Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada zaman yang canggih ini sudah banyak sekali alat-alat ukur kelistrikan
semakin banyak sekali alat ukur yang sangat canggih dan modern. Dulu alat-alat
ukur listrik masih menggunakan analaog namun sekarag sudah banyak muncul
alat-alat ukur yang berbasis digital sehingga pengguna lebih mudah dalam
penggunaan dan pembacaan nilainya lebih tepat tidak seperti analog yang
terkadang masih ada kekeliruan dalam pembacaannya.
Pada zaman dulu alat-alat ukur masih sangat terbatas untuk digunakan
dalam pengukuran sebuah alat listrik. Seperti galvanometer yang hanya mampu
mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relative kecil, namun alat ukur
sekarang sudah mampu untuk mengukur kuat arus dan beda potensial yang
relative tinggi seperti multimeter, amperemeter, voltmeter, bahkan sudah ada alat
yang mampu melihat bentuk gelombang yaitu oskiloskop.
Oleh karena itu dengan penulisan makalah “galvanometer” ini mampu
menjadi sumber pengetahuan agar nanti kedepannya mampu di ciptakan lagi alat-
alat ukur listrik yang lebih canggih dan modern.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Galvanometer?
2. Bagaiman prinsip kerja dari Galvanometer?
3. Apakah galvanometer dapat dikombinasikan dengan komponen lain?
4. Bagaimana pengaplikasian galvanometer pada sebuah alat?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulis mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sejarah terbentuknya Galvanometer
2. Memahami prinsip dan cara kerja dari Galvanometer
3. Mengetahui alat-alat hasil kombinasi galvanometer dengan komponen
listrik lain
4. Mengetahui pengaplikasian galvanometer pada suatu alat

D. Manfaat
Berdasarkan materi yang penulis ambil makalah ini bermanfaat untuk:
1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai
galvanometer mulai dari sejarah hingga pengaplikasiannya
2. Mampu menjadi bahan refrensi agar kedepannya mampu menciptakan alat
ukur listrik yang inovatif.

E. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam makalah ini , penulis
menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mencari dan membaca buku-
buku dan literature serta mencari informasi di internet yang berhubungan dengan
penulisan makalah ini yaitu Galvanometer.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Galvanometer
Galvanometer adalah sebuah rancangan sederhana untuk mengukur arus yang
dilewatkan ke koil yang digantungkan diantara kutub-kutub sebuah magnet.
Medan magnetic ini menimbulkan torsi pada koil yang memutarnya beberapa
derajat. Torsi yang ditimbulkan oleh medan magnetic cenderung untuk
menempatkan koil tegak lurus dan memutar pegas Q. (Alonso, 1980: 131)
Menurut Dr. Efrizan Umar(2008:64) menyatakan bahwa Galvanometer adalah
instrument mekanik yang digunakan untuk mendeteksi adanya arus listrik
mengalir pada suatu rangkaian. Alat ini sangat sensitive dan dapat digunakan
untuk mengukur arus listrik yang sangat besar.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat
arus dan beda potensial listrik yang relative kecil. Galvanometer tidak dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial yang relative besar
Karena komponen yang tidak mendukung. Galvanometer pada umumnya dipakai
untuk petunjuk analog arus searah,dimana arus yang diukur merupakan arus kecil
seperti pengukuran fluks magnet.
(Wie, Inggrid Hardelia, 2013, “Prinsip Kerja
Galvanometer”http://inggwie.blogspot. com/2013/12/galvanometer.html diakses
tanggal 20 Maret 2019, pukul 19.00 WIB)

3
B. Fungsi Galvanometer
Digunakan untuk menentukan keberadaan, arah, dan kekuatan dari sebuah arus
listrik dalam sebuah konduktor. Galvanometer juga digunakan untuk mengukur
kuat arus dan beda potensial yang relative kecil. Dan tidak dapat mengukur kuat
arus maupun beda potensial yang relative besar, karena komponennya yang tidak
mendukung. Untuk mengukur kuat arus dan beda potensial yang relative tinggi
perlu dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, dan
pada amperemeter disebut hambatan shunt).
(Rahma,Dany, 2016, “Oskiloskop, Galvanometer, dan Multimeter,
http://fis15arama dani.blogspot.com/2016/05/osiloskop-galvanometer-dan-
multimeter.html, diakses tanggal 23 Maret 2019, pukul 13.43 WIB)

C. Jenis Galvanometer
1. Galvanometer Balistik
Untuk mengukur fluksi maknit, dimana galvanometer ini bekerja dengan
prinsip D’Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20-30 sekon
dengan kepekaan tinggi. Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu
implus arus sesaat, mengakibatkankumparan berayun ke satu sisi dan kemudian
kembali berhenti dalam gerakan berosilasi. Galvanometer balistik di hubungkan
seri dengan sebuah tahanan variable dan sebuah kumparan yang melilit maknit
permanen yang akan ditentukan fluksinya. Tahanan variable di atur untuk
menghasilkan redaman kritis bagi galvanometer.
Jika implus arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi
berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui
kumparan. Nilai relative implus arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula
dari kumparan adalah :
Q = K. 𝜃
Keterangan :
Q = muatan listrik (coulomb)
K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi)
𝜃 = defleksi sudut kumparan ( radian)

4
Harga kepekaan galvanometer (k), dipengaruhi oleh rendaman dan besarnya
diperoleh secara eksperimental melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi
pemakaian yang nyata. Untuk mengkalibrasi galvanometer digunakan beberapa
metode, yaitu:
1. Metode kapasitor
2. Metode solenoid
3. Metode induktansi bersama, sumber arus dirangkaian primer di kopel
melalui ke galvanometer melalui pengujian induktansi bersama (M).
2. Galvanometer Suspensi
Pengukuran pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer
system gatungan, yang merupakan pelopor instrument kumparan putar sebagai
dasar pada umumnya instrument penunjuk arus searahyang dipakai secara luas
saat ini. Dengan beberapa penyempurnaan, galvanometer suspense masih
digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas.
Galvanometer suspense adalah alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar
dari alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil)
bagi sebagaian besar alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini.
Konstruksi dan prinsip kerjanya adalah sebuah kumparan dari kawat halus
digantungkan di dalam sebuah megan magnet permanen. Bila kumparan dialiri
arus listrik maka kumparan putar akan berputar didalam medan magnet.
(Rahma,Dany, 2016, “Oskiloskop, Galvanometer, dan
Multimeter,http://fis15aramadani. blogspot.com/2016/05/osiloskop-galvanometer-
dan-multimeter.html,diakses tanggal 23 Maret 2019, pukul 13.43 WIB)

D. Karakteristik galvanometer
Sebuah galvanometer memiliki dua karakteristik sebagai berikut:
1. Kuat arus yang melalui kumparan kawat yang menyebabkan simpangan
(defleksi) skala penuh.
2. Hambatan kawat kumparan RG
(Min, Mas, 2016, “amperemeter dan amperemeter-pengertian, desain,
rumus, dan contoh soal”, https://www.pelajaran.id/2016/11/amperemeter-

5
dan-voltmeter-pengertian-desain-rumus-dan-contoh-soal.html , diakses
tanggal 23 maret 2019, pukul 14.20 WIB)

E. Bagian-bagian Galvanometer
Sebuah galvanometer D’arsonal mempunyai sebuah kumparan berporos
dengan penunjuk yang disambungkan ke sebuah magnet permanen yang
memberikan sebuah medan magnetic yang besarnya seragam, dan sebuah pegas
yang memberikan torka pemulih (sears dan zemansky. 2003:268).
Berdasarkan kutipan diatas, dapat ditarik kesimpulan umum sebuah
galvanometer terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1) papan sekala, berfungsi untuk membaca hasil pengukuran.
2) Jarum penunjuk, berfungsi menunjukan skala dimana kuat arus yang
terdapat dalam kumparan.
3) Pegas, berfungsi untuk menggerakan jarum kompas
4) Magnet, berfungsi sebagai pengalir arus listrik.
5) Kumparan

E. sensitivitas Galvanometer
Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas
galvanometer (Galvanometer Sensitivity), yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Sensitivitas arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara
simpangan jarum penunjuk galvanometer terhadap arus listrik yang
menghasilkan simpangan tersebut. Besarnya arus listrik biasanya dalam orde
mikroampere (µA). Sedangkan besarnya simpangan dalam orde milimeter
(mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak memiliki skala yang dikalibrasi
dalam orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter.
2. Sensitivitas Tegangan
Sensitivitas tegangan (Voltage Sensitivity), ialah perbandingan antara
simpangan jarum penunjuk galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan
simpangan tersebut.
3. Sensitivitas Mega ohm

6
Sensitivitas mega ohm (Megaohm Sensitivity), ialah besarnya resistansi
mega ohm yang terhubung seri dengan galvanometer (termasuk CDRX – Shunt-
nya) untuk menghasilkan simpangan jarum menunjuk galvanometer sebesar 1
bagian skala jika tegangannya yang disatukan sebesar 1 Volt. Karena besarnya
hambatan ekivalen dari galvanome ter yang terhubung paralel dapat diabaikan
bila dibandingkan dengan besarnya tahanan mega ohm yang terhubung seri
dengannya, maka arus yang masuk praktis sama dengan 1/R µA dan
menghasilkan simpangan satu bagian skala.
4. Sensitivitas Balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep Sensitivitas Balistik (Ballistic
Sensitivity) yang biasa digunakan pada Galvanometer Balistirk. Sensitivitas
Balistik adalah perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk
Galvanometer terhadap jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang
menghasilkan simpangan tersebut.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Galvanometer
Seperti yang sudah diketahui bahwa Galvanometer adalah alat ukur listrik yang
digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil.
Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda
potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang
tidak mendukung .
Defleksi dari kompas magnetik jarum oleh arus dalam kawat pertama kali
dijelaskan oleh Hans Oersted pada tahun 1820. Fenomena ini dipelajari baik untuk
kepentingan sendiri dan sebagai alat untuk mengukur arus listrik. Galvanometer
paling awal dilaporkan oleh Johann Schweigger di Universitas Halle pada tanggal
16 September 1820.André-Marie amper juga memberikan kontribusi untuk
pengembangannya. Desain awal meningkatkan efek dari medan magnet karena arus
dengan menggunakan beberapa ternyata kawat. Instrumen yang pada awalnya
disebut "pengali" karena fitur desain umum. Istilah "galvanometer", umum dipakai
oleh 1836, berasal dari nama keluarga listrik peneliti Italia Luigi Galvani , yang
menemukan pada 1771 bahwa arus listrik bisa membuat brengsek kaki katak.
Awalnya instrumen bergantung pada medan magnet Bumi untuk memberikan
gaya pemulih untuk jarum kompas, ini disebut "singgung" galvanometers dan harus
berorientasi sebelum digunakan. Kemudian instrumen dari jenis "astatic"
digunakan magnet yang berlawanan untuk menjadi independen dari lapangan bumi
dan akan beroperasi dalam orientasi apapun. Bentuk yang paling sensitif,
galvanometer Thompson atau cermin, diciptakan oleh William Thomson (Lord
Kelvin) dan dipatenkan oleh dia pada tahun 1858. Daripada jarum kompas, itu
digunakan magnet kecil yang melekat pada sebuah cermin ringan kecil,
ditangguhkan oleh benang, defleksi dari balok cahaya sangat diperbesar defleksi
akibat arus kecil. Atau defleksi dari magnet ditangguhkan dapat diamati secara
langsung melalui mikroskop.

8
Kemampuan untuk mengukur secara kuantitatif tegangan dan arus
diperbolehkanGeorg Ohm untuk merumuskan Hukum Ohm , yang menyatakan
bahwa tegangan melintasi konduktor berbanding lurus dengan arus melalui itu.
Bentuk bergerak-magnet galvanometer awal memiliki kelemahan bahwa itu
dipengaruhi oleh massa zat besi magnet atau dekat, dan lendutan yang tidak linear
proporsional terhadap arus. Pada tahun 1882 Jacques Arsene d'Arsonval dan Marcel
Deprez mengembangkan bentuk dengan magnet permanen dan kumparan stasioner
bergerak kawat, ditangguhkan oleh kawat halus yang baik yang disediakan
sambungan listrik ke koil dan torsi memulihkan kembali ke posisi nol. Tabung besi
di dalam kumparan medan magnet terkonsentrasi. Sebuah cermin terpasang pada
kumparan dibelokkan sinar cahaya untuk menunjukkan posisi kumparan. Medan
magnet terkonsentrasi dan suspensi halus membuat instrumen sensitive. Instrumen
Arsonval awal bisa mendeteksi sepuluh microamperes.
Edward Weston ditingkatkan secara ekstensif desain. Dia menggantikan
suspensi halus dengan pivot, dan menyediakan torsi dan memulihkan sambungan
listrik kawat melalui pegas spiral agak seperti di jam tangan roda keseimbangan .
Ia mengembangkan metode untuk menstabilkan medan magnet dari magnet
permanen, sehingga instrumen akan memiliki akurasi yang konsisten dari waktu ke
waktu. Dia menggantikan sinar dan cermin dengan pointer pisau-tepi, yang dapat
langsung membaca, sebuah cermin di bawah pointer dan dalam bidang yang sama
seperti skala dieliminasi paralaks kesalahan dalam observasi. Untuk
mempertahankan kekuatan medan, desain Weston digunakan slot yang sangat
sempit di mana kumparan dipasang, dengan potongan besi yang minimal udara
kesenjangan dan lembut tiang, ini membuat instrumen defleksi lebih linear
sehubungan dengan arus kumparan. Akhirnya, kumparan adalah luka pada mantan
cahaya terbuat dari logam konduktif, yang bertindak sebagai peredam. Dengan
1888 Edward Weston telah dipatenkan dan membawa formulir komersial dari
instrumen ini, yang menjadi komponen standar dalam peralatan listrik. Itu dikenal
sebagai instrumen "portabel" karena sedikit dipengaruhi oleh posisi pemasangan
atau dengan transportasi dari satu tempat ke tempat. Desain ini hampir universal
digunakan dalam kumparan bergerak-meter saat ini.

9
(Rahma,Dany, 2016, “Oskiloskop, Galvanometer, dan Multimeter,http://fis15
aramadani.blogspot.com/2016/05/osiloskop-galvanometer-dan-multimeter.html,
diakses tanggal 23 Maret 2019, pukul 13.43 WIB)

B. Prinsip Kerja dan Cara Kerja Galvanometer


Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana partikel akam
menyimpang searah dengan gaya Lorenz yang ada. Arah gaya Lorentz dapat
ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Jari telunjuk sebagai arah medan magnet
(B), jari tengah sebagai kuat arus listrik (I), dan ibu jari sebagai gaya Lorenz (F).
untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan
negative arah gerak berlawanan arah arus.

Cara kerja galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi
pegas maka, kumparannya tidar berputar. Karena muatan dalam magnet dapat
berubah karna arus listrik yang mengalir. Galvanometer prinsipnya menggunakan
konstraksi kumparan putar.
Cara kerja galvanometer yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua
gaya Lorentz sama besar tapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan
yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk
silinder menbentuk suatu kumparan dan diletakkan diantara kutubk-kutub sebuah
magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui
pegas spiral yang terpasang diatas dan dibawah kumparan. Maka sisi kumparan
yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang
sama tapi berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar. Putaran

10
kumparan di tahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar
dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk
menunjuk pada skala tertentu, angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar
arus listrik yang di ukur. .
(Blogger, 2017, “Alat Ukur Galvanometer”, http://fsk16a-damanik.blogspot.com/
2017/05/alat-ukur-galvanometer.html , diakses tanggal 23 Maret 2018, pukul 14.10
WIB)

C. Alat Ukur Dari Kombinasi Galvanometer


Apabila Galvanometer di kombinasikan atau dirangkai dengan suatu
komponen lain akan menghasilkan alat ukur lain seperti di susun dengan sebuah
hambatan, seperti berikut :
1. Galvanometer dengan hambatan shunt
Galvanometer yang dirangkai dengan hambatan shunt akan menghasilkan
amperemeter,sehingga dapat mengukur kuat arus yang lebih besar. Dalam
pemasangan hambatan shunt disusun parallel dengan galvanometer, ketika arus
mengalir melalui kumparan yang dilingkupi medan magnet maka akan timbul
gaya Lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga menyimpang. Jika
arus yang melewati lebih besar maka penyimpangan jarum juga lebih besar.

11
2. Galvanometer dengan hambatan depan
Galvanometer dirangkai seri dengan hambatan depan akan menghasilkan
voltmeter, agar dapat mengukur tengang yang lebih tinggi. Hambatan depan
(multiplier) berfungsi untuk menahan arus agar tegangan yang terjadi pada
galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan
berkumpul di multiplier sehingga kemampuan mengukurnya lebih besar.

3. Ohmmeter
Untuk merancang sebuah ohmmeter sebagai pengukur besar hambatan maka
diperlukan baterai, resistor dan galvanometer, yang disusun secara seri dimana
tegangan pada baterai telah diketahui terlebih dulu. Simpangan berbanding
terbalik dengan hambatan, ketika hambatan besar maka simpangan kecil atau
sebaliknya.

D. Pengaplikasian Galvanometer
1. Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatestone adalah suatu susunan rangkaian listrik untuk
mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besaran). Ditemukan
oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh

12
Sir Charles Wheatstone tahun 1843Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk
memperoleh ketelitian dalam pengukuran suatu tahanan yang nilainya relative
kecil sekali seperti kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting.
Rangkaian ini dibentuk oleh 4 tahanan yang dihubungkan dengan sumber
tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Metode jembatan Wheatstone
adalah susunan dari komponen elektronika seperti resistor dan catu daya.

Hasil kali antara hambatan yang berhadapan sama dengan hasil kali
hambatan yang berhadapan lainnya jika beda potensial antara c dan d bernilai
nol ( R1.R3 = R2.R4). hambatan listrik suatu penghantar merupakan
karakteristik dari suatu bahan pengantar tersebut yang mana adalah
kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus listrik.
𝐿
𝑅 = 𝜌𝐴

Keterangan : R = hambatan listrik suatu penghantar (Ω)


𝜌 = resitivitas atau hambatan jenis (Ω.m)
L = panjang penghantar (m)
A = luas penghantar (m2)
(Anjaswati, Tri Irma, 2013,”Rangkaian Jembatan Wheatstone”,
http://irmatrianjaswati-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-86000-elektronika%20
analog%20dan%20Digital-rangkaian%20jembatan%20wheatstone.html , diakses
tanggal 23 Maret 2019, pukul 15.12 WIB)

13
2. Alat Pendeteksi Kebohongan
Alat pendeteksi kebohongan adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kebohongan melaui tingkat emasi seorang. Kebohongan dapat terdeteksi melalui
tingkat emosinya yang terlihat melalui pengukuran pada laju pernafasan, tekanan
darah, frekuensi denyut nadi dan respon pada kulit.
Galvanic Skin Resistance
Alat ini digunakan untuk mengukur aktivitas elektro dermal dan pada dasarnya
adalah pengukur dari keringat di ujung jari anda ( dipasang 2 sensor di ujung jari
anda). Ujung jari adalah salah satu daerah yang paling berpori pada tubuh dan
indikasinya adalah jika kita berkeringat maka kita sedang dalam tekanan dan
alami muncul di saat bohong. Sebuah fingerplates disebut galvanometer akan
dipasangkan pada dua ujung jari subjek pemeriksaan. Sensor ini akan mengukur
kulit untuk menghantarkan listrik. Ketika kulit terhidrasi (dalam keadaan
keringat), kulit dapat menghantarkan listrik jauh lebih mudah dibandingkan pada
saat kulit kering dan semua data ini tercatat dalam grafik.

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran materi di atas dapat disimpulkan bahwa galvanometer
adalah sebuah alat ukur listrik untuk mengukur kuat arus listrik dan beda potensial
yang relative rendah, namun untuk untuk mengukur kuat arus dan beda potensial
yang relative tinggi dibutuhkan komponen lain yang di rangkai dengan
galvanometer.

B. Saran
Kepada masyarakat umum untuk mnambahkan pengetahuan dan ilmu yang
dipunya apabila ada kesalahan dari makalah ini agar tidak menjadi kesalahpahaman
dalam penulisan makalah ini. Selain itu untuk generasi muda diharapkan untuk
mampu menciptakan suatu teknologi yang baru dan canggih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Riantori, Joko, 2012, “Galvanometer”, http://djoko-riantori.blogspot.com/2012/05/


galvano-meter.html, diakses tanggal 23 Maret 2019 pukul 16.00 WIB.
Oktaviana, Dwi, 2014, “Alat Pendeteksi Kebohongan”,http://dwi-oktaviana.blog
spot.com/2014/09/alat-pendeteksi-kebohongan-lie-detector_23.html,diakses
tanggal 23 Maret 2019 pukul 15.45 WIB.
Suryani, Ai, “MAKALAH ALAT-ALAT UKUR LISTRIK, MULTIMETER,
OSILOSKOP DAN GALVANOMETER”, http://fis15jaisuryani.blogspot.com
/2016/05/makalah-alat-alat-ukur.html , diakses 20 Maret 2019, pukul 19.15
WIB.
Wie, Inggrid Hardelia, 2013, “Prinsip Kerja Galvanometer”http://inggwie.blog
spot.com/2013/12/galvanometer.html diakses tanggal 20 Maret 2019, pukul
19.00 WIB.
Rahma,Dany, 2016, “Oskiloskop, Galvanometer, dan Multimeter,http://fis15arama
dani.blogspot.com/2016/05/osiloskop-galvanometer-dan-multimeter.html,
diakses tanggal 23 Maret 2019, pukul 13.43 WIB.
Min, Mas, 2016, “amperemeter dan amperemeter-pengertian, desain, rumus, dan
contoh soal”, https://www.pelajaran.id/2016/11/amperemeter-dan-voltmeter-
pengertian-desain-rumus-dan-contoh-soal.html , diakses tanggal 23 maret
2019, pukul 14.20 WIB)
Blogger, 2017, “Alat Ukur Galvanometer”, http://fsk16a-damanik.blogspot.com
/2017/05/alat-ukur-galvanometer.html , diakses tanggal 23 Maret 2018, pukul
14.10 WIB
Anjaswati, Tri Irma, 2013,”Rangkaian Jembatan Wheatstone”,
http://irmatrianjaswati-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-86000-elektronika
%20analog%20dan%20Digital-rangkaian%20jembatan%20wheatstone.html ,
diakses tanggal 23 Maret 2019, pukul 15.12 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai