ABSORPSI CAHAYA
Nurfadillah S Amirullah1, Edysul Isdar2, Ida Masiani3, Sabri Yunus4
1234
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi., UIN Alauddin Makassar
email: dillaji42@gmail.com
Keywords: Cahaya,
Gelombang, dan Spektrum
ABSTRACT
An experimental lab called Wavelength of
Light, which aims to measure the wavelength of light
and determine changes in the spectrum, was
conducted. A wave is a propagation of vibrational
energy that propagates through a medium or without
passing through a medium. In this experiment, tools
and materials such as light source (flashlight), optical
bench, diffraction grating, single-slit diaphragm
slider, color filter (green, red, blue), white screen,
lens and power supply are used. By measuring the
distance from the grating to the screen and the
distance between the two lines, the results are
obtained in terms of the wavelengths of light, which
are yellow, green and blue, by first adjusting the
grating. From the results obtained it can be
concluded that electromagnetic radiation in this
wavelength range is referred to as visible light or
simply as "light". The wavelength of the visible light
spectrum is approximately 380 to 700 nm. The
frequency of the visible light spectrum is
approximately 430 to 770 THz. The visible light
spectrum does not contain all the colors that the
human eye and the brain can differentiate
JFT | 1
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
PENDAHULUAN
Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang sangat penting yang
dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya cahaya
kehidupan di bumi pun dipastikan tidak dapat berjalan sempurna. Semua makhluk
hidup menggantungkan hidupnya baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap keberadaan cahaya.
Cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang
tampak dengan panjang gelombang sekitar 380-750 nm. Dengan adanya cahaya
yang menjalar pada suatu tempat, secara otomatis energi juga akan berpindah ke
tempat tersebut. Sifat dualisme cahaya sebagai partikel dan gelombang membuat
cahaya memiliki sifat yang unik untuk diteliti. Secara fisika cahaya dapat
diartikan sebagai pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang
berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya adalah benda-benda yang dapat
mengeluarkan energy elektromagnetik atau disebut dengan radiasi
elektromagnetik. Salah satu sumber cahaya adalah matahari, dimana matahari
memancarkan radiasi elektromagnetik sehingga sampai ke bumi, radiasi tersebut
juga membawa partikel- partikel kecil yang memiliki energi dan disebut photon
(Kurniawan, 2019).
Cahaya merupakan sebuah gelombang. Hal tersebut diterangkan oleh
Charles Huygens. Menurut Prinsip Huygens, setiap titik pada suatu
gelombang adalah pusat gelombang sekunderyang memancarkan gelombang
baru ke segala arah dengan kecepatan yang sama. Hal tersebutakan terjadi jika
cahaya bergerak pada medium yang sama. Jika terdapat medium yang
berbedacahaya akan dipantulkan dan jika melewati medium tersebut maka
kecepatan akan berubah. Cahaya akan bergerak mendekati garis normal dari
sudut datang (θ), apabila medium yang dilewati lebih rapat. Dengan kata lain,
panjang gelombang (λ) berbanding lurus dengankecepatan gerak cahaya. Hal
tersebut diknal dengan refraksi atau pembiasan. Contoh dari prinsip tersebut
adalah pelangi. Pelangi adalah contoh dari interferensi konstruktif. (Kiel, 2007).
JFT|2
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT|3
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT|4
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
METODE PEECOBAAN
Waktu dan Tempat
Eksperimen ini dilakukan pada hari Jum’at 24 Desember 2021, pukul
11.00 – 12.00 WITA, di Laboratorium Optik, lantai II Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
JFT|5
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
Prosedur Kerja
1. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut :
Celah Lensa
Kertas
warna
lampu
P.Supply Volt
meter
Lux Meter
JFT|6
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
Tabel 2: kefisien anbsorpsi cahaya dengan warna dan ukuran ketebalan material
yang bervariasi
Tegangan sumber = 11 volt jarak = 30 cm
No X (mm) warna Id (Lux) Ip (Lux)
1 0,1 Merah 0,01 0,01
2 0,2 Hijau 0,01 0,01
3 0,3 Kuning 0,01 0,01
4 0,4 Biru 0,01 0,01
5 0,5 Pink 0,01 0,01
6 0,6 putih 0,01 0,01
JFT|7
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
Analis Data
1. Menghitung Intensitas transmisi
Id = It – Ip
It = Id + Ip
a. Untuk Koefisien absorpsi dengan hambatan bervariasi
Untuk r = 20 ; x = 0,1 mm
It = Id + Ip
= 0,02 + 0,01
= 0,03 lx
1 0,02
= 0,1 ln ( 0,01 )
JFT|8
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
= 6,93
b. Untuk kefisien anbsorpsi cahaya dengan warna dan ukuran ketebalan
material yang bervariasi
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna merah
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0,01
ln (
0,01 )
=
0,01
=0
1 0
0,1 ( 0,01 )
= ln
=0
Pembahasan
Absorbsi cahaya berkaitan dengan intensitas langsung, intensitas pantul,
intensitas yang diteruskan dan intensitas penyerapan. Untuk mengukur intensitas
diperlukan Luxmeter, jadi pancaran sinar cahaya atau inensitas dapat diukur
dengan alat ini. Intensitas suatu cahaya akan berkurang apabila cahaya tersebut
telah melewati suatu material. Serta struktur material yag ditembusi cahaya juga
mempengaruhi koefisien penyerapan dan panjang gelombang radiasi yang
dipancarkan. Dalam percobaan ini digunakan 3 material yang sama dengan warna
berbeda dan ketebalan yang berbeda.
Pertama digunakan kertas berwarna merah dengan ketebalan 0,1 mm.
Sumber cahaya halogen dipancarkan dengan daya 9 volt. Maka, intensitas datang
yang terukur langsung didepan cahaya adalah 0,02 Lux, intensitas pantulnya
JFT|9
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
menjadi 0,01 Lux. Kemudian hambatan dinaikkan menjadi 22 cm, dengan bahan
yang sama terukur intensitas datangnya adalah 0,04 Lux dan intensitas pantulnya
sebesar 0,01 Lux. Hasil yang didapatkan sesuai dengan teori yan menyatakan
bahwa nilai koefisien penyerapan suau bahan bergantung pada panjang
gelombang radiasi yang dipancarkan.
Untuk membuktikan teori kedua yang menyatakan bahwa stuktur material
juga mempengaruhi koefisien penyerapan suatu bahan, maka digunakan kertas
yang berbeda warna yaitu kertas berwarna hijau dengan ketebalan 0,2 mm.
Dengan memfariasikan ketebalan kertas, maka diperoleh untuk daya 11 volt
tercatat intensitas cahaya terusan kertas hijau adalah 0,01 Lux, sedangkan pada
kertas kuning sebesar 0,01 Lux, kertas biru adalah 0,01 Lux, sedangkan pada
kertas pink sebesar 0,01 Lux. Dari data sudah cukup membuktikan bahwa strktur
materi suatu bahan juga mempengaruhi intensitas cahaya tembusnya karena kertas
merah, hijau, kuning, biru, pink dan kertas putih memiliki strutur yang sama
karena sama-sama kertas karton, maka intensitas datangnya cahaya pada semua
kertas sama.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan koefisien penyerapan (µ) suatu material yaitu dengan cara
membandingkan antara intensitas cahaya yang datang dan intensitas
cahaya yang dipantulkan. Rumusnya yaitu ;
1 It
µ=
x
ln( )
IO
2. Ketebalan absorber berpengaruh terhadap penyerapan suatu material.
Absorber yang memiliki ketebalan cukup kecil akan berbeda daya
serapnya dibandingkan dengan absorber yang memiliki ketebalan besar.
Semakin tebal sebuah absorber, maka semakin kecil daya serapnya.
JFT|10
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni. 1985. Fisika Modern. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Hadi Kurniawan. 2019. Potensi Laser (Light Amplification By Stimulated
Emission Of Radiation) Sebagai Pendeteksi Bakteri (Studi Awal Detector
Makanan Halal). Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Vol. 3, No. 1,
ISSN: 2549-3698
Muljono. 2003. Fisika Modern. Penerbit : Andi, Yogyakarta
Moh. Nashir Tsalatsin, Masturi. 2014. Penentuan Panjang Gelombang Sinar
Menggunakan Interferensi Celah Ganda Sederhana. Jurnal Fisika. Vol.4
No.2 Hal 69-73
Kiel, J.K. 2007. Eksperimen With CDROMS. Https://astro.Ustrasbg. Fr/~ Koppen/
Spectrol/ ekpermtse.html. diakses tanggal 3/1/13.
Yusuf dan Enos Taruh. 2015. Fisika Modern. Universitas Negeri Gorontalo
JFT|11
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
LAMPIRAN DATA
JFT|12
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
Untuk r = 30 ; x = 0,1 mm
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
= 0,02 lx
b. Untuk kefisien anbsorpsi cahaya dengan warna dan ukuran ketebalan
material yang bervariasi
Untuk r = 30 ; x = 0,1 mm berwarna merah
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
= 0,02 lx
Untuk r = 30 ; x = 0,2 mm berwarna hijau
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
= 0,02 lx
Untuk r = 30 ; x = 0,3 mm berwarna kuning
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
= 0,02 lx
Untuk r = 30 ; x = 0,4 mm berwarna biru
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
= 0,02 lx
Untuk r = 30 ; x = 0,5 mm berwarna pink
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
= 0,02 lx
Untuk r = 30 ; x = 0,6 mm berwarna putih
It = Id + Ip
= 0,01 + 0,01
JFT|13
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
= 0,02 lx
JFT|14
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
1 0,02
= 0,1 ln ( 0,01 )
= 6,9
Untuk r = 22 ; x = 0,1 mm
1 Id
( )
µ = x ln Ip
1 0,04
= 0,1 ln ( 0,01 )
= 13,8
Untuk r = 24 ; x = 0,1 mm
1 Id
( )
µ = x ln Ip
1 0,01
= 0,1 ln ( 0,01 )
=0
Untuk r = 26 ; x = 0,1 mm
1 Id
( )
µ = x ln Ip
1 0
= 0,1 ln ( 0,01 )
JFT|15
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
=∞
Untuk r = 28 ; x = 0,1 mm
1 Id
( )
µ = x ln Ip
1 0,02
= 0,1 ln ( 0,01 )
= 6,93
Untuk r = 30 ; x = 0,1 mm
1 Id
( )
µ = x ln Ip
1 0,01
= 0,1 ln ( 0,01 )
=0
b. Untuk kefisien anbsorpsi cahaya dengan warna dan ukuran ketebalan
material yang bervariasi
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna merah
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0,01
ln (
0,01 )
=
0,01
=0
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna hijau
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0,01
ln (
0,01 )
=
0,01
=0
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna kuning
1 Id
µ=
x
ln
Ip( )
JFT|16
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
1 0,01
=
0,01
ln( )
0,01
=0
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna biru
1 Id
µ=
x ( )
ln
Ip
1 0,01
ln (
0,01 )
=
0,01
=0
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna pink
1 Id
µ=
x ( )
ln
Ip
1 0,01
ln (
0,01 )
=
0,01
=0
Untuk L = 30 ; x = 0,1 mm kertas berwarna putih
1 Id
µ=
x ( )
ln
Ip
1 0,01
ln (
0,01 )
=
0,01
=0
1 0
0,1 ( 0,01 )
= ln
=∞
Untuk L = 27 ; x = 0,1 mm
JFT|17
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
1 Id
µ=
x
ln( )
Ip
1 0
0,1 ( 0,01 )
= ln
=∞
Untuk L = 27 ; x = 0,1 mm
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0
ln (
0,01 )
=
0,1
=∞
Untuk L = 27 ; x = 0,1 mm
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0,02
ln (
0,01 )
=
0,1
= 6,93
Untuk L = 27 ; x = 0,1 mm
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0,03
ln (
0,01 )
=
0,1
= 10,9
Untuk L = 27 ; x = 0,1 mm
1 Id
µ=
x
ln ( )
Ip
1 0,06
ln (
0,01 )
=
0,1
= 17,9
JFT|18
Jurnal Fisika dan Terapannya (Tahun Terbit) Vol. X (Nomor): halaman - halaman
DOI:
JURNAL FISIKA DAN TERAPANNYA
p-ISSN: 2302-1497, e-ISSN: 2715-2774
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jft
JFT|19