Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

KELISTRIKAN OTOMOTIF

SKOR NILAI:

KELISTRIKAN OTOMOTIF

NAMA : HUBERTUS JOSUA HASUDUNGAN SINAGA


NIM :5183122028
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

PROGARAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

MEI 2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena

berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam

tugas Critial Book Report ini kami mengkritik buku yang berjudul “Perbaikan sistem
kelistrikan Otomotif”, salah satu mata kuliah dasar yang sangat penting bagi seseorang
mahasiswa yang mengambil Teknik Otomotif

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang bagaimana


mengkritik suatu buku, dan menyelsaikan tugas yang diberika Dosen kepada Kelompok ini.

Saya mengucapkan Terima Kasih karena kami selalu mendapatkan bimbingan,arahan, dari
Dosen pengampu Bapak Drs. Suherman, M.Pd

terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada :

Drs.Suherman Mpd, selaku dosen mata kuliah “Kelistrikan Otomotif”. Saya sadar Tugas ini
masih jauh dari Kata sempurna, Kiranya dapat dimaklumi, Sekian dan Terima kasih.

Medan, 4 Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ........................................................................


1.2 Tujuan Penulisan CBR .....................................................................................
1.3 Manfaat CBR ..................................................................................................
1.4 Identitas Buku Yang Dikritik...........................................................................
BAB II ISI BUKU ..............................................................................................................

2.2 Ringkasan Buku Yang di Kritik ........................................................................

BAB III PENILAIAN TERHADAP BUKU ......................................................................

3.1 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU ...................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR


Critical Book Review bertujuan mengkaji sebuah buku bacaan atau buku pelajaran yang telah
selesai dibaca.
Alasan mengapa harus dilakukan critical book review adalah untuk mengetahui sejau mana kita
memahami isi buku tersebut, kemudian kita dapat membandingkan kelebihan dan kekurangan dari
buku tersebut.

B. Tujuan penulisan CBR


Alasan dibuatnya critical book review ini adalah untuk:
1. Penyelesaian tugas Mata kuliah Kelistrikan dan Elektronika Otomotif.
2. Untuk memperluas wawasan tentang Kelistrikan dan Elektronika Otomotif.
3. Mengetahui isi bacaan Buku yang dikritik.
4. Membandingkan kan Buku yang dikritik dengan teori teori yang ada maupun Buku yang
sejenis.

C. Manfaat CBR
Manfaat dari critical book review ini adalah:
1. Menambah pengetahuan Tentang Kelistrikan dan Elektronika Otomotif.
2. Meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku, kemampuan membandingkan
buku dengan buku lainnya dengan baik.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari
buku pertama dan buku kedua.

D.Identitasbuku yang dilaporkan

 Judul : PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN


OTOMOTIF
 PEMBELAJARAN
 Edisi :
 Pengarang/ (Editor, jikaada) : Ir. LB Pakpahan
Drs. Sukir
 Penerbit :
 Kota terbit :Medan
 Tahunterbit : 1999
 ISBN :
BAB II
Kelistrikan
I. Komposisi Dari Benda Benda
Suatu Benda bila kita bagi kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, dan
bila kita bagi lagi akan mendapatkan beberapa Atom. Semua atom terdiri dari inti yang dikelilingi
oleh partikel partikel tipis yang biasa disebut dengan elektron elektron. Inti terdiri dari Proton dan
Neutron dalam jumlah yang sam, Kecuali atom Hidrogen yang kekurangan Neutron.
Tipe tipe Listrik dan Sifatnya
Ada dua tipe Listrik yaitu: Listrik statis dan listrik dinamis dibagi menjadi arus Searah(
DC/Direct Current) dan arus bolak balik (AC/Alternating Current)
1. Listrik Statis
Bila sebatang kaca digosok dengan kain sutra menjadi bermuatan listrik.
2. Listrik Dinamis
Listrik Dinamis adalah suatu keadaan dimana terjadinya pergerakan dan elektron elektron
bebas melalui suatu konduktor.
II.Arus Listrik
Bila kita menghubungkan battery dan lmpu dengan kabel tembaga maka lampu akan menyala.
Arus listrik mengalir dari positif ke negatif, tetapi elektron mengalir dari negatif ke positif.
Kejadian kejadianyang disebabkan oleh arus listrik
 Pembangkitan Panas,
 Aksi kimia yang terjadi pada elektrolit
 Pembangkitan Magnet

Menggunakan Dan Merawat Peralatan Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif
A. Batere starter tester
Batere stater tester berfungsi mngetes atau menguji baterai starter
B. Coil Condensor Ohm Tester
Berfungsi untuk mengukur tahanan coil dan condensor.
C. Voltage Ampere Tester
Voltage-Ampere tester berfungsi untuk mengukur beda potensial dan arus dalam suatu
rangkaian kelistrikan
Nama bagian bagiannya:
 Voltage selector switch
 Load resistance adjust knob
 Volatgee test lead clip
 Current test klip
 Push-button switch
D. Distributor Test Bench
Distributor test bench berfungsi untuk menguju kondisi distributor dalam sistem pengapian.
Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian
 AC power source switch dalam posisi OFF
 DC power source switch dalam posisi OFF
 Rotation direction switch dalam posisi OFF atau Switch berada ditengah
 Cam angle advancer and coil charging switch dalam posisi OFF atau switch berada ditengah.
 Knop for charging speed handle menunjuk ke DEC(Handle diputar ke arah kiri)
 Semua harus dalamkeadaan nrmal, sumber tenaga AC 50 V/60 HZ
Masing masing Alat pada engine Tester berfungsi:
a. Vacuum Gauge
Berfungsi untuuk mengukur kevakuman intake manifold, mendeteksi kebocoran komprsi dari
gasket kepala silinder atau gasket manifold
b. Tachometer dan Dwell Meter
Digunakan untuk mengukur putaran(rpm) mesin bensin, sendangkan dwell angle untuk
mengukur sudut menutup dari cam breaker point.
c. Timing Light
Berfungsi untuk mengukur saat pengapian(ignition timing) pada mesin bensin.
Cara Mengoperasikan Dwell-Tach-Point Tester
1. Mengukur Putaran(rpm) Engine
Langkanya:
 Hidupkan mesin
 Pasangkan dweel-tach-point
 Arahkan saklar keposisi tach
 Baca hasil pengukuran
 Stel rpm engine sesuai dengan spesifikasi

2. Mengukur Dweel Angle


Langkahnya:
 Hidupkan engine
 Pasang Dweel –tach – Pont
 Arahkan saklar ke arah Dweel
 Baca hasil pengukuran
 Stel Dwell angle sesuai spesifikasi
3. Menyetel Point
Langkahnya:
 Hidupkan Engine
 Pasangkan Dweel-Tach-Point
 Arahkan saklar ke posisi PT RES
 Bacalah hasil pengukuran

BAB II
Memperbaiki Kerusakan Pada sistem Motor Starter
A. Fungsi Motor Starter
Berfungsi sebagai alat yang mengubah tenaga listrik menjadi tenaka mekanik. Mesin tidak
dapat begitu saja langsung hidup, untuk hal tersebut dibutuhkan tenaga luar yang memutarkan poros
engkol agar mesin mulai bekerja

Komponen Komponen Utama Motor Starter Dan Fungsi Masing masing Komponen
1. Yoke Assy
 Yoke, yang berfungsi untuk menopang pole core
 Pole core berfungsi menopang field coil dan memperkuat medan magnet
 Brush positif, yang befungsi untuk menghubungkan arus dari field coil ke armature
 Field Coil berfungsi untuk membngkitkan medan magnet
2. Armature ASSY
 Armature berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik
Terdiri dari: > Armature coil
>Armature core
> Armature shaft
>Commutator
>Helical Spline
3. Brush Holder& Brush Negatif
 Brush holder berfungsi sebagai pemegang brush.
 Brush negatif berfungsi untuk meneruskan arus dari armature coil ke massa

4. Starter Cluch
Berfungsi:
 Meneruskan putaran armature ke flywheel
 Mencegah terjadinya perpindahan putaran mesin ke armature.

Starter Clucth terdiri dari:


 Outer barrel/clucthhousing
 Clutch roller
 Inner barrel/inner race
 Pinion gear
 Spring
 Spline tube
Cara Kerja: Inner race berputar lebih cepat dari outer barrel, sehingga clutch roller terdorong kebidang
yang sempit oleh spring, dan menyebabkan outer barrel(armature) memutarkan inner barrel(pinion
gear) melalui clutch roller.>(Saat Start)
Ring gear flywheel memutarkan pinion gear , sehingga inner barrel berputar lebih
cepatdari outer barrel yang menyebabkan clutch roller terdorong kebidang yang lebih besarmelawan
tegangan spring, akibatnya inner barrel tidak berhubungan dengan outer barrel untuk mencegah
perpindahan putaran mesin ke armature.

5. Magnetic Switch
Berfungsi:
 Mendorong pinion gear berhubungan dengan flywheel
 Memungkinkan arus yang besar dari battery mengalir ke motor starter(sebagai relay)
Terdiri dari:
 Pull in coil
 Hold in coil
 Contact plate
 Main terminal(terminal 30)
 Connecting terminal(terminal C)
 Plunger
 Return Spring
 Stud Bold
Karakteristik Motor Starter
 Makin besar arus yang digunakan oleh motor starter, makin besar momen puntir yang
dibangkitkan morot.
 Makin cepat motor, makin besar gaya electromotive yang dibangkitkan armature coil dan
makin kecil arus yang mengalir.
Cara Kerja rangkaian Sistem Starter
1. Kunci kontak Start
Terjadi kemagnetan pada Pull in Coil dan Hold in coil yang menarik plunger melawan
tegangnan return spring. Saat ini motor berputar lambat agar perkaitan gigi lembut.
Motor berputar lambat karena arus listrik yang ke motor starter harus melewati pull in coil
2. Pinion Gear Berhubungan dengan Ring Gear Flywheel
Kemagnetan hanya terjadi pada hold in coil yang menahan plunger yang menghubungkan
terminal 30 dan terminal C melalui contact plate, sehingga arus yang mengalir ke motor menjadi besar
dan motor berputar dengan momen yang besar.
Pada pull in coil tidak terjadi kemagnetan karena tidak ada beda potensial..
3. Saat Kunci kontak On
Kemagnetan pada pullin voil dan hold in coil hilang karena saling meniadakan sehingga
plunger kembali keposisi semula terdorong oleh return spring. Arus yang kemotor terputus sehingga
motor berhenti berputar.
Mendiagnosa kerusakan motor tidak dapat atau sukar distarter
Gejala
 Pada waktu kunci kontak starter diputar, motor starter tidak bekerja tetapi hanya terdengar
bunyi tumbukan disekitar motor starter
. Kerusakan
 Kerusakan pada komponen dinamo starter.
Penyebab
 Gigi pinion terjepit diantara gigi-gigi pada roda gaya sehingga mengakibatkan kerusakan pada
dynamo starter.
 Tuas ungkit atau kembali rusak sehingga gigi piniom dynamo starter tidak kembali pada
posisi semula.
Perbaikan
 Lepas dynamo starter dari dudukannya, lalu lakukan pembongkaran pada komponen dan
lakukan perbaikan pada gigi pinion mungkin terjadi kerusakan pada poros gigi pinion jika
kerusakan tersebut sudah parah segera lakukan penggantian agar tiada merembet pada
komponen yang lainya.
 Lakukan pemeriksaan pada tuas pengembali apa bila tuas pengembali rusak atau aus maka
lakukan penggantian.

BAB III
MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM PENGISIAN BATERAI
Nama Nama Komponen
 Kunci kontak
 Baterai
 Altenator
 Voltage regulator
 Sistem Pengisian Berfungsi Untuk
 Mengisi Arus listrik ke Baterai
 Mensuplai arus listrik keseluruh sistem kelistrikan setelah mesin hidup.
Ada 2 tipe sistem pengisian:
 Generator yang berfungsi untuk menghsilkan arus searah> Digunakan mulai awal tahun 60-an
 Altenator yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak balik .
Alasan menggunakan altenator yang secara umum digunakan pada saat ini:
o Konstruksi lebih kecil dan tahan Lama
o Mampu menghasilkan arus output saat kecepatan idle.
Komponen komponen Altenator:
- Pulley
- Colling fan
- Drive and frame
- Stator core
- Stator coil
- Brush(sikat)
- Brush holder
- Rectier
- Rear and frame
- Rotor coil
- Rotor core
 Rotor
Berfungsi untuk membangkitkan medan magnet. Terdiri dari:
o Rotor coil
o Rotor core
o Slip ring
o Rotor shaft
 Stator
Berfungsi untuk membangkitkan arus listrik bolak balik. Terdiri dari:
o Stator coil
o Stator core
 Pulley
Berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari mesin untuk memutar rotor.Rasio pulley
altenator tehadap pulley mesin adalah 1,8-2,2 : 1
 END frame
Berfungsi untuk pemegang bagianbagian altenator. Pada END frame terdapat lubang ventilasi
untuk tempatmengalirnya udara pendingin.
 Rectifier
Berfungsi untuk, merubah arus AC menjadi DC Rectifier terdiri dari 3dioda positif, 3 dioda
negatif, dan dioda holder. Dioda holder berfungsi untuk meradiasikan panas dan mencegah
diada panas.
Prinsip Dasar: Hukum Faraday : Bila sebuah konduktor digerakkan didalam medan magnet, maka
akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut.

Hukum Tangan Kanan Fleming: Apabila sebuah penghantar bergerak keluar memotong garis gaya
magnet, maka gaya gerak listrik akan mengalir dari kanan kekiri. Arah gaya garak listrik dapat
diketahui dengan menggunakan hukum tangan kanan Fleming, dimana jari telunjuk menunjukan arah
fluksi magnet, ibu jari menunjukkan arah gerakan konduktor dan jari tengan menunjukkan arah arus
induksi.

Prinsip Kerja Altenator


Altenator membangkitkan Arus listrik dengan cara memutarkan magnet listik(rotor coil)
didalam kumparan(stator coil)

REGULATOR
Tegangan yang dihasilkanoleh Altenator bervariasi tergantung dari kecepatan Putatan dan
banyaknya Beban. Untuk itulah digunakan regulator yang berfungsi untuk menjaga tegangan output
altenator tetap konstan.

1. Touble Shooting Pada Sistem Pengisian Dan Cara Mengatasinya


Pada sistem pengisian regulator alternator type konvensional sering terjadi permasalahan atau trouble
shooting yang disebabkan kerusakan atau kurangnya perawatan komponen sistem pengisian akibat
komponen pengisian bekerja secara terus menerus ataupun usia yang sudah tua sehingga
kemagnetan pada regulator berkurang.

1. Tidak Ada Pengisian


Faktor yang dapat menyebabkan tidak adanya pengisian adalah :

1. V belt putus
Komponen V belt erat sekali hubunganya dengan kerja alternator. Karena alternator akan berputar
apabila mesin berputar, dipindahkan melalui tali kipas ke alternator. Apabila tali kipas putus,
otomotis alternator tidak akan berputar. Akibatnya tenaga listrik tidak dapat dibangkitkan oleh
altenator walaupun pada rotor cil terjadi kemagnetan yang cukup sesuai besarnya arus yang
mengalir. Karena arus dari IG tetap mengalir ke rotor coil dan terus ke masa. Disamping itu
putusnya tali kipas yang menyebabkan kerusakan atau trouble pada sistem lainya seperti sistem
pendingin mesin dan water pump tidak akan berputar tanpa adanya tali kipas ini, dengan
mengganti v belt yang baru dan defleksi belt baru 5 – 7 mm dan belt yang lama 7 – 8 dengan gaya
tarik 10 kg.

1. Voltage regulator rusak


Bagian-bagian voltage regulator yang dapat menyebabkan sistem pengisian tidak akan bekeja
adalah :

 Arus IG tidak ada


Dalam hal arus IG tidak ada, maka masukan rotor coil melalui fuse engine. contack point terus ke
rotor, juga tidak ada. Akibatnya pada rotor coil tidak akan timbul kemagnetan, sehingga alternator
tidak dapat dmenghasilkan tenaga listrik, walaupun alternator tetap berputar. Ada beberapa
penyebab yang dapat mengakibatkan arus IG tidak ada. Misalnya ignition switch joinya rusak atau
ebonitnya pecah dan fuse IG putus. Apabila tejadi seperti tidak mungkin lampu CHG akan mati
atau padam saat kunci kontak ON saat mesin mati. Untuk mengatasi masalah ini, jika ignition
switch join rusak, ganti dengan yang baru. Dan jika ebonitnya pecah atau fuse IG putus, juga harus
dilakukan dengan penggantian yang baru. Untuk pemeriksaan regulator dengan menggunakan
ohmmeter, ukur antara tahanan teminI IG dan F.

Tahanan (voltage Regulator) Bebas :0Ω

Tertarik : kira-kira 11Ω

 Resistor putus dan kontak point terbakar


Jika resistor pada regulator dan contack point terbakar akan mengakibatkan arus yang mengalir ke
rotor coil tidak ada. Karena pada putaran mesin rendah, arus seharusnya mengalir melalui contack
point dan bila putaran mesin naik, maka point akan tebuka akibat gaya kemagnetan pada kumparan
voltage regulator. Maka arus yang mengalir ke rotor coil pasti melewati resistor. Tetapi resistor
putus, akhirnya arus tidak akan mengalir, akibatnya rotor coil tidak dapat menghasilkan
kemagnetan untuk membangkitkan tenaga listrik setelah rotor berputar. Jadi jelas apabila tidak ada
arus yang mengalir ke rotor, baik yang disebabkan oleh putusnya resistor maupun karena contack
point terbakar, maka alternator tetap tidak dapat membangkitkan tenaga listrik.

1. Alternator rusak
Bagian-bagian alternator yang dapat menyebabkan sistem pengisian tidak dapat bekerja atau tidak ada
pengisian adalah :

 Rotor coil putus


Tenaga listrik akan dihasilkan apabila terjadi pemotongan garis gaya magnet oleh konduktor atau
sebaliknya. Apabila dalam hal ini rotor coil putus, akibat solderan pada slip ring leleh atau hal lain
maka arus tidak akan mengalir, sirkuit listriknya tidak tertutup yang berarti di rotor coil tidak
terjadi kemagnetan. Dengan demikian walaupun rotor berputar dan memotong stator coil, maka
jelas alternator tidak akan membangkitkan tenaga listrik. Jadi kata lain tidak ada pengisian pada
sistem pangisian. Untuk mengatasi masalah ini, ganti rotor coil dengan yang baru, atau dapat juga
mendapat sebuah lilitan yang sama ukuran dengan jumlahnya sesuai dengan yang aslinya.

 Brush habis
Panjangnya brush akan menentukan persinggungan brush dengan slip
ring. Selanjutnya persinggungan tersebut erat sekali hubungannya dengan arus yang mengalir
ke rotor coil. Besar kecilnya arus yang mengalir pada kumparan tersebut. Apabila brush tersebut
habis penekanan brush terhadap slip ring menjadi berkurang.

Jadi arus yang ke rotor coil tidak dapat mengalir sempurna, akibatnya kemagnetan di rotor tidak ada
sama sekali. Sistem pengisian tidak dapat bekerja (tidak ada pengisian). Untuk mengatasi masalah
ini, ganti brush dengan yang baru.

 Stator coil putus


Bila gulungan stator coil ada yang putus tidak akan terjadi pengisian. Hal ini akan banyak tergantung
pada beberapa banyak gulungan pada stator coil yang putus atau short. Jika dalam stator coil ada
yang putus, berarti panjang konduktor tersebut akan berkurang dari panjang sebenarnya. Dengan
demikian akan mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan alternator. Bila tegangan yang
dihasilkan alternator sama dengan baterai, maka pengisian tidak terjadi, karena tidak ada
perbedaan potensial listrik atau tegangan baterai dengan tegangan altennator.
 Diode putus, bocor atau short
Diode berfungsi untuk menyearahkan arus yang dihasilkan oleh alternator sehingga dapat
dipergunakan sesuai kebutuhan kendaraan. Apabila diode putus, maka tenaga listrik yang
dihasilkan oleh alternator tidak dapat disearahkan oleh diode yang menyebabkan GGL yang
dibangkitkan oleh masing-masing stator tidak dapat dialirkan ke sirkuit. Akibatnya sistem
pengisian tidak dapat bekerja sehingga tidak ada pengisian. Kemungkunan putus pada
sambungannya.

1. Wiring dan sirkuit


Disamping faktor-faktor sebelumnya, wiring juga dapat menyebabkan pengisian tidak bekerja,
walaupun alternator dan regulator dapat bekerja dengan baik, bagian wiring dan sirkuit yang
mengakibatkan kerusakan adalah :

 Fuse IG putus
Bila fuse IG putus, berarti arus tidak dapat mengalir ke IG regulator ke rotor coil terus ke massa.
Akibatnya rotor tidak menimbulkan kemagnetan, walaupun rotor berputar, alternator tidak dapat
membangkitkan tenaga listrik, hal ini akan menyebabkan lampu tanda pengisian akan mati saat
kunci kontak ON mesin mati dan lampu akan menyala bila mesin hidup. Jadi kalau sekering IG
putus sistem pengisian tidak akan menghasilkan listrik dengan kata lain sistem pengisian tidak
akan bekerja.

 Terminal B lepas atau putus


Lepasnya terminal B dapat menyebabkan tidak adanya pengisian dan tidak dapat mengalirnya tenaga
listrik yang dihasilkan alternator ke baterai maupun ke sistem yang membutuhkan tenaga listrik,
dan juga merusak diode (reIctifier). Karena dengan lepasnya terminal B, aliran listriknya akan
tertahan.

Tertahannya arus listrik yang relatif lama dapat mengakibatkan temperatur melampaui batas
maksimum,sehingga menyebabkan diode rusak atau terbakar.

 Socket voltage regulator lepas atau kotor


Jika socket voltage regulator yang lepas atau kotor mengakibatkan hubungan masing-masing terminal
tidak ada. Ini berarti arus IG putus, yang ke rotor coil pun tidak ada yang mengalir. Hal ini
mengakibatkan pada rotor tidak ada yang mengalir, pada rotor pun tidak dapat
mengahasilkan kemagnetan. Dengan demikian, alternator tidak dapat membangkitkan tenaga
listrik, ini dapat dilihat dari lampu tanda pangisian tidak dapat bekerja normal, yaitu lampu charge
akan padam terus, baik pada kunci kontak ON mesin mati maupun mesin hidup.

 Resistance sikuit bertambah atau naik


Jika terminal kotor dapat mempengaruhi arus yang menuju rotor coil yang tidak sempurna, karena
besarnya resistance pada sirkuit tersebut akan bertambah besar. Akibatnya arus yang ke rotor coil
akan kecil atau tidak mengalir sama sekali, sehingga output alternator tidak ada, jadi tidak akan
ada pengisian.

 Hubunghan massa kurang


Jika hubungan massa (ground) dalam sirkuit pengisian kurang baik, maka membuat aliran dari tenaga
output tidak normal, sehingga mengakibatkan semacam hambatan pada pengantar sirkuit tersebut.
Hal ini akan mempengaruhi arus yang ke rotor coil menjadi tidak sempurna.

2. Pengisian rendah (under change)


Apabila output sistem pengisian tidak mencapai spesifikasi tegangan minimum yaitu 13,8 volt, berarti
sistem pengisian tidak bekerja dengan normal. Karena spesifikasi normal setiap sistem pengisian
untuk mobil bensin adalah 13,8– 14,8 volt. Dalam hal ini pengisian ke baterai sebagai pengganti
arus yang terpakai dapat terpengaruh dalam waktu relatif singkat.

Faktor-faktor yang menyebabkan pengisian rendah adalah

 Tali Kipas
Ketegangan tali kipas dapat mempengaruhi besar kecilnya daya listrik yang dihasilkan.

Apabila tegangan tali kipas dibawah tegangan normal, disebabkan tali kipas kendor sehingga putaran
yang dihasilkan menjadi tidak konstan, walaupun tegangan di rotor coil tetap tergantung pada
output alternator E = B.I > v dalam hal ini berubah karena putaran tidak stabil adalah (v) dalam
satuan waktu menjadi rendah.

 Voltage Regulator
Kesalahan pada voltage regulator yang dapat menyebabkan pengisian rendah :

 Penyetelan armature gap terlalu rendah


Penyetelan pada armature gap terlalu rendah pada voltIage regulator dapat mempengaruhi besar
kecilnya tegangan yang masuk ke terminal F terus rotor coil. Jika setelan rapat, walaupun
kemagnetan dikumpulkan voltage pada kecepatan mesin rendah ke kecepatan menengah spring
sudah tertarik, akibatnya memutuskan point P1 dengan point Po. Dengan demikian arus ke rotor
coil tidak lagi mengalir melalui contack point tersebut, sehingga arus yang mengalir ke alternator
akan rendah pada setiap putaran yang mengakibatkan pengisian berkurang atau rendah.

 Point regulator terbakar atau kotor


Hal yang sama akan terjadi bila point P1 (low speed side), Po (point gap) dan P2 (high speed side)
kotor atau terbakar, akan mempengaruhi arus yang ke rotor coil tidak sempurna. Akibatnya
kemagnetan yang ditimbulkan oleh rotor coil juga kecil. Hubungan kekuatan kemagnetan yang
dihasilkan dengan jumlah gaya gerak listrik yang dapat dibangkitkan pada stator coil adalah sangat
erat, karena manurut rumus tersebut biasanya nilai masing-masing unsure adalah berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang dibangkitkan. Jadi kalau kemagnetan kecil output alternator akan kecil
pula.

 Alternator
Komponen pada alternator yang membangkitkan pengisian rendah adalah :

 Slip ring kotor


Apabila slip ring kotor dapat menakibatkan bertambahnya nilai tahanan ke rotor coil menjadi
berkurang. Dengan demikian walaupun rotor berputar normal tetapi output yang dihasilkan
alternator akan tetap rendah, karena kemagnetan tersebut erat hubungannya dengan besarnya arus
yang dibangkitkan.

 Rotor coil bocor


Bocornya rotor coil dapat mempengaruhi pengisian, karena pada saat arus IG mengalir ke rotor coil
sebagian ada yang ke massa akibat bocor, dengan demikian kemagnetan yang ditimbulkan jadi
kurang, sehingga kecepatan memotong dan panjang konduktor tetap konstan, tegangan outputnya
akan berkurang.
Pengertian tegangan berkurang disini tidak berarti dibawah tegangan minimum yahitu 13,8 Volt.
Walaupun terjadi pengisian tetapi sedikit atau rendah, dalam hal ini lampu charge tidak menyala.

 Rectifier rusak
Rectifier terdiri dari sejumlah diode yang berfungsi sebagai penyerah output alternator. Diode pada
rectifier ada dua macam yaitu dioda positif dan diode negatif, diode tersebut dibuat dari beberapa
bahan yang bersifat semi konduktor dan dapat rusak akibat panas yang berlebihan. Diode akan
mengalirkan arus satu arah, tetapi kalau arus dapat mengalir kedua arah maka diode tersebut
dinyatakan rusak akibatnya tegangan yang dihasilkan oleh alternator sebagian dialirkan kembali ke
ground sehingga output menjadi rendah, dengan demikian pangisian baterai menjadi rendah.

1. Sirkuit pengisian atau wiring rendah


Dalam pengisian rendah yang disebabkan oleh komponen wiring adalah :

 Socket kotor
Kemungkinan socket kotor dapat mempengaruhi sistem pengisian , karena kotoran terminal akan
menaikkan nilai tahanan pada socket, akibatnya jumlah arus yang mengalir pada sirkuit tersebut
akan berkurang sehingga kemagnetan juga berkurang.

Berkurangnya kemagnetan tersebut sangat berpengaruh terhadap output yang dibangkitkan alternator,
dengan demikian pengisian menjadi rendah.

 Hubungan massa kurang sempurna


Hubungan massa kurang sempurna dapat terjadi karena terminal battery kotor atau banyak oksidasi.
Akibatnya hubungan massa yang kurang baik itu menyebabkan nilai tahanan sirkuit bertambah
besar. Berkurangnya arus tersebut dapat mengurangi kemagnetan pada rotor yang
menyebabkan penurunan pengisian battery sehingga pengisian menjadi rendah.

1. Baterai
Besar kecilnya tenaga listrik yang dapat dibangkitkan alternator bergantung pada besar kecilnya
kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil, sedang besarnya kemagnetan yang dihasilkan oleh
rotor coil bergantung pada besarnya tegangan baterai yang masuk ke rotor.

Faktor-faktor yang meyebabkan pengisian rendah pada baterai adalah

 Tegangan baterai lemah


Jika tegangan bateri lemah, maka besar sekali pengaruhnya pada output alternator, karena besrnya
tegangan masuknya baterai menentukan kemagnetan pada roto coil, apabila tegangan baterai
lemah maka kemagnetan yang dihasilkan rotor coil akan lemah juga, sehingga pengisian menjadi
rendah pula.

 Terminal baterai kotor


Terminal baterai yang kotor akan mempengaruhi besarnya arus yang mengalir untuk memberi
rangsangan awal pada rotor coil, jika arus yang mengalir kecil akibat terminal kotor maka besarnya
kemagnetan yang dihasilkan oleh rotor coil juga akan kecil akibatnya alternator menjadi rendah.

3. Pengisian Tinggi (over charge)


Apabila output alternator di terminal B mengalami gangguan sepesifikasinya maksimum 15,5 volt
maka pengisian dikatakan over charge atau terlalu tinggi. Pengisian terlalu tinggi dapat dilihat dari
pemakaian elektrolit baterai yang cepat habis.

Hal ini disebabkan karena bertambah besar output alternator, sehingga temperature elektrolitpun akan
bertambah tinggi. Dengan demikian elektrolit akan lebih cepat menguap, akibatnya akan lebih
cepat kering atau habis.

4. Timbulnya Suara Berisik pada altenator.


Suara berisik pada alternator biasanya disebabkan oleh bearing sudah aus, sehingga menimbulkan
suara yang berisik. Atau suara dencitan pada drive yang disebabkan karena longgarnya drive belt
tersebut. Untuk mengatasi ini dengan mengganti bearing pada alternator yang sudah
aus dan melakukan penyetelan pada drive belt dengan defleksi 7-11 mm pada gaya tekan 10 kg.

5. Lampu Pengisian Mengalami Gangguan


Dalam system pengisian terjadi gangguan bila lampu pengisian menyala. Sering ditemukan system
pengisian tidak normal pada mesin saat mesin tidak dapat distart karena battery terlalu lemah atau
bila cahaya lampu berubah redup. Dalam segala masalah bila dicurigai system pengisian
tidak normal. Kemungkinan gangguan y7ang terjadi adalah pada lampu pengisian mengalami
gangguan pada mobil; antara lain. (a) Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON. (b) Lampu
CHG tidak mati pada saat mesin hidup. (c) Lampu CHG mnyala redup pada saat mesin berputar.
(d) Saat mesin berputar kadang – kadang lampu CHG menyala.

1. Lampu tidak menyala pada saat kunci kontak ON


Ketika lampu tidak menyala pemeriksaan yang harus dilakukan adalah
periksa kemungkinan ada sekering yang terbakar atau sirkuit lampu charge kontaknya
tidak baik, periksa kemungkinan konektor regulator kendor atau rusak, periksa kemungkinan ada
hubungan singkat pada dioda positif alternator dan periksa kemungkinan bola lampu warning
charge putus.

BAB IV MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

o Fungsi sistem pengapian

Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan dalam silinder harus
dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran
udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompressi. Adapun sistem pengapian yang
digunakan adalah sistem pengapian listrik.

 Komponen-komponen sistem pengapian


A. Baterai
Berfungsi sebagai tenaga untuk arus listrik yang mengalir pada lilitan primary coil pada
waktu mesin dihidupkan atau pada mesin putaran idling.
B. Sekring (fuse)
Berfungsi sebagai pengaman arus listrik
C. Kunci kontak (ignition switch)
Berfumgsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari baterai ke coil.
D. External resistor
Berfungsi mengurangi penurunan tegangan pada kumparan sekunder saat mesin berputar
tinggi.
E. Ignition coil/coil pengapian
Berfungsi untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi 20.000 sampai 30.000
volt.
F. Distributor
Terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Bagian pemutus yang terdiri dari cam lobe dan break point.
2. Bagian pembagi arus yang terdiri dari rotor dan tutup distributor
3. Bagian pemaju pengapian yang terdiri dari vacuum advancer dan governor advancer.
G. Platina
Berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir kekumparan primer
agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.
H. Condensor
Berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada
permukaan platina
I. Busi
Berfungsi meloncatkan bunga api listrik melalui elektrodanya keruang bakar.

 Cara kerja sistem pengapian


I. Kontak point (platina) sedang menutup
Arus mengalir dari baterai → Ignition switch → (+) coil → Primary coil → platina → massa
II. Kontak point (platina) membuka
Arus primer terputus dengan cepat, maka:
 Medan magnet menghilang.
 Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder.
 Terjadi lompatan api diantara elektroda busi.

o Sudut pengapian

1. Sudut putar cam distributor dan platina mulai membuka

2. sampai platina mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya.

o Sudut dwell

Adalah Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup sampai platina membuka kembali.

o Pengaruh sudut Dwell

- Besar
1. Celah platina kecil
2. Arus yang mengalir keprimer coil terlalu lama
3. Kemagnetan jenuh.
4. Platina panas.
- Kecil
1. Celah platina lebar
2. Arus yang mengalir ke primer coil terlalu singkat.
3. Kemagnetan tidak tercapai maksimum.
4. Tegangan induksi kumparan sekunder kurang.
o Governor advancer

Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya putaran mesin

Cara kerja Governor advancer

- Sebelum kerja
 Fly weight (pemberat) belum mengembang
 Cam plate belum ditekan
 Advance belum bekerja
 Salah satu pegas pembalik masih longgar
- Saat bekerja
 Fly weight centrifugal mulai mengembang sampai maksimum.
 Cam plate mulai ditekan.
 Advance centrifugal mulai bekerja sampai maksimum.
 Kedua pegas pengembali bekerja.
o Vacuum Advancer

Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin

Cara kerja Vacuum Advancer

- Sebelum kerja
Kevacuman pada intake manifold masih rendah, sehingga diafgrama belum bekerja.
- Saat bekerja
Kevacuman pada intake manifold tinggi, sehingga diafghrama terhisap dan rod (tuas) tertarik
akibatnya dudukan platina ikut bergerak, dan pembukaan platina dipercepat.

o Saat pengapian

Adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk memulai pembakaran. Saat pengapian diukur dalam
derajat poros engkol, sebelum atau sesudah TMA. Waktu rata- rata pembakaran ± 2 mili detik.

Saat pengapian dan kemampuan mesin

1. Saat pengapian terlalu awal

Mengakibatkan detonasi knocking, daya mesin berkurang, mesin menjadi panas dan menimbulkan
kerusakan pada piston bearing busi.

2. Saat pengapian tepat

Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis. Daya mesin maksimum.

3. Saat pengapian terlalu lambat

Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/ tekanan pembakaran maksimum, jauh setelah TMA,
daya maksimum kurang, boros bahan bakar.

o Pemeriksaan pengapian
Test pengapian (buruk) → Periksa tahanan kabel busi dan kabel koil (buruk) → Ganti kabel busi
Periksa supply ke ignition coil (buruk) → Periksa Kabel-kabel antara kontak dengan ignition coil
Periksa permukaan platina periksa kerenggangan platina Gap : 0,45 mm (buruk) → Stel atau ganti
platina. Ukur tahanan primary dan sekondary coil dan eksternal resistence 1,5-1,9 ohm (buruk) →
Ganti ignition coil. Periksa kabel – kabel antara ignition coil dan distributor (buruk) → Perbaiki atau
ganti.

BAB IV MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SISTEM PENERANGAN & TANDA


BELOK

o Jaringan kabel
Berfungsi untuk menghubungkan komponen –komponen kelistrikan dan melindungi sirkuit
kelistrikan. Wiring harness terdiri dari:
1. Kabel
2. Komponen-komponen penghubung
3. Komponen-komponen pelindung sirkuit
o Kabel
Ukuran kabel pada sirkuit kelistrikan yang digunakan ditentukan oleh:
 Besarnya arus
 Panjang dari suatu sirkuit kelistrikan
 Penurunan tegangan
o Komponen penghubung
1. Junction Block dan Relay Block
Suatu kotak(block) tempat pengelompokan konektor untuk sirkuit kelistrikan.
2. Connector
Berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan kabel atau jaringan kabel dengan komponen.

3. Baut massa
Berfungsi untuk menghubungkan jaringan kabel ke body kendaraan (massa).
o Komponen pelindung sirkuit
Berfungsi mencegah rusaknya komponen-komponen kelistrikan akibat arus yang berlebihan.
o Saklar dan Relay
Saklar (switch) berfungsi untuk menhubungkan dan memutuskan arus listrik pada sirkuit
kelistrikan. Relay berfungsi untuk memperpanjang umur switch dan memperkecil voltage drop
karena sirkuit dapat diperpendek.
o Sistem penerangan
Berfungsi untuk keselamatan berkendaraan dimalam hari. Sistem ini terdiri dari:
- Lampu besar
Berfungsi untuk menerangi jalan pada bagian depan kendaraan dan terdiri dari lampu dekat
(low beam) dan lampu jauh (high beam). Pada sistem ini menggunakan 2 type lampu, yaitu:
Sealed beam dan semi sealed beam.
- Lampu kecil
Berfungsi memberikan isyarat jarak atau lebar kendaraan padakendaraan lain baik didepan
maupun dibelakang pada malam hari. Lampu kecil pada bagian depn kendaraan disebut
clereance light (lampu jarak) dan pada bagian belakang tail light (lampu belakang).
- Lampu rem dan lampu indikator rem tangan
Berfungsi sebagai tanda bahwa kendaraan akan berhenti (mencegah terjadinya benturan
dengan kendaraan dibelakang).
- Lampu mundur
Berfungsi sebagai isyarat (tanda bahwa kendaraan akan mundur).
- Lampu Sen & hazard
Lampu sen berfungsi Memberi tanda bahwa kendaraan akan membelok atau pindah jalur.
Lampu Hazard berfungsi memberi tanda bahwa kendaraan dalam kondisi darurat.
- Klakson
Berfungsi untuk memberikan isyarat dengan suara atau bunyi yang ditimbulkannya. Klakson
dibedakan menjadi 3 macam yaitu: listrik, angin, hampa.
- Lampu meter (lampu instrumen panel)
Berfungsi menerangi meter-meter pada intrumen panel pada malam hari dan memungkinkan
pengemudi membaca meter-meter dan gauge(ukuran) dengan mudah dan cepat saat
mengemudi.
- Lampu ruangan
Berfungsi untuk menerangi interior ruang penumpang yang dirancang agar tidak menyilaukan
pengemudi pada malam hari.

BAB VI MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA SITIM PEMBERSIH KACA

o Fungsi pembersih kaca (wiper)


Berfungsi untuk menjamin pandangan pengemudi agar tetap tidak terhalang, karena dapat
menyapu air hujan, lumpur, debu, oli, gemuk dan binatang-binatang kecil dari kaca. Biasanya
menggunakan kombinasi dengan washer(air pembersih) untuk membersihkan kotoran dari
kaca.
o Komponen-komponen sistem pembersih kaca dan fungsinya:
- Motor wiper
Berfungsi sebagai penggrak yang berasal dari lilitan coil yang menimbulkan pembangkitan
elektromagnet.
- Tuas wiper
Berfungsi merubah gerak putar dari motor wiper menjadi gerak bolak-balik pada poros wiper.
- Lengan wiper (wiper arm)
Lengan wiper terdiri dari arm head yang berfungsi untuk meningkat wiper shaft, Retainer
yang berfungsi untuk menahan blade, Arm piece yang berfungsi untuk dudukan blade dan
retainer.
- Wiper blade
Berfungsi untuk menyapu permukaan kaca
- Washer
Berfungsi untuk menyempurnakan fungsi wiperblade dan mengurangi beban pada motor
dengan membersihkan debu dan binatang-binatang kecil dari kaca depan dan belakang
dengan cairan pembersih
- Tangki washer
Berfungsi sebagai tempat penampungan cairan pembersih.
- Motor washer (pompa)
Berfungsi menggerakkan pompa agar mengeluarkan cairan pembersih dari tangki. Ada 2 jenis
motor washer yaitu: wound-rotor dan ferrite magnet.
- Nozzle
Dibuat dari pipa tembaga alumunium atau resin dengan satu atau dua lubang.
- Cairan washer
Cairan ini terdiri dari cairan anti beku (anti-freze) isopropy alcohol, ethylene glcol atau
methanol datambah ditergent dan zat anti karat (anti corrosive agent).
o Intermittent wiper
Adalah penggunaan wiper yang terputus-putus jalanya (tidak kontinyu), dimana kerjanya diatur
oleh relay magnet.

BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Buku ini sangat banyak menjelaskan Traubleshoting dengan penjelasan hal hal yang
timbul dan apa penyebabnya, Ini sangat baik sehingga setipa Orang akan mudah mengetahui
apa yang mengalami gangguan pada kerndaraannya. Buku terlalu Banyak menjelaskan
Troubleshoting namun kurang dalam menjelaskan Teori pendukunng dari setiap pokok
bahasan yang ada di buku ini.namun Lingkup penggunaan alat pada saat perbaikan kurang
dijelaskan pada buku ini, terlalu befokus kepada apa yang mengalami permasalahan, namun
mengesampingkan proses pengerjaan yang akan dilakukan dengan teliti. Proses pengukuran
sangat baik dijelaskan dibuku ini dan dijelaskan Alat ukur yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. A., Bugis, H. & Subagsono. (2013). Pengaruh Jumlah Ignition Booster pada
Kabel Busi dan Penambahan Metanol dalam Premium terhadap Konsumsi Bahan
Bakar pada Yamaha Mio Sporty Tahun 2007. Surakarta : NOSEL, Vol 2 No 1, Juli
2013,UNS.

Anonim (1987). Pengapian Konvensinal. Malang : VEDC/PPPGT.

Boentarto (1993). Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan Kelistrikan Mobil.


Yogyakarta : Andi Offset.

Boentarto (2000). Mengatasi Kerusakan Listrik Mobil. Yogyakarta : Puspa Swara.

Ikhsan, Muadi., Sudibyo, C. & Rohman, Ngatou. (2012). Pengaruh Jumlah Katalisator pada
Hydrocarbon Crack System (Hcs) dan Jenis Busi terhadap Daya Mesin Sepeda
Motor Yamaha Jupiter Z Tahun 2008. Surakarta : NOSEL, Vol 1 No 2, April
2012,UNS.

New Step 1 (1995). Toyota Training, Jakarta : PT Toyota Astra.

Ramadhani, A., Bugis, H. & Basori. (2013). Pengaruh Variasi Diameter Venturi Karburator
dan Jenis Busi terhadap Daya pada Sepeda Motor Bajaj Pulsar 180 Dts-I Tahun
2009. Surakarta : NOSEL, Vol 2 No 1, Juli 2013,UNS.

Anda mungkin juga menyukai