Anda di halaman 1dari 11

PENILAIAN STATUS GIZI

Interpretasi Hasil Pengukuran

Dosen Pembimbing :
DR.Ir I Komang Agusjaya M,M.Kes

Oleh :

Ni Made Rai Pradnya Andari P07131217054

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan atas segala rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Dalam makalah ini
membahas tentang interpretasi hasil pengukuran.
          Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat tersekesaikan dengan
maksimal.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Denpasar, 5 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
1.4 Manfaat.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Presisi dan Akurasi........................................................................
2.2 Kesalahan dalam pengukuran....................................................................
2.3 Peniliaian Presisi dan Akurasi……………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penilaian status gizi sejak awal merupakan sebuah usaha untuk mengidentifikasi masalah
gizi, khususnya kekurangan gizi pada populasi atau orang-orang yang hidup di Negara
berpenghasilan rendah, dengan penekanan pada kelompok yang rentan seperti Bayi, ibu
hamil, lansia. Saat ini, metode penilaian status gizi sudah sangat jauh berkembang, tidak
hanya untuk kelompok yang rawan dan Negara berpenghasilan rendah saja yang
menggunakan metode ini tetapi juga Negara-negara berkembang dan maju diseluruh dunia.
Penilaian didefinisikan sebagai sebuah proses pengumpulan, analisis dan interpretasi
informasi. Sedangkan, status gizi didefinisikan sebagai status kesehatan seseorang atau
sekelompok orang sebagai hasil dari asupan makanan dan utilisasi zat gizi oleh tubuh yang
dapat berubah selama periode kehidupannya.Oleh karena itu penilaian status gizi dapat
didefinisikan sebagai interpretasi informasi yang diperoleh dari penilaian asupan makanan,
biokimia, antropometri dan studi klinik.
Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi mempunyai
kelebihan dan kelemahan tiap-tiap metode,maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit
digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan hasil yang
kurang komprehensif tentang suatu keadaan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan presisi dan akurasi ?
2. Apa saja kesalahan yang terjadi dalam pengukuran ?
3. Bagaimana cara penilaian presisi dan akurasi ?
1.3.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang interpretasi
hasil pengukuran yang telah dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.
1.4.Manfaat
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami interpretasi hasil pengukuran seperti presisi
dan akurasi serta kesalahan yang dapat terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Presisi dan Akurasi
Presisi adalah menunjukkan seberapa besar kedekatan nilai prediksi/model satu sama lain.
Akurasi adalah menunjukkan kedekatan antara nilai prediksi/model dengan nilai aktual(real)

Akurasi mengacu pada kedekatan nilai yang diukur dengan nilai standar atau yang dikenal.
Misalnya, jika di laboratorium Anda mendapatkan pengukuran berat 3,2 kg untuk zat tertentu,
tetapi berat aktual atau dikenal adalah 10 kg, maka pengukuran tidak akurat. Dalam hal ini,
pengukuran ini tidak dekat dengan nilai yang dikenal. Presisi mengacu pada kedekatan dua atau
lebih pengukuran satu sama lain.

2.2. Kesalahan dalam pengukuran


Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara tidak
langsung. Pengukuran secara langsung adalah ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur secara
langsung menyatakan nilai besaran yang diukur, tanpa perlu dilakukan penambahan, mengambil
rata-ratanya, atau pun menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.Pengukuran
secara tidak langsung memerlukan perhitungan-perhitungan tambahan. Contoh pengukuran
langsung adalah menimbang massa sebuah benda dengan neraca, sedangkan contoh pengukuran
tidak langsung adalah mengukur luas sebuah persegi panjang. Ketika menimbang, kita langsung
membaca berapa massa benda yang ditimbang dalam skala timbangan. Ketika mengukur luas
sebuah persegi panjang, kita mengukur panjang dua buah sisi persegi panjang tersebut, untuk
selanjutnya menghitung luas persegi panjang dengan rumus sisi dikali sisi.

Pada dasamya, dalam suatu pengukuran terdapat dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan sistematis
dan kesalahan random (acak).
a. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik dalam pengukuran adalah kesalahan-kesalahan yang secara umum
berkaitan dengan kesalahan pengaturan alat, kalibrasi alat ukur, atau pengaruh lingkungan
tempat di mana pengukuran dilakukan. Contoh kesalahan sistematik adalah ketika meteran
plastik yang digunakan tukang bangunan untuk mengukur jarak antara dua titik memanjang
karena panas, diameter ban mobil bukan diameter sebenamya yang akan menghasilkan bacaan
jarak tempuh pada odometer mobil, dan lain sebagainya. Karena kesalahan sistematik bisa
dilacak sumbemya, maka kesalahan sistematik bias dikoreksi atau dikurangi.
Cara untuk mengurangi kesalahan sistematik adalah dengan mendesain pengukuran secara
teliti, termasuk misalnya mengisolasi lingkungan di mana percobaan atau pengukuran
dilakukan.Tentu saja, kemungkinan terjadinya kesalahan sistematik tetap ada, walaupun
percobaan telah dirancang dengan sangat teliti. Cara lain untuk mengurangi kesalahan sistematis
adalah dengan melakukan kalibrasi pada alat ukur. Kalibrasi berarti bahwa kita menggunakan
alat ukur yang kita miliki untuk mengukur beberapa nilai besaran yang sudah diketahui,
kemudian membandingkan hasilnya.
b. Kesalahan Random (acak)
Kesalahan random tidak dapat dihindari.Kesalahan random dinyatakan dal tanda plus atau
minus.Besar kesalahan random tidak diketahui, tetapi dapat diperkirakan.Kesalahan random
disebabkan oleh ketidaksempumaan manusia dan alat, seperti halnya ketidakpastian dalam
menentukan pengaruh lingkungan terhadap pengukuran.
Kesalahan personal merupakan kesalahan random.Manusia tidak dapat mengukur dengan
sangat tepat. Selalu ada ketidaksempumaan dalam melaku- kan pengukuran, misalnya kesalahan
paralaks, kesalahan dalam menentukan letak suatu titik, dan lain sebagainya. Kesalahan random
adalah kesalahan yang terjadi ketika kita berusaha melakukan “pengukuran dengan tepat”, tetapi
selalu terjadi sedikit salah dalam menentukan apa yang dianggap tepat tersebut karena
ketidaksempumaan alat dan manusia sendiri.
c. Perhitungan Yang Melibatkan Kesalahan Hasil Pengukuran
Secara umum, perhitungan angka-angka hasil pengukuran menambah besamya kesalahan
atau ketidakpastian.Misalnya :
(12 ± 2) + (15 ± 3)
menghasilkan penjumlahan terkecil 10 + 12 = 22 dan penjumlahan terbesar 14 + 18 = 32
sehingga hasilnya kita tulis sebagai 27 ± 5. Terlihat bahwa penjumlahan tersebut memperbesar
kesalahan hasil pengukuran.
Perhitungan yang melibatkan kesalahan hasil pengukuran semacam ini akan memakan cukup
banyak waktu. Oleh karena itu, para ilmuwan menyepakati perhitungan angka-angka hasil
pengukuran yang melibatkan kesalahan sebagai berikut.
1. Ketika angka-angka dijumlahkan atau dikurangkan, maka kesalahan mutlaknya (atau
kesalahan absolut) dijumlahkan. Misalnya, (15 ± 4) + (19 ± 5) = (34 ±9).
2. Ketika angka-angka dikalikan atau dibagi, maka persen kesalahannya dijumlahkan.
Misalnya, (20 ± 1) x (100 ± 10) = (20 ± 5%) x (100 ± 10%) = (20 x 100) ± (5% + 10%) =
2000 ± 15% = 2000 ± 300.
Sumber Kesalahan dalam Pengukuran

Ada banyak penyebab kenapa kita bisa salah dalam melakukan kegiatan pengukuran.Beberapa
sumber-sumber kesalahannya pun bermacam-macam. Berikut 4 sumber kesalahan pengukuran
yang sering terjadi:
1. Kesalahan alat ukur : ketidaksempurnaan alat ukur merupakan salah satu hal yang
menyebabkan kegiatan pengukuran menjadi kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi,
faktor usia alat dan lain sebagainya menjadi faktor utama kenapa kesalahan alat ukur bisa
terjadi. 
2. Kesalahan Manusia :kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh manusia adalah hal
yang sangat sering terjadi. Penyebabnya bisa karena kurang konsentrasi, salah
penggunaan atau ketidakmampuan menggunakan alat. Kesalahan paralaks adalah yang
paling umum. Kesalahan ini disebabkan karena seseorang yang sedang melakukan
percobaan salah posisi saat melihat objek. 
3. Kesalahan alami :kesalahan ini terjadi karena faktor alam yang kondisinya tidak
menentu. Bisa karena perbuhahan suhu, cuaca dan faktor alam lainnya. Untuk beberpa
kasus percobaan, ini akan sangat berefek terhadap hasil pengukuran.
4. Kesalahan hitung :kesalahan hitung terjadi karena kesalahan dalam proses analisis. Di
dalamnya bisa berupa salah dalam penulisan angka penting, pembulatan atau
perhitungan-perhitungan dasar. 
2.3. Penilaian Presisi dan Akurasi

 Akurasi (Ketepatan)

Nilai akurasi menunjukan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya yang telah ditentukan oleh
metode standar.

Salah satu cara penilaian Akurasi yaitu dengan studi "Recovery" yaitu dengan melakukan
pemeriksaan bahan sampel yang telah ditambah analit murni, kemudian hasil dihitung terhadap
hasil yang diharapkan:

Akurasi metode yang lebih baik adalah yang memberikan nilai R yang mendekati 100%.

Kesalahanyang berubungan dengan Akurasi yaitu Kesalahan Sistematik.

Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh standar, kalibrasi, atau instrument yang tidak baik.

 Presisi

Nilai presisi menunjukan seberapa dekat suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan berulang dengan
sampel yang sama. Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai koefesien variasi (%KV atau % CV)

SD = Standar deviasi

Xbar=Rata-rata hasil pemeriksaan

Semakin kecil nilai KV(%) semakin teliti sistem/metode tersebut dan sebaliknya. Kesalahan
yang berhungan dengan nilai presisi adalah kesalahan Acak (Random error). Kesalahan acak
mungkin disebabkan ketidak stabilan, misalnya pada penagas, reagen, pipet, dll.
Suatu metode yang baik adalah yang memiliki presisi dan akurasi yang baik.

Gambaran Akurasi dan Presisi


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Akurasi (ketepatan) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan
angka atau data yang sebenarnya (true value / correct result).Presisi (ketelitian) adalah
kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang sama yang dilakukan secara
berulang. Pada dasamya, dalam suatu pengukuran terdapat dua jenis kesalahan, yaitu
kesalahan sistematis dan kesalahan random (acak).Ada banyak penyebab terjadinyan
kesalahan dalam melakukan kegiatan pengukuran. Beberapa sumber-sumber kesalahan
pengukuran yang sering antara lain : kesalahan alat ukur, kesalahan manusia, kesalahan
alami, dan kesalahan hitung. Nilai akurasi menunjukan kedekatan hasil terhadap nilai
sebenarnya yang telah ditentukan oleh metode standar. Nilai presisi menunjukan seberapa
dekat suatu hasil pemeriksaan bila dilakukan berulang dengan sampel yang sama.

3.2. Saran
Demikianlah makalah yang berjudul “AKURASI DAN PRESISI“ ini saya buat
berdasarkan sumber-sumber yang ada. Dengan membaca makalah ini semoga menambah
pengetahuan mengenai kesalahan dalam pengukuram serta penilai akurasi dan
presisi.Saya juga menyadari, masih ada banyak kekurangan didalam penulisan makalah
ini.Sehingga perlulah bagi saya, dari para pembaca untuk memberikan kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
YULI, RAHMA. 2011. “akurasi dan presisi” http://analiskesehatan-
indonesia.blogspot.com/2011/01/akurasi-dan-presisi.html
https://beniraharjo.wordpress.com/2011/03/20/sharing-literature-hasil-hasil-project-sckpfp/

Anda mungkin juga menyukai