dalam keadaan bersih.
s. Ketika memanaskan cairan dalam tabung reaksi, jangan menghadapkan mulut tabung
tersebut kearah orang lain yang berdekatan.

II. PEDOMAN PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN DILABORATORIUM


Penggunaan alat pembakar (Bunsen, burner, heater atau hot plate) harus dilakukan
dengan benar dan dijauhkan dengan bahan kimia bertitik didik rendah atau mudah terbakar.
Sumber kebakaran dapat disebabkan oleh Bunsen yang menyala kembali tanpa
sepengetahuan, api biru yang tidak tampak, kasa yang digunakan dialas kaki tiga masih
panas, pelarut yang mudah terbakar, listrik dan percikan api listrik, oksidator kuat, serta gas
yang mudah terbakar.
Klarifikasi api pada kebakaran:
1. Kelas A disebabkan oleh kayu, kertas, kain, karet, plastic.
2. Kelas B disebabkan oleh cairan mudah terbakar seperti benzene, alcohol.
3. Kelas C disebebkan oleh listrik.
4. Kelas D disebabkan oleh logam.
Tipe alat pemadam kebakaran
1. Semprotan air dilengkapi dengan selang karet.
2. Pemadam api asam – soda berisi larutan natrium bikarbonat dan asam sulfat secara
terpisah saat diperlukan kedua zat ini dicampurkan dan menimbulkan pancaran cairan
dan CO2.
3. Pemadam api dengan busa berisi larutan dan senyawa pembuat busa.
4. Pemadam api gas CO2 berisi CO2 dengan tekanan tinggi.
5. Pemadam api CTC (karbon tetra klorida) tetapi jarang dipergunakan kecuali ditempat
terbuka karena menimbulkan gas beracun.
6. Pemadam BFC (bromo chloro difluoromethene) selimut tahan api, baik yang terbuat dari
tenunan serat gelas.
Pemilihan pemadam api :
1. Api Kelas A : Semprot air, CO2, busa
2. Api Kelas B : Selimut tahan api, CO2, BFC, busa, Serbuk
3. Api Kelas C : Putusan arus listrik, kemudian matikan api dengan CO 2 atau BFC
4. Api Kelas D : Serbuk selimut asbes ataupun karung basah

III. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUB (B3) DILABORATORIUM IPA


III.1. Bahaya Kimia
A. Jenis Bahaya Kimia
1. Bahaya : Eksplosif pada kondisi tertentu.
Contoh : Amonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene.
Pencegahan : Hindari benturan, gesekan, suhu tinggi dan loncatan api
Syarat Penyimpanan.
- Ruang berventilasi
- Jauhkan dari panas dan api
- Hindari benturan dan gesekan
2. Bahaya : Mudah terbakar (flamemabel)
Contoh : Zat dapat terbakar lansung (Alumunium alkil fosfor gas amat mudah
terbakar, contoh : butane, propane)
Pencegahan : Jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api.
Syarat Penyimpanan :
- Ruang berventilasi
- Jauhkan dari panas dan api serta loncatan listrik
- Sediakan alat pemadam kebakaran
3. Bahaya : Oksidator, dapat membakar yang lain, penyebab timbulnya api
Contoh : Hidrogen Peroksida, Kalium klorat
Pencegahan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar atau reduktor
Syarat Penyimpanan :
- Ruang berventilasi
- Jauhkan dari panas dan api serta loncatan listrik
- Jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor
4. Bahaya : Toksik, berbahaya bagi kesehatan
Contoh : Arsen trioksida, Raksa(II)Klorida, Natrium sianida, Garam merkuri
Pencegahan : Hindari kontak dengan kulit dan mata, hindari kontaminasi pernafasan
Syarat Penyimpanan :
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Wadah tertutup dan beretiket
- Pisahkan dari zat-zat beracun
5. Bahaya : Korosif serta merusak jaringan atau tubuh manusia
Contoh : Asam sulfat pekat, Belerang dioksida, dan Klorida, Bromida, Nitrat, Fenol,
NaOH, KOH
Pencegahan : Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan.
Syarat Penyimpanan :
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Wadah bertutup dan beretiket
- Pisahkan dari zat-zat beracun
6. Bahaya : Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh manusia
Contoh : Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan
Syarat Penyimpanan :
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Wadah bertutup dan beretiket
7. Bahaya : Iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernafasan
Contoh : Amonia, Benzil klorida
Pencegahan : Hindari kontaminasi udara pernafasan, kontak dengan kulit dan mata
Syarat Penyimpanan :
- Suhu ruangan dingin dan berventilasi
- Wadah bertutup dan beretiket

B. Pencegahan Bahaya Kimia


Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum kimia khususnya saat
mengambil bahan kimia yang diperlukan :
1. Cermati dengan teliti label bahan kimia yang akan diambil untuk menghindari
kesalahan.
2. Pada saat mengambil bahan padatan, tertutup wadah diletakkan dalam posisi
terbalik.
Gunakan spatula untuk menghindari kontaminasi dan bahaya yang ditimbulkan oleh
bahan kimia tersebut.
3. Pada saat mengambil bahan kimia yang berupa larutan atau zat cair, tutup botol
dibuka dan dipegang dengan jari tangan. Jika tidak memungkinkan untuk dipegang,
diletakkan pada meja bersih dalam posisi terbalik. Larutan dipindahkan dengan
mengalirkan melalui batang pengaduk atau dinding gelas agar tidak memercik. Jika
diperlukan gunakan sarung tangan karet dan kacamata pelindung.
4. Bila harus menggunakan pipet, dipastikan pipet harus dalam keadaan bersih, bilas
pipet dengan larutan yang akan dipipet terlebih dahulu, beri label pipet sesuai
dengan larutan yang telah dipindahkan denganpipet tersebut.
5. Botol segera ditutup setelah kimia diambil agar tidak terjadi kontaminasi.
6. Bahan kimia hendaknya diambil dengan jumlah yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan praktikum.
7. Hindari menghisap langsung uap dari bahan kimia, gunakan masker bila diperlukan.
8. Simpan bahan kimia ke tempat yang diperbolehkan sesuai dengan kondisi dan sifat
bahan kimia.
9. Jika meja tempat bekerja dalam keadaan rapi, kemungkinan terjadinya kecelakaan
jauh lebih kecil daripada meja tersebut penuh berisi botol-botol, bahan dan alat
kimia yang lain.
10. Bekerja di laboratorium selalu terdapat kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan.
Pencegahan yang paling tepat terhadap kemungkinan bahaya adalah bekerja dengan
hati-hati dan hindari bekerja sendirian dilaboratorium.

3.2 Bahaya Biologis


I. Jenis Bahaya Biologis
Mikroorganisme Pathogen
No Jenis Mikroorganisme Keterangan Contoh Mikroba
Pathon
1 Mikro Penghasil toxin Menghasilkan toxin yang Clostridium botulinum
berbahaya bagi kesehatan penghasil toxin botulin

2 Mikroba Pembusuk Mikroba yang berbahaya E coli, Salmonella,


bagi kesehatan bila Stapilococcus aureus
makanan yang
terkontaminasi termakan

II. Pencegahan Bahaya Biologis


Dalam melakukan prkatikun biologi,tidak terdapat banyak bahaya yang potensial
bagi keselamatan praktikum.namun bekerja aman dilaboratorium tetap harus
dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah
bahaya biologis pada saat melakukan praktikum:
1. Sebelum dan setelah praktikum diwajibkan mencuci tangan dengan sanitizer tangan
dan air mengalir.
2. Selalu menjaga kebersihan bahan dan alat praktikum .bila diharuskan bekerja secara
aseptis, kemungkinan kontaminasi harus dijaga seminimal mungkin.
3. Diwajibkan membaca dan memahami prosedur praktikum sebelum praktikum
dilaksanakan.
4. Bekerja dilaboratorium selalu terdapat kemungkinan terjadinya suatu
kecelakaan,pencegahan yang paling tepat terhadap kemungkinan bahaya adalah
bekerja dengan
5. hati-hati dan hindari bekerja sendirian di laboratorium.

3.3. Bahaya Fisik


Jenis bahaya Fisik dan pencegahan
Dalam melakukan praktikum fisika tidak terdapat banyak bahaya yang potensial
bagi keselamatan praktikum. Bahaya yang mungkin terjadi adalah bahaya dari
instrument listrik, mekanik dan optic. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk mencegah bahaya fisik pada saat melakukan praktikum :
1. Diwajibkan membaca dan memahami prosedur praktikum sebelum praktikum
Dilaksanakan
2. Bekerja dilaboratorium suatu terdapat kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan.
Pencegahan yang palin tepat terhadap kemungkinan bahaya adalah bekerja dengan
Hati-hati dan hindari bekerja sendirian dilaboratorium.

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 35 Jakarta Kepala Lab IPA

Dra. Hj. Endah Purwani, M.M. Rini Puspita, M.Pd


NIP. 1967 1126 1991032004 NIP. 197902282008012026

Anda mungkin juga menyukai