Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK

“Error Acak (Random Error ) Dalam Pengukuran”

Disusun Oleh :
Moh. Faizin (181910201105)

M. Alwi Fawwaz (181910201051)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ni’mat Allah kita tetap hidup dengan iman
dan islam yang melekat pada diri kita. Sholawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai suri tauladan dan rahmat bagi seluruh alam semesta.

Ucapan terima kasih yang tiada hingga kepada dosen pengukuran listrik yang telah
membimbing penuh dalam pembentukan tugas dari mata kuliah Pengukuran Listrik yang
berjudul “Error Acak (Random Error) Dalam Pengukuran”.

Kesalahan acak yang tak disengaja (random error) diakibatkan oleh penyebab yang tidak
dapat langsung diketahui. Antara lain sebab perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi
secara acak. Oleh karena itu harapan dari terbentuknya makalah ini adalah untuk meminimalisir
kesalahan dalam melakukan pengukuran, khususnya dalam pengukuran listrik penempatan alat
sangat mempengaruhi di pengaruhi oleh titik berat.

Saya berharap dengan terbitnya makalah ini akan memunculkan berbagai kritik dan saran
yang akan membangun ketelitian dalam melakukan pengukuran. Dan harapan saya, semoga
makalah ini selalu bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Jember, 14 Oktober 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran merupakan suatu penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, yang
biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan
sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh seseorang meliputi hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas
dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun
dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur tinggi, maka
seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur merupakan objek
yang kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional. Namun hal ini
akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan, kematangan,
kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk melakukan pengukuran
diperlukan keterampilan dan keahlian tertentu.
Dalam listrik, pengukuran dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengetahui
nilai dari masing-masing besaran listrik seperti arus, tegangan, hambatan, daya,
kapasitansi, induktansi, dan lain sebagainya. Secara konsep pengukuran, baik karena
keterbatasan alat ukur maupun karena kondisi lingkungan maka dipercaya bahwa setiap
pengukuran akan selalu menghasilkan hasil ukur yang tidak semestinya (sebenarnya).
Dalam hal ini diasumsikan hasil benar tersebut tidak diketahui. Simpangan atau selisih
(difference) antara hasil ukur (hasil pengamatan) dan hasil yang sebenarnya dinyatakan
sebagai ralat (error).
Saat melakukan pengukuran besaran listrik tidak ada yang menghasilkan
ketelitian dengan sempurna. Perlu diketahui ketelitian yang sebenarnya dan sebab
terjadinya kesalahan pengukuran. Kesalahan – kesalahan dalam pengukuran dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: (1) kesalahan umum (gross-error), (2) kesalahan
sistematis (systematic-error), dan (3) kesalahan acak (random-error).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian mengenai Error Acak?
2. Bagaimana perbedaan-perbedaan kesalahan dalam pengukuran?
3. Bagaimana cara meminimalisir kesalahan dalam Pengukuran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran Listrik semester ganjil
2. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
3. Untuk mengetahui error acak (random error) dalam pengukuran
4. Untuk mengetahui cara meminimalisir dalam pengukuran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran dan Macam-macam Kesalahan dalam


Pengukuran
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dari makhluk
ciptaan NYA yang lain. Meski begitu disisih lain tidak ada manusia yang sempurna setiap
manusia memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga manusia harus
hidup secara berdampingan saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Selain itu
manusia tiap manusia pernah melakukan kesalahan yang disengaja atau pun tidak
disengaja. Begitu pula dengan alat atau benda yang dikembangkan oleh manusia, alat
atau benda yang dikembangkan oleh manusia akan memiliki kemungkinan lebih besar
terjadi kesalahan, dan suatu saat pasti akan tidak dapat digunakan lagi.

Pengertian pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
menentukan nilai suatu besaran, dimensi, atau kapasitas, dengan cara membandingkan
pada suatu standar yang telah disepakati. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai
penerjemahan suatu besaran yang tidak dapat diukur oleh manusia dengan menggunakan
dengan menggunakan alat ukur sehingga dapat dihitung dan dibandingkan.

Dalam penggunaan alat ukur listrik juga dapat terjadi kesalahan. kesalahan
tersebut dapat disebabkan oleh manusia yang melakukan pengukuran atau alat ukur yang
digunakan. kesalahan dalam menggunakan alat ukur dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Kesalahan acak yang tidak disengaja (Random Errors)


Kesalahan acak yang tidak disengaja merupakan kesalahan yang tidak dapat
langsung diketahui. Antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan parameter atau
sistem pengukuran terjadi secara acak. Pada pengukuran yang sudah direncanakan
kesalahan-kesalahan semacam ini biasanya kemungkinan terjadi sangat kecil.

Kesalahan acak dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti:

 Kurangnya kepekaan (sensitivitas) peralatan: Sebuah alat mungkin tidak mampu


merespon atau menunjukkan perubahan dalam beberapa kuantitas yang terlalu kecil
atau pengamat mungkin tidak dapat membedakan perubahan tersebut.
 Kebisingan (noise) dalam pengukuran: kebisingan adalah gangguan asing yang
tak terduga atau acak dan tidak bisa sepenuhnya dihitung.
 Definisi tidak tepat: Sulit untuk menentukan persis dimensi sebuah obyek. Sebagai
contoh, sulit untuk menentukan panjang belalang. Dua orang mungkin dapat
memilih dua titik awal dan akhir yang berbeda.
Kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak yang tidak disengaja
memiliki kemungkinan yang tinggi terjadi pada alat ukur analog, pada saat ini telah
ada alat ukur digital yang memiliki ketepatan tinggi, meskipun juga memiliki
kemungkinan kesalahan tapi tidak sebesar alat ukur analog, oleh sebab itu alat ukur
analog sudah jarang digunakan.
Yang perlu diperhatikan ketika menggunakan alat ukur analog adalah :
 Memilih instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu.
 Mengunakan faktor-faktor koreksi setelah mengetahui kerusakan pada alat
ukur.
 Mengkalibrasi alat ukur dengan alat ukur yang standar.
 Melakukan pengukuran lebih dari satu kali untuk memastikan hasilnya tidak
berubah-ubah.
 Melakukan pengukuran sesuai dengan cara atau prosedur penggunaan alat
ukur.
 Melakukan perawatan pada alat ukur.

2. Kesalahan umum (Gross Errors)


Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh kesalahan manusia yang tidak teliti atau
ceroboh. Terdapat berbagai kesalahan yang disebabkan oleh manusia yaitu dapat
disebabkan oleh pengaturan yang kurang tepat, kesalahan dalam melakukan
pembacaan sekala pada alat ukur, dan penggunaan alat ukur yang tidak sesuai dengan
prosedur akan menyebabkan kesalahan dalam pembacaan alat ukur. Untuk
menghindari kesalahan umum dalam mengukur perlu dilakukan pengukuran lebih dari
kali untuk memastikan bahwa hasil pengukuran tepat.

Gambar kesalahan membaca, jika pembacaan alat ukur dilakukan dari samping kiri atau
kanan maka hasilnya tidak meleset dari hasil sesungguhnya.

Gambar pembacaan alat ukur yang tepat, dilakukan dari depan alat ukur maka tidak
akan muncul bayangan yang membingungkan ketika melakukan pengukuran
3. Kesalahan sistematis (Systematic Errors)
Kesalahan sistematis biasanya disebabkan oleh alat ukur yang kurang memadai
(alat ukur mengalami kerusakan ringan atau pun berat). Kesalahan sistematis
merupakan kesalahan yang tidak bisa dihindari dari alat ukur karena alat ukur
memiliki struktur yang mekanis. Penyebab kesalahan sistematis dapat dipengaruhi
oleh efek dari suhu, tekanan udara, dan medan magnet di suatu ruangan dimana suatu
alat ukur digunakan.

Berikut ini beberapa kemungkinan kesalahan sistematis yang dapat terjadi :


gesekan beberapa komponen yang bergerak dapat mengakibatkan pembacaan menjadi
tidak tepat. Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas, berkurangnya tarikan
karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan alat ukur yang lebih. Selain dari
beberapa hal yang telah disebutkan di atas masih ada kesalahan yang mungkin dapat
terjadi yaitu kesalahan kalibrasi yang bisa mengakibatkan pembacaan alat ukur terlalu
tinggi atau terlalu rendah dari nilai sesungguhnya. Membandingkan suatu alat ukur
dengan alat ukur lain yang memiliki karakteristik sama dan akurasi yang lebih tinggi
merupakan cara untuk memastikan bahwa suatu alat ukur memiliki kesalahan secara
sistematis.

B. Perbedaan Akurasi (Ketelitian) dan Presisi (Ketepatan)

Akurasi dan presisi didefinisikan dalam hal kesalahan sistematis dan acak.
Definisi umum mengaitkan akurasi dengan kesalahan sistematis dan presisi dengan
kesalahan acak. Definisi lain, dikemukakan oleh ISO, mengaitkan trueness dengan
kesalahan sistematis dan presisi dengan kesalahan acak, dan mendefinisikan akurasi
sebagai kombinasi dari trueness dan presisi.
(a) Tidak presisi dan tidak akurat, (b) Presisi dan akurat, (c) Presisi tapi tidak akurat |
Photo by CK-12 Foundation is not licensed (Public Domain)

Walaupun perbedaan definisi akan terus terjadi, hal definisi yang umumnya digunakan
adalah:

 Akurasi adalah kedekatan nilai diukur dan nilai sebenarnya.


 Presisi adalah kedekatan nilai tiap pengukuran independen di bawah kondisi yang
sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori dan pembahasan tentang pengukuran dan kesalahan-
kesalahan dalam pengukuran dapat disimpulkan bahwa Secara konsep pengukuran, baik
karena keterbatasan alat ukur maupun karena kondisi lingkungan maka dipercaya bahwa
setiap pengukuran akan selalu menghasilkan hasil ukur yang tidak semestinya (sebenarnya).
Dalam hal ini diasumsikan hasil benar tersebut tidak diketahui. Simpangan atau selisih
(difference) antara hasil ukur (hasil pengamatan) dan hasil yang sebenarnya dinyatakan
sebagai ralat (error).
Untuk meminimalisir kesalahan dalam pengukuran yaitu dengan meningkatkan
ketelitian dalam pengukuran, selain itu alat ukur yang digunakan terlebih dahulu harus di
kalibrasi. Dan juga melakukan pengukuran harus mengikuti prosedur (aturan) penggunaan
alat ukur tersebut.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan masalah tersebut dapat disarankan kepada pembaca agar:
1. Dapat melakukan kegiatan pengukuran dengan tingkat keakuratan yang baik, agar
error (kesalahan) dalam pengukuran yang dihasilkan dapat diminimalisir.
2. Dapat belajar lebih giat lagi untuk meningkatkan ketelitian dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.tneutron.net/elektro/kesalahan-ukur-dalam-pengukuran/
http://kusumandarutp.blogspot.com/2015/10/kesalahan-dalam-pengukuran-
penggunaan.html
https://www.tentorku.com/ketidakpastian-kesalahan-akurasi-dan-presisi/

Anda mungkin juga menyukai