Anda di halaman 1dari 12

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

ERROR

DOSEN PEMBIMBING:
Fivia Eliza, M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
1. Ellin Desentiya (19063081)
2. Indah Dwi Rahayu (19063085)
3. M. Aditya Ar raffi (19063091)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan tugas ini tepat waktu.Tugas ini kami buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah

Alat Ukur dan Pengukuran dengan judul “ERROR”, selain itu tugas ini juga bertujuan supaya

pembaca dapat mengetahui dan memahami secara jelas mengenai semua tentang error dalam

pengukuran. Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini tidak mungkin dapat terselesaikan

dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak. Ucapan terimakasih

kepada kepada Ibuk Fivia Eliza,M.Pd Selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Alat Ukur dan

Pengukuran dan Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Demikian

tugas ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada

umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas

ini.

Padang, 19 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya


terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas
dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan,
namun dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk mengukur
tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur
merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah disepakati secara
internasional. Namun hal ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak
seperti kecerdasan, kematangan, kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya
sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan keterampilan dan keahlian
tertentu.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Agar dapat memahami pengertian dari kesalahan pengukuran.
b. Untuk mengetahui macam-macam kesalahan yang terjadi pada saat melakukan
pengukuran.

C. MANFAAT
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat melakukan pengukuran dan bagaimana kita dapat
mengatasi kesalahan yang terjadi tersebut, kita juga dapat mengetahui macam-
macam kesalahan yang sering terjadi.
D. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah “kesalahan
pengukuran” ini adalah :
a.Apa pengertian dari kesalahan pengukuran ?
b.Apa-apa saja Kesalahan dalam pengukuran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Secara konsep pengukuran, baik karena keterbatasan alat ukur maupun karena
kondisi lingkungan maka dipercaya bahwa setiap pengukuran akan selalu
menghasilkan hasil ukur yang tidak semestinya (sebenarnya). Dalam hal ini
diasumsikan hasil benar tersebut tidak diketahui. Simpangan atau selisih (difference)
antara hasil ukur (hasil pengamatan) dan hasil yang sebenarnya dinyatakan sebagai
ralat (error).
Oleh karena sebuah rentang nilai pengukuran sekaligus menyatakan ketidakpastian
hasil ukur maka pengertian kesalahan atau error sering tidak dibedakan dengan
pengertian ketidakpastian untuk menunjukkan deviasi pengukuran terhadap nilai
benar. Saat melakukan pengukuran besaran listrik tidak ada yang menghasilkan
ketelitian dengan sempurna. Perlu diketahui ketelitian yang sebenarnya dan sebab
terjadinya kesalahan pengukuran.
B. JENIS-JENIS

1. Kesalahan Umum (Gross-error)


Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia. Diantaranya
adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penaksiran. Kesalahan ukur juga dapat
terjadi karena keteledoran atau kebiasaan- kebiasaan yang buruk, seperti
pembacaan yang tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari pembacaannya.
Agar mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan pembacaan lebih dari
satu kali.Bisa dilakukan tiga kali, kemudian dirata-rata. Jika mungkin dengan
pengamat yang berbeda. Kesalahan ukur juga dapat disebabkan penggunaan
voltmeter yang tidak tepat sehingga menimbulkan efek pembebanan terhadap
rangkaian yang menimbulkan kesalahan ukur yang signifikan. Kesalahan ini tidak
dapat dihindari, tetapi harus dicegah dan perlu perbaikkan.

2. Kesalahan Sistematis (Systematic-error)

Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen


sendiri. Seperti kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh
lingkungan terhadap peralatan atau pemakai. Kesalahan ini merupakan
kesalahan yang tidak dapat dihindari dari instrumen, karena struktur
mekanisnya. Contoh: gesekan beberapa komponen yang bergerak terhadap
bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat.

Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:


1.Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2.Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya
penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3.Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan
pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.

Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang


digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau
kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
a.Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat
pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan
pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai
sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat
menggunakan alat yang telah terstandarisasi.

b.Kesalahan Titik Nol


Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan
tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang
tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat
mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari skala
nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan koreksi
pada penulisan hasil pengukuran.

c.Kesalahan Komponen Alat


Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur.
Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan
aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini
menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka nol yang
membuat skala berikutnya bergeser.
d.Kesalahan Paralaks

Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan
garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dengan cara : (1) memilih


instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu; (2) menggunakan faktor-faktor koreksi
setelah mengetahui banyaknya kesalahan; (3) mengkalibrasi instrumen tersebut terhadap
instrumen standar. Pada kesalahan-kesalahan yang disebabkan lingkungan, seperti : efek
perubahan temperatur, kelembaban, tahanan udara luar,medan-medan maknetik, dan
sebagainya dapat dihindari dengan membuat pengkondisian udara (AC), penyegelan
komponen-komponen instrumen tertentu dengan rapat, pemakaian pelindung maknetik.
3. Kesalahan Acak (Random-error)
Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors) diakibatkan oleh penyebab
yang tidak dapat langsung diketahui. Antara lain sebab perubahan-perubahan
parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak. Pada pengukuran yang
sudah direncanakan kesalahan – kesalahan ini biasanya hanya kecil. Tetapi untuk
pekerjaan – pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi akan berpengaruh.

a.Gerak Brown Molekul Udara


Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak
teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan
menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer
terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.

b.Fluktuasi Tegangan Listrik


Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu
mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan
data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.

c.Landasan yang Bergetar


Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang
berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf butuh
tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika landasannya bergetar, maka akan
berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.

d.Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari
komponen alat bersuhu.
e.Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat
mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak
boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam
SPBU atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada
telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur
pada SPBU atau pesawat.
BAB III
PENUTUP

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya


terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas
dan disepakati.

Secara konsep pengukuran, baik karena keterbatasan alat ukur maupun


karena kondisi lingkungan maka dipercaya bahwa setiap pengukuran akan selalu
menghasilkan hasil ukur yang tidak semestinya (sebenarnya). Dalam hal ini
diasumsikan hasil benar tersebut tidak diketahui. Simpangan atau selisih
(difference) antara hasil ukur (hasil pengamatan) dan hasil yang sebenarnya
dinyatakan sebagai ralat (error).
Kesalahan – kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga
jenis, yaitu: (1) kesalahan umum (gross-error), (2) kesalahan sistematis
(systematic-error), dan (3) kesalahan acak (random-error).
Gross-error disebabkan oleh kesalahan manusia. Diantaranya adalah
kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian
instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan penaksiran. Systematic-error
disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri. Seperti
kerusakan atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap
peralatan atau pemakai. Random-error diakibatkan oleh penyebab yang tidak dapat
langsung diketahui. Antara lain sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem
pengukuran terjadi secara acak.
Untuk membuat suatu hasil pengukuran dapat diterima oleh semua pihak,
maka perkiraan error yang terkandung dalam hasil pengukuran tersebut harus
disampaikan, baik menyangkut besarnya error tersebut maupun tingkat
signifikannya.  Secara umum pernyataan hasil pengukuran yang baik akan
berbentuk sbb:  : y ± C(y) 95, n (95% confidence level, n measurement). Dengan y 
adalah perkiraan nilai benar dari pengukuran, yang juga merupakan nilai rata-rata
dari beberapa kali pengukuran setelah dikoreksi terhadap systematic error,  dan
C(y) adalah error.  Pernyataan diatas mengandung pengertian, nilai benar y
tersebut 95% kemungkinan berada pada rentang  y  –  C(y)   dan  y + C(y) .
DAFTAR PUSTAKA

 http://hendseptaj.blogspot.com/2015/11/teori-kesalahan-pada-
pengukuran.html
 https://asro.wordpress.com/2009/11/20/error-dalam-pengukuran/
 http://walpaperhd99.blogspot.com/2019/02/pengertian-pengukuran-
kesalahan-ketidakpastian-pengukuran.html
 https://www.tneutron.net/elektro/kesalahan-ukur-dalam-pengukuran/

Anda mungkin juga menyukai