Anda di halaman 1dari 129

MSPE

by
HENNY SUTRISNO
PENGENDALI MOTOR LISTRIK
SMK NEGERI 2 WONOSARI
Jl. K.H. Agus Salim Wonosari, Gunungkidul Telp. (0274) 391019, Fax. (0274) 392454
Laman : http://www.smkn2wonosari.sch.id, E_mail : stmnegerigk@yahoo.com
PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK
Tahapan pengendalian motor listrik :
1. Mula jalan (starting)
Motor dengan daya kurang dari 4 KW, dapat
dioperasikan secara langsung (direct on line).
Sedangkan pengoperasian motor berdaya besar
diperlukan pengasutan untuk meredam arus awal yang
sangat besar.
2. Berjalan (running)
Setelah motor berjalan beberapa saat, arus akan turun
secara bertahap sampai arus nominal motor.
Kemudian motor dapat dikendalikan sesuai kebutuhan,
misalnya pengaturan kecepatan, membalik arah
perputaran, dan lain-lain.
2. Berhenti (stopping)
Pada tahap ini yang diperlukan adalah
pengereman ( breaking), sehingga motor dapat
berhenti sesuai dengan keinginan (tanpa over
shoot)
JENIS PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK
1. Manual
Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus
listrik ke motor digunakan saklar manual mekanis,
misalnya saklar togel (toggle switch).

2. Semi Otomatis
Operator cukup menekan tombol START atau STOP,
sedangkan sebagai penghubung atau pemutus aliran
arus listrik ke motor dilakukan oleh kontaktor
magnet.
3. Otomatis
Kerja dari sistem dikendalikan dengan sebuah
program yang dibuat pada komputer yang
terintegrasi dengan kontaktor magnet, sensor
dan pengaman sehingga motor bekerja secara
otomatis seperti yang telah diprogramkan.
PENGENDALI MAGNETIK
KOMPONEN PENGENDALI MAGNETIK , antara lain :

1. MAGNETIC CONTACTOR
2. THERMAL OVERLOAD RELAY
3. M C B (MINIATURE CIRCUIT BREAKER)
4. M C CB ( MOULDED CASE CIRCUIT BREAKER
5. FUSE
6. NO FUSE BREAKER ( NFB )
7. TIME DELAY RELAY ( TDR )
8. Saklar dan tombol tekan/push button
9. Dan lainnya.
PENGENDALI MAGNETIK
KOMPONEN PENGENDALI MAGNETIK , antara lain :

1. MAGNETIC CONTACTOR
2. THERMAL OVERLOAD RELAY
3. M C B (MINIATURE CIRCUIT BREAKER)
4. M C CB ( MOULDED CASE CIRCUIT BREAKER
5. FUSE
6. NO FUSE BREAKER ( NFB )
7. TIME DELAY RELAY ( TDR )
8. Saklar dan tombol tekan/push button
9. Dan lainnya.
gambar kontak internal pada Kontaktor

1. MAGNETIC CONTACTOR

Gambar potongan kontaktor magnet


Bentuk fisik kontaktor
magnet
Susunan kontak internal kontaktor magnet

Gambar susunan kontak-


kontak
GAMBAR BUKAAN KONTAKTOR MAGNET
2. THERMAL OVERLOAD RELAY ( TOR )
Thermal Overload Relay (TOR) merupakan salah satu
pengaman motor listrik dari arus yang berlebihan. TOR akan
memutus aliran listrik ke rangkaian jika terjadi arus listrik
yang melebihi batas dari ketentuan.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor magnet pada kontak
utama 2, 4, 6 (keluaran dari MC) sebelum ke beban. Prinsip
kerjanya berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan
arus yang mengalir pada elemen bimetal.

Penyebab terjadinya beban lebih, antara lain:

1) Beban mekanik motor terlalu besar


2) Arus mula jalan/start yang tertalu besar
3) Motor berhenti secara mendadak
4) Adanya hubung singkat
5) Salah satu fase dari sumber 3 fase tidak masuk ke motor
Bentuk fisik dan bagian-bagian TOR
Simbol TOR
Sambungan TOR dengan kontaktor magnet
3. M C B (Miniature Circuit Breaker)
MCB berfungsi sebagai pemutus aliran listrik yang menuju ke
rangkaian jika terjadi arus yang mengalir pada rangkaian atau
beban listrik melebihi batas yang ditentukan.
MCB bekerja dengan memanfaatkan pemuaian bimetal akibat
panas yang disebabkan arus listrik yang melebihi batas.
Kemampuan MCB antara lain: 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A,
25A, 32A dan seterusnya.

Simbol MCB 1 Bentuk fisik


fase MCB 1 fase
Simbol MCB 3 fase

Bentuk fisik MCB 3 fase


Nama bagian-bagian
1. Terminal
2. Elemen thermo bimetal
3. Kontak
4. Ruang busur api
5. Kumparan
6. Tuas untuk trip dan manual
reset
7. Din, rel mounting
4. M C C B (Moulded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman
dan sebagai penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman,
maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan
arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada spesifikasi
tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan
yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar fisik MCCB


Gambar belahan MCCB
5. SEKERING (Fuse)

Simbol sekering

Sekering tabung

Blade fuse
Sekering patron
6. NO FUSE BREAKER ( NFB )

Gambar fisik NFB


7. MOTOR PROTECTION CIRCUIT BREAKER

Simbol MPCB
Gambar fisik MPCB
8. TIME DELAY RELAY (TDR)
Fungsi dari TDR adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang
dikendalikannya, yaitu untuk mangatur waktu hidup atau mati dari
kontaktor pada suatu instalasi motor listrik secara otomatis.

Jenis TDR berdasarkan prinsip kerjanya dapat dibedakan menjadi 2,


yaitu;

1. Induksi elektromagnetik
Pada TDR ini terdapat motor induksi mini, TDR akan bekerja jika
motor mendapat tegangan AC sehingga memutar roda gigi yang
dapat menarik/membuka dan menutup kontak-kontak secara
mekanis dalam waktu tertentu

2. Elektronik
Secara prinsip elektronik TDR jenis ini terdiri dari rangkaian R dan C
yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal masukan
telah mengisi penuh kapasitor, maka kontak relay akan terhubung.
Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya
pengisisan kapasitor.
Gambar fisik TDR
elektronik
Gambar fisik TDR
induksi elektromagnetik

Gambar fisik socket TDR


Simbol TDR
Nama Simbol Bentuk fisik
kontak

Normally Open
(NO )

Normally Close (
NC )

Saklar utama dua


cabang

Saklar utama dua


cabang
9. Saklar dan tombol tekan/push button
Saklar yang sering digunakan pada instalasi motor listrik antara lain:

Nama Simbol Gambar fisik

Tombol tekan

Saklar putar
cam
(cam switch)
Nama Simbol Gambar fisik

Saklar bintang-
segitiga

Drum switch

Saklar darurat
(emergency switch)
10. Lampu indikator
MOTOR 1 FASE/ single phase motor
Motor fase belah adalah salah satu varian dari motor
induksi 1 fase dimana kumparan statornya terdiri dari dua macam
kumparan, yaitu kumparan utama (running winding/main winding)
dan kumparan bantu (start winding/auxilary winding). Kumparan
bantu disambung paralel dengan kumparan utama namun
letaknya digeser 90o listrik terhadap kumparan utama.
Kumparan utama mempunyai ciri sebagai berikut:
 Diameter kawat besar
 Jumlah kawat sedikit
Dengan jumlah kawat yang sedikit, dan diameter yang besar
maka tahanannya menjadi rendah sedangkan reaktansinya besar.
Sedangkan kumparan bantu mempunyai ciri sebagai berikut;
 Diameter kawat kecil
 Jumlah kawat banyak
Karena jumlah kawatnya banyak/panjang sedangkan diameternya
kecil, maka tahanannya menjadi tinggi dan reaktansinya kecil.
Rangkaian kelistrikan motor 1 fase Gambar fisik rotor sangkar

Konstruksi saklar sentrifugal


Sambungan Bintang / Star / Y

Gb. Sambungan bintang


kumparan motor Gb. Sambungan bintang pada
terminal
motor
Sambungan Segitiga / Delta

Gb. Sambungan segitiga Gb. Sambungan segitiga pada


kumparan motor terminal
motor
PRINSIP PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK

1. Manual dari satu tempat


2. Manual dari dua tempat
3. Manual berurutan
4. Manual bergantian
5. Manual maju-mundur
6. Manual bintang-segitiga
7. Otomatis berurutan
8. Otomatis bergantian
9. Otomatis bintang-segitiga
10.Otomatis maju mundur
11.Dll.
Cara membalik arah putaran motor

Arah putaran maju/forward Arah putaran


mundur/reverse
Prinsip kerja rangkaian kendali
Rangkaian kendali 2 motor
Prinsip kerja berurutan
Prinsip kerja bergantian
Rangkaian kendali motor listrik 3 fase
manual untuk dua arah putaran (maju-
mundur), bintang-segitiga adalah sama
yang berbeda pada rangkaian daya.
Sedangkan rangkaian kendali untuk kerja
otomatis, fungsi tombol (sesudah tombol
start) digantikan oleh kontak-kontak TDR.
Gambar berikut adalah rangkaian kendali
2 motor listrik kerja berurutan secara
otomatis.
SINGLE PHASE MOTOR
THREE PHASE MOTOR
2 motor dengan s3 sebagai selector. Kerja berurutan/bersamaan
Prinsip pembalikan arah putaran motor 3 fase
Untuk membalik arah putaran motor listrik 3 fase dengan
Cara menukar 2 fase sumber listrik dan 1 fase tetap.
Misalkan untuk arah putaran maju terminal motor mendapat
fase RST.
Sedangkan untuk arah putaran motor mundur, maka
terminal motor mendapat fase TSR.
Rangkaian daya
Sambungan Bintang-Segitiga
ANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN BINTANG

C
UL
UR, US, UT = tegangan fase
UR

A
URS = UR-S
- UT UST = UR-T tegangan line
B
UTR = UT-R
D

UT US
Ambil salah satu segitiga, misalkan: C

30o

Pada bangun segitiga istimewa ABC


AB = ½ AC
Sudut A 90o,sudut B 60o dan sudut C 30o
60o

A B

Berapakah panjangnya garis BC ?


Penyambungan motor listrik terhadap sumber
tegangan harus memperhatikan besarnya tegangan
kumparan motor listrik yang digunakan dan
tegangan jala-jala. Beberapa kemungkinan
besarnya tegangan kumparan motor listrik agar
dapat dihubungkan pada tegangan jala-jala dapat
No. Tegangan
dilihat padaterminal
tabel motor
berikut: Tegangan jala-jala Sambungan
1 380V/660V atau 380V ∆ 380V/220V atau 3 x Delta (∆)
380V
2 220V/380V atau 380V Y 380V/220V atau 3 x Bintang (Y)
380V
3 220V/380V atau 380V Y 220V/127V atau 3 x Delta (∆)
220V
4 127V/220V atau 220V Y 220V/127V atau 3 x Bintang (Y)
220V
Agar tidak terjadi guncangan tegangan yang dapat
mengganggu jaringan instalasi penerangan, maka
pengasutan motor listrik tiga fasa harus
berpedoman ketentuan PUIL ayat 520 G4. Adapun
cara pengasutan berdasarkan daya nominal motor
listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Daya Nominal Motor listrik Cara pengasutan

1 Kurang dari atau 1,5 – 2,25 kW disambung langsung pada jala-


jala

2 Sampai atau 4 - 6 kW bintang segitiga

3 Sampai atau 8 - 12 kW bintang segitiga dengan tahanan

4 Lebih dari atau 8 - 12 kW dengan transformator


asut,tahanan asut
No. Cara Pengasutan

1 Pengasutan stator
a. Secara langsung
b. Dengan sakelar bintang segitiga

c. Dengan kumparan hambat

d. Dengan transformator

2 Pengasutan Rotor
a. Dengan kumparan hambat rotor

b. Dengan tahanan rotor


BREAKING
BINTANG SEGITIGA

A B
RANGKAIAN DAYA SAMBUNGAN BINTANG-SEGITIGA
MULTY SPEED MOTOR
Thank ‘s for Your
Attention

Anda mungkin juga menyukai