PRAKTIKUM INSTRUMEN
NAMA : ASNIATI
NIM : 60400119049
JURUSAN : FISIKA
KELOMPOK : I (SATU)
LABORATORIUM INTRUMENTASI
2021
PENGUKURAN INSTRUMENTASI DAYA LISTRIK
Asniati
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar
Email : asniati0951@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan percobaan karakteristik frekuensi tapis lolos rendah dan tinggi.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip dasar tapis lolos rendah dan tinggi
dalam rangkaian RC, menghitung besar nilai fungsi alih tegangan pada tapis lolos rendah
dan tinggi, dan menggambar karakteristik bagan bode plot tanggapan amplitude tapis
lolos rendah dan tinggi. Sebuah tapis lolos / filter merupakan sebuah jaringan
yang didesain agar dapat melewati isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah
frekuensi dimana isyarat dapat diloloskan disebut pintu lolos, dan daerah
frekuensi dimana isyarat tolak disebut pintu henti. Dari percobaan yang dilakukan,
didapatkan hasil pada tapsi lolos rendah dengan hubungan antar frekuensi dan
tegangan keluaran, yaitu berbanding terbalik, semakin besar frekuensi yang
digunakan maka tegangan keluarannya akan semakin menurun. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan makategangan
keluaran pada tapis lolos rendah akan semakin besar. Pada grafik tapis lolos
rendah bagan bode tanggapan antara log frekuensi dan fungsi alih tegangan yaitu
berbanding terbalik, dimana semakin besar log frekuensi maka fungsi alih
tegangan akan semakin rendah.
1. PENDAHULUAN
Sebuah tapis lolos / filter merupakan sebuah jaringan yang didesain agar
dapat melewati isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi dimana
isyarat dapat diloloskan disebut pintu lolos, dan daerah frekuensi dimana isyarat
tolak disebut pintu henti. Filter dengan pita lolos pada frekuensi rendah disebut
filter lolos rendah. Fungsi rangkaian filter untuk menyaring, menahan atau
melewatkan frekuensi tertentu. Rangkaian filter dapat dibuat dari komponen pasif
maupun aktif. LPF (Low Pas Filter) atau filter lolos rendah akan melewatkan
frekuensi rendah.
Pada aplikasi penggunaan filter ini adalah aplikasi studio yaitu pada
peredam frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada twiter) sebelum masuk
speaker bias (frekuensi rendah). Contoh aplikasi law pass filter pada sinyal digital
aplikasi pada tapis lolos rendah pada sinyal digital, yaitu memperhalus gambar
praktikum ini adalah untuk memahami prinsip dasar tapis lolos rendah dan tinggi
dalam rangkaian RC, untuk menghitung besar nilai fungsi alih tegangan pada tapis
lolos rendah dan tinggi serta untuk menggambar karakteristik bagan bode plot
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Tapis aktif
Yaitu tapis yang tersusun atas resistor, kapasitor, dan sebuah penguat atau
amplifier.
b. Tapis pasif
Yaitu tapis yang terdiri atas kombinasi resistor, kapasitor dan inductor
(Maria, 2007).
dijumpai tertanam pada telepon selular, kamera digital, sampai pada alat pemutar
audio video digital. Tapis digital sebenarnya dikhususkan untuk terapan bidang
merupakan terapan paling dasar dari teknologi pengolahan sinyal, yang dalam
tertentu yang diinginkan. Tapis digital pemilih frekuensi adalah adaptasi dari tapis
empat jenis tapis pemilih frekuensi, yaitu LPF (Low Pass Filter), HPF (High Pass
Filter), BPF (Band Pass Filter), dan BSF (Band Stop Filter) (Gideon, 2015).
mengambil informasi yang dilakukan pada kawasan digital. Tapis digital adalah
yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan Proses yang dikerjakan oleh tapis digital
adalah proses konvolusi. Dalam lingkup sistem linier takubah waktu (Linear Time
paling dasar, yang dalam prosesnya hanya meloloskan sinyal dengan frekuensi
atau pita frekuensi tertentu yang diinginkan. Berdasarkan frekuensi sinyal yang
diloloskannya, ada empat jenis tapis pemilih frekuensi, yaitu tapis lolos rendah
(LPF), tapis lolos tinggi (HPF), tapis lolos pita (BPF), dan tapis henti pita (BSF).
Pada awalnya tapis pemilih frekuensi diwujudkan sebagai tapis analog dengan
digital, tapis pemilih frekuensi dapat diwujudkan sebagai tapis digital dengan
menenruskan sinyal frekuensi rendah dan meredam sinyal frekuensi tinggi. Sinyal
dapat berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data- data digital
seperti citra dan suara. Untuk sinyal listrik, Low pass filter direalisasikan dengan
meletakkan kumparan secara seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan
kapasitor secara parallel dengan sumber sinyal. Contoh penggunaan filter ini
adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa
digunakan pada tweeter) sebelu masuk speaker bass atau subwoofer (frekuensi
rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan akan
sebaliknya kapasitor yang diletakkan secara seri akan meredam frekuensi rendah
distribusi yang menjaga agar gelombang tegangan atau arus tetap sinusoidal.
Untuk sinyal berupa data-data digital dapat difeilter dengan lekukan operasi
Filter High Pass atau filter lolos tinggi adalah suatu rangkaian yang akan
melewatkan suatu isyarat yang berada di atas frekuensi cut-off sampai frekuensi
cut – off rangkaian tersebut dan akan menahan isyarat yang berfrekuensi di bawah
Prinsip kerja dari filter High Pass atau filter lolos tinggi adalah
sinyal AC sesuai dengan nilai reaktansi kapasitifnya dan komponen R yang lebih
mudah melewati sinyal dengan frekuensi yang rendah. Prinsip kerja rangkaian
High Pass atau filter lolos tinggi dengan RC dapat diuraikan apabila rangkaian
filter High Pass atau filter lolos tinggi diberikan sinyal input atau frekuensi di atas
High Pass atau filter lolos tinggi filter memiliki frekuensi di bawah frekuensi cut-
off. Maka sinyal input tersebut akan dilemahkan dengan cara dibuang ke ground
2.4 Osiloskop
untuk menampilkan grafik, yaitu menggambarkan grafik dari suatu sinyal listrik
terhadap waktu: sumbu vertika (Y) menyatakan tegangan, dan sumbu hrizontal
Dari grafik yang ditampilkan, diperoleh beberapa informasi tentang sinyal, antara
lain :
oleh sinyal,
Osiloskop tampak seperti pesawat televisi kecil, tetapi memiliki kisi-kisi (grid)
pada layarnya dan lebih banyak kontrol dibanding televisi. Panel depan biasanya
satu osiloskop.
(Gambar 2 : Osiloskop )
Osiloskop dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu osiloskop analog dan osiloskop
yang diukur ke sinar katoda yang bergerak pada layar osiloskop. Tegangan ini
3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Tinggi” dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 Desember 2021 pada pukul 14.30-
Alat dan komponen yang digunakan pada percobaan ini adalah osiloskop
Dalam melukan kegiatan percobaan ini, ada dua jenis rangkaian yang anda
harus rangkai, tetapi kedua rangkaian tersebut pada dasarnya adalah sama. Hanya
Buatlah rangkaian secara seri dimulai dari FG, resistor dan kapasitor.
pengamatan
Spesifikasi komponen :
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 10
= 62,8 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(39,43 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.078.236,6
G (W) = -0,0004
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,33
G (W) = 20 log ( )
0,38
G (W) = 20 log (3,5)
G (W) = 10,88
4.3 Grafik
Grafik 4.3.1 Tanggapan amlitudo tapis lolos rendah
10
0
0 2 4 6 8 10 12
4.4 Pembahasan
Sebuah tapis lolos / filter merupakan sebuah jaringan yang didesain agar
dapat melewati isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi dimana
isyarat dapat diloloskan disebut pintu lolos, dan daerah frekuensi dimana isyarat
tolak disebut pintu henti. Filter dengan pita lolos pada frekuensi rendah disebut
filter lolos rendah. Fungsi rangkaian filter untuk menyaring, menahan atau
melewatkan frekuensi tertentu. Rangkaian filter dapat dibuat dari komponen pasif
maupun aktif. LPF (Low Pas Filter) atau filter lolos rendah akan melewatkan
frekuensi rendah.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil pada tapsi lolos rendah
akan semakin menurun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
besar frekuensi yang digunakan makategangan keluaran pada tapis lolos rendah
Pada grafik tapis lolos rendah bagan bode tanggapan antara log frekuensi
dan fungsi alih tegangan yaitu berbanding terbalik, dimana semakin besar log
5. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah :
a. Prinsip dasar tapis lolos rendah adalah meloloskan sinyal frekuensi rendah
dan meredam sinyal frekuensi tinggi. Sedangkan prinsi dasar tapis lolos
tinggi yaitu meloloskan sinyal frekuensi lolos tinggi dan meredam sinyal
frekuensi rendah.
b. Besar nilai fungsi alih tegangan pada tapis lolos rendah sebesar 2.465,4 H Z
. rumus yang digunakan untuk menghitung nilai fungsi alih tegangan pada
2
G(w) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
DAFTAR PUSTAKA
Data 1
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 10
= 62,8 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(39,43 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.078.236,6
G (W) = -0,0004
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,33
G (W) = 20 log ( )
0,38
G (W) = 20 log (3,5)
G (W) = 10,88
Data 2
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 20
= 125,6 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(15.775,36 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.093.972,56
G (W) = -0,011
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,312
G (W) = 20 log ( 0,38 )
G (W) = 20 log (3,45)
G (W) = 10,75
Data 3
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 30
= 188,4 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(35.494,56 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.113.691,76
G (W) = -0,025
G (W) = 20 log ( VV )
out
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 40
= 251, 2 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(63.101,44 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.141.298,64
G (W) = -0,044
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,308
G (W) = 20 log (
0,38 )
G (W) = 20 log (3,44)
G (W) = 10,73
Data 5
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 50
= 314 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(98.596 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.176.793,2
G (W) = -0,069
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,302
G (W) = 20 log (0,38 )
G (W) = 20 log (3,43)
G (W) = 10,71
Data 6
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 100
= 628 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(394.384 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 6.472.581,2
G (W) = -0,27
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,296
G (W) = 20 log ( 0,38 )
G (W) = 20 log (3,41)
G (W) = 10,65
Data 7
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 200
= 1.256 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(1.577.536 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 7.655.733,2
G (W) = -1,00
V out
G (W) = 20 log ( )V¿
1,293
G (W) = 20 log ( 0,38)
G (W) = 20 log (3,40)
G (W) = 10,62
Data 8
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 500
= 3.140 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(9.859.600 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 15.937.797,2
G (W) = -4,18
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
1,215
G (W) = 20 log ( 0,38 )
G (W) = 20 log (3,197)
G (W) = 10,09
Data 9
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 1000
= 6.280 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(39.438.400 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 45.516.597,2
G (W) = -8,74
V out
G (W) = 20 log ( )V¿
1,173
G (W) = 20 log ( 0,38)
G (W) = 20 log (3,086)
G (W) = 9,79
Data 10
Analisis Data
−6
C = 1,04 ×10
Resistor = 390 Ω
V input = 0,38 V
1
Wp = RC
1
= 390× 1,04 ×10−6
= 2.465,4 H Z
W = 2 πf
= 2 × 3,14 × 3000
= 18.840 H Z
2
G (W) = 20 log W p – 10 log ¿ ¿+ W p ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log ¿ ¿+ 2.465,4 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log(354.945.600 + 6.078.197, 2 ¿
G (W) = 20 log 2.465,4 – 10 log 361.023.797,2
G (W) = -17,73
V out
G (W) = 20 log ( )
V¿
0,976
G (W) = 20 log ( 0,38 )
G (W) = 20 log (2,568)
G (W) = 8,19