Eko Setiawan(1) Rifky Dwi Ardian(2) M. Ridwan Arif C., S.T., M.T. (3)
Program Studi Teknik Elektronika Program Studi Teknik Mesin Program Studi Teknik Elektronika
Politeknik Gajah Tunggal Politeknik Gajah Tunggal Politeknik Gajah Tunggal
Tangerang 15135 Tangerang 15135 Tangerang 15135
seko96692@gmail.com wirifky@gmail.com arifridwan14@gmail.com
I. PENDAHULUAN
B. Relay
A. Latar Belakang Relai digunakan untuk kontrol jarak jauh dan untuk
Penerapan sistem kontrol konvensional kurang aman pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
diterapkan pada mesin reverse osmosis karena arus yang kontrol tegangan dan arus rendah. Relai bekerja berdasarkan
digunakan AC (Alternating Current) yang langsung pembentukan elektromagnet yang menggerakan
mendapat tegangan 220 V. waktu yang diperlukan teknisi elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik
dalam melakukan perbaikan cukup lama karena sistem penghubung (konektor) rangkaian, sehingga dapat
pengawatan rumit. Pada pengawatan juga terdapat saling menghasilkan kondisi kontak on atau kontak off atau
sambung kawat kabel dengan hanya dilapisi solatip. kombinasi dari keduanya Relay berfungsi sebagai saklar
Mengingat pondasi mesin berbahan alumunium yang yang diopersikan secara listrik yang terdiri dari 2 bagian
merupakan konduktor, hal tersebut dikhawatirkan akan utama yaitu elektromagnetik dan kontak saklar. Pada
menyalurkan listrik ke seluruh pondasi mesin apabila perancangan kali ini relai yang digunakan adalah relai
terdapat sambungan kabel yang terlepas. dengan tegangan elektromagnetik sebesar +24Vdc dan
kontak saklar nya mampu mengalirkan tegangan hingga
II. TINJAUAN PUSTAKA 250Vac dengan arus maksimal 10A [2].
A. Programable Logic Control
Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses
kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur
tangan manusia (otomatis). Sistem pengontrolan dengan
elektromekanik yang menggunakan relai-relai mempunyai
banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai
mudah aus karena panas/terbakar atau karena hubung
singkat, membutuhkan biaya yang besar saat instalasi,
pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat
jika di kemudian hari diperlukan modifikasi. Penggunaan Gambar 2 Relay
PLC pada kondisi ini maka hal-hal ini dapat dapat diatasi,
C. Kontaktor F. Water Valve Inlet
Kontaktor atau magnetic contactor adalah komponen Water valve inlet pada rancangan ini digunakan agar
elektronika yang memiliki 2 bagian yaitu kontak bergerak dapat menjaga air yang sudah melalui pompa dan berada
(moving contact) dan kontak tetap (fixed contact). Pada pada pipa agar tidak kembali ke balancing tank. Hal ini
bagian kontak tetap memiliki prinsip kerja menggunakan untuk mengurangi kerusakan pompa akibat
medan magnet yang timbul karena adanya arus listrik yang ketidaktersediaan air pada pipa. Valve ini juga sebagai
mengalir pada sebuah kumparan dan akan menarik masukan untuk tetap meninggalkan air pada pipa sebelum
komponen kontak bergerak yang sebelumnya terbuka karena pada akhirnya motor berhenti bekerja [6].
tertahan oleh sebuah spring. [3].
Gambar 3 Kontaktor
E. Pressure Switch
sensor ini yaitu seiring dengan meningkatnya tekanan
udara dalam kompressor maka udara akan menekan bagian
penampang bawah dari sensor sehingga menempel pada
penampang atas dari sensor. Menempelnya kedua
penampang tersebut membuat switch menjadi short. Sensor Gambar 7 Motor 1 fasa
ini dapat diatur untuk tekanan tertentu dengan cara
mengencangkan skrup atau sebaliknya. Sensor ini
menghasilkan data yang berupa data digital [5]. H. Pilot Lamp
Pilot lamp atau indicator lamp adalah alat yang
digunakan untuk memantau kondisi gangguan atau kondisi
kerja yang diinginkan misalnya untuk penunjukkan fasa,
power on, MCB trip, dan sebagainya. Penggunaannya
berupa memberikan nyala lampu apabila terdapat masukan
sesuai program yang dibuat [8].
C. Hasil Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
yang telah dirancang siap untuk diimplementasikan.
Pengujian verifikasi pada proses simulasi menggunakan
pilot lamp sebagai keluarannya.
Tabel 1 Hasil uji verifikasi simulasi
No Komponen Keterangan Hasil
1 Selector Diarahkan ke setiap Sesuai
Mesin pilihan mesin, mesin
yang dipilih akan
menyalakan pilot lamp
2 Selector Diarahkan ke setiap Sesuai
Mode pilihan mode, mode
yang dipilih akan
Input Proses Output menyalakan pilot lamp
Gambar 13 Arsitektur Rancangan 3 Push button Menyalakan pilot lamp Sesuai
motor 1 untuk mewakili motor 1
(mode operasi manual)
B. Desain Rancangan 4 Push button Menyalakan pilot lamp Sesuai
motor 2-3 untuk mewakili motor
2-3 (mode operasi
manual)
5 Emergency Memutus arus saat Sesuai
ditekan
V. KESIMPULAN
Sistem kontrol dengan menggunakan PLC diterapkan
dan pengujian dilakukan mulai dari simulasi, penerapan
hingga alat tersebut digunakan, sistem otomatis yang
diterapkan bekerja maksimal tanpa kendala. Terbukti dari
uji validasi yang tidak menunjukkan permasalahan. Sistem
pengawatan yang lebih aman dan optimalisasi kerja
komponen membuat area kerja menjadi lebih aman serta
waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan juga berkurang
karena sistem pengawatan terstruktur dari dan ke PLC.
DAFTAR PUSTAKA