Anda di halaman 1dari 6

Macam-Macam Kendali Motor Listrik

Tahukah Anda apa itu sistem pengendali motor listrik ? Perlu Anda ketahui bahwa sistem pengendali
motor listrik berupa cara pengaturan motor listrik yang dimulai dari proses mulai atau start, selama
motor berputar dan berhenti motor baik dengan pengereman maupun tidak.

Tahapan pengoperasian motor listrik terdapat 3 tahapan yaitu:

1. Staring (Mulai Jalan)

Pengoperasian motor secara langsung (DOL) bisa dilakukan pada motor dengan daya <4 kW, sedangkan
motor dengan daya besar menggunakan pengendali awal motor, hal ini dilakukan untuk mengurangi
arus starting yang besar.

2. Running (Berputar)

Beberapa saat setelah motor mulai jalan, arus yang mengalir secara bertahap segera menurun ke posisi
arus normal. Selanjutnya motor dapat dikendalikan sesuai keperluan, misalnya dengan pengaturan
kecepatan, pembalik arah utaran dan sebagainya.

3. Stopping (Berhenti)

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari pengoperasian motor dengan cara memutuskan aliran arus
listrik dari sumber tegangan listrik, yang prosesnya bisa dikendalikan sedemikian rupa (misalnya dengan
pengereman/ break), sehingga motor berhenti sesuai keperluan. Sistem pengendalian motor listrik
banyak macamnya serta menggunakan beberapa komponen pengendali.

Pengendalian berdasarkan penggunaan alat pengendali

Kendali manual

Sistem pengendalian secara manual adalah sistem pengawatan, pengamanan, dan pengoperasian motor
listrik dengan menggunakan peralatan mekanik yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian jika
terjadi gangguan pada sistem, motor listrik tidak dapat berhenti sendiri. Bila terjadi beban lebih tidak
ada proteksi yang akurat untuk memutuskan rangkaian, karena MCB atau pengaman lebur kurang
sensitif untuk mendeteksi adanya beban lebih.

Pada prinsipnya, pengawatan motor listrik yang bekerja secara manual hanya terdapat satu rangkaian
utama saja. Untuk pengoperasian motor listrik secara manual digunakan alat penghubung berupa saklar
mekanik, seperti saklar SPDT, DPST, TPST dan lain–lain ditambah pengaman lebur atau MCB sebagai
proteksi kalau pada sistem instalasi terjadi gangguan hubung singkat.

Kendali Semi Otomatis


Pada kendali semi otomatis pada umumnya menggunakan kontaktor. Kontaktor digunakan untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik yang dilengkapi pengaman arus lebih (Thermal
Overload relay). Pada kendali semi otomatis kerja operator sedikit ringan karena cukup dengan
menekan tombol start dan stop.

Kendali Otomatis

Dengan kendali otomatis, kerja operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja dari sistem,
sehingga dapat menghemat energi fisiknya. Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis dibuat dengan
suatu program dalam bentuk rangkaian kontaktor yang dikendalikan oleh sensor–sensor sehingga motor
dapat bekerja maupun berhenti secara otomatis.

Kendali Terprogram

Merupakan jenis kendali menggunakan pemrograman untuk mengontroln suatu proses. Saat ini
pengembangan pengendali terprogram yang ada dan digunakan secara luas adalah pemrograman
berbasis logika atau Programmable Logic Controller (PLC).

Sistem Pengendalian Motor Listrik


Sistem Pengendalian Motor Listrik adalah adalah sejumlah kegiatan mulai dari memasang, merakit,
mengamankan, dan mengoperasikan motor hingga pesawat tersebut dapat bekerja dengan aman.
Pengawatan motor listrik adalah kegiatan merakit atau menghubungkan motor listrik dengan
pelengkapan-perlengkapannya sehingga membentuk suatu sistem instalasi motor listrik. Sistem
pengendalian motor listrik bisa dilakukan secara manual, semi otomatis dan otomatis.

1) Sistem Pengendalian Motor Listrik Secara Manual

Sistem pengendalian motor listrik secara manual adalah sistem pengawatan,

pengamanan, dan pengoperasian motor listrik dengan menggunakan peralatan mekanik

yang dilakukan oleh manusia.

a. Pengendalian Motor Listrik dengan Saklar ON/OFF


Dengan sakelar ON/OFF motor dapat dihubungkan langsung dengan tegangan jalajala. Biasanya sakelar
ON-OFF digunakan untuk mengoperasikan motor yang berdaya

kecil, misalnya: motor gergaji; motor gerida; motor bor; dan lain sebagainya. Contoh

Rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 1:

Pengawatan Motor Listrik menggunakan Sakelar ON/OFF

Gambar 1. Pengawatan Motor Listrik menggunakan Sakelar ON/OFF

b. Pengendalian Motor dengan Saklar TPST dan TPDT

Motor 3 fasa banyak digunakan pada semua mesin industri, baik untuk daya kecil maupun untuk daya
besar. Untuk motor 3 fasa yang berdaya kecil dapat dioperasikan secara manual dengan menggunakan
sakelar TPST atau TPDT.

Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar TPST

Gambar 2. Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar TPST

Sakelar TPDT dapat dijadikan sebagai sakelar bintang segitiga (start delta) dengan cara seperti
diperlihatkan pada gambar 3:

Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar TPDT


Gambar 3. Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar TPDT

c. Pengendalian Motor dengan Saklar Pisau

Untuk membalik putaran motor 3 fasa, kontak-kontaknya sudah dirancang sedemikian rupa sehingga
dalam perpindahan posisi sakelar dapat menukar hubungan kedua hantaran fasa, sehingga putaran
motor akan terbalik. Lihat gambar skema di bawah ini. Pada gambar dibawah ini digunakan pengaman
hubung singkat berupa patrun lebur. Sebagai proteksi terhadap beban lebih digunakan sensor bimetal
atau MCB.

Membalik Putaran Motor 3 Fasa dengan Sakelar Pisau

Gambar 4. Membalik Putaran Motor 3 Fasa dengan Sakelar Pisau


2) Sistem Pengendalian Motor Listrik Secara Semi Otomatis

Sistem pengendalian motor listrik secara semi otomatis pada umumnya digunakan kontaktor.
Penggunaan sarana ini di dalam sistem instalasi motor listrik, banyak diperoleh keuntungan, di ataranya
adalah: (a) pelayanan menjadi mudah; (b) memungkinkan pelayanan dari jarak yang jauh; (c) keamanan
motor lebih terjamin. Satu hal penting yang harus diperhatikan dalam menggunakan kontaktor magnet
adalah: memeriksa berapa tegangan kerja belitan magnet dari kontaktor tersebut. Pada umumnya
tegangan kerjanya adalah 220 V, tetapi ada juga yang bertegangan 110 volt, 380 Volt, dan tegangan
ekstra rendah. Dalam pengawatannya harus hati-hati jangan sampai tegangan yang dihubungkan
melebihi kapasitas tegangan kerja coil kontaktor, hal ini akan berakibat fatal, yaitu coil langsung
terbakar. Komponen utama dalam pengendalian motor secara semi otomatis diantaranya Kontaktor
Magnit, Overload Load, Timer, Push Button ON-OFF, Push Button dan OFF-REF-FWD

Contoh Gambar rangkaian kendali semi-otomatis:

a) Rangkaian Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit

Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit

Gambar 5. Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit

b) Rangkaian Dua Motor dengan Kerja Bergantian (Interlocking)

Dua Motor dengan Kerja Bergantian (Interlocking)


Gambar 6. Dua Motor dengan Kerja Bergantian (Interlocking)

c) Rangkaian Dua motor yang Operasionalnya secara berurutan

Dua motor yang Operasionalnya secara berurutan

Gambar 7. Dua motor yang Operasionalnya secara berurutan

Anda mungkin juga menyukai