Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK NGUNUT


Kelas/Semester :X/1
Mata Pelajaran : IPA TERAPAN
Materi Pokok : Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Alokasi Waktu : x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memaami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur karakteristik fenomena
gerak, fluida, dan kalor
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan diskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.1 Memahami konsep besaran pokok, besaran turunan, dan satuan.
Indikator :
3.1.1 Besaran pokok dan besaran turunan dibandingkan
3.1.2 Satuan besaran pokok diterapkan dalam Sistem Internasional
4.1 Menyaji hasil pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur dan teknik yang tepat
Indikator :
4.1.1 Instrumen disiapkan secara tepat serta pengukuran dilakukan dengan benar
berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu , dengan
mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi) , kesalahan matematis yang
memerlukan kalibrasi, ketelitian (presisi) dan kepekaan (sensitivitas)
4.1.2 Nilai yang ditunjukkan alat ukur dibaca secara tepat, serta hasil pengukuran
ditulis sesuai aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas
ketelitian alat) dengan tepat.

C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Menyatakan pendapat tentang besaran sebagai media untuk mempelajari materi
gerak, fluida, dan kalor di alam dengan rasa syukur kepada Tuhan.
2. Mengidentifikasi fungsi, bahan, alat ukur, dan proses yang digunakan pada
pembelajaran fisika materi besaran dan tururnan berdasarkan rasa ingin tahu dan
peduli lingkungan.
3. Menganalisis besaran dan satuan dalam fisika.
4. Melakukan analisis dimensi terhadap besaran-besaran fisika.
5. Membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan.
6. Menerapkan konsep besaran dan satuan dalam perhitungan fisika.
7. Mendeskripsikan pengukuran dalam fisika.
8. Melakukan pengukuran secara langsung terhadap besaran panjang, massa, dan
waktu.
9. Melakukan pengukuran terhadap besaran turunan secara langsung dan tidak
langsung.

D. Materi Pembelajaran
1.1 Besaran dan Satuan
Hasil pengukuran selalu mengandung dua hal, yakni: kuantitas atau nilai dan
satuan. Sesuatu yang memiliki kuantitas dan satuan tersebut dinamakan besaran. Adanya
kemungkinan perbedaan penafsiran terhadap hasil pengukuran dengan berbagai standar
tersebut, memacu para ilmuwan untuk menetapkan suatu sistem satuan internasional yang
digunakan sebagai acuan semua orang di penjuru dunia. Pada tahun 1960, dalam The
Eleventh General Conference on Weights and Measures (Konferensi Umum ke-11
tentang Berat dan Ukuran) yang diselenggarakan di Paris, ditetapkanlah suatu sistem
satuan internasional, yang disebut sistem SI (Sistem International).
Sampai saat ini ada dua jenis satuan yang masih digunakan, yaitu:
1) Sistem metrik
2) Sistem Inggris (imperial sistem)
Sistem metrik dikenal sebagai: meter, kilogram, dan sekon (disingkat MKS),
sistem Inggris dikenal sebagai: foot, pound dan second (disingkat FPS). Dalam Sistem
Internasional dikenal dua besaran yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dulu atau besaran yang satuannya
didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi internasional mengenai berat dan
ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971,
besaran pokok ada tujuh, yaitu panjang, massa, waktu, kuat arus listrik, temperatur,
jumlah zat, dan intensitas cahaya.
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau diperoleh dari besaran-
besaran pokok. Satuan besaran turunan diperoleh dari satuan-satuan besaran pokok yang
menurunkannya.

Macam Alat Ukur


Alat Ukur Panjang dan Ketelitiannya
A. Mistar
Alat ukur panjang yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari- hari adalah mistar.
Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm (0,1 cm) dan ketelitiannya setengah skala terkecil
0, 5 mm (0,05 cm).

B. Jangka Sorong
Dalam praktiknya, mengukur panjang kadang-kadang memerlukan alat ukur yang mampu
membaca hasil ukur sampai ketelitian 0,1 mm (0,01 cm), untuk pengukuran semacam ini
kita bisa menggunakan jangka sorong.

C. Mikrometer Sekrup
Alat ukur panjang yang paling teliti adalah mikrometer sekrup yang memiliki ketelitian
0,001 mm, biasanya digunakan oleh para teknisi mesin, terutama pada saat penggantian
komponen mesin yang mengalami keausan.

Alat Ukur Massa


Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat
dipengaruhi oleh gravitasi.Bila satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg), satuan SI
untuk berat adalah newton (N). Massa diukur dengan neraca
lengan, berat diukur dengan neraca pegas. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis
neraca mekanik. Sekarang, sudah banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih teliti,
yaitu neraca elektronik. Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-
satuan lain, misalnya: gram (g), miligram (mg), dan ons untuk massa-massa yang kecil;
ton (t) dan kuintal (kw) untuk massa yang besar.
1 ton = 10 kuintal = 1.000 kg
1 kg = 1.000 g = 10 ons

Alat Ukur Waktu


Waktu adalah selang antara dua kejadian/peristiwa. Untuk keperluan sehari-hari, telah
dibuat alat-alat pengukur waktu, misalnya stopwatch dan jam tangan.
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific dan PBL
Strategi : Penggalian informasi (Project based learning)
Model pembelajaran : Kooperatif
Metode : Demonstrasi dan Eksperimen

F. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Pengkondisian peserta didik 10 menit
 Mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum
mengikuti pelajaran sebagai implementasi rasa syukur
kepada Tuhan atas keberadaan fisika dalam menjelaskan
materi yang ada di alam.
 Appersepsi: tanya jawab mengenai apa yang diketahui oleh
peserta didik tentang besaran dan dikaitkan dengan materi
yang akan disampaikan.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran

Inti a. Sikap 60 menit


 Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan
kelompok dengan tertib dan disiplin
 Tiap kelompok terdiri dari 5 peserta didik dengan
kemampuan yang heterogen.
b. Pengetahuan
a. Melakukan Pengamatan
 Peserta didik mengamati panjang meja, massa benda,
suhu tubuh, waktu, kuat arus listrik.
 Peserta didik mengamati alat ukur besaran yang
ditunjukkan oleh guru berupa mistar, jangka sorong,
mikrometer, neraca, termometer, stopwatch,
amperemeter.
b. Melakukan Tanya Jawab
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan
pengertian besaran.
 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya
mengenai perbedaan antara besaran pokok dan besaran
turunan.
 Peserta didik mendiskusikan contoh besaran pokok dan
besaran turunan beserta satuan SI-nya.
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan alat
ukur yang sesuai untuk besaran yang sudah diketahui.
c. Mengumpulkan Data
 Peserta didik (dibimbing oleh guru) membaca literatur
tentang pengertian pengukuran.
 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya
mengenai pentingnya penggunaan satuan Sistem
Internasional (SI) dalam pengukuran.
 Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk
menyebutkan satuan Sistem Internasional (SI) dari
beberapa besaran pokok berdasarkan literatur yang telah
dibaca.
 Peserta didik membaca literatur tentang penggunaan
mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca, termometer,
stopwatch, amperemeter.
 Guru Membagikan lembar kerja eksperimen pada tiap
kelompok
d. Mengasosiasikan
 Peserta didik dibimbing oleh guru mencoba
menggunakan alat ukur dengan cermat, teliti, dan hati-
hati.
 Guru membagikan lembar kerja siswa untuk pengukuran
dan peserta didik segera melakukan pengukuran bersama
anggota kelompoknya.
 Peserta didik memperhatikan penjelasan mengenai nilai
satuan standar untuk besaran-besaran pokok dan turunan
yang disampaikan oleh guru.

e. Mengkomunikasikan
 Perwakilan kelompok mempresentasikan cara
penggunaan mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca,
termometer, stopwatch, amperemeter secara klasikal di
depan kelas.
 Guru mengamati presentasi peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada
peserta didik atau kelompok yang belum dapat
melakukannya dengan benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
 Guru mempersilahkan siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.

c. Keterampilan
Siswa mempraktekkan cara menggunakan mistar, jangka sorong,
mikrometer, neraca, termometer, stopwatch, amperemeter secara
mandiri dengan bergantian. Guru memberikan bimbingan pada
siswa yang belum melakukan dengan benar

Penutup  Peserta didik dibantu guru menyimpulkan materi besaran 20 menit


pokok dan besaran turunan beserta satuannya.
 Peserta didik dibantu guru menyimpulkan cara penggunaan
alat ukur mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca,
termometer, stopwatch, amperemeter.
 Guru memberikan evaluasi untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran
 Guru menyampaikan informasi pembelajaran pada
pertemuan yang akan datang yaitu dimensi besaran dan
vektor, dan peserta didik diberi tugas untuk membaca materi
tersebut

G. Alat / Media / Sumber Pembelajaran


1. Buku Fisika SMK Jilid 1 Erlangga
2. Lembar kerja siswa
3. Alat dan bahan praktikum : mistar, jangka sorong, mikrometer, neraca, termometer,
stopwatch, amperemeter
4. Internet

H. Penilaian hasil belajar


a. Teknik Penilaian:
1. Tes unjuk kerja
2. Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen:
1. Lembar Kerja Eksperimen
2. Uraian
c. Instrumen:
N Teknik
Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
o Penilaian
1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran,
a. Terlibat aktif dalam saat diskusi dan
pembelajaran dengan tertib eksperimen
dan disiplin
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan pengertian Pengamatan dan Penyelesaian tugas
besaran pokok dan besaran tes individu dan
turunan kelompok
b. Menyatakan cara pegukuran
menggunakan mistar,
jangka sorong, mikrometer,
neraca, termometer dan
amperemeter

3. Keterampilan
Terampil menggunakan Pengamatan Pada saat eksperimen
mistar, jangka sorong, penggunaan alat ukur
mikrometer, neraca,
termometer, dan
amperemeter dengan benar
dan teliti.

A. Soal
 Lembar Kerja Eksperimen terlampir
 Soal Essay
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran pokok dan besaran turunan? Beri
masing-masing lima contoh disertai satuannya!
2. Jelaskan langkah-langkah menggunakan alat ukur berikut :
a. Jangka sorong
b. Mikrometer
c. Neraca Ohaus
3. Ubahlah ukuran-ukuran besaran di bawah ini dalam satuan Internasional!
a. V = 144 km/jam
b.  = 1,8 gram /cm3
B. Kunci jawaban
1. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan satuan-satuan pada besaran-besaran lain.
Contoh :
- Panjang (meter)
- Massa (kilogram)
- Waktu (sekon)
- Kuat arus (ampere)
- Suhu (kelvin)
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok.
Contoh :
- gaya (newton)
- tekanan (pascal)
- daya (watt)
- Usaha (joule)
- Kecepatan (meter/ sekon)
2. Mengubah ke satuan internasional
a. V = 144 km/jam
km 1000 m
144 jam = 144 x 3600 s
144000 m
= 3600 s
m
= 40 s
b.  = 1,8 gram /cm3
gram 1,8 x 10 3 kg
1,8 cm
3
= 10 6 m3
kg
3
= 1,8 x 103 m
kg
3
1800 m
=

3. a. Cara penggunaan jangka sorong :


1. Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang
geser bekerja dengan baik. Hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup
harus menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol kamu bisa
mensettingnya.
2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan
permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang
bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai
dengan pengukuran yang ingin diambil.
4. Lihat skala utama, kamu lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di
skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama
bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada
tahap ini kamu hitung baru mendapatkan ketelitian sampai 1 mm
5. Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di
skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm
6. Jumlahkan hasil yang diperoleh dari pengukuran skala utama dan skala nonius

b. Cara Penggunaan Mikrometer


1. Buka kuncinya
2. Cek terlebih dahulu mikrometer sekrup yang akan digunakan, jika poros tetap dan
poros geser dirapatkan dengan memutar "pemutar" ke arah kanan, skala utama
harus menujukan nol. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran
yang disebabkan oleh kerusakan alat.
3. Buka rahang (poros geser) dengan memutar pemutar ke arah kiri, buka selebar
mungkin agar benda yang akan diukur bisa masuk
4. Letakkan benda yang akan diukur lalu tutup kembali rahang dengan memutar
"pemutar" ke arah kanan hingga benda yang akan diukur terjepit
5. Kunci rahang dengan memutar pengunci hingga terdengar bunyi "klik".
6. Lihat nilai terbesar yang ditunjukan oleh skala utama, skala ini dalam mm.
7. Lihat nilai skala nonius, cara menentukan skala nonius adalah dengan menentukan
garis skala nonius yang sejajar dengan garis tengah skala utama, kalikan nilai skala
nonius dengan 0,01 (skala putar x 0,01)
8. Jumlahkan nilai yang ditunjukkan angka skala utama dengan nilai yang ditunjukkan
skala nonius

c. Cara penggunaan neraca ohaus


1. kalibrasi neraca dengan keseimbangan pada titik nol

2. kita letakkan benda/zat yang akan diukur massanya pada tempatnya

3. setelah itu, kita mulai geser-geser anak timbangannya hingga seimbang lengan
neracanya.

4. lalu kita jumlahkan masing-masing nilai anak timbangannya

Tulungagung, Juli 2017


Mengetahui
Kepala SMK NGUNUT, Guru Mata Pelajaran,

PUJI, ST RETNO WULANDARI, S.Si


LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

PENGUKURAN MENGGUNAKAN JANGKA SORONG

I. Alat dan Bahan : 1. Jangka sorong 1 buah


2. Spidol 1 buah

3. Botol ukuran 500ml 1 buah

II. Tujuan : 1. Siswa mengenal alat ukur berupa jangka sorong.

2. Siswa mampu menggunakan alat ukur jangka sorong.

3. Siswa mampu melakukan penghitungan hasil pengukuran benda dengan

menggunakan rumus tertentu.

III. Dasar Teori :

Jangka sorong adalah salahsatu alat ukur yang dapat digunakan untuk


mengukur beberapa alat dalam kehidupan yang sulit untuk dijangkau dengan
pengukuran biasa. Pada dasarnya, jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur panjang, diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman benda. Bagian
– bagian utamanya adalah rahang tetap yang memiliki skala utama dengan lebar
skala terkecil satu milimeter dan rahang geser memiliki skala nonius/vernier.
Lebar skala nonius masing – masing 0,9 mm. Hal ini dimungkinkan karena
panjang seluruh skala nonius adalah 9 mm tetapi dibagi 10 buah skala. Jadi,
selisih satu skala pada rahang tetap dan rahang geser (1-0,9) mm atau 0,1 mm.
Ketelitian atau ketidakpastian jangka sorong adalah 0,1 mm.

rahang pengukur diameter dalam

bagian pemutar untuk


pengunci

skala nonius skala utama

rahang pengukur diameter luar


IV. Langkah kerja :

1. Kalibrasikan jangka sorong dengan cara memastikan bahwa angka pada skala nonius dan
skala utama berhimpit tepat di angka nol.
2. Ukurlah diameter luar dari spidol yang telah disiapkan
3. Letakkan spidol pada rahang jangka sorong.
4. Geserlah rahang geser sampai posisi spidol benar – benar tidak bergeser kembali.
5. Lihat angka yang berhimpit pada skala nonius dan skala utama
6. Gunakan rumus perhitungan untuk mengetahui ukuran diamater luar dari spidol tersebut.
7. Ukurlah kembali diameter dalam dari spidol tersebut dengan metode yang sama.
8. Lakukan pengukuran berulang sebanyak 3 kali untuk mendapatkan ketelitian dalam hasil
pengukuran.

V. Data Hasil Pengamatan :

Data Pengulangan Diameter Luar Diameter Dalam Kedalaman

Pengulangan 1

Pengulangan 2

Pengulangan 3

VI. Kesimpulan :

………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS)

Mikrometer Sekrup

A. Percobaan Ke- : 2 (dua) Nama Kelompok :

B. Hari/tanggal : Kelas :
C. Tujuan

Setelah kegiatan belajar mengajar siswa diharapkan dapat:

a. mengetahui komponen, fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran panjang seperti
mikrometer sekrup.
b. mengetahui jenis-jenis dari mikrometer sekrup.
c. menggunakanalat ukur besaran panjang yakni mikrometer sekrup dengan benar.
d. membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup.
e. menulis hasil pengukuran dari mikrometer sekrup yang sesuai aturan yang berlaku.

D. Dasar Teori

Mikrometer sekrup adalah alat ukur besaran panjang yang digunakan untuk mengukur
ketebalan suatu benda, misal : tebal kertas, koin, seng, dll.
Mikrometer sekrup juga dapat digunakan untuk mengukur
diameter benda yang kecil, misal : diameter kawat. Ketelitian
mikrometer sekrup adalah 0,01 mm, 10 kali lebih teliti
dibandingkan dengan jangka sorong.

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang


didasarkan pada aplikasi berikut :

# Mikrometer Luar: Mikrometer luar digunakan untuk


ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan
batang batang.

# Mikrometer Dalam: Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari
lubang suatu benda.

# Mikrometer Kedalaman : Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan


dari langkah-langkah dan slot-slot.

Mikrometer sekrup memiliki 2 skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Berikut akan
dijelaskan bagian – bagian dari mikrometer sekrup :
Ujung skala putar

- Rahang tetap
- Rahang geser 0 35
- Skala utama
- Skala nonius
30
- Pemutar/ Roda bergigi
- Pengunci Garis horizontal SU

Hasil pengukuran mikrometer sekrup dapat dihitung menggunakan rumus :

d =skala utama + skala nonius dimanaskala nonius = X. Nst

E. Alat & Bahan

 Mikrometer sekrup
 Kertas HVS

F. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.


2. Kemudian, pastikan pengunci pada mikrometer sekrup dalam keadaan terbuka.
3. Kalibrasikan mikriometer sekrup dengan cara merapatkan rahang tetap dan rahang geser,
jika skala utama dan skala nonius berimpit nol, artinya mikrometer siap dipakai.
4. Buka rahang mikrometer sekrup dengan cara memutar pemutar sehingga benda dapat
masuk ke rahang.
5. Letakkan benda yang akan diukur pada rahang.
6. Putarlah pemutar secara perlahan sampai terdengar bunyi ‘klik’.
7. Ketika sudah terdengar bunyi ‘klik’, maka angka yang ditunjuk itu merupakan hasil dari
pengukuran tersebut.

G. Hasil Pengamatan

No Benda Hasil Pengukuran


1. Kertas 1
2. Kertas 2
3. Kertas 3

H. Pembahasan
Note : d =skala utama + skala nonius
.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

J. Kesimpulan

.........................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai