Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
A. Fungsi
Fungsi transistor sangat berpengaruh besar didalam kinerja
rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik, komponen
transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Transistor adalah
komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis
(B), Colector (C) dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda
tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada satu kaki akan
mengatur arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi transistor lainnya :
Sebagai penguat amplifier
Sebagai penguat arus, tegangan, dan daya (AC dan DC)
Sebagai pemutus dan penyambung (switching)
Sebagai pengatur stabilitas tegangan
Sebagai peratas arus
Dapat menahan sebagian arus yang mengalir
Menguatkan arus dalam rangkaian
Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi
B. Prinsip Kerja
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching),
penggunaan berbeda: mode cut off, mode linear amplifier, dan mode
saturasi. Penggunaan fungsi transistor bisa menggunakan karakteristik
atau
Daerah Breakdown
gerbang atau yang sering kita dengar dengan sebutan TTL yaitu
Transistor Transistor Logic.
Prinsip Transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor akan
mengalami cut-off apabila arus yang melalaui basis sangat kecil sekali
sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan
transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis
terlalu besar sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat
terhubung dengan begitu tegangan antara kolektor dan emitor Vce
adalah 0 Volt dari cara kerja diataslah kenapa transistor dapat
difungsikan sebagai saklar.
2. SCR (Silicon Controlled Rectifier)
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah
Silicon
B. Prinsip Kerja
Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun
SCR memerlukan tegangan positif pada kaki Gate (Gerbang) untuk
dapat mengaktifkannya.
diberikan
tegangan
maju
sampai
pada
tegangan
jika pada terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus dengan
tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus yang mengalir pada
SCR lebih besar dari arus yang penahan (IH).
Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) SCR adalah
dengan mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus penahan (IH). SCR
adalah thyristor yang uni directional,karena ketika terkonduksi hanya
bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda.
Artinya, SCR aktif ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara
anoda dan katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang masuk
pada SCR adalah sumber AC, proses penyearahan akan berhenti saat
siklus negatif terjadi.
D. Aplikasi
Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state,
namun tidak dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR
juga banyak digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya
pada motor DC dari sumber AC, pemanas, AC, melindungi beban yang
mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu
daya, digunakan untuk start lunak dari motor induksi 3 fase dan
pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk
penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal
dalam pengoperasiannya.
Aplikasi SCR pada saklar solid state
Solid state relay berfungsi sama seperti halnya relay mekanik,
dengan solid state relay kita dapat mengendalikan beban AC maupun
DC daya besar dengan sinyal logika TTL. Rangkaian solid state relay
terdiri dari 2 jenis, yaitu solid state relay DC dan solid state relay AC.
Pada gambar rangkaian dibawah merupakan skema dari rangkaian
solid state relay yang digunakan untuk jaringan AC 220V dengan daya
maksimum 500 watt. Rangkaian solid state relay ini dibangun
menggunakan TRIAC BT136 sebagai saklar beban dan optocopler
MOC3021 sebagai isolator. Solid state relay pada gambar rangkaian
B. Prinsip Kerja
Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas
diode empat lapis berstruktur p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac
memiliki tiga buah elektrode, yaitu : gate, MT1, MT2. Triac biasanya
digunakan sebagai pengendali dua arah (bi-directional).
Triac akan tersambung (on) ketika berada di quadran I yaitu saat
breakover-nya terhadap terminal MT1 dan MT2, namun cara ini tidak
diizinkan karena dapat menyebabkan triac akan rusak. Pada saat triac
tersambung (on) maka tegangan jatuh maju antara terminal MT1 dan
MT2 sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0.5 volt sampai dengan 2
volt.
C. Karakteristik
Kurva karakteristik TRIAC
D. Aplikasi
SCR.
Triac
mempunyai
empat
kemungkinan
mode