PENGUKURAN
PANJANG
PENGURANGA
N VEKTOR
PENJUMLAHAN
VEKTOR
PENGUKURAN
MASSA
PENGUKURAN
BESARAN FISIKA DAN
VEKTOR
PENGUKURAN
WAKTU
PENGUKURAN
MASSA JENIS
BENDA
44
44
Kompetensi Inti
elajar
KI.1
KI.4
44
B. Kompetensi Dasar
KD 3.1.:Memahami konsep besaran fisika dan pengukuran
KD.4.1. Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
peralatan dan teknik
Indikator
Indikator kognitif
3.1.1.Menjelaskan konsep besaran dan satuan
3.1.2.Menjelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran
3.1.3.Menjelaskan penggunaan alat ukur , ketelitian,ketepatan dan
ketidakpastian
3.1.4.Menggunakan aturan angka penting dalam hasil pengukuran.
3.1.5.Menjelaskan konsep massa jenis dan pengukurannya.
3.1.5.Menjelaskan konsep besaran vektor,penjumlahan dan
pengurangan vektor.
Indicator psikomotor
4.1.1.Melakukan percobaan pengukuran besaran panjang, massa, dan
waktu.
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Siswa diharapkan mampu:
4.1.2.Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu.
1. Menjelaskan konsep besaran dan satuan dengan benar
44
pengurangan vektor.
2.
Mengamati
44
Kegiatan
Pembelajaran
Memperta-nyakan
Komunikasi
Asso-siasi
44
Ekspe-rimen
siswa
bekerja/digunakan.
F.Materi
Materi Fakta
sorong dll.
Pengukuran
massa
menggunakan
neraca
dua
lengan,neraca
ohaus,neraca digital,dll.
Massa dalam IPA adalah sifat fisika dari suatu benda, yang secara
umum dapat digunakan untuk mengukur banyaknya materi penyusun
memilki arah.
Besaran vektor adalah besarn yang memiliki nilai dan arah
fisika
terdapat
besaran
pokok
Volume banda yang dimasukkan kedalam air sama dengan volume zat
cair yang dipindahkan
Mencari volume benda beraturan adalah dengan rumus-rumus yang
sudah ditentukan, misalnya:
Vbola =
44
Vkubus =
Vbalok = (P)(L)(T), dll
Massa jenis benda () =
R = A + (-B) = A B
Prosedur
Percobaan mengukur massa dan waktu jatuh bola
Langah percobaan:
1. ukurlah massa bola dengan menggunakan neraca atau
timbangan.
2. Jatuhkan bola dari ketinggian 1 m, untuk mengukur ketinggian
gunakan meteran.
3. Catatatlah waktu berapa waktu yang dibutuhkan bola untuk
4.
5.
6.
7.
ketidakpastiannya.
Percobaan
menentukan
44
ketebalan
lempeng
dengan
tipis,volume
tepat.
Ukurlah panjang sisi kubus materi dengan alat ukur yang tepat.
Ukurlah diameter kelereng dengan alat ukur yang tepat.
Ukurlah kedalaman tabung reaksi dengan alat ukur yang tepat.
Berdasarkan besaran yang didapatkan untuk masing-masing
benda,tentukanlah velome kubus materi,volume kelereng.
44
Ringkasan Materi
A. Besaran Fisika
44 1. Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang
dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan tertentu.
a. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu
dan tidak tersusun atas besaran lain.
Tabel Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran Pokok
Satuan SI
Massa
kilogram (kg)
Panjang
meter (m)
Waktu
sekon (s)
Kuat Arus
ampere (A)
Suhu
kelvin (K)
Intensitas Cahaya
candela (Cd)
Jumlah Zat
mole (mol)
b. Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan kombinasi dari satuan-satuan besaran pokok..
Perhatikan tabel besaran turunan, satuan dan dimensi di bawah ini.
Tabel Besaran Turunan dan Satuannya
44
Besaran Turunan
Satuan SI
Gaya (F)
kg.m.s-2
kg.m-3
Usaha (W)
kg.m2.s-2
Tekanan (P)
kg.m-1.s-2
Percepatan
m.s-2
Luas (A)
m2
Kecepatan (v)
m.s-1
Volume (V)
m3
Satuan
Satuan adalah ukuran dari suatu besaran yang digunakan untuk mengukur.Satuan
dapat dibagi dua,yaitu:
a.Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya
secara internasional atau disebtu satuan internasional (SI). Sistem satuan yang biasa
digunakan pada besaran pokok dan besaran turunan asalah sistem Satuan
Internasional (SI) atau biasa dikenal sebagai sistem metrik yaitu meter, kilogram dan
sekon yang disingkat MKS. Selain sistem metrik yang lain adalah CGS (centimeter,
gram, sekon). Adapula British Engineering System yang biasa disebut sebagai sistem
FPS (foot, pound, sekon).
Tabel Satuan Baku
44
Besaran Pokok
Satuan MKS
Satuan CGS
Massa
kilogram (kg)
gram (g)
Panjang
meter (m)
centimeter (cm)
Waktu
sekon (s)
sekon (s)
Kuat Arus
ampere (A)
statampere (statA)
Suhu
kelvin (K)
kelvin (K)
Intensitas Cahaya
candela (Cd)
candela (Cd)
Jumlah Zat
kilomole (mol)
mol
Suhu titik lebur es pada 76 cmHg menjadi T = 273,15 K dan titik didih air pada 76
cmHg menjadi T = 373,15 K.
5.Penetapan Satuan Intensitas Cahaya
Satuan kandela didefinisikan sebagai benda hitam seluas satu meter persegi yang
bersuhu titik lebur platina (1.773C). Benda ini akan me mancarkan cahaya dalam arah tegak
lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 105 kandela.
6. Penetapan Satuan Jumlah Zat
Jumlah zat dalam satuan internasional memiliki satuan mol. Satu mol zat terdiri atas
6,025 1023 buah partikel (bilangan 6,025 1023 disebut dengan bilangan Avogadro).
7.Penetapan satuan arus listrik
Satu ampere didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik satu coulomb (1 coulomb =
6,25 1018 elektron) yang melewati suatu penampang dalam waktu 1 sekon.
44
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang
dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang
dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk
besaran massa berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun
sistem Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
1 ton = 1000 kg
1 kuintal = 100 kg
1 slug = 14,59 kg
44
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
44
Dimensi dari besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran-besaran pokok.
Tabel berikut menunjukkan berbagai dimensi besaran turunan.
44
Contoh Soal 1
Tentukan dimensi besaran luas, kecepatan dan volume
Penyelesaian:
a)Luas merupakan hasil kali panjang dan lebar, keduanya memiliki dimensi panjang
[L]
luas = panjang x lebar
[luas] = [panjang] [lebar]
[luas] = [ L] [ L] = [ L]2
b)Kecepatan merupakan hasil bagi jarak terhadap waktu. Dimensi jarak adalah [L],
sedangkan waktu memiliki dimensi [ T ]. Jadi dimensi kecepatan adalah:
Kecepatan = jarak/waktu
[kecepatan] =[L]/[T] = [ L][ T ]-1
c)Volume adalah hasil kali panjang, lebar, dan tinggi. Ketiganya memiliki dimensi
panjang [ L], sehingga dimensi volume adalah:
[volume] = [ panjang ] [ lebar] [tinggi]
[volume] = [ L] [ L] [ L] = [ L]3
B.Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses pembandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain
yang dianggap sebagai patokan(standar) yang disebut satuan
a.Alat ukur
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung
pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur
maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai
44
Jangka Sorong
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer
sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan
tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang
berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar,
dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan
skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian
dari mikrometer.
44
Mikrometer Sekrup
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya adalah
keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang diukur
dengan anak timbangan yang digunakanPerhatikan beberapa alat ukur berat berikut
ini.Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:
Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.
Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.
Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.
44
Neraca
sedangkan
satuan
massa
jenis
dalam
'CGS
[centi-gram-sekon]'
dengan bentuk tetap serta telah diketahui persamaan untuk mencari volumennya.
Contoh benda yang beraturan yaitu diantaranya kubus, balok, bola, dan lainnya.
Menghitung massa jenis benda tak beraturan lebih sukar dibandingkan benda
beraturan, karena benda tak beraturan memiliki bentuk yang tak menetu sehingga
untuk menentukan volumenya diperlukan media lain. Untuk mengukur volume
sebuah benda padat dengan bentuk yang tidak beraturan, seperti batu, gunting, pisau
dapat dilakukan dengan cara memasukkan benda- benda itu misalnya kedalam gelas
ukur yang telah berisi air, atau dapat juga diukur dengan memasukkan benda ke
dalam gelas berpancuran. Sedangkan untuk mengukur massa benda tersebut dapat
dilakukan dengan mennggunakan berbagai macam neraca, yaitu neraca sama lengan,
neraca digital, dan neraca OHauss. Apabila telah diketahui massa dan volume dari
benda maka kita dapat menentukan massa jenis benda tersebut sesuai dengan
persamaan yang telah dijelaskan sebelumnya.
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding,
jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk
alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.
44
mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara
seri pada rangkaian yang diukur, sehingga jarum menunjuk angka yang merupakan besarnya
arus listrik yang mengalir.
5.Alat Ukur Suhu
menggunakan termometer.
Termometer dibuat berdasarkan prinsip pemuaian. Termometer biasanya terbuat dari sebuah
tabung pipa kapiler tertutup yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah,
air raksa
44
dan tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih besar
dibandingkan pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian permukaan raksa dalam
tabung kapiler dibaca sebagai kenaikan suhu.
d. kesalahan penaksiran
gesekan
komponen
yang
bergerak
terhadap
bantalan,
dapat
kelembaban.
pengkondisian udara.
penyegelan komponen-komponen
instrumen tertentu
dengan rapat
sekali.
-
terjadi
walaupun
seluruh
kesalahan
sistematis
sudah
Perubahan ini tidak dapat dikoreksi dengan cara kalibrasi apapun dan
juga cara pengontrolan yang ada.
Satu-satunya cara untuk memperbaiki kesalahan acak ini adalah :
-
44
Pada Gambar diatas ujung benda terlihat pada tanda 15,6 cm lebih sedikit. Berapa
nilai lebihnya? Ingat, skala terkecil mistar adalah 1 mm. Telah Anda sepakati bahwa
ketidakpastian pada pengukuran tunggal merupakan setengah skala terkecil alat. Jadi,
ketidakpastian pada pengukuran tersebut adalah sebagai berikut.
Karena nilai ketidakpastiannya memiliki dua desimal (0,05 mm), maka hasil
pengukurannya pun harus Anda laporkan dalam dua desimal. Artinya, nilai x harus Anda
laporkan dalam tiga angka. Angka ketiga yang Anda laporkan harus Anda taksir, tetapi
taksirannya hanya boleh 0 atau 5. Karena ujung benda lebih sedikit dari 15,6 cm, maka nilai
taksirannya adalah 5. Jadi, pengukuran benda menggunakan mistar tersebut dapat Anda
laporkan sebagai berikut.
Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah Anda tidak tahu nilai x (panjang benda)
yang sebenarnya. Namun, setelah dilakukan pengukuran sebanyak satu kali Anda
mendapatkan nilai 15,6 cm lebih sedikit atau antara 15,60 cm sampai 15,70 cm. Secara
statistik ini berarti ada jaminan 100% bahwa panjang benda terdapat pada selang 15,60 cm
sampai 15,7 cm atau (15,60 d x d 15,70) cm.
2.Pengukuran Berulang
Agar mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, Anda dapat melakukan pengukuran
secara berulang. Pada pengukuran berulang Anda akan mendapatkan hasil pengukuran
44
sebanyak N kali. Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik untuk menggantikan nilai benar
x0
ketidakpastiannya
disebut ketidakpastian
mutlak. Makin kecil ketidakpastian mutlak yang dicapai pada pengukuran tunggal, maka
hasil pengukurannya pun makin mendeka tikebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut juga
menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran.
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran berulang
adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian
relatif dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata
pengukuran. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
44
telah disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang boleh disertakan dalam
laporan hasil pengukuran berulang. Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam
pengukuran berulang adalah sebagai berikut.
d.Notasi ilmiah
Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang besar dan kecil
digunakan Notasi Ilmiah atau Cara Baku. Bilangan yang besar misalnya kecepatan
cahaya 300.000.000 m/s akan sangat sulit bagi kita untuk menghitug angka tersebut
dalam sebuah persamaan. Untuk bilangan yang kecil adalah massa elektron
0,0000000000000000000000000000091 Kg akan sangat sulit dihitung. Maka
dibuatlah sebuah sistem yang disebut dengan notasi ilmiah atau cara baku.
Dalam notasi ilmiah, semua nomor ditulis seperti ini:
a x 10 b
(a dikali 10 pangkat b), dimana pangkat b adalah bilangan bulat, dan koefisien a
adalah bilangan riil, disebut significand atau mantissa (meskipun istilah mantissa
dapat menyebabkan kebingungan karena juga dapat merujuk ke bagian pecahan dari
logaritma). Jika nomor itu negatif maka, pangkatnya memakai tanda minus (seperti
pada notasi desimal biasa).
Notasi desimal biasa
300
4,000
5,720,000,000
0.0000000061
Semua angka nol yang tertulis setelah titik desimal termasuk angka
penting.
Contoh: 2,60 memiliki 3 angka penting 16,00 memiliki 4 angka penting.
Angka nol yang tertulis sebelum angka bukan nol dan hanya berfungsi sebagai
penunjuk titik desimal, tidak termasuk angka penting.
44
:
:
:
:
2,
2,6
20,1
20,12
0,1
1,0
1,25
1,000
0,002
0,010
0,0621
0,1020
0,01 x 10-2
0,10 x 10-2
3,01 x 10-2
1,001 x 10-2
sama dengan jumlah angka penting terkecil dari bilangan-bilangan yang dioperasikan.
Contoh:
3,22 cm x 2,1 cm = 6,762 cm2,
Angka 5, dibulatkan ke atas bila angka sebelumnya ganjil dan ditiadakan bila
angka sebelumnya genap.
Contoh: 12,75 dibulatkan menjadi 12,8
12,65 dibulatkan menjadi 12,6
C.VEKTOR
Selain besaran pokok dan turunan, jenis besaran lain yaitu besaran vektor
dan skalar. Besaran vektor adalah besaran besaran yang memiliki nilai dan arah,
sedangkan besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja tidak
memiliki arah.
Contoh besaran vektor dan scalar
44
Besaran vector
Besaran scalar
Perpindahan
Jarak
Kecepatan
Kelajuan
Percepatan
Perlajuan
Gaya
Tekanan
Arus listrik
Medan listrik
Massa
Medan magnet
Usaha
F, v
Titik tangkap
Vektor
Dua buah vektor dikatakan sama apabila nilai (panjang) dan arahnya sama
Contoh :
A
Tetapi apabila nilainya sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua vektor itu
berlawanan.
Contoh :
44
b.OPERASI VEKOTR
1.
vektor
F3
44
F1
F2
contoh
a. F1 + F2
c. F1 + F2 + F3
F2
F1
F2
F1
F1+F2
F3
b.. F1 - F2 =
F1 + F2 + F3
-F2
F1- F2
F1
Gambar1.11.
44
1. Letakkan titik tangkap vektor 1 dan 2 pada satu titik sesuai nilai dan
arah masing masing vektor.
2. Tariklah garis dari ujung vektor satu sejajar dengan vektor yang lain dan
sebaliknya.
3. Tariklah garis dari titik pangkal kedua vektor sampai ke titik potong
garis sejajar vektor tersebut.
Contoh :
1). F1 + F2
F1
F1+F2
F2
2). F1 - F2
F1
F 1 F2
-F2
3). F1 + F2 + F3 F1
F1+F2
F2
44
(F1+F2)+F3
F3
Gambar1.12. Penjumlahan dua vector atau lebih dengan cara jajaran genjang
c. Menentukan Nilai dan arah Resultan Vektor
a.
Dua vektor F1 dan F2 yang saling mengapit sudut seperti pada gambar maka
besar resultan kedua vektor tersebuta adalah :
F1
(180-)
F2
F1 + F2 = R
44
F1
(180-)
F2
Gambar1.14. arah resultan dua vector dengan aturan sinus
R
F
1
sin(180 - ) sin
R
F
1
sin sin
F sin
sin 1
R
44
Ditanya : R dan ?
Jawab :
R
50 2 30 2 2 50 30cos 60
50 2 30 2 2 50 30 12
R 4900
R 70 N
44
Fy
Fx
(Fx ) 2 (Fy ) 2
44
F2
F2y
F1y
F1
F2x
F1x
F3
Gambar1.16. Penjumlahan dua vector atau lebih pada sumbu X dan Y dengan
cara analisis
2). Carilah nilai vektor komponen X dan Y lalu masukan ke tabel beriut :
Vektor
Vektor
Vektor Komponen
Vektor Komponen
Sumbu X
Sumbu Y
Vektor Komponen
Vektor Komponen
Sumbu X
Sumbu Y
F1
F1x= F1cos =.
F1y= F1sin =.
F2
F2x= -F2cos =
F2y= F2sin =
F3
F3x= -F3cos 90 =.
F3x= -F3sin 90 =.
Fx=.
Fy=.
44
Fy
Tan
F
F
Tiga buah vektor F1, F2 dan F3 masing masing besarnya adalah 10 N, 20 N dan 5
N terletak seperti pada gambar 1.17. Tentukan resultan dan arah ketiga vektor
tersebut.
y
F2 = 30 N
F1 = 20 N
44
530
370
x
F3 = 10 N
Gambar 1.17.
jawab
F2
F1y = F1sin 37
F1
530
370
F2x=F2cos530
F1x=F1cos370
F3
Gambar 1.18.
Vektor komponen Gaya pada sumbu X dan Y adalah :
Vektor
44
Vektor Komponen
Vektor Komponen
Sumbu X
Sumbu Y
F1
20 cos 37 = 20.0.8 = 16 N
F2
30 sin 53 = 30.0,8 = 24 N
F3
-8 cos 90 = 0
Fx= - 2 N
Fy= 2 N
2 2 2 2
44
R2 2 N
2
1
2
v1
v2
30o
30o
a. tiga buah gaya F1, F2, dan F3 masing masing besarnya 20 N, 20 N dan 40 N
membntuk sudut masing-masing 45o, 135 dan 270 terhadap sumbu x positif.
Tentukan
44
Evaluasi
TUGAS TERSTRUKTUR
No
1
Soal
Sebutkan nama alat dan fungsinya!
a.
b.
c.
44
Jawaban
d.
e.
44
3
Bagaimana cara Anda untuk menghindari kesalahankesalahan yang mungkin terjadi pada suatu pengukuran?
Jelasakan!
44
10
b. Momentum
c. Energi kinetik
d. Energi potensial
11
12
44
h. 1,25: 0,015
13
14
15
16
17
18
44
19
, tentukan satuan G!
20
atau
DAFTAR PUSTAKA
Saripudin,aip dkk.2009.Praktis Belajar Fisika.Jakarta:Visindo media persada.
Widodo,tri.2009.Fisika untuk SMA.Jakarta: Mefi Caraka.
44
44
instrumen pengukuran yang sama yaitu alat yang kita gunakan basih bagus sehingga
memperoleh nilai pengukurannya hamper mendekati ketepatan.
8. Penyelesaian:
Berarti :
Sehingga:
9. Satuan panjang dengan feet (kaki) tidak dapatkah digunakan sebagai satuan besaran
pokok panjang dalam S.I. karena merupakan satuan besaran pokok tidak baku.
Sedangkan satuan pokok panjang dalam SI harus baku.
10. dimensi besaran-besaran turunan berikut ini.
a. Massa jenis : kg/M3
b. Momentum : kg.m/s
c. Energi kinetik : kg.m2/s2
d. Energi potensial : kg.m2/s2
11. a. Besaran-besaran yang mempunyai lambang dimensi yang sama yaitu luas lingkaran,
luas persegi panjang, luas persegi dan luas bola mempunyai rumus yang berbeda tetapi
besaran ini memiliki dimensi yang sama dan satuan yang sama.
b. Dapat disimpulkan bahwa walaupun luas lingkaran, luas persegi panjang, luas persegi
dan luas bola mempunyai rumus yang berbeda tetapi besaran ini memiliki dimensi yang
sama dan satuan yang sama, karenanya termasuk besaran fisika yang sejenis.
12. Operasi matematik di bawah ini dengan menggunakan aturan angka penting
44
14.
15.
44
Dimana,
F = kg.m/s2
m1 =m2 = kg
r=m
20.
44