Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS ISKANDARMUDA

FAKULTAS TEKNIK
Jalan Kampus Unida – Surien Telp. 44349 – 42098
BANDA ACEH

Mata Kuliah : (ELT-214) Pengaturan dan Penggunaan Motor Listrik


Tanggal :
Waktu :
Sifat Ujian :
Dosen Pengampu : Muliadi, ST., MT

Soal Ujian Final

1. Jelaskan kenapa motor listrik tiga fasa perlu dilakukan pengasutan saat dioperasikan?

2. Sebutkan komponen-komponen kontrol dan komponen-komponen daya yang dipakai dalam


sistem pengendalian motor listrik tiga fasa?

3. Gambarkan rangkaian kontrol dan rangkaian utama pada pengendalian sebuah motor induksi tiga
fasa yang dapat dihidupkan dan dimatikan dari 4 (empat) tempat, kemudian jelaskan prinsip kerja
pengendalian tersebut.

4. Gambarkan rangkaian kontrol dan rangkaian utama pada pengendalian 6 motor induksi tiga fasa
yang bekerja berurutan secara otomatis pada selang waktu tertentu yang dilayani sebuah tombol
On/Off, kemudian jelaskan prinsip kerja pengendalian tersebut.

5. Buatlah rangkaian kontrol dan rangkaian utama pengendalian kontaktor magnetik untuk
membuka dan menutup pintu secara manual yang digerakkan oleh sebuah motor induksi 3 fasa,
dilengkapi tombol untuk membuka dan menutup berada di dalam maupun di luar pintu, juga
saklar pembatas untuk membatasi gerakan membuka dan menutup pintu tersebut serta jelaskan
cara kerjanya!

NOTE :
Jawabannya tolong dikumpulkan tepat waktu ke Email: muliadi.tripa@gmail.com Pada hari
Sabtu tanggal 05 Agustus 2023 paling telat saya terima pukul 24.00 WIB.
Apabila sudah melebihi dari batas waktu yang telah ditetapkan, maka jawabannya TIDAK
DITERIMA LAGI atau dianggap tidak IKUT FINAL.
LEMBAR JAWABAN UJIAN PENGATURAN DAN PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK
NAMA : NURLAILLI
NPM : 2022320014

1. Motor listrik tiga fasa perlu dilakukan pengasutan saat dioperasikan tujuannya adalah agar arus
starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi.

Jenis-jenis pengasutan motor listrik


a. Pengontrolan pada saat motor listrik akan dijalankan.
b. Pengontrolan pada saat motor listrik telah berjalan. (pengaturan kecepatan, pembalikan arah
putaran dan lain sebagainya)
c. Pengontrolan pada saat motor listrik akan dihentikan (pengereman)

Ada beberapa cara teknik pengasutan, di antaranya:


 Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
Starting dengan metoda ini menggunakan tegangan jala-jala / line penuh yang dihubungkan
langsung ke terminal motor melalui rangkaia pengendali mekanik atau dengan relay kontaktor
magnit. Biasanya dilakukan bila motor adalah motor dengan daya kecil. Berikut rangkaian
pengawatan dengan pengasutan Hubungan Langsung :

Arus starting sekitar 4 sampai 8 kali arus nominal. Dan torsi awal sekitar 0,5 – 1,5 torsi
nominal. Tidak dianjurkan bila starting lebih dari 10 detik mengingat arus starting yang
sangat besar.

 Tahanan depan Stator (Primary Resistor)


Starting dengan menggunakan tahanan primer adalah suatu cara menurunkan tegangan yang
masuk ke motor melalui tahanan yang disebut tahanan primer karena tahanan ini terhubung
pada sisi stator. Hal ini menggunakan prinsip tegangan jatuh. Berikut rangkaian pengawatan
dengan pengasutan Tahanan depan Stator :
Untuk start kita menggunakan kontaktor 1 yang di seri dengan resistans untuk mengurangi
arus awal, setelah putaran lebih lancar, gunakan kontaktor 2 dan matikan kontaktor 1 agar
arus tidak melewati resistans. Metode ini banyak digunakan untuk motor dengan daya kecil.z

 Autotransformator
Prinsipnya sama dengan menggunakan tahanan primer namun digantikan dengan traffo
otomatis yang akan mengatur tegangan start dari motor. Setelah beberapa saat motor
dipercepat, transformator diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada
tegangan penuh.

 Segitiga-Bintang (Star-Delta)
Metode starting Y – ∆ banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar
yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat
dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotari Y – ∆, saklar khusus Y- ∆ atau
dapat juga menggunakan beberapa kontaktor magnit beserta kelengkapannya yang dirancang
khusus untuk rangkaian starter Y – ∆. Arus starting sekitar 1,8 sampai 2,6 kali arus nominal.
Dan torsi awal sekitar 0,5 torsi nominal. Berikut rangkaian pengawatan dengan pengasutan
Segitiga-Bintang :
 Tahanan Rotor lilit
Metoda lain untuk menurunkan arus starting adalah dengan menggunakan tahanan (R) yang
dihubungkan pada rangkaian rotor. Starting ini hanya dapat dipakai untuk motor induksi
motor rotor lilit (motor slip ring), sedangkan untuk motor induksi rotor sangkar hal ini tidak
bisa dilakukan.
Motor induksi rotor lilit juga disebut motor induksi cincin geser (slipring), rotornya
mempunyai lilitan yang dihubungkan ke tahanan luar. Pada waktu starting, motor
dihubungkan dengan tahanan (Rheostat) dengan harga R yang maksimum. Setelah motor
running, maka rheostat dihubung singkat.

2. Komponen-komponen kontrol dan komponen-komponen daya yang dipakai dalam sistem


pengendalian motor listrik tiga fasa sebagai berikut :

a. Komponen kontrol yang dipakai dalam sistem pengendalian motor listrik tiga fasa yaitu :

 Komponen push button. Biasa disebut juga dengan sakelar ON/ OFF banyak dipakai
sebagai alat penghubung atau pemutus sirkuit kontrol. Mempunyai dua kontak, yaitu NC
dan NO. Yang artinya ketika sakelar tidak dipakai satu kontak akan terhubung Normally
Close, dan satu kontak lainnya akan Normally Open. Saat kontak ditekan secara manual
kondisinya akan berbalik posisi menjadi NO dan NC. Berikut gambar dari push button :
 Komponen timer. Biasanya dipakai pada rangkaian kontrol pengendalian, fungsinya
yaitu untuk mengatur kapan suatu kontaktor harus energized atau mengatur berapa
lama kontaktor akan energized. Ada empat jenis timer yang sering dipakai yang
mempunyai karakteristik kerja seperti pada gambar dibawah ini :

 Komponen relai. Bekerja secara elektromagnetis, saat coil K terminal A1 dan A2


diberikan arus listrik angker akan menjadi magnet dan menarik lidah kontak yang
ditahan oleh pegas, kontak utama 1 akan terhubung dengan kontak cabang 4.
Simbol dan bentuk fisik relay sebagai berikut :

Saat arus listrik putus (unenergized), elektromagnetiknya akan hilang dan kontak
akan kembali pada posisi awal karena ditarik oleh tekanan pegas. Kemudian pada
kontak utama 1 akan terhubung kembali dengan kontak cabang 2. Relai memakai tegangan
DC 12V, 24V, 48V dan AC 220V.

b. Komponen daya yang dipakai dalam sistem pengendalian motor listrik tiga fasa yaitu :

 Kontaktor. Kontaktor adalah sakelar daya yang bekerja dengan prinsip


elektromagnetik. Sebuah coil dengan inti yang berbentuk huruf E yang diam, bila coil
dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan akan menarik inti magnet yang
bergerak dan menarik sekaligus kontak pada posisi ON. Batang inti yang bergerak
menarik paling sedikit ada 3 kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau
NO. Kerusakan yang terjadi pada kontaktor, biasanya terjadi karena belitan coil yang
terbakar atau kontak tipnya saling lengket atau pada ujung-ujung kontaknya terbakar.

Susunan kontak dalam Kontaktor secara skematik terdiri dari belitan coil dengan notasi
A2-A1. Berikut gambar pengawatan kontaktor :

 Kabel Daya/Power. Kabel Power yang akan digunakan untuk penghubung dari MCB ke
Kontactor, ke Overload Relay, dan sebagainya. Kabel yang biasa digunakan untuk Power
di dalam Panel adalah Jenis Kabel NYAF. Pemilihan kabel NYAF / serabut karena
karakter kabelnya yang mudah diatur sehingga sangat cocok digunakan untuk inatalasi
dalam panel yang umumnya sangat rumit dan sempit. Berikut tampilan gambar Kabel Daya
:
 Circuit Breaker. Circuit Breaker / MCB adalah sebuah komponen pengaman yang
kompak, karena di dalamnya terdiri dua pengaman sekaligus. Pengaman pertama beban
lebih oleh bimetal, dan kedua pengaman arus hubung-singkat oleh relai arus. Pada
saat salah satu pengaman berfungsi maka secara otomatis sistem mekanik MCB akan
trip dengan sendirinya. Pengaman bimetal bekerja secara thermis, fungsi kuadrat arus
dan waktu sehingga saat terjadi beban lebih reaksi MCB menunggu beberapa saat. Berikut
tampilan gambar dari MCB :
3. Rangkaian kontrol dan rangkaian utama pada pengendalian sebuah motor induksi tiga fasa yang
dapat dihidupkan dan dimatikan dari 4 (empat) tempat sebagai berikut :

Rangkaian Kontrol
Rangkaian Utama

Prinsip Kerja

Cara kerja dari rangkaian instalasi tersebut di atas dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut, jika
ingin menjalankan motor dari tempat 1 tinggal tekan tombol START 1 atau jika ingin menjalankan
motor dari tempat 2 tinggal tekan tombol START 2 atau jika ingin menjalankan motor dari tempat 3
tinggal tombol START 3, begitu juga dengan motor dari tempat 4 tinggal tekan tombol start 4.
Sedangkan untuk mematikan motor juga bisa dimatikan dari ketiga tempat tersebut, untuk mematikan
motor dari tempat 1 tinggal tekan tombol STOP 1 atau jika ingin mematikan motor dari tempat 2 ya
tinggal tombol STOP 2 atau jika ingin mematikan motor dari tempat 3 tinggal tekan tombol STOP 3,
begitu juga dengan motor dari tempat 4 tinggal tekan tombol start 4.
4. Gambarkan rangkaian kontrol dan rangkaian utama pada pengendalian 6 motor induksi tiga fasa
yang bekerja berurutan secara otomatis pada selang waktu tertentu yang dilayani sebuah tombol
On/Off, kemudian jelaskan prinsip kerja pengendalian tersebut.

+24V 1

MCB

2 3 4 5 6 7 8 9 10

ON1 K1 K1 K1 K3 K3 K5 K5 K7 K7 K9

K7 5
K1 K2 K3 5 K4 K5 5 K6 K8 K9 5 K10

0V

2 5 7 9 11
3 6 8 10
4

Prinsip Kerja

Jika tombol ON1 ditekan, kontaktor K1 dan K2 bekerja sekaligus mengaktifkan timer K3. K3 mulai
menghitung mundur, setelah sampai 5 detik, kontak NO K3 akan menutup dan mengalirkan arus ke
K4, sekaligus mengaktifkan timer K5. K5 mulai menghitung mundur, setelah 5 detik, kontak NO K5
akan menutup dan mengalirkan arus ke K6, sekaligus mengaktifkan timer K7. K7 mulai menghitung
mundur, setelah sampai 5 detik, kontak NO K7 akan menutup dan mengalirkan arus ke K8, sekaligus
mengaktifkan timer K9. K9 mulai menghitung mundur, setelah sampai 5 detik, kontak NO K9 akan
menutup dan mengalirkan arus ke K10.
5. Buatlah rangkaian kontrol dan rangkaian utama pengendalian kontaktor magnetik untuk membuka
dan menutup pintu secara manual yang digerakkan oleh sebuah motor induksi 3 fasa, dilengkapi
tombol untuk membuka dan menutup berada di dalam maupun di luar pintu, juga saklar pembatas
untuk membatasi gerakan membuka dan menutup pintu tersebut serta jelaskan cara kerjanya!

Motor Induksi dapat diputar arah kanan atau putar arah kiri, caranya dengan mempertukarkan
dua kawat terminal box. Putaran Kanan kiri diperlukan misalkan untuk Membuka dan
Menutup Pintu Garasi.

Rangkaian Daya Putaran Kanan-Putaran Kiri Motor Induksi terdiri atas dua kontaktor yang
bekerja bergantian, tidak bisa bekerja bersamaan sesuai gambar diatas. Fuse F1 digunakan
untuk pengaman hubung singkat rangkaian daya. Ketika Kontaktor Q 1 posisi ON motor
putarannya ke kanan, saat Q1 di OFF kan dan Q2 di ON kan maka terjadi pertukaran kabel
supply menuju terminal motor, motor akan berputar ke kiri. Rangkaian Daya dilengkapi
pengaman thermal overload relay F3, yang akan memutuskan rangkaian daya dan rangkaian
kontrol ketika motor mendapat beban lebih.
Cara kerja rangkaian kontrol, posisi stand by jala-jala mendapat supply 220 V dengan titik
netral N.

Posisi Putaran Arah Kanan

Saat tombol Normally Open S3 (Forward) di tekan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil
kontaktor Q1, sehingga kontaktor Q1 energized. Pada posisi ini motor berputar ke kanan.
Perhatikan koil Q1 di serikan dengan kontak Normally Close Q2, dan sebaliknya koil Q2 di
seri dengan kontak Normally Close Q1, ini disebut saling mengunci (interlocking). Artinya
ketika koil Q1 ON, maka koil Q2 akan terkunci selalu OFF. Atau saat koil Q2 sedang ON,
maka koil Q1 akan selalu OFF. Karena koil Q1 akan bergantian bekerja dengan Q2 atau
sebaliknya, dan keduanya tidak akan bekerja secara bersamaan.

Posisi Putaran Arah Kiri

Kontak Normally Open S2 (Reverse) ditekan, loop tertutup terjadi pada rnagkaian koil Q 2,
Kontaktor Q2 akan ON dan dengan sendirinya koil kontaktor Q1 akan OFF, terjadi pertukaran
dua kabel phasa pada terminal motor dan motor berputar ke kiri.

Untuk mematikan rangkaian, tekan tombol Normally Close S1, maka rangkaian kontrol
terbuka dan aliran listrik ke koil Q1 dan koil Q2 terputus dan rangkaian dalam kondisi mati.
Jika terjadi beban lebih kontak F3 akan terbuka, maka rangkaian akan terputus aliran
listriknya dan rangkaian kontrol dan daya akan terputus.

Sebuah lampu P1 disambungkan ke kontak 98 dari F 3 berfungsi sebagai indikator beban lebih,
lampu P1 akan ON jika terjadi gangguan beban lebih.

Gambar : Rangkaian Pengawatan Kontrol Pembalikan Putaran


Rangkaian kontrol dikembangkan dengan menambahkan dua lampu indikator E 1 akan
ON ketika motor berputar ke kanan, dan lampu indikator E 2 akan ON ketika motor
berputar ke kiri sesuai gambar rangkaian di bawah ini. Pada rangkaian kontrol
dikembangkan tombol NC (Normally Close) S1 dan tombol Normally Close S3 untuk
mematikan rangkaian. Tombol NC (Normally Close) S2 untuk meng-energized koil Q1
(Forward), dan tombol Normally Open S4 untuk meng-energized koil Q2 (Reverse).
Tiap lampu indikator diamankan dengan fuse F 1 untuk lampu E1 dan F2 untuk lampu
E2, sedangkan fuse F3 untuk pengaman rangkaian kontrol.

Gambar. Rangkaian Kontrol Pembalikan Motor dilengkapi Lampu Indikator

Anda mungkin juga menyukai