Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PESERTA PLPG 2017

Nama Peserta : Ferdian Syah Putra, S.Pd


NUPTK : 9035760661200013
Nomor Peserta PLPG : 17290567310095
Bidang Studi Sertifikasi : 673 Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Sekolah Asal : SMK Negeri 1 Toboali

I. LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR MANDIRI KEEMPAT


SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI
A. Ringkasan Materi

Ringkasan Materi BAB VI

1. Sistem Pengoperasian Motor Listrik Dengan Elektromekanik


Otomasi merupakan kunci utama bagi industri untuk dapat meningkatkan daya
saingnya, otomasi memberikan jaminan bagi industri untuk mendapatkan peningkatan
efisiensi, penghasilan produk dengan kualitas yang konsisten dan pencapaian level
pencemaran lingkungan yang memenuhi standar. Tanpa otomasi pengoperasian peralatan-
peralatan di industri secara manual akan sangat sukar untuk mencapai standar yang
diinginkan. Salah satu komponen aktuator yang paling sering digunakan di industri adalah
motor listrik. Menurut suatu survey, motor listrik mengkonsumsi hampir 65% dari
pemakaian listrik di industri. Dapat mengefisienkan/mengoptimasi penggunaan motor maka
konsumsi listrik dapat dikurangi dan biaya-biaya akan turun.
Pengoperasian motor listrik adalah meliputi pengaturan dan pengendalian motor listrik
mulai dari saat starting sampai motor listrik tersebut berhenti sesuai dengan ketentuan atau
kebutuhan. Pengoperasian dimulai saat motor listrik mulai bekerja (starting), motor listrik
dalam keadaan jalan (running), dan motor listrik berhenti (pengereman). Cara atau sistem
pengontrolan motor listrik dengan kendali elektromagnetik terdiri dari dua bagian yaitu:
Pengontrolan secara semi otomasi (semi automatic control) dan Pengontrolan secara otomasi
(automatic control).
a. Sistem Pengontrolan Semi Otomasi.
Sistem pengontrolan otomasi menggunakan kontaktor magnet dan tombol tekan yang
dilengkapi dengan kontrol perlindungan (protection). Pengontrolan semi otomasi ini untuk
menghidupkan dan mematikan sistem dilakukan dengan tangan (Start dan Stop), dan
pelayanan/penyaluran tenaga ke beban (motor listrik) dihubungkan melalui kontaktor magnet
contoh sederhana pengontrolan semi otomasi yang menggunakan satu buah kontaktor magnet,
satu tombol tekan Normally open (NO) untuk ON dan satu tombol tekan Normally Closed
(NC). Untuk OFF dengan menekan tombol tekanpada rangkaian kontrol arus, maka dapat
mengoperasikan motor listrik yang dayanya relative besar.
b. Sistem Pengontrolan Secara Otomasi.
Sistem pengontrolan motor-motor listrik secara otomasi, motor listrik dikontrol oleh
satu atau lebih alat pengontrol otomasi (sensor). Biasanya cara otomasi dengan start atau stop
dilakukan secara manual atau secara otomasi dengan menggunakan alat bantu kontrol saklar
tekan batas (limit switch), saklar penunda waktu (time relay), saklar thermis, saklar level
contoh pengontrol otomasi pada motor pompa dengan sistem pengontrolan yang dilengkapi
dengan saklar pengapung (Float Switch). Saklar pengapung akan menutup rangkaian kontrol
arus bila air di dalam tangki mencapai tingkat terendah (air didalam tangki kosong), dan
motor pompa akan bekerja untuk mengisi air ke tangki. Bila air telah penuh dalam tangki,
saklar pengapung akan membuka rangkaian kontrol dan secara otomatis motor pompa
berhenti. Begitulah seterusnya motor bekerja kembali bila tangki air mendekatikosong.

2. Dasar Instalasi Pengontrolan Motor Listrik Elektromekanik / Non Pemrograman


Pengaman Instalasi Dan Pengaman Motor Listrik.
1. Pengaman Instalasi Dan Pengaman Motor Listrik.
Untuk menghitung besaran arus nominal dari komponen-komponen instalasi motor
listrik sesuai dengan gambar di atas adalah sebagai berikut :
Pengaman utama.
Untuk pengaman utama dapat digunakan Sekring, MCCB atau NFB yang fungsinya
adalah mengamankan seluruh instalasi dari arus listrik akibat hubung singkat yang besar
arus nominalnya maksimum :
I = 250 % . I terbesar + I cabang 1 + I cabang... (besar maksimum)
Pemisah utama.
Untuk pemisah utama dapat digunakan saklar TPST atau sejenisnya. Saklar ini
bekerja saat beban belum beroperasi, sehingga besar arus nominalnya dapat minimal :
I = 115 % . I terbesar + I cabang 1 + I cabang... (besar minimum)
Pengaman cabang.
Untuk pengaman cabang dapat digunakan MCB atau sejenisnya, yang gunanya
untuk mengamankan instalasi cabang dari kelebihan arus akibat hubung singkat yang
besar nominalnya adalah :
I = 250 % . I nominal motor. (besar maksimum)
Pemisah cabang.
Untuk pemisah cabang dapat digunakan saklar TPST atau sejenisnya yang gunanya
adalah untuk memutuskan rangkaian motor listrik saat tidak beroperasi, sehingga besar
arus nominalnya adalah :
I = 115 % . I nominal motor. (besar minimum)
Pengontrol motor listrik.
Untuk pengontrol motor listrik biasanya digunakan kontaktor magnet. Pengontrolan
dapat menggunakan satu buah kontaktor magnet, atau menggunakan beberapa buah
kontaktor magnet sesuai dengan jenis/fungsi pengontrolan motor listrik tersebut. Besar
arus nominal kontak pengontrol adalah :
I = 125 % . I nominal motor. (besar minimum)
Pengaman motor listrik.
Agar motor terhindar dari kerusakan akibat arus lebih yang mengalir melalui
kumparan motor listrik, maka digunakan pengaman motor. Untuk pengaman motor yang
paling sederhana adalah menggunakan Thermal Over load Relay (TOR). Motor yang
harganya mahal biasanya menggunakan beberapa pengaman seperti : pengaman dari
panas lebih, tegangan lebih, frekuensi lebih, keseimbangan tegangan. Besar nominal
pengaman motor listrik akibat arus lebih adalah :
I = 100 % sampai 110 % .I nominal motor. (besar maksimal)
Besar arus nominal motor listrik dapat dilihat pada nameplat motor listrik tersebut
ataudapat juga dihitung dengan menggunakan rumus :
746 x P
= Ampere ( Daya P = HP )
. V. Cos

2. Dasar Pengontrolan Dengan Kontaktor Magnet.


Pengontrolan motor listrik non pemograman adalah pengontrolan yang menggunakan
kontaktor magnet yang dilengkapi dengan alat kontrol lainnya seperti; pengaman, tombol
tekan, time relay, saklar TPST, TPDT, Thermal Overload Relay, sensor dan lain-lain.
Pengontrolan motor listrik secara sederhana yang mana motor listrik dikontrol oleh
kontaktor magnet (K1), yang dilengkapi dengan pengaman instalasi (MCB) dan pengaman
motor dari arus lebih menggunakan Thermal Overload Relay (TOR). Jika K1 bekerja,
maka motor listrik akan beroperasi, dan bila K1 terbuka, maka motor listrik akan berhenti.

3. Simbol-Simbol Pengontrolan Dengan Elektromekanik.


Untuk merancang/menggambarkan suatu instalasi pengontrolan motor listrik,
biasanya digambarkan dalam bentuk simbol. Ada beberapa standar simbol dalam
pengontrolan motor listrik, salah satunya digunakan simbol dari standar Jerman. Untuk
digunakan pada perencanaan pengontrolan motor listrik, maka setiap simbol harus
dipahami cara kerjanya.

3. Analisis Pengontrolan Motor Listrik Non Pemrograman.


1.Analisis Rangkaian Kontrol Arus.
Untuk merencanakan suatu pengontrolan motor listrik dengan kontaktor magnet,
harus dipastikan rangkaian kontrol yang dibuat dapat bekerja dengan baik/handal bila
dioperasikan. Ada kalanya rangkaian kontrol bekerja saat tertentu, dan tidak bekerja saat
lain, berarti rangkaian kontrol yang dibuat belum baik/handal dan perlu digunakan
kontaktor magnet bantu untuk memastikan rangkaian kontrol arus bekerja dengan
baik/handal. Untuk jelasnya dapat dipelajari beberapa rangkaian kontrol arus yang
mengontrol rangkaian utama/beban.
a. Rangkaian kontrol arus untuk motor listrik dua arah putaran
Rangkaian kontrol arus diharapkan dapat mengontrol motor listrik yang bekerja
dengan putaran kiri terlebih dahulu melalui kontaktor magnet K1, setelah putaran kiri
baru boleh bekerja dengan putaran kanan melalui kontaktor magnet K2. Untuk
mengontrol putaran motor ini digunakan dua buah kontaktor magnet. Agar pengontrolan
motor listrik putar kiri dan putar kanan dapat bekerja dengan baik tanpa ada masalah,
maka pada rangkaian kontrol arus ditambahkan satu buah kontaktor magnet bantu.
b. Analisis Rangkaian kontrol Arus Pada Pengasutan Motor Listrik Dengan Tahanan
Motor listrik 3 fasa biasanya menggunakan arus listrik yang lebih besar saat awal
bekerja (Starting), karena motor listrik memiliki kumparan/lilitan yang terbuat dari inti
besi yang dililit oleh kawat email. Jadi untuk mengurangi arus awal dari motor listrik ini,
salah satu dapat menggunakan tahanan yang terhubung seri dengan kumparan motor.
Untuk mengontrol motor starting dengan tahanan mula menggunakan 2 buah kontaktor
magnet. Agar pengontrolan dapat berjalan dengan baik, maka saat starting yang bekerja
adalah kontaktor magnet K1 terlebih dahulu baru bekerja kontaktor magnet K2. Bila
dianalisis rangkaian kontrol arus , terdapat suatu masalah yang mana kemungkinan
kontak NC pada K2 bekerja membuka terlebih dahulu sebelum kontak NO K2 (pengunci)
bekerja/terhubung tergantung kualitas kontaktor magnet yang dipakai. Agar pengontrolan
pengasutan motor listrik dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya digunakan
kontaktor magnet bantu (KB) tambahan kontaktor magnet bantu KB, maka kontaktor
magnet K2 pasti bekerja terlebih dahulu baru kontak NC dari KB akan memutuskan
rangkaian time relay, sehingga rangkaian pengontrolan pengasutan motor listrik bekerja
normal.
c. Menentukan Jumlah Kontak Utama dan Bantu Dari Kontaktor Magnet
Rangkaian pengontrolan motor listrik adakalanya membutuhkan kontak bantu yang
lebih banyak dari yang biasa, untuk itu perlu dianalisis berapa jumlah kontak bantu yang
dibutuhkan. Untuk pengontrolan yang rumit dan membutuhkan beberapa kontaktor
magnet, maka kontak bantu yang dipakai akan lebih banyak.

4. Merencanakan Pengontrolan Motor Listrik Elektromekanik/NonPemrograman


1. Mengkreasi Pengontrolan Motor Listrik
Pengontrolan dapat dilakukan pada satu unit motor listrik atau beberapa unit motor
listrik yang kerjanya saling berhubungan antara motor listrik yang satu dengan motor
listrik yang lain.
Untuk dapat mengkreasi/merancang sebuah pengontrolan motor listrik diperlukan
latihan yang banyak. Agar rangkaian kontrol yang dibuat dapat dipergunakan untuk
aplikasi, maka sebaiknya rangkain kontrol yang dibuat dicoba di laboratorium
pengontrolan motor listrik untuk memastikan fungsinya sesuai dengan keinginan.
a. Masalah pengontrolan dengan satu buah kontaktor magnet.
Satu unit motor listrik dikontrol oleh satu buah kontaktor magnet. Untuk pengontrolan
dengan kontaktor magnet dibutuhkan alat bantu pengontrolan seperti: tombol tekan
Normally Close (NC) untuk Stop/mati (OFF) dan tombol tekan Normally Open (NO)
untuk kerja/hidup serta pengaman instalasi pengontrolan (MCB) dan pengaman beban
lebih Thermal Overload Relay (TOR).
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol :
1. Tegangan listrik tersedia pada jaringan dan MCB terhubung.
2. Saat tombol tekan S1 (ON) ditekan, maka coil K1 akan mendapat tegangan, dan
kontaktor magnet bekerja menghubungkan motor listrik dengan sumber tegangan.
3. Apabila tombol tekan S1 dilepas maka kontaktor magnet akan terbuka kembali dan
motor listrik akan terputus dengan tegangan listrik. (tanpa kontak NO dari kontaktor
magnet K1).
4. Agar motor listrik dapat bekerja normal, maka pada rangkaian kontrol dilengkapi
dengan kontak bantu NO yang terhubung paralel dengan tombol tekan S1 (ON).
5. Untuk memutuskan rangkaian digunakan tombol tekan S0 (OFF).
b. Masalah pengontrolan dengan dua kontaktor magnet.
Motor listrik dapat bekerja dengan dua arah putaran, yaitu putaran arah kiri dan
putaran arah kanan. Motor listrik putar arah kiri-kanan, biasanya digunakan untuk
menutup/membuka pintu atau untuk alat angkat beban. Pengontrolan motor listrik seperti
ini terdiri dari dua posisi, posisi pertama arah kanan dan posisi kedua arah kiri. Untuk itu
pengontrolan membutuhkan dua buah kontaktor magnet dan alat bantu lainnya, seperti:
tombol tekan, pengaman instalasi dan pengaman beban/motor. Motor listrik tiga fasa
berputar dua arah dengan menukarkan fasa yang satu dengan yang lainnya, dan motor
listrik satu fasa dapat bekerja dua arah putaran dengan membalik arah kumparan bantu
atau kumparan utama.
1. Kontrol motor listrik dua arah putaran secara tidak langsung.
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol:
a) Gambarkan terlebih dulu rangkaian kontrol dengan satu kontaktor magnet untuk posisi
pertama (putaran arah kiri).
b) Untuk posisi kedua, ditambahkan satu buah kontaktor magnet yang dihubungkan
setelah tombol tekan stop (S0) yang dilengkapi dengan tombol tekan untuk kontaktor
magnet kedua.
c) Kontaktor magnet satu dan kontaktor magnet dua pada pengontrolan motor listrik dua
arah putaran tidak boleh terhubung dengan tegangan listrik pada waktu yang
bersamaan, hal ini dapat mengakibatkan hubung singkat pada rangkaian utama/tenaga.
d) Agar kontaktor magnet K1 dan kontaktor magnet K2 tidak terhubung pada waktu yang
bersamaan, maka dapat digunakan kontak bantu NC dari K1 dan K2 (kontak
interlock).
e) Tegangan listrik tersedia pada jaringan dan MCB terhubung.
f) Tombol tekan S1 ditekan sesaat, maka kontaktor magnet K1 bekerja untuk motor
listrik putaran kiri.
g) Tombol tekan S2 ditekan sesaat K2 tidak dapat bekerja karena ada kontak interlock
antara K1 dengan K2. Jadi harus terlebih dulu OFF melalui tombol kekan S0, baru
S2 ditekan sesaat, K2 bekerja untuk motor listrik putaran kanan.
h) Untuk memutuskan rangkaian digunakan tombol tekan S0 (OFF). Kontrol motor listrik
dua arah putaran secara langsung. Dengan menggunakan tombol tekan untuk S1 dan
S2 dapat menghubungkan dan memutuskanrangkaian. Jadi S1 dan S2 digunakan
tombol tekan ganda yang terdiri dari satu kontak NC dan satu kontak NO.

2. Pengontrolan motor listrik dua arah putaran secara langsung


Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol :
a) Kontak NC dari tombol tekan ganda S1 digunakan untuk memutuskan rangkaian
kontaktor magnet dua (K2), dan kontak NC dari tombol tekan ganda S2 digunakan
untuk memutuskan rangkaian kontaktor magnet satu (K1).
b) Saat tombol tekan ganda S1 ditekan kontaktor magnet K1 bekerja menghubungkan
motor listrik berputar arah kanan.
c) Saat tombol tekan S2 ditekan kontaktor magnet untuk putaran arah kanan
terputusmelalui kontak NC dari S2, dan kontak NO dari S2 menghubungkan kontaktor
magnet dua K2 untuk menghubungkan motor listrik putaran arah kiri secara langsung.
d) Untuk stop digunakan tombol tekan S0.

3. Pengontrolan motor listrik dua arah putaran secara langsung dengan Limit
Switch
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol :
a) Perhatikan rangkaian kontrol arus dua arah putaran secara tidak langsung.
b) Limit switch (LS) digunakan untuk membatasi gerakan putaran motor listrik atau
membuat motor listrik berhenti.
c) Gunakan limit switch (LS) yang terdiri dari kontak NC dan NO, yang mana NO untuk
menghubungkan rangkaian yang satu, dan kontak NC memutuskan rangkaian yang
lain.
d) Untuk memutuskan rangkaian, maka secara umum kontak NC dihubungkan seri
dengan kumparan kontaktor magnet.
e) Saat tombol tekan S1 ditekan motor listrik berputar menuju arah kanan, bila
menyentuh limit switch (LS) motor akan berhenti. Dan untuk menggerakkan motor ke
arah kiri digunakan kontak NO dari tombol tekan S2.
f) Untuk stop digunakan tombol tekan S0 Normally Close (NC).

4. Kontrol dua unit motor listrik bekerja berurutan


Untuk keperluan tertentu ada kalanya pengontrolan motor listrik bekerja berurutan
sesuai tuntutan kerja mesin. Motor listrik bekerja berurutan adalah: awalnya motor listrik
pertama yang bekerja/beroperasi melalui kontaktor magnet satu (K1), setelah itu baru dapat
bekerja motor listrik kedua melalui kontaktor magnet dua (K2). Untuk keadaan
stop/berhenti harus terlebih dahulu motor listrik kedua, setelah itu baru dapat motor listrik
pertama berhenti.
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol :
a) Dari rangkaian kontrol arus dengan satu buah kontaktor magnet (K1), ditambah satu
lagi rangkaian kontaktor magnet untuk motor listrik kedua (K2). Agar kedua rangkaian
kontaktor magnet dapat berhenti ditambahkan satu tombol tekan stop S0 dan dua buah
kontak dari pengaman motor listrik.
b) Agar K2 tidak dapat bekerja sebelum K1 bekerja, maka kontak NO dari K1 diserikan
dengan rangkaian K2.
c) Untuk stop harus dimulai dari rangkaian K2, untuk itu kontak NO dari K2
dihubungkan paralel dengan tombol stop (S1) rangkaian kontaktor magnet K1.
d) Rangkaian motor listrik pertama lebih dahulu hidup, baru motor listrik kedua.
e) Untuk stop motor listrik kedua lebih dahulu, baru motor listrik pertama.

5. Kontrol pengasutan motor listrik 3 fasa dengan tahanan.


Secara umum motor induksi tiga fasa menggunakan arus listrik yang relatif besar saat
awal beroperasi (starting), hal ini terjadi untuk membangkitkan kemagnetan pada inti
motor listrik tersebut. Untuk mengurangi arus awal (starting) pada motor induksi tiga fasa
dapat digunakan dengan menghubungkan tahanan depan saat awal motor listrik
beroperasi, setelah itu tahanan harus terlepas dari rangkaian motor listrik tersebut. Jadi saat
awal bekerja rangkaian motor listrik terhubung melalui tahanan (K2 bekerja), setelah
beberapa waktu rangkaian motor listrik terhubung melalui kontaktor magnet K1 (tanpa
tahanan).
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol :
a) Dari rangkaian pengontrolan menggunakan satu buah kontaktor magnet (K1),
ditambah satu lagi rangkaian kontaktor magnet (K2) sebagai rangkaian dengan
tahanan pengasutan.
b) Rencanakanlah rangkaian kontrol arus pengasutan yang bekerja dimulai dari rangkaian
kontaktor magnet dua ( K2 ) pengasutan, setelah waktu tertentu dapat bekerja
rangkaian kontaktor magnet satu (K1) motor listrik running.
c) Dengan menghubungkan time relay pada rangkaian yang bekerja pertama, maka
rangkaian kedua dapat bekerja dengan bantuan kontak NO time relay.
d) Tombol tekan S1 menghubungkan rangkaian tahanan pengasutan (K2), setelah waktu
tertentu rangkaian kontaktor magnet satu (K1) bekerja (motor listrik running).
Timerelay terhubung dengan rangkaian kontaktor magnet dua (K2).
e) Kontak NO dari time relay dipakai untuk menghubungkan kontaktor magnet satu
(K1).
f) Time relay yang digunakan adalah time relay elektronik, maka saat rangkaian running
time relay dan kontaktor magnet dua harus terputus (OFF).
g) Untuk stop digunakan tombol tekan S0 dengan kontak Normally Close (NC).

2. Tiga unit motor listrik bekerja berurutan otomatis


Motor listrik bekerja berurutan maksudnya adalah motor listrik yang bekerja dimulai
dari motor listrik satu (M1), motor listrik dua (M2), motor listrik tiga (M3) dan
seterusnya, rangkaian kontrol arus tiga unit motor listrik bekerja berurutan secara
otomatis dengan mengikuti langkah-langkah perencanaan berikut :
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian :
Buatlah rangkaian satu buah kontaktor magnet lengkap dengan tombol tekan ON dan
tombol tekan OFF serta pengaman rangkaian.
a. Hubungkan satu buah time relay (T1) melalui kontaktor magnet K1, gunakan kontak
NO dari time relay (T1) untuk mengaktifkan kontaktor magnet K2.
b. Hubungkan time relay kedua (T2) melalui K2, gunakan kontak NO dari time relay K2
untuk mengaktifkan kontaktor magnet K3.
c. Time relay elektronik harus OFF saat running.
d. Saat tombol tekan S1 ditekan, kontaktor magnet K1 akan bekerja menghubungkan
rangkaian utama, motor M1 bekerja.
e. Sesuai pengaturan waktu, kontak time relay T1 akan mengaktifkan kontaktor magnet
K2 untuk motor listrik M2 bekerja.
f. Kontak time relay T2 akan mengaktifkan kontaktor magnet K3 untuk motor listrik M3
bekerja.
g. Untuk stop digunakan tombol tekan S0 kontak Normally Close (NC ).

3. Tiga unit motor listrik bekerja bergantian terus menerus otomatis


a) Motor listrik ada kalanya bekerja bergantian agar motor listrik yang laindapat istrahat
sesuai dengan kebutuhannya. Motor listrik bekerja dimulai dari motor listrik satu
(M1), motor listrik dua (M2), dan motor listrik tiga (M3). Bekerja bergantian secara
otomatis sesuai dengan lamanya satu motor listrik dibuutuhkan bekerja jumlah
kontaktor magnet utama yang dibutuhkan, yaitu tiga buah sesuai dengan jumlah beban
yang akan dikontrol. Untuk timerelay dibutuhkan sebanyak tiga buah untuk
mengontrol lamanya tiap beban bekerja.
b) Rencanakanlah rangkaian kontrol arus tiga unit motor listrik bekerja bergantian terus-
menerus secara otomatis dengan mengikuti langkah-langkah perencanaan berikut :
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol:
1. Buatlah rangkaian satu buah kontaktor magnet lengkap dengan tombol tekan ON dan
tombol tekan OFF serta pengaman rangkaian.
2. Hubungkan satu buah time relay (T1) melalui kontaktor magnet K1, gunakan kontak
NOdari time relay (T1) untuk mengaktifkan kontaktor magnet K2. Dan gunakan
kontak NCdari K2 untuk memutuskan rangkaian kontaktor magnet K1.
3. Hubungkan time relay kedua (T2) melalui K2, gunakan kontak NO dari time relay
T2untuk mengaktifkan kontaktor magnet K3, dan kontak NC dari K3 memutuskan
rangkaian kontaktor magnet K2.
4. Hubungkan time relay ketiga (T3) melalui K3, gunakan kontak NO dari time relay T3
untuk mengaktifkan kembali kontaktor magnet K1.
5. Time relay elektronik harus OFF saat running agar tidak cepat rusak.
6. Jadi saat tombol tekan S1 ditekan, kontaktor magnet K1 akan bekerja menghubungkan
rangkaian utama, motor M1 bekerja.
7. Sesuai pengaturan waktu, kontak time relay T1 akan mengaktifkan kontaktor magnet
K2 motor listrik M2 bekerja, dan motor listrik M1 stop/berhenti.
8. Kontak time relay T2 akan mengaktifkan kontaktor magnet K3 motor listrik M3
bekerja, dan motor listrik M2 stop/berhenti.
9. Kontak NO dari time relay T3 akan mengaktifkan kembali kontaktor magnet K1 motor
listrik M1 kembali bekerja.
10. Demikian seterusnya kerja motor listrik M1, M2 dan M3 kerja bergantian secara
otomatis.
11. Untuk stop digunakan tombol tekan S0 Normally Close ( NC )
Pengontrolan dengan empat buah kontaktor magnet.pengontrolan motor listrik yang
menggunakan empat buah kontaktor magnet adalah starting motor induksi tiga fasa
dua arah putaran.
4. Pengontrolan motor listrik tiga fasa starting bintang-running segitiga dua arah
putaran.
Rangkaian utama/tenaga pengontrolan motor listrik 3 fasa starting bintang-segitiga dua
arah putaran.
a. Rangkaian kontrol arus starting bintang-segitiga dua arah putaran
Langkah-langkah perencanaan dan prinsip kerja rangkaian kontrol :
Rangkaian kontrol motor listrik dua arah putaran secara tidak langsung, dan rangkaian
kontrol starting bintang-segitiga, digabungkan rangkaiannya dengan memperhatikan
prinsip kerja pengontrolan yang diinginkan.
1) Gunakan Limit Switch (LS) untuk membatasi gerakan motor listrik baik arah kanan,
maupun putaran arah kiri.
2) Tombol tekan S1 direncanakan untuk mengaktifkan rangkaian kontaktor magnet K1
untuk motor listrik arah kanan.
3) Tombol tekan S2 direncanakan untuk mengaktifkan kontaktor magnet K2 untuk motor
listrik arah kiri.
4) Kontak NC dari Limit switch LS1 digunakan untuk memutuskan rangkaian kontaktor
magnet dua (K2), dan kontak NC dari Limit Switch LS2 digunakan untuk memutuskan
rangkaian kontaktor magnet satu ( K1 ).
5) Rencanakanlah pengontrolan motor listrik tiga fasa dua arah putaran tanpa melihat
gambar yang sudahsiap.
6) Saat tombol tekan ganda S1 ditekan kontaktor magnet K1 bekerja menghubungkan
motor listrik dengan sumber tegangan tiga fasa untuk putaran arah kanan, sekaligus
menghubungkan rangkaian kontaktor magnet K3 untuk hubungan kumparan motor
secara bintang.
7) Setelah beberapa detik sesuai pengaturan waktu, kontak timer memutuskan rangkaian
K3 bintang dan menghubungkan rangkaian kontaktor magnet untuk segitiga.
8) Saat tombol tekan S2 ditekan kontaktor magnet untuk putaran arah kanan terputus
melalui kontak NC dari S2, dan kontak NO dari S2 menghubungkan kontaktor magnet
dua K2 untuk menghubungkan motor listrik putaran arah kiri.
5. Aplikasi Pengontrolan Motor Listrik Motor listrik
a. Motor listrik Sebagai Penggerak Alat Transfortasi Material.
Salah satu penggunaan motor listrik di industri adalah untuk penggerak alat
transportasi material (Band berjalan). Agar material yang dipindahkan dapat berjalan
dengan baik, maka dibuat Band berjalan tersebut bekerja menurut urutan tertentu sesuai
dengan kebutuhan mesin produksi.
b. Rangkaian Kontrol Motor Ban Berjalan (Conveyor)
Rangkaian kontrol arus merupakan bagian dari instalasi motor listrik, yang merupakan
rangkaian dari alat-alat kontrol seperti coil kontaktor magnet, kontak bantu dari kontaktor
magnet utama, kontak bantu thermal over load relay, tombol tekan, time relay sekring
danlampu tanda. Instalasi pengontrolan tiga unit motor listrik untuk menggerakkan
konveyor. Rangkaian utama dapat dilihat rangkaian dari komponen-komponen yang
digunakan seperti:
a. MCCB utama sebagai pengaman utama dari beberapa beban cabang.
b. MCB sebagai pengaman rangkaian utama setiap motor listrik.
c. Thermal over load relay masing-masing motor listrik.
d. Kontaktor magnet utama untuk masing-masing motor listrik.
e. Cara pengasutan (starting) motor listrik yang digunakan.
Komponen yang dipasang di dalam panel kontrol adalah: kontaktor magnet, pengaman
instalasi dan pengaman motor (beban). Sedangkan bagian yang dipasang diluar panel
seperti jaringan listrik dan motor listrik. Biasanya motor listrik ditempatkan di lapangan.
Cara kerja rangkaian pengontrolan tiga unit motor listrik.
Rangkaian kontrol arus dan rangkaian utama adalah merupakan satu rangkaian yang
saling berhubungan. Pada sistem pengontrolan tiga unit motor induksi tiga phasa bekerja
dan berhenti berurutan secara otomatis sesuai dengan rangkaian kontrol arus dan
rangkaian utama di atas mempunyai cara kerja sebagai berikut :
a) Cara mengoperasikan conveyor :
(1) Pada keadaan berhenti normal tidak ada alat kontrol yang bekerja (aktif), dan
beban dalam keadaan terbuka.
(2) Untuk mengoperasikan motor, tombol tekan S2 diberi energi l (ditekan), maka
kontaktor 3 (K3) akan terenergi (bekerja) yang dikunci oleh kontak bantu K3
(NO), dan kontak utama kontaktor 3 (K3) akan menghubungkan motor tiga
dengan tegangan jala-jala (M3 bekerja). Hal ini dapat dilihat melalui lampu tanda
H3 warna hijau menyala.
(3) Bekerjanya kontaktor 3 (K3) sekaligus mengaktifkan relay waktu 2 (T2), setelah
waktu Relay waktu 2 (T2) tercapai, kontak T2 (NO) akan menghubungkan
kontaktor 2 (K2) dan relay waktu 1 (T1) yang dikunci oleh kontak bantu K2 (NO),
dan kontak utama kontaktor 2 (K2) akan menghubungkan motor dua dengan
tegangan jala-jala (M2 bekerja ). Hal ini dapat dilihat melalui lampu tanda H2
warna hijau menyala. Hampir bersamaan dengan itu kontak bantu K2 (NC) akan
membuka relay waktu 2 (T2) dan relay waktu 4 (T4).
(4) Setelah waktu relay waktu 1 (T1) tercapai, kontak T1 (NO) akan menghubungkan
kontaktor 1 (K1) yang dikunci oleh kontak bantu K1 (NO), dan motor listrik satu
akan terhubung dengan tegangan jala-jala (M1 bekerja). Hal ini juga dapat dilihat
melalui lampu tanda H1 warna hijau akan menyala. Kontak bantu K1 (NC) akan
membuka relay waktu 1 (T1), sehingga tidak ada relay waktu yang bekerja setelah
semua motor listrik bekerja norma. Motor listrik bekerja berurutan mulai dari
motor tiga (M3), motor dua (M2) dan terakhir motor satu (M1) yang berlangsung
secara otomatis melalui relay waktu (time relay).
b) Cara menghentikan conveyor :
(1) Bila tombol tekan S3 ditekan, maka motor listrik akan berhenti secara normal
dengan berurutan.
(2) Saat tombol tekan S3 bekerja, maka kontaktor bantu (K1A) dan relay waktu 3
(T3) akan terenergi (bekerja) yang dikunci oleh kontak bantu K1A (NO). hampir
bersamaan kontak bantu K1A (NC) akan membuka kontaktor 1 ((K1), sehingga
motor satu akan terbuka dari tegangan jala-jala (M1 berhenti).
(3) Setelah waktu Relay waktu 3 (T3) tercapai, kontak T3 (NC) akan membuka
kontaktor2 (K2) dan motor dua M2 akan berhenti. Kontaktor 2 (K2) terbuka
akibatnya relay waktu 4 (T4) terhubung (terenergi) melalui kontak bantu K2
(NC). (4) Setelah waktu relay waktu 4 (T4) tercapai, kontak T4 NC akan
membuka semua sistem, sehingga alat-alat kontrol kembali pada posisi awal
(tidak aktif).
(4) Cara memberhentikan motor bahwa motor listrik tersebut berhenti (stop) secara
berurutan mulai dari motor satu (M1), motor dua (M2),dan terakhir motor tiga
(M3) yang berlangsung secara otomatis melalui time relay. Bila terjadi gangguan
(emergency), maka motor listrik dapat diberhentikan secara mendadak melalui
tombol tekan S1, dan ke tiga unit motor listrik tersebut akan berhenti secara
serentak.
c) Cara kerja pengaman instalasi dan beban listrik.
Cara kerja pengaman yang digunakan sesuai dengan fungsialat pengaman
(1) Pengaman instalasi (MCB) akan bekerja bila terjadi hubung singkat pada
rangkaian yang diamankan oleh MCB tersebut. Bila pada rangkaian kontrol arus
terjadi hubung singkat, maka MCB pada rangkaian kontrol tersebut akan
terputus/terbuka, dan rangkaian kontrol arus akan terputus dengan tegangan.
Dengan terputusnya rangkaian kontrol arus ini, rangkaian utama akan terbuka dan
motor akan berhenti seluruhnya. Dan bila hubung singkat terjadi pada rangkaian
utama, maka motor listrik pada rangkaian utama tersebut akan berhenti.
(2) Pengaman beban lebih (Thermal Over load Relay) akan bekerja bila beban
mekanik motor melebihi daya nominalnya, akibatnya arus listrik yang mengalir
melalui rangkaian utama akan bertambah besar sehingga relay beban lebih akan
bekerja dan kontak bantunya akan membuka rangkaian kontrol. Terbukanya
rangkaian control arus, maka motor akan berhenti seluruhnya dan lampu tanda H4
warna kuning akan menyala.

5. Rancangan Instalasi Pengontrolan Motor Listrik Non Pemrograman Pada Panel


Listrik
1. Pengenalan Alat Kontrol Pada Panel Listrik
Pengontrolan motor listrik yang dipasang pada panel listrik menggunakan beberapa
kontaktor magnet dan dilengkapi dengan alat bantu pengontrolan seperti: Tombol tekan,
Thermal over load relay, Time relay dan alat bantu lainnya. Kontaktor magnet sebagai alat
utama pengontrol beban, alat bantu pengontrolan diperlukan pada rangkaian kontrol untuk
dapat memfungsikan kontaktor magnet dengan baik.
a. Pengaman Instalasi Listrik.
Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan
sebagai berikut: NFB (No Fuse Breaker) dan MCB (Miniature Circuit Breaker). Besarnya
arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian
pengendali atau rangkaian pengawatan. Pengaman listrik NFB digunakan untuk pengaman
induk, MCB 1 fasa digunakan untuk pengaman rangkaian pengendali dan MCB 3 fasa
untuk pengaman rangkaian pengawatan.
b. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis yang
digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load). Kontaktor magnit
bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Pada kontaktor magnet terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama (NO) yang diberi nomor
terminal 1-2, 3-4 dan 5-6. dan kontak bantu dengan nomor terminal 13-14 (NO) dan 21-22
(NC). Kontak utama pada terminal 1-3-5 dihubungkan ke sumber energi dan terminal 2-4-6
dihubungkan ke beban (load).
c. Push Bottom ( Tombol Tekan ).
Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol
ditekan akan merubah kontak NO menjadi terhubung/tertutup dan NC menjadi
terputus/terbukan. Berdasarkan jenis kontaknya terdiri dari: Single kontak dan Double
kontak.
d. Saklar Penunda Waktu (Time Relay)
Time Delay adalah saklar penunda waktu yang digunakan sebagai alat bantu sistim
pengendali. Terminal Source terdapat pada nomor 2-7, Kontak NO pada terminal 1-3 dan
6-8 dan kontak NC terdapat pada terminal 1-4 dan 5-8
e. Thermal Over load Relay ( TOR )
Thermal Over load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Jaringan listrik akan putus bila arus
yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load Relay dengan melalui
proses panas yang terdapat pada relay. Pada saat me-reset memerlukan waktu untuk
mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.
f. Lampu Indikator.
Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator bahwa panel
dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam
keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedangkan warna hijau bahwa panel dalam keadaan
ON arus mengalir kerangkaian beban listrik. Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai
tanda tegangan kerja 3 fase, dengan warna lampu merah, kuning, hijau.

2. Panel Kontrol Listrik


Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk tempat komponen dan
rangkaian pengontrolan motor listrik. Dari panel kontrol ini dapat mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang menggunakan motor
listrik sebagai penggeraknya. Setiap beban motor listrik berdaya besar di industri selalu
dilengkapi dengan panel kontrol listrik. Guna mengoperasikan motor listrik dimana motor
listrik dapat dikendalikan dari dekat maupun jauh diperlukan alat kontrol sebagai
penghubung sekaligus sebagai pengatur. Agar motor dan alat kontrolnya dapat berfungsi
dengan baik sebagaimana mestinya, banyak faktor yang harus dipertimbangkan baik mesin
maupun alat kontrolnya. Bila terjadi gangguan kelistrikan di lapangan, maka alat
pengaman yang ada dipanel kontrol akan bekerja untuk mengamankan instalasi listriknya.
Jadi alat pengaman yang ada dipanel kontrol akan mendeteksi bagian yang mengalami
gangguan, sehingga operator dapat menentukan lokasi gangguan.
a. Bagian-Bagian Panel Kontrol Motor Listrik.
Panel listrik merupakan lemari penempatan komponen kontrol listrik, sehingga
komponen pengontrolan ini tersusun dengan baik, aman dan rapi. Penempatan komponen
kontrol ada yang ditempatkan dibagian dalam panel, dan ada juga yang dibagian luar
(nampak dari luar). Jadi untuk menghubungkan komponen kontrol yang dibagian dalam
panel dengan yang di luar panel harus melalui terminal. Pada bagian dalam panel
ditempatkan komponen kontrol seperti; MCB, kontaktor magnet, thermal over load relay,
time relay, terminal. Komponen kontrol ini ditempatkan menggunakan rel omega (), dan
kabel kontrol dan kabel tenaga diletakkan dalam kabel kanal saluran kabel ). Untuk
komponen bagian luar, biasanya diletakan pada pintu panel seperti ;lampu indikator, alat
ukur. Dan untuk beban ( motor listrik ) juga dihubungkan melalui terminal. Penempatan
semua komponen control ini harus memenuhi persyaratan panel listrik sesuaidengan PUIL
yaitu :
a. Semua penghantar/ kabel harus disusun rapi
b. Semua komponen harus dipasang rapi
c. Semua bagian yang bertegangan harus terlindungi
d. Semua komponen sudah terpasang kuat
e. Jika terjadi gangguan tidak meluas / mempunyai keandalan yang tinggi
f. Mudah diperluas / dikembangkan jika diperlukan
b. Bentuk Panel Listrik.
Secara umum panel listrik terbuat dari plat besi yang dibentuk berbentuk kotak segi
empat yang dilengkapi dengan pintu. Ukuran panel listrik dimulai dari ukuran kecil sampai
yang besar.
c. Tata Letak Komponen Kontrol
Untuk menempatkan komponen control motor listrik harus tersusun dengan rapi, kuat
dan mudah untuk membuat rangkaian antara satu komponen dengan komponen yang lain.
d. Rangkaian Kontrol Motor Listrik Pada Panel Listrik.
Rangkaian pengontrolan motor listrik pada panel listrik dirangkai berdasarkan
rangkaian kontrol arus dan rangkaian utama/tenaga yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan.
e. Kelompok Titik Terminal Kontak.
Pembagian kelompok terminal kontak biasanya dibagi dengan tiga bagian yaitu:
kelompok kabel masuk, kelompok kabel beban, dan kelompok kabel kontrol.

3. Pengawatan Rangkaian Kontrol Motor Listrik Pada Panel


Panel kontrol listrik terbuat dari plat besi yang dibentuk menjadi box segi empat yang
dilengkapi dengan pintu. Di dalam panel diletakkan komponen-komponen kontrol tenaga
listrik seperti: MCB, Kontaktor Magnit, Time Relay, Terminal, dan Kabel Canal. Diluar
panel diletakkan : tombol tekan, lampu indikator, alat ukur, motor listrik dan lainnya yang
dianggap perlu di amati saat sistem bekerja.
Ringkasan Materi BAB VII

BAB VII. MENGKREASI INSTALASI MOTOR DENGAN


PEMOGRAMAN PLC SESUAI STANDAR PUIL/SNI

1. Merancang proyek instalasi motor listrik sesuai standar PUIL/SNI


1. Panel Kontrol
Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik di bengkel listrik atau industri yang mengunakan motor
listrik sebagai penggeraknya. Pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis manual
dan jenis otomatis.
a. Pengontrolan manual
Pengontrolan manual adalah pengontrolan motor listrik yang dilayani dengan alat
kontrol manual. Alat kontrol manual anatara lain menggunakan: TPDT, Saklar pisau,
Saklar ON/OFF, Pengontrolan tromol (drum controller)
b. Pengontrolan otomatis
Pengontrolan otomatis adalah pengontrolan motor listrik yang menggunakan peralatan
listrik tanpa melibatkan manual. Komponen-komponen utama antara lain:
Saklar magnet/Magnetic Contactor
Pengaman motor
Time Delay relay (TDR)
Tombol tekan ON (Push bottom on)
Tombol tekan OFF(Push bottom off)
Lampu indikator
Konduktor/Kabel
Rel omega
Rel sirip
Terminal deret legrand
2. Perancangan Instalasi Motor Listrik
Untuk mempermudah didalam memahami cara kerja rangkaian kontrol, setelah kita
mempelajari fungsi masing-masing komponen didalam panel kontrol maka kita mengenal
dua macam gambar rangkaian, yaitu rangkaian diagram lingkaran arus atau rangkaian
pengendali dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali yaitu rangkaian yang
berhubungan dengan kontrol saja, dan pada umumnya menggunakan arus dan peng -
hantar yang tidak terlalu besar. Sedangkan rangkaian utama adalah rangkaian yang
dikendalikan. Pada umumnya arus yang mengalir adalah cukup besar tergantung yang
dikendalikan, maka penghantarnya harus menyesuaikan dan mengikuti kaidah yang
berlaku (PUIL). Misalnya beban motor-motor listrik di suatu industri.
3. Diagram Kontrol Instalasi Motor Listrik
a. Diagram Blok
Diagram blok tersusun atas beberapa persegi panjang yang masing-masing memiliki
sebuah bagian alat kontrol beserta penjelasan rinci mengenai fungsinya. Persegi
panjang tersebut dihubungkan dengan tanda panah yang menunjukkan arah dari aliran
dayanya.
b. Diagram Satu Garis
Diagram satu garis hampir sama dengan diagram blok, hanya saja komponen-
komponennya ditunjukkan dengan simbol-simbol dari masing-masing komponen,
bukan dengan persegi panjang. Simbol-simbol tersebut memberikan pengertian sifat-
sifat dasar komponen, sehingga diagram satu garis menunjukkan lebih banyak
informasi mengenai pengontrolan sistem tenaga listrik yang akan dikontrol. Garis-
garis yang menghubungkan berbagai jenis komponen
c. Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan menunjukkan hubungan antar komponen-komponen,
dilihat dari posisi penempatan fisik terminal-terminal dan bahkan juga warna
penghantarnya.
d. Diagram Skematik
Diagram skematik menunjukkan keseluruhan hubungan rangkaian listrik antar
komponen tanpa melihat penempatan posisi komponen-komponen ataupun pengaturan
terminalnya.
4. Sistem Pengasutan Motor
a. Metode Pengasutan Langsung
Mengoperasikan sebuah motor terutama motor induksi tiga fasa, sebelum
mencapaiputaran penuh atau pada saat start motor sebelumnya perlu mendapatkan
pengasutan terlebih dahulu, guna mengurangi arus start yang cukup tinggi. Terdapat dua
permasalahan yang sering dijumpai dalam start motor induksi tiga fasa, yaitu arus start
yang besar dan torsi awal yang terlalu kecil. Disisi lain untuk melakukan start pada motor
tiga fasa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sistem tegangan yang
menyuplainya dan jenis kumparan stator motor.
b. Metode Pengasutan Bintang Segitiga
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan bintang segitiga dari
sumber catu daya tiga fasa. Pengasutan motor induksi tiga fasa dengan metode
pengasutan bintang segitiga dapat dilakukan dengan menggunakan saklar manual bintang
segitiga atau dengan menggunakan magnetik kontaktor.
Pengasutan Menggunakan Saklar Manual Bintang Segitiga
Pengasutan Bintang Segitiga Menggunakan Magnetik Kontaktor
c. Metode Pangasutan Resistor Primer
Pengasutan motor induksi tiga fasa dengan metode resistor primer dilakukan dengan
menggunakan saklar magnetik kontaktor dan tahanan asut diseri dengan belitan stator
motor. Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan resistor primer terdiri
daritiga buah resistor yang ditempatkan secara seri dengan belitan stator selama
pengoperasian awal motor atau pada saat start. Cara ini memberikan start yang sangat
halus tanpa ada sama sekali kejutan mekanik. Tegangan jatuh pada semua resistor pada
awalnya tinggi namun berangsur-angsur berkurang selama motor menambah kecepatan
dan arus turun, sehingga tegangan pada terminal motor bertambah dengan demikian
kecepatan motor bertambah.
Starting motor induksi tiga fasa dengan metode pengasutan resistor primer dapat
mengurangi kejutan listrik dan motor dapat berputar dengan halus. Dalam metode
pengasutan ini terdapat komponen utama yaitu kontaktor K1 dan K2 sebagai saklar
magnetik dan timer sebagai tunda waktu kontaktor K2.
5. Pengaturan Putaran Motor Maju Mundur
Mengoperasikan motor putaran maju mundur dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu yang pertama secara manual dan secara otomatis. Sistem manual biasanya tidak
ditambahkan timer sebagai pengatur waktu putaran berikutnya, sedang sistem otomatis
dengan menggunakan timer.
Dalam pengaturan putaran motor maju dan mundur sama halnya dengan membalik
putaran motor, putaran motor dapat terbalik, jika arah putaran medan magnet stator juga
terbalik. Untuk membalik putaran medan magnet stator dapat dilakukan dengan menukar
dua dari tiga penghantar fasa motor tersebut.
Pengaturan putaran motor maju mundur secara manual digunakan dua buah magnetik
kontaktor, dimana kantoktor-kontaktor tersebut berfungsi sebagai penukar dua dari ketiga
fasa Pada motor induksi tiga fasa. dimisalkan K1 berfungsi untuk mengoperasikan motor
saat berputar maju dan K2 sebagai pengoperasian putaran mundur. Pengaturan motor ini
biasanya untuk mempermudah suatu pekerjaan angkat mengangkat pada industri-industri.
Untuk mengangkat barang dari satu tempat ke tempat lain banyak menggunakan metode
pengaturan motor putaran maju mundur secara manual.

2. Merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan pemograman (PLC).


1. Sistem Kendali PLC
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relay
elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugas-tugas
pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat dilakukan antara
lain menggunakan PLC (Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari
berbagai peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali.
Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan penerapan
yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
1) PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, sumber belajar interface
input dan output program kendali disimpan dalam memori program. Program
mengendalikan PLC sehingga saat sinyal input dari peralatan input on timbul respon yang
sesuai. Respon ini umumnya meng-onkan sinyal output pada peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem PLC.PLC
mengeksekusi program, memproses sinyal input/output, dan mengkomunikasikan dengan
peralatan luar.
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem
operasi sesungguhnya software sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali
disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random
Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali. Penyimpanan
program dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem
operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory)
yang isinya dapatdihapus dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan
kemudian diisi program ulang menggunakan PROM Writer.
Interfis adalah sumber belajar rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal
pada peralatan luar. Interfis input menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal
yang dibutuhkan untuk operasi sistem. Interfis output menyesuaikan sinyal dari PLC
dengan sinyal untuk mengendalikan peralatan output.
2) Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC
memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu
antara lain :
1. Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar level, saklar
tekan, saklar proximity.
2. Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level,
3. Rotary encoder
3) Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya :
a. Kontaktor
b. Motor listrik
c. Lampu
d. Buzer
4) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC,
tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan ini
digunakan untuk keperluan tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian.
Peralatan penunjang itu,antara lain :
1) Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol pemrogram,
programmable terminal, dan sebagainya.
2) Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
3) Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
4) Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
5) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital membutuhkan catu
daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe
modular membutuhkan catu daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya
tersedia pada unit.
6) Komponen Unit PLC
Unit PLC dibuat dalam banyak model/tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan : yang dibedakan menurut:
a. jenis catu daya
b. jumlah terminal input/ output
c. tipe rangkaian output
1) Jenis Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik untuk
dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya untuk
disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
2) Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya.
Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC
merk OMRON pada satu unittersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60.
Jumlah terminal I/O dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi
sehingga dimungkinkan memiliki 100I/O. Umumnya, jumlah terminal input dan
output megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2.PLC dengan terminal I/O sebanyak
10 memiliki terminal input 6 dan terminal output 4.
a. Tipe Rangkaian Output
PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung
kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian output yaitu :
output relay, output transistor singking dan output transistor soucing. Di bawah ini
diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian
output.

Tabel Jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output
Jumlah I/O pada PLC

Penjelasan Komponen
1. Terminal input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke terminal ini
2. Terminal Ground Fungsional
Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe AC) untuk
meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan mengurangi resiko kejutan
listrik.
3. Terminal Ground Pengaman
Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi resiko kejutan listrik
4. Terminal catu daya luar
PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal output catu daya 24
VDC untuk mencatu daya peralatan input.
5. Terminal input
Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini.
6. Terminal Output
Sambunglah peralatan output luar ke terminal output ini.
7. Indikator status PLC
Indikator ini menunjukkan status operasi PLC, seperti ditunjukkan pada tabel
berikut ini :

Indikator Status Arti


PWR ON Daya sedang dicatukan ke PLC
(hijau) OFF Daya tidak sedang dicatu ke PLC
RUN ON PLC beroperasi dalam mode RUN atau
(hijau) MONITOR
OFF PLC beroperasi dalam mode
PROGRAM, atau terjadi kesalahan fatal
COMM Berkedip Data sedang ditransfer melalui port
(kuning) peripheral atau port RS-232C
OFF Data tidak sedang ditransfer melalui
port peripheral atau port RS-232C
ERR/ALM ON Terjadi kesalahan fatal
(merah) Berkedip Terjadi kesalahan tidak fatal
OFF Operasi berlangsung normal

Tabel Indikator Status PLC

8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input
menyala selama refreshing input/output. Jika terjadi kesalahan fatal, indikator
input berubah sebagai berikut :
Tabel Indikator Input
Kesalahan fatal Indikator input
Kesalahan unit CPU, Padam
kesalahan bus I/O, atau
terlalu banyak unit I/O
Kesalahan memori atau Indikator akan berubah
kesalahan FALS (sistem sesuai status sinyal input,
fatal) tetapi status input tidak
akan diubah pada memori.

9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on.
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251.
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, atau computer.
12. Port RS 232C
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, komputer, atau
Programmable Terminal.
13. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan
menggunakan setting komunikasi pada PC Setup atau setting standar.

Port peripheral dan port RS-232C beroperasi


OFF sesuai dengan setting komunikasi pada PLC
setup, kecuali untuk Konsol Pemrogram yang
disambung ke port peripheral.
Port peripheral dan port RS-232C beroperasi
ON sesuai dengan setting komunikasi standar,
kecuali untuk Konsol Pemrogram yang
disambung ke port peripheral.

14. Baterai
Baterai ini memback-up memori pada unit PLC.
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O analog,
unit sensor suhu).
7) Spesifikasi PLC
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya. Mengabaikan hal ini
dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi secara tidak tepat (mal-fungsi).
Spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi umum, spesifikasi input, dan spesifikasi
output.

2. Mode Operasi PLC


Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu : PROGRAM, MONITOR, dan
RUN. Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan mengedit program, menghapus
memori, atau mengecek kesalahan program. Pada mode ini, program tidak dapat
dieksekusi/dijalankan.
Mode MONITOR digunakan menguji operasi sistem, seperti memonitor status
operasi, melaksanakan instruksi force set dan force reset bit I/O, merubah SV (Set Value)
dan PV (Present Value) timer dan counter, merubah data kata, dan mengedit program
online.
Mode RUN digunakan untuk menjalankan program. Status operasi PLC dapat
dimonitor dari peralatan pemrogram, tetapi bit tidak dapat dipaksa set/ reset dan SV/PV
timer dan counter tidak dapat diubah.
a. Jenis-Jenis Alat Pemrogram
Ada beberapa jenis alat untuk memasukkan program ke dalam PLC yaitu komputer
yang dilengkapi dengan software ladder misalnya CX-Programmer, Konsol
Pemrogram, dan Programmable Terminal. Dengan software ladder CX-Programmer,
program yang dimasukkan ke dalam PLC dapat berbentuk diagram ladder atau kode
mneumonik, tetapi Konsol Pemrogram hanya dapat memasukkan program dalam
bentuk kode mneumonik.
b. Sambungan Alat Pemrogram
PLC dapat disambung ke Konsol Pemrogram atau komputer dengan software ladder
seperti CX-Programmer, SSS (Sysmac Support Software), atau Syswin, dan
Programmable Terminal.
c. Sambungan Konsol Pemrogram
Hubungkan Konsol Pemrogram ke port peripheral PLC. Konsol Pemrogram tidak
dapat disambung ke port RS-232C. PLC akan otomatis berkomunikasi dengan Konsol
Pemrogram tanpa memandang metode komunikasi yang dipilih pada saklar
komunikasi PLC.

Gambar Sambungan Konsol Pemrogram


d. Sambungan Komunikasi Host Link
Komunikasi Host Link adalah komunikasi antara PLC dan komputer yang di dalamnya
diinstal software ladder. Komputer dapat disambung ke port peripheral atau port RS-
232C PLC. Portperipheral dapat beroperasi dalam mode Host Link atau mode
peripheral bus. Port RS-232C beroperasi hanya dalam mode Host Link Komputer
dapat disambung ke port peripheral PLC dengan adapter RS- 232C : CQM1-CIF02
atau CPM1-CIF01.
e. Sambungan Komunikasi NT Link
Komunikasi NT Link adalah komunikasi antara PLC dan Programmable Terminal.
Pada Link NT 1:1, PLC dapat disambung langsung ke Programmable Terminal yang
disambung ke port RS-232C. Ia tidak dapat disambung ke port peripheral.

3. Teknik Pemrograman PLC


Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu: alamat, instruksi, dan operand.
Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi, instruksi, atau data dalam daerah
memori. Instruksi harus disusun secara berurutan dan menempatkannya dalam alamat
yang tepat sehingga seluruh instruksi dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga
alamat tertinggi dalam program.
Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC hanya dapat
melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang sesuai. Operand adalah
nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data yang digunakan untuk suatu instruksi.
Operand dapat dimasukkan sebagai konstanta yang menyatakan nilai angka nyata atau
merupakan alamat data dalam memori.

4. Perancangan Instalasi Motor dengan Pemograman PLC


Membuat program kendali PLC ditempuh melalui langkah-langkah sistematis
sebagai berikut :
a. Menguraikan urutan kendali
Pembuatan program diawali dengan penguraian urutan kendali. Ini dapat dibuat
dengan menggunakan kalimat-kalimat logika, gambar-gambar, diagram waktu, atau
bagan alir (flowchart).
b. Menetapkan bit operand untuk peralatan input/output.
Bit operand untuk peralatan input/output mengacu pada daerah memori PLC yang
digunakan. Bit operand dapat dipilih secara bebas sejauh berada pada daerah memori
yang dialokasikan. Tetapi, penggunaan secara bebas sering menjadikan
ketidakkonsistenan sehingga menjadikan program kendali keliru. Oleh sebab itulah
penggunaan bit operand harus ditetapkan sebelum program dibuat. Inventarisir semua
peralatan input dan output yang akan disambung ke PLC, kemudian tetapkan bit
operandnya. Jumlah bit oprand yang tersedia bergantung kepada tipe PLC yang
dispesifikasikan menurut jumlah input-outputnya. Perbandingan jumlah bit input dan
output pada umumnya 3 : 2.Misalnya PLC dengan I/O 10 memiliki bit input sejumlah
6 dan bit output 4. Di bawah ini diberikan contoh daerah memori PLC OMRON
CPM1A-10CDRA.

Tabel Daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA


Daerah Data Words Bit
Input 0 0.00 0.11
IR (Internal Relay) Output 10 10.00 10.07
Kerja (internal) 200 231 200.00
231.15
TR (Temporarilly Relay) TR0 TR7
Timer/counter TC0 TC7

c. Membuat program kendali


Program kendali PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode mneumonik.
Pemilihan tipe program sesuai dengan jenis alat pemrogram yang akan digunakan
untuk memasukkan program ke dalam PLC. Jika diguinakan komputer pilihlah
diagram ladder dan jika digunakan konsol pemrogram gunakan kode mneumonik.

5. Program Kendali Motor


Terdapat berbagai macam operasi motor induksi, suatu motor yang paling banyak
digunakan sebagai penggerak mesin industri. Tetapi, hanya ada beberapa prinsip operasi
motor induksi yaitu :
a. Operasi motor satu arah putaran
b. Operasi motor dua arah putaran
c. Operasi motor dua kecepatan
d. Operasi motor start bintang segitiga
e. Operasi beberapa motor kendali kerja berurutan

Program Kendali Motor Satu arah Putaran


Urutan Kendali Motor, Jika tombol Start ditekan, motor berputar searah jarum jam,
dan jika kemudian tombol Start dilepaskan1), motor tetap berputar dalam arah yang sama.
Jika tombol Stop ditekan, motor berhenti berputar. Adapun penetapan Bit I/O adalah
sebagai berikut:
No Alat input/output Bit operand Fungsi
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
2)
3 Kontaktor 10.00 Menghubungkan motor ke jaringan

Tabel Penetapan Bit I/O Motor Satu Arah Putaran


Keterangan :
1. Kecuali untuk operasi yang sangat khusus, secara umum operasi menjalankan motor
adalah dengan menekan tombol Start dan jika kemudian tombol ini dilepas motor
akan tetap berputar. Maka selanjutnya untuk menjalankan motor cukup disebutkan
dengan menekan tombol Start saja.
2. Motor berdaya kecil dapat disambung langsung ke PLC. Tetapi, untuk motor berdaya
cukup denganarus nominal diatas kemampuan PLC harus menggunakan kontaktor
sebagai penghubung motor kejaringan.

Gambar Program Kendali Motor Satu Arah Putaran


Program Kendali Motor Dua Arah Putaran
a. Urutan Kendali Motor
Jika tombol Forward (FWD) ditekan, motor berputar searah jarum jam dan jika yang
ditekan tombol Reverse (REV), motor berputar berlawanan arah jarum jam. Tombol
STOP digunakan untuk menghentikan operasi motor setia saat.
b. Penetapan Bit I/O

Tabel 6 Penetapan Bit I/O Motor Dua Arah Putaran

No Alat input/output Bit operand Fungsi


1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Fwd 0.01 Menjalankan motor searah jarum jam
3 Tombol Rev 0.02 Menjalankan motor berlawanan arh jarum
jam
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor putaran searah jarum jam
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor putaran berlawanan arh jarum jam

c. Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0.01 10.01 10.00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0.00
10.00 00001 OUT TR0
00002 LD 0.01
0.02 10.00 10.01 00003 OR 10.00
00004 AND LD
10.01 00005 AND NOT 10.01
00006 OUT 10
00007 LD TR0
END(01) 00008 LD 0.02
00009 OR 10.01
00010 AND LD
00011 AND NOT 10.00
00012 OUT 10.01
00013 END(01)

Gambar Program Kendali Motor Dua Arah Putaran


Program Kendali Motor Dua Kecepatan
a. Urutan Kendali Motor
Jika tombol LOW ditekan, motor berputar dalam kecepatan rendah, dan jika kemudian
tombol High ditekan motor berputar dalam kecepatan tinggi. Motor tidak dapat distar
langsung pada kecepatan tinggi dan pada kecepatan tinggi motor tidak dapat
dipindahkan ke kecepatan rendah. Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor.
b. Penetapan Bit I/O
Tabel Penetapan Bit I/O Motor Dua Kecepatan

No Alat input/output Bit operand Fungsi


1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Low Speed 0.01 Menjalankan motor kecepatan rendah
3 Tombol High Speed 0.02 Menjalankan motor kecepatan tinggi
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor kecepatan rendah
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor kecepatan tinggi
6 Kontaktor K3 10.00 Kontaktor kecepatan tinggi

c. Program Kendali PLC

Diagram Ladder Mneumonik


0.00 0.01 0.02 10.01 10.02 10.00 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0.00
10.00 00001 OUT TR0
00002 LD 0.01
10.00 200.00 00003 OR 10.01
00004 AND LD
200.00 0.02 10.00 10.01 00005 AND NOT 0.02
00006 AND NOT 10.01
10.02 00007 AND NOT 10.02
00008 OUT 10.00
00009 LD TR0
END(01) 00010 LD 10.00
00011 OR 200.00
00012 AND LD
00013 OUT 200.00
00014 AND 0.02
00015 AND NOT 10.00
00016 OUT 10.01
00017 OUT 10.02
00018 END(01)
Program Kendali Motor Sistem Start Bintang Segitiga
a. Urutan Kendali Motor
Jika tombol Start ditekan, motor berputar dalam sambungan bintang. Lima detik kemudian,
motor berputar dalam sambungan segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan operasi
motor setiap saat.
b. Penetapan Bit I/O
Tabel 8. Penetapan Bit I/O Sistem Star Bintang Segitiga
No Alat input/output Bit operand Fungsi
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
3 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor utama
4 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor bintang
5 Kontaktor K3 10.02 Kontaktor segitiga

c. Program Kendali PLC


Diagram Ladder Mneumonik
0.00 0.01 10.02 TIM000 10.01 Alamat Instruksi Operand
00000 LD NOT 0.00
10.01 TIM 00001 OUT TR0
000 00002 LD 0.01
#050
00003 OR 10.01
10.01 10.00 00004 AND LD
00005 AND NOT 10.02
10.00 00006 AND NOT TIM000
00007 #050
10.00 10.01 10.02 00008 OUT 10.01
00009 LD TR0
00010 LD 10.01
END(01) 00011 OR 10.00
00012 AND LD
00013 OUT 10.00
00014 LD TR0
00015 AND 10.00
00016 AND NOT 10.01
00017 OUT 10.02
00018 END(01)

Program Kendali Motor Start Bintang Segitiga


6. Keselamatan Kerja Pemasangan Unit PLC
Memasang PLC pada tempat yang tepat akan menaikkan keandalan dan usia kerjanya.
Terapkan petunjuk pemasangan unit sebagai berikut :
a. Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai berikut :
1) Terkena sinar matahari langsung.
2) Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
3) Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
4) Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
5) Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
6) Berdebu.
7) Terkana kejutan atau getaran.
8) Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
b. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :
1) Terkena muatan listrik statis.
2) Terkena medan elektromagnet yang kuat.
3) Terkena pancaran radiasi.
4) Dekat dengan jaringan catu daya.
c. Dalam memasang pastikan ada ventilasi untuk pendinginan
1) Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
2) Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang membangkitkan panas seperti
heater,transformer, atau resistor berukuran besar.
3) Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55 oC.
4) Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan tegangan tinggi.
5) Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat.
6) Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.
d. PLC harus dipasang dalam posisi seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini
untuk menjamin pendinginan yang tepat.

Betul Salah
e. Lepaslah label untuk menghindari pemanasan lebih.
f. Jangan memasang pengawatan I/O PLC pada pipa yang sama dengan jaringan daya.

7. Keselamatan Kerja Pengawatan I/O


a. Kawatilah rangkaian kendali secara terpisah dengan rangkaian catu daya PLC
sehingga tidak terjadi turun tegangan saat perlengkapan lain di-on-kan.
b. Jika digunakan beberapa PLC, kawatilah PLC pada rangkaian terpisah untuk
menjaga tidak terjadi turun tegangan atau operasi pemutus rangkaian yang tidak
tepat.
c. Kawat catu daya dipilin untuk menjaga noise dari jaringan catu daya. Gunakan
transformerisolasi 1:1 untuk mengurangi noise listrik.
d. Dengan mempertimbangkan kemungkinan turun tegangan, gunakan jaringan daya
yang besar.

Gambar Penyambungan Catu daya PLC

e. Sebelum menyambung catu daya, pastikan bahwa tegangan yang tersambung sudah
tepat AC atau DC. Rangkaian internal PLC akan rusak jika daya AC dicatu ke PLC
yang memerlukan catu daya DC.
f. Terminal input catu daya terletak pada bagian atas PLC, sedangkan terminal pada
bagian bawah PLC untuk peralatan luar. Rangkaian internal PLC akan rusak jika
daya AC dicatu keterminal output catu daya PLC.
g. Kencangkan sekrup catu daya AC, sekrup yang kendor dapat mengakibatkan
kebakaran atau malfungsi.
h. Gunakan selalu terminal crimp untuk jaringan daya PLC. Jangan menyambung kawat
serabut telanjang secara langsung ke terminal.
i. Kawatilah input ke PLC dan Unit Ekspansi seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Terminal catu daya dapat dikawati bersama dengan output PLC yang menggunakan
catu daya AC.

Gambar Pengawatan input

j. Jika output 24 VDC berbeban lebih atau terhubung singkat, tegangan akan drop dan
mengakibatkan outputnya OFF. Tindakan pengamanan luar harus diberikan untuk
menjamin keselamatan sistem.
k. Kawatilah output PLC seperti ditunjukkan pada diagram berikut ini.

Gambar Pengawatan output


l. Rangkaian output internal dapat rusak saat beban yang tersambung ke output terhubung
singkat, maka pasanglah sekering pengaman pada tiap rangkaian output.
m. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock, rangkaian pembatas, dan
tindakan pengamanan sejenis pada rangkaian kendali luar (yaitu bukan pada PLC) untuk
menjamin keselamatan pada sistem jika terjadi ketidaknormalan yang disebabkan oleh
mal-fungsi PLC atau faktor luar lainnya yang mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak,
dapat mengakibatkan kecelakaan serius.
n. Diagram berikut menunjukkan contoh rangkaian interlock.

Gambar Rangkaian Interlock

Pada rangkaian interlock di atas, MC1 dan MC2 tidak dapat ON pada saat yang sama
meskipun output 01005 dan 01006 keduanya ON.
o. Saat menyambung beban induktif ke output, sambunglah pengaman surja atau dioda yang
disambung paralel dengan beban.
Gambar Pengaman output

8. Pengawatan I/O Program Kendali Motor


Pengawatan I/O untuk berbagai program kendali motor ditunjukkan gambar berikut

Pengawatan I/O Program Kendali Motor Satu Arah Putaran


Pengawatan I/O ProgramKendali Motor Dua Arah Putaran

Pengawatan I/O Program Kendali Motor Dua Kecepatan dan Pengawatan I/O Program
Kendali Motor Sistem Start Bintang Segitiga
9. Pengawatan Beban Sistem Kendali Motor
Pengawatan beban pada sistem kendali PLC sama seperti pengawatan beban pada
rangkaian kendali elektromagnet karena perbedaan kedua sistem kendali hanya terletak
pada sistem kendalinya.

10. Pengecekan Pengawatan


Mengecek Pengawatan Input
Pengawatan input dapat dicek tanpa menggunakan alat pemrogram. Begitu PLC
dihubungkan ke catu daya, dengan meng-on-kan peralatan input, maka indikator
input yang sesuai akan menyala. Jika tidak demikian, berarti terjadi kesalahan
penyambungan peralatan input.
Mengecek Pengawatan Output
Pengawatan output dapat dicek menggunakan alat pemrogram baik dengan Konsol
Pemrogram atau software ladder. Operasi yang digunakan adalah Force Set/Reset.
Operasi ini dapat dilakukan dalam mode operasi PROGRAM atau MONITOR.
Pengecekan Menggunakan CX-Programmer
Lakukan prosedur berikut untuk mengecek pengawatan output menggunakan CX-
Programmer. Prosedur ini akan benar jika pengawatan I/O sesuai dengan program
kendali yang ada pada PLC. Jika tidak, respon yang diberikan oleh peralatan luar
tidak sama dengan indicator output PLC.
a. Pasanglah pengawatan komunikasi Host Link
b. Hubungkan PLC ke catu daya yang sesuai.
c. Jalankan software CX-Programmer.
d. Tampilkan program ladder yang sesuai dengan pengawatan I/O yang disambung.
e. Lakukan transfer program dari komputer ke PLC. Jika program yang dimaksud
telah ada pada PLC, lakukan transfer program dari PLC ke komputer.
f. Set mode operasi ke MONITOR.
g. Klik kanan output (coil) pada diagram ladder yang akan dicek, kemudian klik
Force>On, maka indikator output dan peralatan output yang sesuai on. Jika tidak
demikian, maka sambungan antara output PLC dan perlatan output tidak benar.
h. Klik kanan output (coil) pada diagram ladder yang akan dicek, kemudian klik
Force>Cancel,maka indikator output dan peralatan output yang sesuai off.
i. Lakukan langkah 7 dan 8 diatas untuk output yang lain.
Pengecekan Menggunakan Konsol Pemrogram
a. Set PLC pada mode operasi MONITOR
b. Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
c. Tekan OUTPUT>MONTR untuk memonitor instruksi output.
d. Tekan SET untuk memaksa bit output on.
e. Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit output off.
f. Tekan NOT atau Tekan SET>RSET>NOT untuk mengembalikan bit ke status
aslinya.

11. Menguji Coba Program Kendali PLC


Setelah program ditransfer ke dalam PLC dan sebelum sistem kendali PLC dioperasikan
secara normal, terlebih dahulu harus dilakukan operasi uji coba. Operasi uji coba
digunakan untuk mengecek eksekusi program dan operasi input output. Untuk operasi
ini PLC diset pada mode operasi MONITOR. Peralatan output tetap off meskipun bit
outputnya on.
Pada mode operasi MONITOR, program dapat dieksekusi dan operasi I/O dapat
diaktifkan. Tetapi masih dimungkinkan untuk menulis/ memodifikasi memori dari alat
pemrogram. Dalam mode MONITOR, dapat dilakukan operasi :
a. Melakukan memaksa bit on atau off (force set/ reset)
b. Merubah nilai setelan waktu timer/ counter
c. Merubah data pada semua daerah memori.
d. Menyunting on-line program ladder
e. Prosedur uji coba program kendali PLC sebagai berikut :
1) Mengecek sambungan pengawatan I/O
Operasi yang digunakan untuk mengecek sambungan pengawatan I/O adalah Force
Set/Reset yaitu operasi untuk memaksa suatu bit on atau off. Bit yang dipaksa on atau
off statusnya tidak bergantung kepada sistem kendali. Pastikan tidak ada efek pada
peralatan sebelum menggunakan operasi Force Set/Reset.
Misalkan, program kendali PLC berikut telah dimasukkan ke dalam PLC dan pengawatan
I/O telah disambung. Langkah-langkah pengecekan sambungan pengawatan I/O sebagai
berikut :
Menggunakan CX-Programmer
a. Beralih ke operasi on-line
b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasi Force>On bit output 10.00 untuk memaksa bit output 10.00 on.
Indikator output 00 pada PLC menyala dan K1 on.
d. Lakukan operasi Force>Off bit output 10.00 untuk memaksa bit output 10.00 off.
Indikator output 01 pada PLC padam dan K1 off.
e. Lakukan operasi Force Cancel bit output 10.00 untuk mengembalikan status asli bit
output 10.00 (atau membebaskan bit output 10.00 dari paksaan on).
f. Ulangi langkah c s.d e untuk bit output 10.01

Menggunakan Konsol Pemrogram


a. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
b. Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
c. Tekan SHIFT>CONT/#>1>0>0>0>MONTR untuk memonitor bit output 10.00
d. Tekan SET untuk memaksa bit yang ditampilkan on.
e. Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
f. Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status asli.

12. Menjalankan sistem kendali tanpa peralatan I/O


Menggunakan CX-Programmer
a. Beralih ke operasi on-line
b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasi Force On bit input 0.01. Operasi ini seperti sedang menekan tombol
Start. Program dieksekusi seperti dalam operasi normal.
d. Lakukan operasi Force Off bit input 0.01. Operasi ini seperti sedang melepas tombol
Start. Eksekusi program tetap berlangsung terus, karena operasi program sekarang
tidak lagi bergantung kepada status bit 0.01.
e. Lakukan operasi Force Cancel untuk membebaskan bit input dari operasi paksa.
Eksekusi program tetap berlangsung.
f. Lakukan operasi Force On bit input 0.00. Operasi ini seperti sedang menekan tombol
Stop. Eksekusi program berhenti.
g. Lakukan operasi Force Cancel terhadap bit input 0.00.

Menggunakan Konsol Pemrogram


a. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
b. Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
c. Tekan SHIFT>CONT/#>1>MONTR untuk memonitor bit 0.01.
d. Tekan SET untuk memaksa bit input yang ditampilkan on. Operasi ini seperti sedang
menekan tombol Start. Program dieksekusi seperti dalam operasi normal.
e. Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off. Operasi ini
seperti sedang melepas tombol Start. Eksekusi program tetap berlangsung terus,
karena operasi program sekarang tidak lagi bergantung kepada status bit 0.01.
f. Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status asli. Eksekusi
program tetap berlangsung.
g. Tekan SHIFT>CONT/#>0>MONTR untuk memonitor bit 0.00. Operasi ini seperti
sedang menekan tombol Stop. Eksekusi program berhenti.
h. Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status asli.
Catatan :
a. Jangan sampai lupa untuk melakukan operasi Force Cancel setelah operasi Force
Set/Reset. Jika tidak, dalam pengoperasian normal, program tidak dieksekusi
secara normal meskipun program yang dimaksud benar.
b. Jika dikehendaki, Jalannya arus pada diagram ladder dapat dimonitor sehingga
mudah diketahui proses eksekusi program kendali. Gunakan operasi monitoring
setelah beralih ke operasi on-line dengan prosedur sebagai berikut : Klik PLC >
Monitor > Monitoring.
c. Jika dalam monitoring program ditemui kesalahan dalam penetapan bit operand,
jeniskontak NC atau NO, kendali waktu Timer/Counter dapat dilakukan
penyuntingan program sambil mengeksekusi program. Operasi ini disebut
penyuntingan on-line.
B. Materi Yang Sulit Dipahami. Uraikan materi yang menurut anda sulit dipahami
dalam bagian ini
Bab VII pada bagian mengecek peralatan output dan menguji coba program
kendali PLC. Bagian ini sulit dipahami tanpa melakukan praktik langsung.

C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar. Uraikan materi
yang menurut anda esensial tetapi tidak dijelaskan dalam bagian ini
Materi pengontrolan motor menggunakan smart relay Zelio Soft Scheneider.
Gangguan yang sering terjadi pada rangkaian kontrol motor dan cara mengatasi
gangguan tersebut.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar. Uraikan
materi yang menurut anda tidak esensial tetapi dijelaskan dalam bagian ini
Tidak ada, semua materi dianggap penting dan perlu dijelaskan lagi secara
mendetail sesuai dgn kondisi dan situasi sekarang ini.

E. Jawaban Latihan Soal Uraian


Latihan Soal Bab VI Uraian

1. Pengontrolan motor listrik dua arah putaran banyak digunakan di industri untuk angkat
beban. Rancanglah pengontrolan motor listrik dua arah putaran dengan dilengkapi limit
switch.

L1
L2
L3
N
PE

F2
F1

F5

K1 K2
S1

LS 1 K1 LS 2 K2 K1 K2

LS 2 LS 1
F5

K2 K1 M
3

K1 K2 H1 H2
2. Pengontrolon motor listrik bekerja berurutan digunakan di industri pertambangan.
Rancanglah pengontrolan motor listrik yang dapat bekerja berurutan!
L1
L2
L3
N
PE

F1
F2 F3

F5

F6

S0 K1 K2

S1 K2 S3

F5 F6
S2 K1 S4
K2 K1 K2

M1 M2
K2 K1 3 3

K1 K2 H1 H2
3. Rancanglah rangkaian kontrol arus 3 unit motor listrik bekerja berurutan otomatis

L1
L2
L3
N
PE

F1
F1 F2 F3

F5

F6

F7
K1 K2 K3

S0

S1 F5 F6 F7
K1 T3 T1 K2 T2 K3 K1 K2 K3

K2 K3 K1 M1 M2 M3
3 3 3

H1 H2 H3
K1 T1 K2 T2 K3 T3
Latihan Soal Bab VII Uraian

1. Salah satu bahasa pemrograman PLC dengan instruksi ladder diagram yang banyak digunakan
untuk pengendalian motor. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor
DOL

2. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor dua arah putaran
3. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor dua kecepatan

4. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor start bintang segitiga
Latihan Soal Bab VII Uraian

1. Salah satu bahasa pemrograman PLC dengan instruksi ladder diagram yang banyak digunakan
untuk pengendalian motor. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor
DOL

2. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor dua arah putaran
3. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor dua kecepatan

4. Rancanglah ladder diagram dari PLC untuk pengoperasian motor start bintang segitiga

Anda mungkin juga menyukai