Anda di halaman 1dari 5

MODIFIKASI SISTEM KONTROL MESIN REVERSE OSMOSIS

MENGGUNAKAN PROGRAMABLE LOGIC CONTROL (PLC) MITSUBISHI


FX2N-32MR DI PLANT A
oleh

Eko Setiawan(1) Rifky Dwi Ardian(2) M. Ridwan Arif C., S.T., M.T. (3)
Program Studi Teknik Elektronika Program Studi Teknik Mesin Program Studi Teknik Elektronika
Politeknik Gajah Tunggal Politeknik Gajah Tunggal Politeknik Gajah Tunggal
Tangerang 15135 Tangerang 15135 Tangerang 15135
seko96692@gmail.com wirifky@gmail.com arifridwan14@gmail.com

ABSTRAK karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam


komponen yang merenovasi tanpa harus mengganti semua
Penyediaan kebutuhan air minum sangat diperlukan instrumen yang ada. Alat ini bekerja berdasarkan masukan
bagi suatu perusahaan yang masih menggunakan tenaga yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu
manusia. Untuk memenuhi fasilitas tersebut, digunakan tertentu yang kemudian akan menyalakan atau mematikan
mesin Reverse Osmosis sebagai alat untuk menyediakan air keluaran. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan
minum. Sistem kontrol yang masih konvensional dan terpenuhi, sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan
Pengawatan yang kurang terstruktur menjadi kendala tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk
tersendiri. Waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan lama pengendali sistem yang memiliki keluaran banyak [1].
karena harus mencari pengawatan yang sesuai untuk
diperbaiki. Oleh karena itu dilakukanlah pengembangan
sistem kontrol menggunakan PLC Mitsubishi tipe FX2N-
32MR dan mengoptimalkan penggunaan komponen
pendukung seperti sensor pelampung, pressure switch, valve
inlet. Peningkatan sistem kontrol terbaru yang digunakan
menjadi lebih terpusat dengan PLC sebagai otaknya dan
pengawatan terstruktur mengarah dari danke PLC sehingga
waktu yang diperlukan untuk perbaikan lebih singkat
.
Kata Kunci : Sistem kontrol, Reverse Osmosis, PLC
Gambar 1 PLC Mitsubishi FX2N-32MR

I. PENDAHULUAN
B. Relay
A. Latar Belakang Relai digunakan untuk kontrol jarak jauh dan untuk
Penerapan sistem kontrol konvensional kurang aman pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
diterapkan pada mesin reverse osmosis karena arus yang kontrol tegangan dan arus rendah. Relai bekerja berdasarkan
digunakan AC (Alternating Current) yang langsung pembentukan elektromagnet yang menggerakan
mendapat tegangan 220 V. waktu yang diperlukan teknisi elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik
dalam melakukan perbaikan cukup lama karena sistem penghubung (konektor) rangkaian, sehingga dapat
pengawatan rumit. Pada pengawatan juga terdapat saling menghasilkan kondisi kontak on atau kontak off atau
sambung kawat kabel dengan hanya dilapisi solatip. kombinasi dari keduanya Relay berfungsi sebagai saklar
Mengingat pondasi mesin berbahan alumunium yang yang diopersikan secara listrik yang terdiri dari 2 bagian
merupakan konduktor, hal tersebut dikhawatirkan akan utama yaitu elektromagnetik dan kontak saklar. Pada
menyalurkan listrik ke seluruh pondasi mesin apabila perancangan kali ini relai yang digunakan adalah relai
terdapat sambungan kabel yang terlepas. dengan tegangan elektromagnetik sebesar +24Vdc dan
kontak saklar nya mampu mengalirkan tegangan hingga
II. TINJAUAN PUSTAKA 250Vac dengan arus maksimal 10A [2].
A. Programable Logic Control
Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses
kerja berfungsi mengendalikan proses tanpa adanya campur
tangan manusia (otomatis). Sistem pengontrolan dengan
elektromekanik yang menggunakan relai-relai mempunyai
banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai
mudah aus karena panas/terbakar atau karena hubung
singkat, membutuhkan biaya yang besar saat instalasi,
pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat
jika di kemudian hari diperlukan modifikasi. Penggunaan Gambar 2 Relay
PLC pada kondisi ini maka hal-hal ini dapat dapat diatasi,
C. Kontaktor F. Water Valve Inlet
Kontaktor atau magnetic contactor adalah komponen Water valve inlet pada rancangan ini digunakan agar
elektronika yang memiliki 2 bagian yaitu kontak bergerak dapat menjaga air yang sudah melalui pompa dan berada
(moving contact) dan kontak tetap (fixed contact). Pada pada pipa agar tidak kembali ke balancing tank. Hal ini
bagian kontak tetap memiliki prinsip kerja menggunakan untuk mengurangi kerusakan pompa akibat
medan magnet yang timbul karena adanya arus listrik yang ketidaktersediaan air pada pipa. Valve ini juga sebagai
mengalir pada sebuah kumparan dan akan menarik masukan untuk tetap meninggalkan air pada pipa sebelum
komponen kontak bergerak yang sebelumnya terbuka karena pada akhirnya motor berhenti bekerja [6].
tertahan oleh sebuah spring. [3].

Gambar 3 Kontaktor

D. Sensor Pelampung Gambar 6 Water Valve Inlet


Sensor adalah transduser yang berfungsi untuk
mengolah variasi gerak, panas, cahaya atau sinar, magnetis, G. Motor 1 fasa
dan kimia menjadi tegangan serta arus listrik. Sensor sendiri Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri atas dua
adalah komponen penting pada berbagai peralatan. Sensor komponen yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian dari
juga berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi dan juga untuk motor yang tidak bergerak dan rotor adalah bagian yang
mengetahui magnitude. Sensor untuk mengetahui kuantitas bergerak yang bertumpu pada bantalan poros terhadap
air menggunakan pelampung yang berfungsi untuk stator. Motor induksi terdiri atas kumparan-kumparan stator
mendeteksi level ketinggian air pada bendungan. Pelampung dan rotor yang berfungsi membangkitkan gaya gerak listrik
akan bergerak sesuai dengan level ketinggian air yang akibat dari adanya arus listrikbolak-balik satu fasa yang
menekan dari bawah [4]. melewati kumparan-kumparan tersebut sehingga terjadi
suatu interaksi induksi medan magnet antara stator dan
rotor. Motor kapasitor satu fasa banyak digunakan dalam
peralatan rumah tangga seperti motor pompa air, motor
mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning.
Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja
dengan supplay PLN 220 V menjadikan motor kapasitor
banyak dipakai pada peralatan rumah tangga [7].

Gambar 4 Sensor Pelampung

E. Pressure Switch
sensor ini yaitu seiring dengan meningkatnya tekanan
udara dalam kompressor maka udara akan menekan bagian
penampang bawah dari sensor sehingga menempel pada
penampang atas dari sensor. Menempelnya kedua
penampang tersebut membuat switch menjadi short. Sensor Gambar 7 Motor 1 fasa
ini dapat diatur untuk tekanan tertentu dengan cara
mengencangkan skrup atau sebaliknya. Sensor ini
menghasilkan data yang berupa data digital [5]. H. Pilot Lamp
Pilot lamp atau indicator lamp adalah alat yang
digunakan untuk memantau kondisi gangguan atau kondisi
kerja yang diinginkan misalnya untuk penunjukkan fasa,
power on, MCB trip, dan sebagainya. Penggunaannya
berupa memberikan nyala lampu apabila terdapat masukan
sesuai program yang dibuat [8].

Gambar 5 Pressure Switch


III. METODOLOGI

A. Blok Diagram Perencanaan Alat


Langkah awal dari modifikasi ini adalah membuat blok
diagram dari komponen yang akan dibuat. Tujuannya adalah
Gambar 8 Pilot Lamp untuk mem-permudah menganalisa hubungan komponen-
komponen antara satu blok ataupun dengan blok yang
lainnya agar bisa mengetahui dengan jelas. Berikut adalah
I. Push Button
blok diagram komponen pendukung dengan PLC.
Saklar tombol tekan (Push button switch ) adalah
perangkat/saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan
sistem kerja tekan tidak mengunci (unlock). Sistem kerja
unlock disini berarti saklar akan bekerja sebagai perangkat
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol
ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar
akan kembali pada kondisi normal [8].

Gambar 12 Blok Diagram

Secara umum cara kerja rangkaian ini dapat dilihat


pada Gambar 12, penjelasan dari tiap blok gambar tersebut
Gambar 9 Pilot Lamp adalah sebagai berikut :
a. Selector switch
J. Selector Switch Saklar untuk memilih mode operasi dan mesin yang
akan dioperasikan
Selector switch juga digunakan secara manual
b. Pressure switch
mempunyai kontak tertutup dan terbuka. Saklar selektor
Mencegah terjadinya tekanan berlebih pada pipa dan
dapat dioperasikan dengan pengembali dan kunci tersedia
motor
dua, tiga atau empat jenis posisi. Perbedaan yang mendasar
c. Push button
antara tombol tekan dan saklar selector adalah dioperasikan
Penggerak motor untuk mode operasi manual
secara mekanik. Dengan saklar selector operator dapat
d. Sensor pelampung
memutarkan menjadi kontak terbuka dan tertutup. Saklar
Mendeteksi ketinggian air pada tangki
selector digunakan untuk memilih satu dari dua atau lebih
e. Emergency
rangkaian yang memungkinkan. Contoh berhenti dan jalan
atau berhenti, kecepatan rendah dan kecepatan tinggi [8]. Memutus suplai arus ke seluruh sistem saat ditekan
f. PLC
Perangkat pengatur, pusat pengolahan perintah
g. Relay
pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan
sinyal kontrol tegangan dan arus rendah
h. Kontaktor
koil untuk mengendalikan kontaktor bertegangan 220V
Gambar 10 Selector Switch AC
i. Motor 1 fasa
Penggerak air atau memompa air
K. Emergency Switch j. Valve inlet
Emergency switch adalah sebuah alat kontrol yang Untuk mengamankan bahwa air yang sudah berada di
digunakan untuk mematikan suatu sistem atau kontrol pada dalam pipa tidak bisa mundur balik ke tangki
keadaan darurat. Hal ini dilakukan untuk melindungi sistem penampung.
dari hal yang tidak dikehendaki. Pada dasarnya cara kerja k. Lampu indikator
saklar darurat sama dengan tombol tekan hanya saja pada Sebagai penanda untuk pilihan mode operasi
saklar darurat terdapat penguncian sehingga kontak hanya B. Perencanaan Sistem Kerja alat
akan kembali ke posisi semula bila ditekan untuk kedua
kalinya [9]. 1. Otomatis
Sistem dimulai dengan kondisi pelampung pada
Balancing tank. Keadaan sensor yang menggantung
akan menjadi input yang akan diolah menjadi perintah
untuk menggerakkan motor 1 untuk menarik air dari
penampungan air baku melalui penyaring hingga
sampai ke balancing tank. Proses tersebut berakhir
Gambar 11 Emergency Switch apabila keadaan pelampung tersebut tidak
menggantung. Kondisi selanjutnya dipengaruhi oleh
sensor pelampung yang ada di dalam tangki air
minum/ tangki stainless. Apabila sensor dalam kondisi
menggantung, maka hal tersebut akan menjadi input
untuk menggerakkan motor 2 dan motor 3 untuk
menarik air dari balancing tank hingga melewati
proses Reverse osmosis sampai pada akhirnya masuk
ke dalam penampungan air minum (tangki air minum/
tangki stainless). Pada rangkaian terdapat pressure
switch dan valve inlet. Pressure switch diletakkan
setelah motor guna mendeteksi tekanan laju air yang
melintas. Apabila tekanan melebihi batas yang
ditentukan, maka pressure switch akan mengirimkan
Gambar 15 Panel kontrol sesudah perbaikan
sinyal ke PLC untuk mematikan kerja motor. Valve
inlet diletakkan pada pipa yang mengarah ke motor 3
Pada panel kontrol sebelum perbaikan terlihat
guna mendeteksi dan mengunci air agar ketika kerja
sambungan kabel yang dirasa kurang safe. Sistem tersebut
sistem berhenti masih meninggalkan air dalam saluran
masih konvensional dan penggunaan arus AC (Alternating
pipa.
Current) yang langsung mendapat tegangan 220 V dirasa
2. Manual
kurang aman bagi beberapa komponen yang ada. Pada panel
Sistem kerja manual dilakukan dengan menekan push
kontrol baru masih ada beberapa komponen yang memang
button selama yang diinginkan.
menggunakan tegangan 220 V langsung dari sumbernya.
Namun pada sistem yang baru seluruh keluaran dari PLC
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN akan melewati relai terlebih dahulu, kemudian lanjut ke
A. Arsitektur Rancangan komponen lainnya. Hal tersebut dilakukan agar komponen
Arsitektur rancangan menunjukkan komponen yang mendapat arus DC (Direct Current) yang dirasa aman untuk
digunakan dalam sistem. Gambaran ini akan memudahkan digunakan pada komponen.
penjelasan dalam proses input dan output sistem.

C. Hasil Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
yang telah dirancang siap untuk diimplementasikan.
Pengujian verifikasi pada proses simulasi menggunakan
pilot lamp sebagai keluarannya.
Tabel 1 Hasil uji verifikasi simulasi
No Komponen Keterangan Hasil
1 Selector Diarahkan ke setiap Sesuai
Mesin pilihan mesin, mesin
yang dipilih akan
menyalakan pilot lamp
2 Selector Diarahkan ke setiap Sesuai
Mode pilihan mode, mode
yang dipilih akan
Input Proses Output menyalakan pilot lamp
Gambar 13 Arsitektur Rancangan 3 Push button Menyalakan pilot lamp Sesuai
motor 1 untuk mewakili motor 1
(mode operasi manual)
B. Desain Rancangan 4 Push button Menyalakan pilot lamp Sesuai
motor 2-3 untuk mewakili motor
2-3 (mode operasi
manual)
5 Emergency Memutus arus saat Sesuai
ditekan

Setelah pengujian simulasi dilakukan, langkah


selanjutnya melakukan implementasi sistem yang dirancang
dengan perangkat yang digunakan. Pengujian tersebut untuk
mendapatkan hasil yang valid sebelum dinyatakan layak
untuk digunakan.

Gambar 14 Panel kontrol sebelum perbaikan


Tabel 2 Hasil uji validasi [8] Noer Safe’i. Perancangan Alat Pengaman Pada Pinion Gear Mesin
Curing Berbasis PLC Mitsubishi. Tugas Akhir, Teknik Elektronika,
No Komponen Keterangan Hasil Politeknik Gajah Tunggal, 2017.
1 Selector Diarahkan ke setiap Sesuai [9] Sutono. Sistem Monitoring Ketinggian Air. Majalah ilmiah UNIKOM
Vol.13 no.1 Bandung, Tahun 2011.
Mesin pilihan mesin, mesin
yang dipilih akan kerja
(mode otomatis)
2 Selector Diarahkan ke setiap Sesuai
Mode pilihan mode, mode
yang dipilih akan
menyalakan pilot lamp
indikator pilihan operasi
3 Push button Saat ditekan, motor 1 Sesuai
motor 1 akan kerja (mode
operasi manual)
4 Push button Saat ditekan, motor 2-3 Sesuai
motor 2-3 akan kerja (mode
operasi manual)
5 Emergency Memutus arus saat Sesuai
ditekan (kedua pilot
lamp mati)
6 Pressure Ketika tekanan arus Sesuai
switch lebih dari normal, kerja
motor berhenti
7 Valve inlet Ketika tidak ada air di Sesuai
dalam pipa, motor akan
bekerja memompa air
hingga melewati valve

V. KESIMPULAN
Sistem kontrol dengan menggunakan PLC diterapkan
dan pengujian dilakukan mulai dari simulasi, penerapan
hingga alat tersebut digunakan, sistem otomatis yang
diterapkan bekerja maksimal tanpa kendala. Terbukti dari
uji validasi yang tidak menunjukkan permasalahan. Sistem
pengawatan yang lebih aman dan optimalisasi kerja
komponen membuat area kerja menjadi lebih aman serta
waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan juga berkurang
karena sistem pengawatan terstruktur dari dan ke PLC.

DAFTAR PUSTAKA

[1] FX2N Series Programmable Controllers User’s Manual, Mitsubishi


Electric Corporation, Himeji, Japan.
[2] Ahmad Sumanjaya. Perancangan Sistem Kontrol Pengatur Lebar
Feed Strip Otomatis Berbasis PLC Mitsubishi Seri Q Pada Mesin
ACL-1 Plant A PT. XYZ. Tugas Akhir. Teknik Elektronika, Politeknik
Gajah Tunggal, Tangerang, 2016.
[3] Suhana, S. Rangkaian kontrol panel genset. ITB. Bandung tahun
2002.
[4] Beauty Anggraheny Ikawanty. Desain Kontrol Pintu Bendungan
Otomatis Untuk Mencegah Banjir Menggunakan Vhdl. Jurnal
ELTEK, Vol 11 No 01, Teknik Elektronika, Politeknik Negeri
Malang, 2013.
[5] Riswan Djambiar. Rancang Bangun Instalasi Sistem Kontrol Pada
Otomasi Mesin Bubut Alpine-350. Vol 4 no. 2, Pusat Teknologi
Reaktor dan Keselamatan Nuklir, BATAN Tahun 2010.
[6] Deltrol Controls DSVP40-S Selenoid Valve Catalog Rev 9/13/17.
2017.
[7] Tirta Wisesa. Perancangan Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Satu
Fasa Dengan PWM Menggunakan Pengendali PID Berbasis Arduino.
Skripsi. Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu.
2014.

Anda mungkin juga menyukai