Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ALAT UKUR GALVANOMETER

KELOMPOK 5

NAMA :

1. FADHIL BAIHAQI MASRIL(19063049)

2. JOLA DIVA HUMAIRA (19063053)

3. MUHAMMAD RIJAL ULHAQ(19063059)

4. RAIHAN ABDUL FATTAH(19063097)

TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penysunan makalah
ini. Penyusun berusaha menampilkan makalah ini dalam bentuk yang
selengkap mungkin dan mudah untuk dicerna. Makalah ini disusun guna
menyelesaikan tugas mata kuliah “Alat Ukur dan Pengukuran”.

Penyusun menyadari, dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki,


makalah ini masih memiliki kekurangan-kekurangan. Namun, penyusun yakin
setidaknya dapat membantu pembaca dalam memperoleh informasi dan
penjelasan tentang materi pengukuran tegangan listrik.

Oleh karena itu, penyusun harapkan kritik dan saran dari pembaca
agar makalah ini menjadi lebih baik dan terperinci. Akhir kata, penyusun
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1Definisi Galvanometer.............................................................................................6

2.2Jenis Galvanometer………………………............................................................ 10

2.3 Prinsip Kerja dan Sensitivitas............................................................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 19

3.2 Saran......................................................................................................................18

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada alat kumparan putar jenis magnet permanen ,jarum penunjuk meter akan
berhenti apabila torsi penyimpang dan torsi kontrol sama besarnya, sehingga torsi
penympang sebanding dengan arus yang mengalir.Karena alat ukur kumparan
putar jenis magnet permanent bekerja berdasarkan gaya Lorentz maka torsi
penyimpang yang terjadi apabila arus yang melewati kumparan menimbulkan
gaya dikedua sisinya .Hal ini sebanding apabila arus yang malalui kumparan 1
ampere maka magnitude gaya akan ditimbulkan pada tiap sisi kumparan.

Apabila kumparan dipasang pegas-pegas pengatur ,maka torsi


elektromagnetik akan membangkitkan torsi mekanik pegas yang arahnya
berlawanan sehingga kumparan tersebut dapat berputar. Pada saat terjadi
kesetimbangan torsi ,kumparan defleksi dengan sudut tertentu .bresarnya sudut
defleksi ditunjukan oleh jarum penunjuk sehingga dapat ditera antara arus listrik
dan sudut defleksinya.

Dan aplikasinya terdapat pada galvanometer arus searah, fluks meter


galvanometer balistik dll. Dalam penulisan makalah ini penulis akan memaparkan
tentang galvanometer jenis balistik dan suspensi serta menjelaskan beberapa
aspek penting yang terdapat pada galvanometer.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu galvanometer


2. Apa saja jenis galvanometer
3. Bagaimana prinsip kerja dan sensitivitas galvanometer

1.3 Tujuan

4
1. Mengetahui apa itu galvanometer
2. Mengetahui jenis galvanometer
3. Mengetahui prinsip kerja dan sensitivitas galvanometer

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Galvanometer


 Pengertian galvanometer

Galvanometer adalah alat pengukur kuat arus yang sangat lemah. Cara


kerjanya sama dengan Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter. Ketiga alat itu
cara kerjanya sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka
kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha
karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat
arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif
besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung .
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial
listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal
(pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut
hambatan shunt)
Galvanometer adalah alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi. Oleh karena
itu, galvanometer dipakai pada pengukursn dengan tegangan yang sangat kecil.
Bila akan terdapat suatu tegangan antara dua titik pada satu jaringan listrik, maka
arus akan mengalir dalam alat pengukur (galvanometer) yang dihubungkan antara
kedua titik tersebut, dan akan menyebabkan dibangkitkanya suatu moment
penggerak. Cara inilah yang dipergunakan dalam jembatan wheatstone.
Dalam dunia kelistrikan, Galvanometer sejenis dengan ammeter /
amperemeter dan merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan
mengukur arus yang melalui suatu cabang. Kebanyakan galvanometer
menggunakan prinsip momen yang  berlaku pada kumparan di dalam medan

6
magnet. Galvanometer akan menghasilkan perputaran jarum penunjuk sebagai
hasil dari arus listrik yang mengalir melalui lilitannya.
Pada mulanya bentuk galvanometer seperti alat yang dipakai Oersted yaitu
jarum kompas yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur.
Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus
di dalam kawat. Akibat adanya arus listrik yang mengalir melalui kawat akan
tercipta medan magnet sehingga arah jarum magnet di dekat kawat akan bergeser
arah jarum magnetnya.
Kepekaan galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu dililitkan
menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan
instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat
kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada saat ini.

 Sifat Dinamik Galvanometer.

Jika arus bolak balik dialirkan ke sebuah galvanometer pencatat, maka


pencatatan yang dihasilkan oleh gerakan kumparan putar meliputi karakteristik
respons dari elemen yang berputar itu sendiri, dengan demikian adalah penting
untuk mempertimbangkan sifat dinamiknya.

Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-


shoot. Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input

7
secara tiba-tiba, sehingga kumparan berayun kembali dari posisi defleksi menuju
posisi nol. Sebagai akibat dari kelembaman ( inersia ) dari sistem yang berputar,
jarum berayun melewati titik nol dalam arah berlawanan dan berosilasi kekiri dan
kekanan, dan secara perlahan-lahan osilasi ini akan mengecil sebagai akibat dari
redaman elemen berputar dan akhirnya jarum berhenti pada posisi nol.

Gerakan sebuah kumparan didalam medan maknet, diketahui dari tiga kuantitas,
yaitu :

1. Momen inersia kumparan putar terhadap sumbunya ( J ).

2. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan ( S ).

3. Konstanta redaman ( D ).

Penyelesaian persamaan diferensial yang menghubungkan ketiga faktor


diatas, menghasilkan tiga kemungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat
dinamik kumparan dan sudut defleksinya ( θ ).

Idealnya, respons galvanometer adalah sedemikian rupa, sehingga jarum jam


bergerak ke posisi akhir tanpa lonjakan, berarti gerakan tersebut harus pada
keadaan redaman kritis, akan tetapi dalam praktek, pada umumnya galvano-
meter sedikit kurang teredam, sehingga jarum sedikit melonjak sebelum berhenti,
dan lebih lambat dari redaman kritis.

 Mekanisme Redaman.

Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme, yaitu :

1. Redaman mekanis, disebabkan :

a. perputaran kumparan di udara sekelilingnya dan tidak bergantung pada arus


listrik di kumparan.

b. gesekan di bantalan-bantalannya karena gerakan.

8
c. pembengkokan pegas-pegas gantungan.

2. Redaman elektromaknetik, disebabkan : efek induksi di dalam kumparan, yang


berputar di dalam medan maknet.

Cara-cara peredaman antara lain:

Alat-alat ukur PMMC dibuat agar menghasilkan redaman viskos yang


minimum dan derejat redaman diperbesar.

Beberapa instrumen menggunakan prinsip elektromaknetik ( hukum Lenz ),


dimana kumparan digulung pada sebuah rangka aluminium ringan, perputaran
kumparan dalam medan maknet menghasilkan arus sirkulasi pada logam peng-
hantar, sehingga torsi penahan dibangkitkan untuk melawan gerakan kumparan.

Sebuah galvanometer dapat juga diredam dengan sebuah tahanan


dihubungkan ke kumparan, jika kumparan berputar dalam medan maknet
tegangan dibangkit-kan di kumparan yang akan mensirkulasi arus melalui
kumparan dan tahanan luar, sehingga dihasilkan torsi yang meredam gerakan
kumparan.

9
2.2 Jenis – jenis galvanometer

1) Galvanometer Balistik.

Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana


galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang khusus
untuk pemakaian selama 20 – 30 sekon dengan kepekaan tinggi.

Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat,
mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti
dalam gerakan berosilasi.

Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi
berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui
kumparan. Nilai relatif impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula
dari kumparan adalah :

Q = K θ

Dimana:

Q = muatan listrik ( coulomb )

K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )

θ = defleksi sudut kumparan ( radian )

Harga kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya


diperoleh secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi
pemakaian yang nyata.

Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :

1. metoda kapasitor.

2. metoda solenoida.

10
3. metoda induktansi bersama.

Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel


melalui ke galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ).

Jika arus primer ( I ) arahnya dibalik ( dari + I menjadi - I ), akan terjadi


penyimpangan galvanometer ( θ ) sebanding dengan konstanta-konstanta
rangkaian dan kepekaan galvanometer ( K ).

2) Galvanometer Suspensi ( Suspension Galvanometer ).

Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer


sistem gantungan, yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai
dasar pada umumnya instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara luas
saat ini. Dengan beberapa penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih
digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi
tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas.

Konstruksi sebuah galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar di bawah


ini.

11
i. Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam medan maknet yang
dihasilkan oleh sebuah maknet permanen, berdasarkan hukum gaya
elektromaknet , jika dialiri arus listrik , maka kumparan tersebut akan berputar
ii. ( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan melalui sebuah gantungan yang
terbuat dari serabut halus dan keelastisan serabut tersebut menghasilkan suatu
torsi yang akan melawan perputaran kumparan ).
iii. 2. Kumparan akan terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya mengim-
bangi torsi mekanis lawan dari gantungan. Dengan demikian defleksi
kumparan merupakan ukuran untuk arus yang dibawa kumparan tersebut.
iv. Sebuah cermin dipasang pada kumparan yang berfungsi untuk mende-
fleksikan seberkas cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya yang sudah
diperkuat bergerak. diatas skala pada suatu jarak dari instrumen dan efek
optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang dengan massa nol.

Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen


yang lebih baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen
( PMMC : permanent magnet moving coil ), dan konstruksi PMMC dan bagian-
bagiannya ditunjukkan pada gambar dibawah ini .

Prinsip kerja :           

Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik


yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi
mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.

Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut kumparan putar, dinyatakan oleh


jarum penunjuk terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.

Menurut hukum dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :

T   =  B  x  A  x  I  x  N

dimana   : 

12
T    =    torsi dalam Newton-meter ( N-m )

B   =    kerapatan fluksi didalam celah udara  (  Wb / m2 )

A   =    luas efektif kumparan ( m2 )

I     =    arus dalam kumparan putar  ( Amper, A )

N   =    jumlah lilitan kumparan    

Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter


konstan untuk sebuah instrumen, maka persamaan ( 3 - 1 ) torsi berbanding lurus
dengan arus I  (  T ~ I ).Torsi menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap,
dimana torsi diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.Perencana hanya dapat
mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan kumparan untuk mengukur arus
skala penuh.                                                    

Umumnya luas kumparan praktis 0,5 – 2,5  cm2, kerapatan fluksi untuk


instrumen modern  1500 – 5000 gauss ( 0,15 – 0,5  Wb / m2 ).

Sebagai contoh : sebuah instrumen PMMC dengan tromol 3,5 inci,


rangkuman  1 mA dan defleksi penuh 100 derejat busur, memiliki karakteristik
berikut :

A             =  1,75  cm2           B  =  2000 gauss ( 0,2  Wb / m2 )              N  =  84

T              =   2,92  x  10 – 6   N-m

Tahanan kumparan  =  88  Ω    dan disipasi daya   =  88  Μw

2.3 Prinsip Kerja dan Sensitivitas Galvanometer

 Prinsip Kerja galvanometer

Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi dalam mengukur kuat
arus listrik galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan

13
yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan dalam satu daerah medan
magnetic. Pada dasarnya kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat.

Sebuah galvanometer yang digantungkan pada kumparan, kopel magnetic


akan memutar kumparan seperti yang telah kita ketahui kumparan hanya dapat
berputar maksimal seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus terhadap
medan magnet.

Cara kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi
pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat
berubah, karena arus listrik yang mengalir didalamnya. Galvanometer pada
umumnya dipakai untuk arus searah tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi
kumparan putar.

Cara kerja galvanometer :

Berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi
berlawan arah. Yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan.
Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk selinder membentuk satu
kumparan, dan diletakkan diantara kutub-kutub sebuah magnet permanen.

Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang
terpasang diatas dan dibawah kumparan, maka sisi kumparan yang dekat dengan
kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi
berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar jarum untuk
menunjukkan pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala 
menyatakan besar arus listrik yang diukur.

14
 Sensitivitas galvanometer.

Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan


empat buah defenisi, yaitu :

1) Sensitivitas arus ( current sensitivity )


2) Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )
3) Sensitivitas mega-ohm ( megaohm sensitivity )
4) Sensitivitas balistik

1) Sensitivitas Arus, didefinisikan sebagai :

Perbandingan defleksi galvanometer terhadap arus yang menghasilkan


defleksi tersebut. Untuk galvanometer yang skalanya tidak dikalibrasi dalam
milimeter ( mm ), defleksi dapat dinyatakan dalam bagian skala. Maka sensitivitas
arus :

S1 = d/i                   

Dimana ;

S1 = Sensitivitas arus dalam mm/µA

d = Simpangan Galvanometer dalam mm

I = Arus pada Galvanometer dalam µA

15
2) Sensitivitas Tegangan, didefinisikan sebagai :

Perbandingan defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan


simpangan tersebut. Sensitivitas tegangan dinyatakan dengan notasi matematis
sebagai berikut :

Sv =  d/v

Dimana ;

             SV = Sensitivitas tegangan dalam mm/ mV

              d = Simpangan Galvanometer dalam mm

              V = Arus pada Galvanometer dalam mV

Galvanometer juga lazim dengan tahanan redaman kritis ( CDRX ) dan


kebanyakan pabrik menyatakan sensitivitas tegangan dalam mm / mV.

3) Sensitivitas Mega-ohm, didefinisikan sebagai :

Tahanan ( dalam mega-ohm ) yang dihubungkan seri dengan galvanometer ,


agar menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bilamana tegangan sebesar 1
V diberikan ke rangkaian tersebut.

Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang diparalelkan diabaikan


terhadap tahanan ( dalam mega-ohm ) yang seri dengannya, maka arus masuk
praktis sama dengan 1 / R ( μA ) dan menghasilkan defleksi satu bagian. Secara
numerik, sensitivitas mega-ohm sama dengan sensitivitas arus dan dinyatakan
sebagai berikut :

SR = S1; S1 = D/I

Dimana:

SR = Sensitivitas mega ohm dalam mm/ µA

16
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm

I = arus galvanometer dalam mikroamper ( μA ).

4) Sensitivitas Balistik 

Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep Sensitivitas Balistik (Ballistic


Sensitivity) yang biasa digunakan pada Galvanometer Balistirk. Sensitivitas
Balistik adalah perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk
Galvanometer terhadap jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang
menghasilkan simpangan tersebut. Sensitivitas Balistik dinyatakan dengan
formula berikut :

SQ = d/q

Dimana ;

                 SQ = Sensitivitas Balistik dalam mm/µC

                  d = Simpangan Galvanometer dalam mm

                  Q = Besarnya muatan Listrik dalam µC

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur


kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak
dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak
mendukung .Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik,
dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan
dirancang khusus untuk pemakaian selama 20 – 30 sekon dengan kepekaan
tinggi.

Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-


pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han
instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi
prioritas. 

Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena


dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam
magnet dapat berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya.
Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya
menggunakan konstruksi kumparan putar.

Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis


instrumen yang lebih baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet
permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil ), Prinsip kerjanya yakni
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik
yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi
mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.

18
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan
over-shoot. Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan
arus input secara tiba-tiba, sehingga kumparan berayun kembali dari posisi
defleksi menuju posisi nol. Redaman galvanometer terjadi dalam dua
mekanisme, yaitu: Redaman mekanis dan Redaman elektromaknetik. Gerakan
dasar kumparan putaran maknet permanen sering disebut dengan gerak
d’Arsonval.

Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya


digunakan tiga buah defenisi, yaitu :

1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )

2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )

3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )

4. Sensitivitas balistik

3.2 Saran

Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan


lanjutan guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah,
disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan akan
semakin mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar memberikan
manfaat dimana akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di
dalam masyarakat hendaknya.

19
Daftar Pustaka

http://indonesian.irib.id/balistic-galvanometer/html

http://www.ampl.or.id/galvanometer-suspensi/html

http://cills.wordpress.com/2008/04/20/centre-of-indonesia-physics-studies

http://groups.yahoo.com/group/alat-ukur-listrik/html

http://greenpressnetwork.blogspot.com/2008/03/galvanometer/html

Cooper, D, William. 1985. Instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran. Jakarta:


Erlangga.

Kurniawan, Rahmat.2014. MAKALAH FISIKA ATOM DAN INTI “ ENERGI


TERMONUKLIR “

Rahmad, M. 2008. Alat-alat ukur listrik. Pekanbaru: Cendekia Insani.

20

Anda mungkin juga menyukai