SISTEM KENDALI
HUMAM MAGHFIRRAHMAN
220204502026
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
Jalan Daeng Tata Raya Parang Tambung, Mannuruki, Kec. Tamalate, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan 90224. teknik.unm.ac.id . fteknik.unm@gmail.com . 0411-864935. 0411-
861507
BAB I
PENDAHULUAN
I.A LATAR BELAKANG
Sistem kontrol proses terdiri atas sekumpulan piranti piranti dan peralatan
elektronik yang mampu menangani kestabilan ,akurasi,dan megeliminasi transisi status
yang berbahaya dalam proses produksi. Masing masing komponen dalam sistem
kontrolproses tersebut memegang peranan pentingnya masing masing. Misal; jika sensor
tidak mau bekerja atau rusak, maka sistem kontrol proses tidak akan tahu apa yang terjadi
dalam proses yang sedang berjalan. Pada permasalahan yang komplek seperti ini maka
diperlukan defenisi sebuah piranti yang mampu melakukan eksekusi sekaligus memeriksa
kesalahan yang mungkin terjadi dengan memberikan peringatan masalah yang terjadi
dalam sebuah sistem kendali.
Sakelar TPDT dapat dijadikan sebagai sakelar bintang segitiga (start delta)
dengan cara seperti diperlihatkan pada gambar 3:
Gambar 3. Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar
TPDT
Gambar 5. Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor
magnit
b) Rangkaian Dua Motor dengan Kerja Bergantian (Interlocking)
1. Kendali Manual
3. Kendali otomatis
Tipe kontak tersebut antara lain: Normally Open (NO), Normally Close
(NC), satu induk dua cabang. Kontak Normally Open (NO), saat koil dalam
kondisi tidak energized kontak dalam posisi terbuka (open, OFF) dan saat koil
diberikan arus listrik maka kontak dalam posisi menutup ON. Kontak Normally
Close (NC), kebalikan dari kontak NO saat koil dalam kondisi tidak energized
kontak dalam posisi tertutup (close, ON) dan saat koil diberikan arus listrik dan
energized maka kontak dalam posisi membuka OFF. Kontak Single pole double
trough, memiliki satu kontak utama dan dua kontak cabang, saat koil tidak
energized kontak utama terhubung dengan cabang atas, dan saat koil energized
justru kontak utama terhubung dengan kontak cabang bawah. Kontak bantu,
dikenal mempunyai dua jenis ujung kontak, jenis pertama kontak dengan dua
kontak hubung yang dijumpai pada kontak relay, dan jenis ke dua adalah kontak
dengan empat kontak hubung, ada bagian yang diam dan ada kontak yang
bergerak ke bawah, jenis kedua ini terpasang pada kontaktor.
Tabel 1. Jenis kontak pada relay.
Bentuk fisik Kontaktor terbuat dari bahan plastik keras yang kokoh seperti ditunjukkan
pada Gambar 7. Pemasangan ke panel bisa dengan menggunakan rel atau disekrupkan.
Kontaktor bisa digabungkan dengan beberapa engaman lainnya, misalnya dengan
pengaman bimetal atau overload relay. Yang harus diperhatikan adalah kemampuan
hantar arus kontaktor harus disesuaikan dengan besarnya arus beban, karena berkenaan
dengan kemampuan kontaktor secara elektrik.
Gambar 7. Bentuk fisik kontaktor.
Pengaman sistem daya untuk beban motor motor listrik atau beban
lampu berdaya besar bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker
(MCB) seperti terlihat pada Gambar 8. MCB adalah komponen pengaman yang
kompak, karena di dalamnya terdiri dua pengaman sekaligus. Pertama
pengaman beban lebih oleh bimetal, kedua pengaman arus hubungsingkat oleh
relay arus. Ketika salah satu pengaman berfungsi maka secara otomatis sistem
mekanik MCB akan trip dengan sendirinya. Pengaman bimetal bekerja secara
thermis, fungsi kuadrat arus dan waktu sehingga ketika terjadi beban lebih reaksi
MCB menunggu beberapa saat. Komponen Motor Control Circuit Breaker (MCCB)
memiliki tiga fungsi sekaligus, fungsi pertama sebagai switch ing, fungsi kedua
pengamanan
motor dan fungsi ketiga sebagai isolasi rangkaian primer dengan beban seperti
terlihat pada Gambar 9. Pengaman beban lebih dilakukan oleh bimetal, dan
pengamanan hubung singkat dilakukan oleh koil arus. hubung singkat yang
secara mekanik bekerja mematikan Circuit Breaker. Rating arus yang ada di
pasaran 16 A sampai 63 A.
Dalam proses diperlukan kerja dua atau beberapa motor induksi bekerja
secara bergantian sesuai kebutuhan. Berikut ini dua motor induksi dirancang
untuk bekerja secara bergantian, dengan interval waktu tertentu. Pada rangkaian
daya dua motor bekerja bergantian, fuse F1 berfungsi sebagai pengaman jika
terjadi gangguan hubung singkat rangkaian daya baik motor-1 dan motor-2
seperti terlihat pada Gambar 21. Kontaktor Q1 mengendalikan motor-1 dan
kontaktor Q2 mengendalikan motor-2. Masing-masing motor dipasang thermal
overload F3 dan F4. Kontaktor Q1 dan kontaktor Q2 dirancang interlocking,
artinya mereka akan bekerja secara bergantian.
Gambar 21. Rangkaian utama atau daya pengendalian 2 buah motor induksi 3
fasa bergantian.
Adapun rangkaian kontrol secara manual seperti ditunjukkan pada Gambar 22,
sedangkan rangkaian kontrol secara otomatis seperti ditunjukkan pada
Gambar 23.
Gambar 22. Rangkaian kontrol 2 buah motor 3 fasa bekerja bergantian manual.
Gambar 23. Rangkaian kontrol 2 buah motor 3 fasa bekerja bergantian otomatis.
7. Pengendalian kelompok dengan bekerja bergantian.
Seperti terlihat pada Gambar 24, jika tombol S2 ditekan, kontaktor K1 akan
bekerja dan mengunci. Jika tombol S3 ditekan maka K2 akan bekerja kalau K1
sedang terputus. Kemudian kalau tombol S2 dan S3 ditekan secara bersamaan,
tidak akan ada kontaktor yang bekerja. Dengan menekan S1 akan dapat
memutus setiap kontaktor yang sedang bekerja. Kedua kontaktor sangat
tergantung dari tombol S2 dan tombol S3 dan juga tergantung dari kontak K1
dan K2 yang dipasang secara berlawanan fungsi.
Gambar 27. Rangkaian control dua lampu indikator dengan penunda waktu.
Pada Gambar 28 berikut disajikan pengendalian lampu nyala kedip. Coba Bapak
atau Ibu jelaskan cara kerja rangkaian control tersebut.
Seperti terlihat pada Gambar 30, jika tombol S2 ditekan, maka kontaktor K1
bekerja dan mengunci. Kontaktor menjalankan motor M1, jika tombol S1
ditekan, maka kontaktor. K1 akan terputus dan motor juga akan terlepas. Jika
arus beban lebih F5 terlampaui, maka kontak F5 yang melayani arus lilitan
magnit kontaktor K1 juga terputus dan sekaligus melepas kontaktor K1.
Sebaliknya kontak F5 akan menghubungkan arus pada lilitan magnit K2 dan K2
akan bekerja, kemudian mengunci dan lampu H1 menyala. Jika rele beban lebih
F5 direset,maka kontaktor
K2 masih tetap bekerja dan lampu tunda masih menyala. Lampu tunda nyala H1
dapat diputus.
Seperti disajikan pada Gambar 31, dengan menekan tombol S3, kontaktor
K1 akan bekerja dan mengunci. Kontak (NO) K1 akan menghubungkan rele tunda
waktu K2, sedang lampu H1 dan kontaktor K3 yang dilayani oleh kontak NO (K1)
akan menutup, serta mengunci sendiri, motor M1 akan bekerja. Jika tombol S2
ditekan, kontaktor K1 dan K2 serta lampu H1 akan terputus. Setelah waktu tunda
TDR K2 tercapai, maka kontak K2 akan memutuskan arus yang melayani arus
jala-jala motor M1. Jika tombol S1 ditekan, maka kontaktor K3 dengan langsung
akan terbuka tanpa melalui proses penundaan waktu.
Gambar 31. Rangkaian kontaktor menggunakan rele tunda waktu membuka.
13. Pengendalian kontaktor untuk putaran kiri dan kanan motor secara otomatis.
Seperti terlihat pada Gambar 33, jika tombol S2 ditekan, kontaktor K1
bekerja dan mengunci sendiri. Kontaktor K1 akan menghubungkan motor M1
pada putaran kanan, dan rele penunda waktu K2 bekerja. Setelah
penundaan waktu terlampaui (K2) maka kontak K2 akan menghubungkan
kontaktor K3 dan kontaktor K3 membuka kontaktor K1 sekaligus
menghidupkan TDR K4. Setelah waktu penundaan K4 terlapaui, maka K4
menyambungkan kontaktor K5, yang kemudian mengunci sendiri. Kontaktor K5
melepas kontaktor K3, dan oleh karena itu, TDR K4 terlepas dan motor M1
terhubung pada putaran kiri. Dengan menekan tombol S1, maka setiap
kontaktor atau TDR yang terhubung (bekerja) akan terlepas dan rangkaian juga
terlepas dari sumber tegangan.
Gambar 33. Pengendalian kontaktor untuk putaran kiri dan kanan
motor secara otomatis.
3. SISTEM KENDALI PLC
3.A. DEFINISI DAN FUNGSI PLC (PROGRAMABLE LOGIC
CONTROL)
PLC, singkatan dari Programmable Logic Controller adalah perangkat yang
berfungsi untuk mengontrol suatu sistem operasi atau sistem mesin. Cara PLC
mengontrol sistem adalah dengan cara menganalisa input kemudian mengatur
kondisi output sesuai keinginan pengguna. Input PLC bisa berupa switch, limited
switch, sensor elektrik, atau input-input lain yang dapat menghasilkan sinyal
yang dapat masuk ke PLC. Output PLC pun beragam, contohnya switch yang
menyalakan lampu indikator, relay yang mengatur jalannya motor, kontaktor
magnet yang mengatur motor 3 phase, atau output-output lain yang dapat
menerima sinyal output dari PLC.
Selain itu PLC juga memakai memori yang dapat diprogram untuk menjalankan
intruksi-intruksi/perintah yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus, berupa:
gerbang logika, logika pewaktuan (timer), sinyal sekuensial dan perhitungan
aritmatika yang dapat mengontrol mesin melalui modul-modul I/O digital
maupun analog. (I/O = Input/Output)
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi
atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik
dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan
meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan
yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak
terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus [4]. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai
berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke
CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input
ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan
dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya.
CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding
dan sebagainya.
II. Memory
Memory disini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah yang telah
diprogram oleh pengguna dan juga berfungsi untuk menyimpan data-data hasil
perhitungan proses. PLC menggunakan perangkat memori semikonduktor seperti
RAM (Random Access Memory), ROM (Read Only Memory) dan PROM
(Programmable Read Only Memory).
RAM mempunyai akses dengan kecepatan tinggi dan dapat program-program
didalamnya dapat di program ulang (deprogram) sesuai dengan keinginan
pemakai. RAM juga disebut sebagai Volatile Memory, yaitu memori akan hilang
semua datanya jika memori tidak dialiri listrik. Untuk mengantisipasi listrik
padam secara tidak sengaja, maka RAM dipasang sebuah Baterai yang akan
mengaliri listrik jika sumber listrik utama padam.
III. Input Output
Sebagaimana fungsi PLC adalah untuk mengontrol proses, input dan
output adalah bagian penting PLC. Perangkat yang dihubungkan dan mengirim
data ke PLC dinamakan perangkat input. Sinyal masuk melalui terminal atau kaki-
kaki penghubung, terminal ini dinamai Input Poin. Input akan mengirim informasi
keadaannya ke dalam memori dan disimpan dilokasi memori yang biasa disebut
Input Bit. PLC juga mempunyai terminal yang dapat mengeluarkan suatu sinyal
yang juga disebut output. Terminal yang mengeluarkan sinyal dapat disebut
Output Poin. Output Poin pun akan mengirim data ke memori dan disimpan pada
bagian Output Bit pada memori.
IV. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi jika tidak ada supply listrik. Beberapa input PLC
adalah menggunakan listrik DC dan listrik AC. Listrik AC digunakan sebagai
sumber yang dapat digunakan untuk menyuplai beban yang besar. Sedangkan
listrik DC digunakan sebagai suplai sistem operasi. Perlu diingat, bagian dalam
PLC sangat sensitif, sehingga tidak boleh tertukar mana bagian yang memakai
suplai AC dan suplai DC.
Ø Keamanan
Pengubahan pada PLC tidak dapat dilakukan kecuali PLC tidak dikunci dan
diprogram. Jadi tidak ada orang yang tidak berkepentingan dapat mengubah
program PLC selama PLC tersebut dikunci.
Ø Dapat melakukan pengubahan dengan pemrograman ulang
Karena PLC dapat diprogram ulang secara cepat, proses produksi yang
bercampur dapat diselesaikan. Misal bagian B akan dijalankan tetapi bagian A
masih dalam proses, maka proses pada bagian B dapat diprogram ulang dalam
satuan detik.
Ø Penambahan rangkaian lebih cepat
Pengguna dapat menambah rangkaian pengendali sewaktu-waktu dengan cepat,
tanpa memerlukan tenaga dan biaya yang besar seperti pada pengendali
konvensional.
Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki
oleh PLC, yaitu:
Ø Teknologi yang masih baru
Pengubahan sistem kontrol lama yang menggunakan ladder atau relay ke konsep
komputer PLC merupakan hal yang sulit bagi sebagian orang
Ø Buruk untuk aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat
mencakup beberapa fungsi sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang
sekali dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC
pada aplikasi dengan satu fungsi akan memboroskan (biaya).
Ø Pertimbangan lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin mengalami pemanasan yang
tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC dan
hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu kinerja PLC sehingga tidak
berfungsi optimal.
Ø Operasi dengan rangkaian yang tetap
Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak diubah maka penggunaan PLC lebih
mahal dibanding dengan peralatan kontrol lainnya. PLC akan menjadi lebih
efektif bila program pada proses tersebut di-upgrade secara periodik.
3.E. PEMROGRAMAN PLC
PLC merupakan piranti yang untuk menngunakannnya diperlukan
perintah yang dalam hal ini dengan cara di masukan program untuk menjadikan
plc itu sebagai otak dari sebuah sistem kendali.
berikut adalah jenis PLC Programming berdasarkan IEC-61131-3 .. ada
lima bahasa pemrograman yang diakui oleh standar ini..
-- Ladder Diagram (LD)
– Function Block Diagram (FBD)
– Instruction List (IL)
– Structure Text (ST)
– Sequential Function Chart (SFC)
PLC menggunakan memory yang dapat deprogram untuk menyimpan
logika,pewaktuan,sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu
mesin atau proses melalui modul I/O baik analog maupun digital. PLC basic
terdiri dari 3 modul dasar [ input,CPU,output ].Modul input berfungsi untuk
menerima sinyal dari sensor ( saklar, proximity, limit switch dll )menjadi logika 0
atau 1 yang akan dikirim CPU. CPU berfungsi untuk mengoperasikan logika dari
modul input ( AND , OR, NOT dan fungsi – fungsi logika lainnya ) berdasarkan
program yang berada di memory CPU. Hasiloperasi logika akan dikeluarkan ke
modul output. Modul output berfungsi untuk menerima hasil operasi dari CPU,
dipakai untuk mengoperasikan actuator ( lampu, relay, solenoid dll ). Program
ditulis pada Programming device ( PC, Notebook ) yang terhubung ke CPU. Pada
programming device harus sudah terinstall software dari vendor PLC. Setelah
program di transfer ke CPU, maka PLC bisa running sendiri tanpa membutuhkan
programming device.
Untuk pemrograman SFC harus menggunakan alat bantu dengan nama Touch
Pendant/Konsole (Tidak menggunakan komputer seperti pada pemrograman
Ladder). Pemrograman dengan Touch Pendant ini sangat cocok untuk editing
Program PLC di lapangan.
Contoh Pemrograman PLC
Contoh Pemrograman SFC
Berikut adalah contoh sederhana Ladder Pemrograman :
Dan Jika DiKonversikan ke dalam SFC Pemrograman, sebagai Berikut:
III.A KESIMPULAN
o
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131655278/pendidikan/
Handout+Kendali+Mesin+Listrik.pdf
https://www.samrasyid.com/2020/05/sistem-pengendalian-motor-listrik.html