Pembahasan
Diketahui :
Massa partikel (m) = 1 kg
Jarak partikel ke sumbu rotasi (r) = 2 meter
Kelajuan sudut partikel = 4 rad/s . Ditanya : Energi
kinetik (EK) partikel ketika bergerak rotasi ?
Momen Inersia
Pada gerak rotasi momen inersia dapat
dinyatakan sebagai ukuran kemampuan
suatu benda untuk mempertahankan
kecepatan sudutnya. Momen inersia dari
sebuah partikel dapat didefinisikan
sebagai hasil kali massa partikel (m)
dengan kuadrat jarak tegak lurus
partikel dari titik poros (r2).
CONTOH SOAL
Batang AB bermassa 3 kg ketika diputar
melalui B, momen inersianya 27 kg m2.
Jika diputar melalui C, momen
inersianya menjadi…
PEMBAHASAN :
Diketahui :
m = 3 kg
IB = 27 kg m2
Ditanya :
IC ?
Jawab :
IB = m
27 kg m2 = (3 kg)(r2)
27 kg m2 / 3 kg = r2
9 m2 = r2
r=3m
Panjang AB = panjang AC = 3 meter
Momen Inersia batang ketika diputar melalui C :
IC = m r2
IC = (3 kg)(6m)2
IC = (3 kg)(36 m2) = 108 kg m2
Kekalan Momentum Sudut
Hukum kekekalan momentum
“sudut menyatakan bahwa jika resultan
momen gaya pada sebuah benda tegar yang
bergerak rotasi bernilai nol maka momentum
sudut benda tegar yang bergerak rotasi
selalu konstan. Rumus hukum kekekalan
momentum sudut dapat diturunkan secara
matematis dengan memodifikasi rumus
hukum II Newton versi momentum sudut”.
Rumus hukum II Newton versi
momentum sudut ini merupakan analogi
rotasional dari rumus hukum II Newton
versi momentum
Jika resultan momen gaya bernilai nol
maka rumus di atas berubah menjadi :
CONTOH SOAL
Sebuah piringan berbentuk silinder pejal
homogen mula-mula berputar pada
porosnya dengan kelajuan sudut 4 rad s–1.
Massa dan jari-jari piringan 1 kg dan 0,5 m.
Jika di atas piringan diletakkan cincin yang
mempunyai massa dan jari-jari 0,2 kg dan
0,1 m dan pusat cincin tepat di atas pusat
piringan silinder pejal, maka piringan
silinder pejal dan cincin akan berputar
bersama-sama dengan kelajuan sudut …
Pembahasan :
Momen Inersia silinder pejal : I = ½ m r2 = ½
(1 kg)(0,5 m)2 = (0,5)(0,25) = 0,125 kg m2
Momen Inersia cincin : I = m r2 = (0,2 kg)(0,1
m)2 = (0,2)(0,01) = 0,002 kg m2
Momentum Sudut awal (L1) = Momentum
Sudut Akhir (L2)
I1 ω1 = I2 ω2
(0,125 kg m2)(4 rad/s) = (0,125 kg m2 + 0,002
kg m2)(ω2)
(0,5) = (0,127)(ω2)
ω2 = 0,5 : 0,127
ω2 = 4 rad/s
Gerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
Contoh lain penerapan benda yang
bergerak rotasi dan translasi adalah
gerak menggelinding. Untuk
menentukan gaya-gaya yang bekerja
pada gerak menggelinding.
Berdasarkan letak gaya yang bekerja pada
benda ada dua jenis gerak menggelinding,
yaitu:
Gerak menggelinding dengan gaya F berada
tepat di bidang datar.
Kesetimbangan gaya yang bekerja
pada sistem ini adalah:
•Pada gerak translasi berlaku