Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM INSTRUMENTASI

“PENGUKURAN KESALAHAN & PEMROSESAN SINYAL”

Di
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok 10 :
 Bayu Harnadi Nasrul_H021201051
 Bisman Rizqullah_ H021201053
 Sitti Fathul Jannah_ H021201054
 Nur Inayah_H021201052
 Jenella P.N_ H021201055
 Rifaldi_H021201056

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya pada mata kuliah Sistem Instrumentasi kelas Fisika dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang
Pengukuran Kesalahan & Pemrosesan Sinyal. Dalam penulisan makalah ini, saya sebagai
penulis banyak mendapatkan hambatan dan rintangan, namun dengan bantuan dari pihak lain
masalah tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih
kepada para pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memnuhi tugas Prof. Dr.
Arifin, M.T, pada Sistem Instrumentasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pengukuran Kesalahan & Pemrosesan Sinyal, baik bagi
pembaca maupun penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Arifin, M.T, selaku dosen Sistem
Instrumentasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi ini.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa Makalah “Pengukuran Kesalahan &
Pemrosesan Sinyal” ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah in dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.

Makassar, 15 Maret 2022

Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak fenomena yang tidak kita sadari, salah satunya
adalah sinyal yang selalu memudahkan kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Sinyal banyak sekali kita jumpai di barang-barang yang kita miliki, contohnya telepon
genggam (handphone), televisi, proyektor, speaker, dan masih banyak hal lainnya yang tidak
mungkin kami cantumkan satu-persatu.
Penyediaan sarana komunikasi nirkabel banyak mendapatkan kendala.
Pada jaringan nirkabel setiap pengiriman sinyal selalu terjadi terjadi gangguan yang
mempengaruhi kinerja dan menurunnya kualitas sinyal yang diterima. Gangguan yang sering
terjadi disebabkan oleh fading. Fading terjadi karena adanya bermacam-macam penghalang
dalam lintasan sinyal yang mempengaruhi dan menurunnya kinerja serta merusak sinyal
transmisi informasi yang dikirim ke penerima. Pengaruh fading tersebut dapat berupa path-
loss, penyerapan sinyal, pemantulan sinyal, pemecahan sinyal, dan pembelokan sinyal.
Pemrosesan sinyal berkaitan dengan peningkatan kualitas pembacaan atau sinyal pada
keluaran sistem pengukuran, dan satu tujuan khusus untuk mengurangi kebisingan dalam
sinyal pengukuran yang belum dihilangkan dengan desain sistem pengukuran yang cermat.
Namun, pemrosesan sinyal melakukan banyak fungsi lain selain menangani noise, dan
prosedur pasti yang diterapkan bergantung pada sifat sinyal output mentah dari transduser
pengukuran. Prosedur penyaringan sinyal, penguatan sinyal, atenuasi sinyal, linearisasi
sinyal dan penghilangan bias diterapkan sesuai dengan bentuk koreksi yang diperlukan dalam
sinyal mentah.
Disini sinyal itu sendiri artinya adalah sebuah variabel yang mengandung atau berisi suatu
jenis informasi yang dapat ditampilkan atau diproses. Kebanyakan sinyal bentuk asalnya
adalah analog yang bervariasi secara kontinyu dalam waktu. Secara tradisional, pemrosesan
sinyal telah dilakukan dengan teknik analog di masa lalu, menggunakan berbagai jenis
rangkaian elektronik. Namun, ketersediaan komputer digital dalam beberapa tahun terakhir
membuat pemrosesan sinyal semakin banyak dilakukan secara digital, menggunakan modul
perangkat lunak untuk mengkondisikan data pengukuran input. Banyak orang memprosesnya
dalam bentuk digital agar noise interferensinya dapat dihilangkan pengaruhnya, atau untuk
mendapatkan spectrum dari data yang ada atau untuk mentransformasikan sinyal dalam
bentuk yang lebih bermanfaat.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mendefinisikan pengukuran kesalahan
2. Menjelaskan bagaimana sumber kesalahan pengukuran
3. Menjelaskan bagaimana teknik mengurangi kesalahan
4. Menjelaskan bagaimana filter
5. Menjelaskan bagaimana pemrosesan sinyal analog & digital
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah antara:
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengukuran kesalahan
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang sumber kesalahan pengukuran
3. Untuk mengetahui dan memahami tentang teknik mengurangi kesalahan
4. Untuk mengetahui dan memahami tentang filter
5. Untuk mengetahui dan memahami tentang pemrosesan sinyal analog & digital
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengkuran Kesalahan
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran satuan yang
dijadikan sebagai patokan. Suatu pengamatan terhadap besaran fisis harus melalui
pengukuran. Namun bagaimanapun juga ketika kita mengukur suatu besaran fisis dengan
menggunakan instrumen, tidaklah mungkin akan mendapatkan nilai benar, melainkan selalu
terdapat ketidakpastian dan dapat pula terjadi kesalahan selama proses pengukuran itu. Setiap
pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Kesalahan merupakan sesuatu
yang sangat sulit untuk dihindari, termasuk ketika kita sedang melakukan kegiatan
pengukuran.
Error atau kesalahan adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang
terukur dari besaran-besaran seperti: perpindahan, tekanan, suhu, dan lain-lain. Peralatan
instrumentasi elektronik yan baik dirancang agar dapat membatasi kesalahan yang mungkin
terjadi, yang tidak dapat dihindari dalam setiap proses pengukuran. Pembatasan kesalahan ini
diarahkan kepada suatu nilai atau range yang ketelitiannya diperlukan di dalam analisa teknik
atau pada suatu proses kontrol. Kesalahan-kesalahan pengukur dapat tejadi disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut:
1. Akumulasi dari kesalahan-kesalahan yang ada dan diketahui pada setiap elemen
dari sistem instrumentasi.
2. Terdapatnya elemen di dalam sistem yang tidak berfungsi dengan benar.
3. Efek dari transduser di dalam proses.
4. Sensivitas atau kepekaan ganda dari transduser.
5. Sumber-sumber kesalahan lainnya.
Kesalahan pada sistem pengukuran atau disebut juga error dapat dibagi menjadi dua,
yaitu error yang muncul selama proses pengukuran dan error yang muncul kemudian akibat
sinyal pengukuran dipengaruhi gangguan atau noise selama pengiriman sinyal dari titik
pengukuran ke beberapa tempat lain. Produksi eror seminimum mungkin dan menyatakan
error maksimum yang masih terjadi pada pembacaan output instrumen adalah kegiatan yang
sangat penting dilakukan. Pada beberapa kasus, output akhir sistem pengukuran di hutan
dengan menggabungkan dua atau lebih pengukuran variabel fisik sehingga perhitungan error
pada setiap pengukuran harus digabungkan untuk memberikan nilai perkiraan terbaik error
dari besaran yang dihitung. Kesalahan yang sering dibuat dengan sistem pengukuran ketika
sinyal listrik dari sensor pengukuran dan transduser dirusak oleh noise yang terinduksi. Noise
ini muncul baik di dalam rangkaian pengukuran itu sendiri maupun selama transmisi sinyal
pengukuran ke tempat pengendali. Tujuan saat merancang sistem pengukuran adalah untuk
selalu mengurangi tingkat noise tersebut sebesar mungkin. Namun, biasanya tidak mungkin
menghilangkan semua noise tersebut dan pemrosesan Sinyal harus diterapkan untuk
menangani setiap noise yang tersisa. Tegangan dapat muncul baik dalam bentuk model serial
ataupun bentuk mode bersama (common mode). Tegangan noise model serial bertindak
secara seri dengan tegangan output dari sensor pengukuran atau transduser, yang dapat
menyebabkan kesalahan yang sangat signifikan pada sinyal pengukuran output. Sejauh mana
noise mode seri merusak sinyal pengukuran diukur dengan kuantitas yang dikenal sebagai
rasio Signal-to-noise ratio (SNR), dengan definisi:
𝑣𝑠
𝑆𝑖𝑔𝑛𝑎𝑙 − 𝑡𝑜 − 𝑛𝑜𝑖𝑠𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 20 𝑙𝑜𝑔10 ( )
𝑣𝑛
Dimana 𝑣𝑠 adalah nilai mean tegangan dari sinyal dan 𝑣𝑛 adalah nilai mean tegangan dari
noise. Pada kasus tegangan noise a.c., nilai akar kuadrat mean digunakan sebagai mean.
Tegangan noise pada mode bersama kurang berpengaruh, karena mereka
menyebabkan potensial di kedua Sisi rangkaian sinyal dengan level yang sama dan karenanya
level sinyal pengukuran output tidak berubah. Namun, tegangan mode bersama harus ditinjau
secara teliti karena mereka dapat diubah kedalam mode seri dengan cara tertentu.
II.2 Sumber Kesalahan Pengukuran
Saat melakukan pengukuran dalam percobaan, umumnya ada dua jenis kesalahan:
kesalahan acak (atau kebetulan) dan kesalahan sistematis (atau bias). Setiap pengukuran
memiliki ketidakpastian yang melekat. Oleh karena itu kita perlu memberikan beberapa
indikasi keandalan pengukuran dan ketidakpastian hasil yang dihitung dari pengukuran
ini. Untuk lebih memahami hasil data eksperimental, perkiraan ukuran kesalahan
sistematis dibandingkan dengan kesalahan acak harus dipertimbangkan. Kesalahan acak
disebabkan oleh ketepatan peralatan, dan kesalahan sistematis disebabkan oleh seberapa
baik peralatan digunakan atau seberapa baik percobaan dikendalikan.
Kesalahan sistematis adalah bias dalam pengukuran yang mengarah pada situasi di
mana rata-rata banyak pengukuran terpisah berbeda secara signifikan dari nilai
sebenarnya dari atribut yang diukur. Semua pengukuran rentan terhadap kesalahan
sistematis, seringkali dari beberapa jenis yang berbeda. Sumber kesalahan sistematis
mungkin kalibrasi instrumen pengukuran yang tidak sempurna, perubahan lingkungan
yang mengganggu proses pengukuran, dan metode pengamatan yang tidak sempurna.
Kategori Kesalahan Sistematis dan Cara Menguranginya
1. Kesalahan Pribadi: Kesalahan ini adalah hasil dari ketidaktahuan, kecerobohan,
prasangka, atau keterbatasan fisik pada eksperimen. Jenis kesalahan ini dapat sangat
berkurang jika akrab dengan eksperimen yang dilakukan.
2. Kesalahan Instrumental: Kesalahan instrumental dikaitkan dengan
ketidaksempurnaan dalam alat yang bekerja dengan analis. Misalnya, peralatan
volumetrik, seperti buret, pipet, dan labu volumetrik, sering mengirimkan atau
mengandung volume yang sedikit berbeda dari yang ditunjukkan oleh kelulusan
mereka. Kalibrasi dapat menghilangkan jenis kesalahan ini.
3. Kesalahan Metode: Jenis kesalahan ini berkali-kali terjadi ketika tidak
mempertimbangkan cara mengontrol eksperimen. Untuk eksperimen apa pun,
idealnya hanya satu variabel yang dimanipulasi (independen). Sering kali ini sangat
sulit untuk dicapai. Semakin banyak variabel yang dapat mengontrol dalam
percobaan, semakin sedikit kesalahan metode yang akan terjadi.
II.3 Teknik Mengurangi Kesalahan
Baik induktansi timbal balik dan kapasitansi antara kabel sinyal dan kabel lainnya
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kabel dan kabel. Dengan demikian,
kebisingan karena kopling induktif dan kapasitif dapat diminimalkan dengan memastikan
bahwa kabel sinyal diposisikan sejauh mungkin dari sumber kebisingan tersebut. Pemisahan
minimum 0,3m sangat penting, dan pemisahan setidaknya 1m lebih disukai. Kebisingan
karena kopling induktif juga berkurang secara substansial jika setiap pasang kabel sinyal
dipelintir bersama sepanjang panjangnya. Desain ini dikenal sebagai twisted pair, dan
diilustrasikan pada Gambar 5. Pada loop pertama, kawat A paling dekat dengan sumber
kebisingan dan memiliki tegangan V1 diinduksi di dalamnya, sementara kawat B memiliki
tegangan kebisingan diinduksi V2. Untuk loop 2, kawat B paling dekat dengan sumber
kebisingan dan memiliki tegangan V1 yang diinduksi sementara kawat A memiliki tegangan
yang diinduksi V2. Dengan demikian tegangan total yang diinduksi dalam kawat A adalah
V1 V2 dan di kawat B adalah V2 V1 di atas dua loop ini. Pola ini berlanjut untuk semua
loop dan karenanya kedua kabel memiliki tegangan identik yang diinduksi di dalamnya.

Gambar 2.1 Pembatalan kebisingan yang diinduksi


Earthing
Kebisingan karena banyak earth dapat dihindari dengan praktik pemearthan yang
baik. Secara khusus, ini berarti menjaga earth untuk kabel sinyal dan tanah untuk peralatan
arus tinggi sepenuhnya terpisah. Praktik yang disarankan adalah memasang empat sirkuit
earth yang benar-benar terisolasi sebagai berikut: Power earth: menyediakan jalur untuk arus
kesalahan karena kesalahan daya. Logic earth: menyediakan garis umum untuk semua potensi
sirkuit logika. Analog earth (earth): memberikan referensi umum untuk semua sinyal analog.
Safety earth: terhubung ke semua bagian logam peralatan untuk melindungi personel jika
saluran listrik bersentuhan dengan penutup logam.
Shielding
Shielding terdiri dari melampirkan kabel sinyal dalam Shielding logam yang
dibumikan yang terisolasi secara elektrik dari kabel sinyal. Shielding harus dibumikan hanya
pada satu titik, lebih disukai ujung sumber sinyal. Shielding yang terdiri dari logam yang
dikepang menghilangkan 85% kebisingan karena kopling kapasitif sementara Shielding foil
logam yang dipasang menghilangkan kebisingan hampir seluruhnya. Kabel di dalam
Shielding seperti itu biasanya dibentuk sebagai pasangan bengkok sehingga perlindungan
juga diberikan terhadap kebisingan yang diinduksi karena medan elektromagnetik di
dekatnya. Saluran logam juga kadang-kadang digunakan untuk memberikan Shielding dari
kebisingan kapasitif, tetapi dukungan yang diperlukan untuk saluran menyediakan beberapa
titik bumi dan menyebabkan masalah loop bumi.
Teknik lainnya
Loop yang terkunci fase sering digunakan sebagai elemen pemrosesan sinyal untuk
membersihkan sinyal berkualitas buruk. Meskipun ini terutama sirkuit untuk mengukur
frekuensi sinyal, ini juga berguna untuk menghilangkan kebisingan karena bentuk gelombang
outputnya adalah gelombang persegi murni (yaitu sangat bersih) pada frekuensi yang sama
dengan sinyal input, terlepas dari jumlah kebisingan, modulasi atau distorsi pada sinyal input.
Amplifier lock-in juga biasa digunakan untuk mengekstrak d.c. atau perlahan-lahan
memvariasikan sinyal pengukuran dari kebisingan. Sinyal pengukuran input dimodulasi
menjadi gelombang persegi a.c. sinyal yang amplitudonya bervariasi dengan tingkat sinyal
input. Hal ini biasanya dicapai dengan baik relay atau transistor efek lapangan. Sebagai relay
dikenakan keausan; Transistor lebih baik. Metode alternatif adalah dengan menggunakan
pengganda analog. Juga, dalam kasus sinyal optik, gelombang persegi dapat diproduksi
dengan memotong sinyal pengukuran menggunakan satu set jendela dalam disk yang
berputar. Teknik ini sering digunakan dengan transduser seperti fotodioda yang sering
menghasilkan sejumlah besar kebisingan.
II.4 Filter
Penyaringan sinyal terdiri dari pemrosesan sinyal untuk menghilangkan pita frekuensi
tertentu didalamnya. Pita frekuensi yang dihapus dapat berupa ujung frekuensi rendah
spektrum frekuensi, di ujung frekuensi tinggi, di kedua ujungnya, atau di tengah spektrum.
Filter untuk melakukan masing-masing operasi ini masing-masing dikenal sebagai filter low-
pass, filter high-pass, filter band-pass dan filter band-stop (juga dikenal sebagai filter takik).
Semua operasi penyaringan semacam itu dapat dilakukan dengan analog atau metode digital.
Hasil penyaringan dapat dengan mudah dipahami jika dianalogikan dengan prosedur
seperti pengayakan partikel tanah dipertimbangkan. Misalkan suatu contoh tanah A
dilewatkan melalui suatu sistem dua saringan dengan mata jaring yang berbeda sedemikian
rupa sehingga tanah tersebut terbagi menjadi tiga bagian, B, C dan D, terdiri dari partikel
besar, sedang dan kecil, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Misalkan sistem
juga memiliki mekanisme untuk mengirimkan satu atau lebih bagian yang terpisah, B, C dan
D, sebagai keluaran sistem. Jika keluaran tanah bergradasi terdiri dari bagian C dan D, sistem
berperilaku sebagai filter lolos rendah (menolak partikel), sedangkan jika terdiri dari bagian
B dan C, sistem berperilaku sebagai filter lolos tinggi (menolak partikel kecil). Pilihan lain
adalah mengirimkan hanya bagian C (band-pass mode filter) atau bagian B dan D bersama-
sama (mode filter band stop). Namun, pengayakan sempurna seperti itu tidak tercapai dalam
praktik dan segala bentuk tanah bergradasi keluaran selalu berisi beberapa partikel dengan
ukuran yang salah.

Gambar Analogi Pengayakan Tanah dari Penyaringan Sinyal


Penyaringan sinyal terdiri dari melewatkan atau menolak sinyal frekuensi rendah,
menengah, dan tinggi secara selektif dari spektrum frekuensi sinyal umum. Kisaran dari
frekuensi yang dilewatkan oleh filter dikenal sebagai pass-band, rentang yang tidak
dilewatkan adalah dikenal sebagai stop-band, dan batas antara dua rentang dikenal sebagai
frekuensi pemutusan. Untuk mengilustrasikan hal ini, pertimbangkan sinyal yang spektrum
frekuensinya sedemikian rupa sehingga semua komponen frekuensi dalam rentang frekuensi
dari nol hingga tak terhingga memiliki besarnya sama. Jika sinyal ini diterapkan pada filter
ideal, maka output untuk filter lolos rendah, filter lolos tinggi, filter pass-band, dan filter stop-
band masing-masing ditunjukkan pada gambar berikut. Perhatikan bahwa untuk dua jenis
terakhir, pita (band) ditentukan oleh sepasang frekuensi bukan dengan frekuensi cut-off
tunggal.

Gambar Keluaran dari Filter Ideal


Dasar-dasar instrumentasi sinyal pengukuran
Filter: LPF. BPF. HPF
Penguat sinyal: Operational Amplfier, penambah, pengali, integrator, dsb.
Pengolahan sinyal: filter, window, sampling, FFT.
II.5 Pemrosesan Sinyal
Pemrosesan sinyal berkaitan dengan peningkatan kualitas pembacaan atau sinyal pada
keluaran sistem pengukuran, dan satu tujuan khusus adalah untuk mengurangi kebisingan
dalam sinyal pengukuran yang belum dihilangkan dengan desain pengukuran yang cermat.
Namun, pemrosesan sinyal melakukan banyak fungsi lain selain menangani noise, dan
prosedur pasti yang diterapkan bergantung pada sifat sinyal output mentah dari transduser
pengukuran. Prosedur penyaringan sinyal, penguatan sinyal, atenuasi sinyal, linearisasi sinyal
dan penghilangan bias diterapkan sesuai dengan bentuk koreksi yang diperlukan dalam raw
signal.
Tujuan dari pemrosesan sinyal secara kasar dapat dibagi ke dalam kategori berikut:
1. Sinyal akuisisi dan rekonstruksi, yang melibatkan mengukur sinyal fisik,
menyimpannya, dan mungkin kemudian membangun kembali sinyal asli
atau perkiraan daripadanya. Untuk sistem digital, ini biasanya mencakup
sampling dan kuantisasi.
2. Peningkatan mutu, seperti pengurangan kebisingan, peningkatan citra, dan
gema.
3. Sinyal kompresi (Sumber coding), termasuk kompresi audio, kompresi citra,
dan kompresi video.
4. Ekstraksi fitur, seperti pemahaman gambar dan pengenalan suara.
Secara tradisional, pemrosesan sinyal telah dilakukan dengan teknik analog di masa
lalu, menggunakan berbagai jenis rangkaian elektronik. Namun, ketersediaan komputer
digital dalam beberapa tahun terakhir membuat pemrosesan sinyal semakin banyak dilakukan
secara digital, menggunakan modul perangkat lunak untuk mengkondisikan data pengukuran
input.
Pemrosesan sinyal digital secara inheren lebih akurat daripada teknik analog, tetapi
keuntungan ini sangat berkurang dalam hal pengukuran yang berasal dari sensor dan
transduser analog, karena tahap konversi analog ke digital diperlukan sebelum pemrosesan
digital dapat diterapkan, sehingga memperkenalkan kesalahan konversi. Juga, pemrosesan
analog tetap lebih cepat dari dua alternatif meskipun kemajuan terbaru dalam kecepatan
pemrosesan sinyal digital. Pemrosesan analog dipertimbangkan terlebih dahulu karena
beberapa pemrosesan analog pendahuluan sering dilakukan bahkan ketika sebagian besar
pemrosesan dilakukan secara digital.
II.5.1 Pemrosesan Sinyal Analog
Perangkat analog merupakan kombinasi dari mesin analog dan media analog yang
dapat bersama-sama mengukur, merekam, mereproduksi, atau menyiarkan informasi
berkelanjutan, misalnya, nilai transparansi, tegangan, resistensi, rotasi, atau tekanan yang
hampir tak terbatas. Secara teori, informasi kontinu (juga sinyal analog) memiliki jumlah tak
terbatas dari nilai yang mungkin dengan satu-satunya batasan pada resolusi yang menjadi
ketepatan perangkat analog.
Media Analog adalah media yang serupa tapi tidak sama dalam berbagai teknologi awal
yang menyerupai bentuk asli. Media ini memerlukan banyak inovasi teknologi sehingga
mendapatkan hasil akhir yang bermanfaat. Perspektif masyarakat terhadap analog umumnya
adalah terjadinya interaksi sosial, relasi sosial, jaringan sosial dan juga struktur secara
hirearki adanya keberpihakan.
Dalam kehidupan sehari-hari media analog sering dijumpai dimana-mana seperti
komunikasi tatap muka, koran, majalah, brosur dan lainnya. Beberapa contoh lain dari media
yang bekerja dengan prinsip analog antara lain adalah transistor, tabung Transistor, Tabung
TV, IC-IC TTL, IC Catu daya. Digital: IC logika, microcontroller, FPGA. Rangkaian analog
adalah kebutuhan dasar yang tak tergantikan di banyak sistem yang kompleks dan menuntut
kinerja yang tinggi. Lihatlah beberapa aplikasi dimana analog begitu sulit atau bahkan
mustahil untuk digantikan. Pemrosesan Sinyal dari Alam secara alamiah, sinyal yang
dihasilkan alam itu adalah berbentuk analog. misalnya sinyal suara dari mikrofon,
seismograph dan sebagainya, walaupun kemudian bisa diproses dalam domain digital
didalamnya banyak perangkat yang mempunyai bagian ADC dan DAC.
Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan
penyajian, perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. pemrosesan
sinyal analog audio dan video dibangun dari gabungan antara rangkaian amplifier sebagai
pengkondisi sinyal dan ADC (Analog to Digital Converter). Level audio dan video diukur
oleh blok level meter dan kemudian dikonversi menjadi data digital oleh ADC agar bisa
diolah oleh microcontroller. Dalam realisasi, desain system menggunakan 3 channel ADC.
ADC 0 dan ADC 1 digunakan untuk sinyal audio left dan right. Sementara ADC 2 digunakan
untuk sinyal video. Secara fisik, ketiga channel ADC telah terintegrasi pada microcontroller
AT-Mega 32 A.
II.5.2 Pemrosesan Sinyal Digital
Pemrosesan sinyal digital dapat melakukan semua fungsi penyaringan yang disebutkan
sebelumnya sehubungan dengan filter analog, mis. low pass, high pass, band pass, dan band
stop. Namun, desain rinci filter digital memerlukan tingkat pengetahuan teoretis, termasuk
penggunaan teori z-transform, yang berada di luar ruang lingkup buku ini. Pembaca tertarik
pada desain filter digital karena itu disebut di tempat lain.

1.Autocorrelation

Autocorrelation adalah teknik pemrosesan sinyal digital khusus yang memiliki


kemampuan mengekstrak sinyal pengukuran ketika benar-benar dibanjiri oleh noise, yaitu
ketika amplitudo noise lebih besar dari amplitudo sinyal. Sayangnya, informasi fase dalam
sinyal pengukuran hilang selama proses autokorelasi, tetapi amplitudo dan frekuensi dapat
diekstraksi secara akurat. Untuk sinyal pengukuran s(t) autokorelasi Koefisien ∅s adalah nilai
rata-rata produk s(t) dan 𝑠(𝑡−𝜏) , dimana 𝑠(𝑡−𝜏) adalah nilai sinyal pengukuran yang tertunda
oleh waktu ∅s dapat diturunkan oleh skema yang ditunjukkan pada Gambar 5.25, dan secara
matematis diberikan oleh:

Fungsi autokorelasi ∅(𝜏) menjelaskan hubungan antara ∅s dan 𝜏 sebagai 𝜏 bervariasi


2.Operasi pemrosesan sinyal digital lainnya

Sekali representasi digital yang memuaskan dalam bentuk diskrit dari sinyal analog
telah diperoleh, banyak operasi pemrosesan sinyal menjadi sepele. Untuk penguatan sinyal
dan atenuasi, semua sampel harus dikalikan atau dibagi dengan konstanta tetap. Bias
penghapusan melibatkan hanya menambah atau mengurangi konstanta tetap dari setiap
sampel sinyal. Linearisasi sinyal membutuhkan pengetahuan apriori tentang jenis non-
linearitas terlibat, dalam bentuk persamaan matematika yang mengekspresikan hubungan
antara pengukuran keluaran dari suatu instrumen dan nilai kuantitas fisik sedang diukur. Ini
dapat diperoleh baik secara teoritis melalui pengetahuan tentang hukum fisik yang mengatur
system atau secara empiris menggunakan data input-output yang diperoleh dari sistem
pengukuran dalam kondisi yang terkendali. Setelah hubungan ini terjadi telah diperoleh,
digunakan untuk menghitung nilai kuantitas fisik yang diukur sesuai dengan masing-masing
sampel diskrit dari sinyal pengukuran. Sementara jumlahnya perhitungan yang terlibat dalam
ini lebih besar daripada untuk kasus sepele amplifikasi sinyal dll. telah disebutkan, sebagian
besar beban komputasi masih relatif kecil situasi pengukuran.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. kesalahan pada sistem pengukuran atau disebut juga error dapat dibagi menjadi dua,
yaitu error yang muncul selama proses pengukuran dan error yang muncul kemudian
akibat sinyal pengukuran dipengaruhi gangguan atau noise selama pengiriman sinyal
dari titik pengukuran ke beberapa tempat lain. Error atau kesalahan adalah perbedaan
antara nilai sebenarnya dengan nilai yang terukur dari besaran-besaran seperti:
perpindahan, tekanan, suhu, dan lain-lain.
2. Sumber kesalahan pengukuran diantaranya adalah lingkungan yang kurang tepat, alat
ukur, benda yang diukur, dan si pengukur itu sendiri.
3. Untuk mengurangi kesalahan, kita harus mengambil langkah-langkah yang tepat,
antara lain adalah lokasi dan desain kabel-kabel sinyal, pentanahan, dan
perlindungan.
4. Penyaringan sinyal terdiri dari pemrosesan sinyal untuk menghilangkan pita
frekuensi tertentu didalamnya. Filter untuk melakukan masing-masing operasi ini
masing-masing dikenal sebagai filter low-pass, filter high-pass, filter band-pass dan
filter band-stop.
5. Pemrosesan sinyal dilakukan dengan menggunakan teknik analog dengan
menggunakan teknik analog dengan menggunakan berbagai rangkaian elektronik.
Namun demikian, karena perkembangan komputer digital dalam beberapa tahun
terakhir bermakna bahwa pemrosesan sinyal juga telah mulai dikerjakan secara
digital.
DAFTAR PUSTAKA
Morris, A. S. & Langari, R., 2012. Measurement and Instrumentation. London: Elsevier.
(Diakses 28 Februari 2022)

Anda mungkin juga menyukai