Anda di halaman 1dari 17

RANGKAIAN INTEGRATOR

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Merangkai merupakan ketarampilan dasar yang wajib dimiliki oleh

fisikawan, terkhusus bagi yang mendalami bidang kelistrikan. Kegiatan

merangkai tidak sembarang dilakukan, melainkan harus mematuhi aturan

dan konsep yang sudah ditetapkan, jika tidak maka rangkaian yang hendak

dibuat tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Rangkaian yang paling

umum diperkenalkan dalam ilmu fisika yaitu terbagi atas 3 jenis yaitu

rangkaian seri, rangkaian paralel dan rangkaian seri-paralel atau rangkaian

gabungan. Namun, selain ketiga rangkaian dasar tersebut, masih banyak

terdapat rangkaian-rangkaian lain, salah satu contohnya yang paling sering

digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika adalah rangkaian

Op-Amp.

Rangkaian Op-Amp terbagi dalam beberapa jenis, salah satu

diantaranya yaitu rangkaian integrator. Rangkaian integrator yaitu rangkaian

pengintegrasi sinyal, sehingga tegangan output keluarannya merupakan

hasil integral dari tegangan input masukkannya. Pengaplikasian rangkaian

ini telah banyak dijumpai, misalnya pada jurnal Iwan Handoyo Putro
(September, 2003) yaitu pembuatan model transmisi sinyal digital

menggunakan modulasi delta. Model yang dibangun terdiri dari bagian

pemancar dan penerima. Komponen utama pada model ini adalah integrator

yang berfungsi mengubah rentetan pulsa digital menjadi sinyal tangga

dengan lebar langkah tetap untuk setiap pulsa high dan low. Berdasarkan

hasil pengujian menunjukkan model mampu melakukan proses modulasi

dan demodulasi sinyal dengan baik dan mampu memperlihatkan kondisi

slope overload.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Iwan Handoyo Putro

menunjukkan bahwa rangkaian integrator merupakan rangkaian

pengintegrasi sinyal yang baik. Inilah salah satu penyebab sehingga

rangkaian ini banyak digunakan terutama dalam melakukan suatu penelitian.

Melihat hal ini, maka pengetahuan mengenai rangkaian integrator,

komponen penyusun rangkaian integrator serta cara merangkai rangkaian

integrator sangat penting untuk diketahui. Maka dari itu, percobaan

mengenai Rangkaian Integrator perlu untuk dilakukan.


2. Tujuan

Tujuan dilakukannya percobaan Rangkaian Integrator yaitu untuk :

1. Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai integrator dan memahami

karakteristik pengoperasiannya.

2. Mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberi

masukkan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal.


B. KAJIAN TEORI

Operational Amplifier (Op-Amp) atau penguat operasional merupakan

salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi

rangkaian elektronika. Menurut pengertiannya penguat operasional (Op-Amp)

adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran,

dimana tegangan outputnya adalah proporsional terhadap perbedaan tegangan

antara kedua inputnya. Op-Amp sering digunakan sebagai penguat sinyal-

sinyal, baik yang linier maupun yang nonlinier terutama dalam sistem-sistem

pengaturan dan pengendalian, instrumentasi, dan komputasi analog. Op-Amp

yang biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated circuit- IC).

Aplikasi Op-Amp yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian

inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Op-Amp dinamakan juga

dengan penguat differensial dengan impedansi input tinggi dan output

impedansi rendah. Op-Amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang

pertama adalah penguat differensial, lalu ada tahap penguatan (gain),

selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan kemudian penguat

akhir (Palendeng, 2015).

Op-Amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian

dengan respon frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu

contohnya adalah rangkaian integrator seperti yang ditunjukkan pada Gambar

8.1. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian Op-Amp inverting,


hanya saja rangkaian umpan baliknya (feedback) bukan resistor melainkan

menggunakan kapasitor C.

Gambar 8.1 Rangkaian Integrator

Prinsipnya sama dengan menganalisa rangkaian Op-Amp inverting.

Dengan menggunakan 2 aturan Op-Amp (golden rule) maka pada titik inverting

akan didapat hubungan matematis :

Vin V Vin
I in , dimana V 0 (aturan 1) .................(8.1)
R R

V V dV
I out Cd out C out , dimana V 0 ............(8.2)
dt dt

I in I out (aturan 2) ..........................................................(8.3)

Maka, jika disubtitusikan akan diperoleh persamaan :

I in I out

Vin dV
C out , atau dengan kata lain
R dt
1
t1

Rc t0
Vout V dt
in
............................................................(8.4)

(Wawolumaja, 2013).

Suatu rangkaian yang menghasilkan output bentuk gelombang tegangan

yang merupakan jumlahan (integral) dari bentuk gelombang tegangan input

disebut dengan integrator atau penguat integrasi. Karakteristik dasar dari

integrator yaitu mengintegrasikan fungsi gelombang dari sinyal yang diberikan

padanya. Artinya, apabila sinyal masukan berupa fungsi gelombang sinus, maka

sinyal keluarannya akan berbentuk fungsi gelombang cosinus. Jika bentuk

sinyal masukan berupa fungsi gelombang kotak, maka sinyal keluarannya akan

berbentuk fungsi gelombang segitiga. Op-Amp tidak akan dipakai dengan ikal

terbuka (tanpa umpan balik). Diperlukan komponen-komponen tambahan guna

membuat Op-Amp beroperasi normal. Elemen umpan balik pada rangkaian di

atas yaitu sebuah kapasitor nonpolar yang membentuk rangkaian RC dengan

resistor input. Sinyal masukan diintegralkan dan sekaligus menyatakan luasan

di bawah kurva penguatan tegangannya, yang berdasarkan nilai resistor dan

kapasitornya (Jacobus, 2014).


C. PROSEDUR KERJA

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan percobaan Rangkaian Integrator dapat dilihat pada

Tabel 8.1 berikut.

Tabel 8.1 Alat dan Bahan Percobaan Rangkaian Integrator


No. Alat dan Bahan Kegunaan
1. Resistor Sebagai penghambat arus listrik
2. Kapasitor Untuk menyaring / menyimpan muatan
listrik
3. IC Op-Amp Sebagai penguat tegangan
4. Osiloskop Untuk menampilkan bentuk gelomabang
masukan dan gelombang keluaran
5. Pembangkit sinyal Sebagai pembangkit sinyal gelombang
6. Catu daya Sebagai sumber tegangan
7. Papan rangkaian Sebagai tempat merangkai komponen
elektronika
8. Kawat email Untuk menghantarkan arus listrik
9. Kabel penghubung Untuk menghubungkan catu daya dengan
rangkaian
10. Probe Untuk menghubungkan pembangkit
sinyal dan osiloskop dalam rangkaian.
2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja percobaan Rangkaian Integrator adalah sebagai berikut.

a) Menyiapkan alat dan bahan.

b) Menyusun rangkaian Op-Amp pada papan rangkaian seperti pada

Gambar 8.2 dibuat dengan memasang sumber DC variabel.

c) Mengatur isyarat masukan dan pembangkit sinyal (FG) untuk

menghasilkan isyarat gelombang kotak 1 Vp-p pada frekuensi 1 kHz.

Gambar. 8.2 Rangkaian Integrator

d) Berdasarkan rangkaian seperti Gambar 8. akan divariasikan keluaran

dan masukan mengikuti persamaan :

1
V0 V1 dt
Rc
e) Untuk masukkan gelombang kotak, kita mengamati dan

menggambarkan bentuk sinyal masukan (Ch-1) dan bentuk isyarat

keluaran (Ch-2) yang terlihat di osiloskop. Mengatur time/div dan

volt/div agar seluruh layar osiloskop hanya ditempati oleh satu

gelombang saja.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data pengamatan

1) Rangkaian integrator

Data pengamatan untuk rangkaian integrator dapat dilihat pada

Gambar 8.3 di bawah ini.

Gambar 8.3 Rangkaian Integrator


2) Hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberikan masukan

gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal

Gelombang kotak

Data pengamatan hasil proses integrasi pada keluaran

dengan masukan gelombang kotak dapat dilihat pada Gambar 8.4

di bawah ini.

Gambar 8.4 Hasil Proses Integrasi pada Keluaran dengan


Masukkan Gelombang Kotak
Gelombang segitiga

Data pengamatan hasil proses integrasi pada keluaran

dengan masukan gelombang segitiga dapat dilihat pada Gambar

8.5 di bawah ini.

Gambar 8.5 Hasil Proses Integrasi pada Keluaran dengan


Masukkan Gelombang Segitiga
Gelombang Sinusoidal

Data pengamatan hasil proses integrasi pada keluaran

dengan masukan gelombang sinusoidal dapat dilihat pada

Gambar 8.6 di bawah ini.

Gambar 8.6 Hasil Proses Integrasi pada Keluaran dengan


Masukkan Gelombang Sinusoidal
2. Pembahasan

Rangkaian integrator merupakan rangkaian pengintegrasi sinyal.

Rangkaian dasar dari rangkaian integrator adalah rangkaian Op-Amp

inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor. Op-

Amp merupakan suatu komponen penguat diferensial tegangan. Salah satu

jenis Op-Amp yang banyak digunakan dalam menyusun rangkaian yaitu IC.

Di dalam IC terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas beberapa

transistor, resistor atau dioda. Jika IC jenis ini ditambahkan suatu jenis

rangkaian masukan dan suatu jenis rangkaian umpan balik, maka IC ini

dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai operasi matematika seperti

menjumlah, mengurang, membagi, mengali, mengintegrasi dan sebagainya.

Oleh karena itu, IC jenis ini dinamakan penguat operasi atau operasional

amplifier yang disingkat Op-Amp.

Percobaan kali ini, akan dilakukan 2 pengamatan yaitu pengamatan

pertama merangkaian rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian integrator dan

pengamatan kedua yaitu mengamati hasil proses integrasi pada keluaran

dengan masukkan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal. Untuk

pengamatan pertama, komponen-komponen utama yang digunakan untuk

menyusun sebuah rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian integrator yaitu

jenis IC 741, kapasitor, resistor, dan kawat email. Hal penting yang perlu

diperhatikan dalam menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangakaian


integrator yaitu kaki-kaki IC tidak boleh saling terhubung pada papan

rangkaian.

Adapun, untuk karakteristik pengoperasian rangkaian integral secara

teori yaitu mengintegrasikan fungsi gelombang dari sinyal yang diberikan

padanya. Artinya, apabila sinyal masukannya berupa gelombang sinusoidal,

maka sinyal keluarannya yaitu hasil integral dari sinyal masukannya

tersebut yaitu gelombang cosinus. Apabila sinyal masukannya gelombang

kotak, maka sinyal keluaranya adalah gelombang segitiga. Serta, apabila

sinyal masukannya gelombang segitiga, maka sinyal keluaranya adalah

gelombang sinusoidal.

Pengamatan kedua, yaitu mengamati hasil proses integrasi dengan

masukan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal. Pengamatan ini akan

membuktikan karakteristik pengoperasian dari rangkaian integrator.

Adapun, rangakaian yang digunakan pada pengamatan ini, yaitu rangakaian

yang telah dirangkai sebelumnya pada pengamatan pertama. Berdasarkan

data pengamatan, diperoleh hasil untuk input gelombang kotak maka akan

menghasilkan gelombang keluaran berbentuk gelombang segitiga. Untuk

input gelombang segitiga maka akan menghasilkan gelombang keluaran

berbentuk sinusoidal. Serta, untuk input gelombang sinusoidal akan

menghasilkan gelombang keluaran cosinus. Hasil yang diperoleh ini telah

sesuai dengan teori yang telah ada, dimana sinyal output dari rangakaian

integral merupakan hasil integrasi dari sinyal masukkannya.


E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa :

a. Rangkaian integrator dapat dirangkai dengan menggunakan IC Op-Amp

resistor dan kapasitor, jadi karakteristik utama rangkaian integrator

adalah kapasitor yang menjadi umpan baliknya (feedback) sehingga

tegangan outputnya sebanding dengan integrasi tegangan input-nya.

b. Ketika inputnya berupa gelombang kotak, maka outputnya akan berupa

gelombang segitiga. Ketika inputnya berupa gelombang segitiga, maka

outputnya akan berupa gelombang sinusoidal. Ketika inputnya berupa

gelombang sinusoidal, maka outputnya akan berupa gelombang cosinus.


2. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah mengikuti percobaan Rangkaian

Integrator yaitu sebagai berikut.

a. Untuk pihak laboratorium, diharapkan agar lebih melengkapi peralatan-

perlatan yang akan digunakan dalam praktikum, sehingga praktikum

dapat berlangsung dengan maksimal.

b. Untuk asisten, diharapkan agar cara menjelaskan materi praktikum tetap

dipertahankan.

c. Untuk praktikan, diharapkan agar lebih aktif saat proses praktikum

sedang berjalan.
DAFTAR PUSTAKA

Jacobus, Liefson dan Dewi Kristina Gulo. 2014. Rancang Bangun Telslameter

dengan Metode Induksi. Vol 6 (2)

Palendeng, H. Issher. dkk. . Rancang Bangun Sistem Audio Nirkabel

Menggunakan Gelombang Radio FM.

Putro, Handoyo Iwan. 2003. Model Transmisi Digital Optik Isyarat Analog dengan

Modulasi Delta. Vol. 3 (2)

Wawolumaja, Rudy. 2013. Diktat Kuliah Elektronika Industri dan Otomasi Bab 4

Rangkaian Pengelolah Sinyal Analog. Universitas Kristen Maranatha :

Bandung

Anda mungkin juga menyukai