Anda di halaman 1dari 8

DASAR PENGUKURAN

Abstrak
Telah dilakukan suatu praktikum tentang dasar pengukuran dengan tujuan mampu menggunakan alat-alat ukur
dasar, mampu menentukan ketidakpastian, dapat membandingkan hasil pengukuran dengan alat ukur yang
berbeda, dan dapat menghitung massa jenis benda. Pengukuran yang dilakukan ada tiga, yaitu pengukuran
panjang, massa dan volume yang digunakan pada air. Setelah data hasil pengukuran terkumpul, data tersebut
diolah kembali dan dimasukan ke dalam persamaan mencari massa jenis sehingga menghasilkan nilai massa
jenis suatu benda. Pengukuran panjang menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Pengukuran massa menggunakan dua alat ukur neraca ohauss dan neraca digital. Masing-masing alat ukur yang
digunakan memiliki NST dan ketidakpastian tersendiri. Ketidakpastian merupakan kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pengukuran. Dengan adanya ketidakpastian, kita menentukan ketelitian dari suatu alat ukur dan
membandingkan tingkat ketelitian antar alat ukur yang lain dengan menggunakan perbandingan nilai massa
jenis yang didapatkan dengan nilai massa jenis literatur.
Kata kunci: alat ukur, ketidakpastian, pengukuran, massa jenis, ketelitian.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika, teknologi informasi,
dan teknologi alat ukur. Hal ini disebabkan di dalam fisika mengandung prinsip prinsip dasar
mengenai gejala-gejala alam yang ada di sekitar kita.
Sebelumnya ada baiknya jika kit mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain. Mengukur dapat dikatakan
sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif, dan jika
dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran
menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-
pola tertentu sebagai bentuk krakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan
demikian, maka dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola
yang dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.
Dengan salah satu argumentasi di atas, sudah dapat kita ketahui betapa penting dan
dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika.

1.2. Tujuan
1. Dapat melakukan pengukuran dengan jangka sorong, micrometer skrup, kelas ukur
dan neraca.
2. Dapat membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang
berbeda.
3. Dapat menganalisis ketidakpastian pengukuran pada masing-masing alat ukur yang
digunakan.
4. Dapat menghitung massa jenis yang berbeda.
BAB 2
DASAR TEORI
Fisika adalah sebuah ilmu yang mempelajari gejala yang terjadi di alam dari skala atomic
yang sangat kecil sampai dengan skala yang sangat besar yaitu alam semesta. Gejala-gejala tersebut
dinamakans ebagai besaran fisis. Pengukuran besaran fisis dapat dilakukan dengan berbagai alat ukur
yang sesuai. Didalam fisika kita mengenal besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu sedangkan besaran turunan adalah besaran
yang diturunkan dari besaran pokok.

Analisis Ketidakpastian

Pengukuran Tunggal Satu Variabel


Jika pengukuran suatu besaran hanya dilakukan sekali, maka ketidakpastian diperoleh dari
skala terkecil alat ukur
Perbedaan Antara Pengukuran Tunggal dan Pengukuran Berulang
Pengukuran Tunggal
Hanya 1x pengukuran,sudah bisa untuk ditentukan hasil ukurnya.
Jika dilakukan pengulangan, hasil ukurnya tetap sama.
Sumber ralat yang bekerja hanya dari alat ukur yang digunakan. Nilai X adalah nilai perkiraan
terbaik.
Nilai delta X adalah nilai ralat( nilai perkiraan yg ditentukan oleh praktikan sendiri ).
Sumber ralat yg selain dari alat ukur, dapat diabaikan.

Pengukuran Berulang
Belum bisa ditentukan hasil ukurnya hanya dg 1x pengukuran, melainkan harus dilakukan
secara berulang.
Jika dilakukan pengulangan, hasil ukurnya berbeda.
Nilai X adalah rata-rata nilai perkiraan terbaik dari setiap pengulangan pengukuran.
Nilai delta X adalah nilai ralat yg diperoleh dari nilai perhitungan standar deviasi pengukuran.
Sumber ralat yg selain dari alat ukur , tidak dapat diabaikan.

Dalam praktikum ini juga, kita akan mempelajari bagaimana cara mengukur besaran pokok
dan besaran turunan dengan berbagai alat ukur yang sesuai. Sebagaicontoh sebuah benda
denganbentuk sembarang,apabila volume(V) dan massa(m) benda tersebut diketahui maka massa
jenis benda dinyatakan dengan
BAB 3
METODE PERCOBAAN
1.1. Alat dan bahan

1.2. Prosedur percobaan


1. Pengukuran panjang
a. Benda di ukur menggunakan mistar, jangka sorong, dan micrometer skrup sebanyak
5 kali percobaan.
b. Nilai yang dihasilkan dibandingkan dengan alat ukur yang lainya dicari nilai
ketidakpastian dari masing-masing alat.
2. Pengukuran Volume
a. Diukur benda menggunakan gelas ukur sebanyak 5 kali
b. Hasil yang didapatkan dibandingkan dengan masing-masing alat ukur dan dicari
ketidakpastianya.
3. Pengukuran Massa Jenis
a. Benda dicari massanya dengan menggunakan neraca sebanyak 5 kali, dan
menuliskan ketidak pastianya.
b. Benda diukur dengan menggunakan jangka sorong untuk mencari dimensinya dan
dihitung sehingga didapatkan volumenya.
c. Hasil data yang telah didapatkan kemidian dimasukan kedalam persamaan massa
jenis.
d. Pengukuran diulangi dengan benda-benda yang lain.
BAB 4
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5
PEMBAHAHASAN

BAB 5
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Fisika Dasar 2017


https://www.academia.edu/11458475/PENGUKURAN_TUNGGAL_DAN_BERULANG

Anda mungkin juga menyukai