Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.

3 Juni 2019 133

SISTEM PENGENDALI POMPA DENGAN SENSOR ELEKTRODA

Abdul Kodir Al Bahar1, Fadilah Akbar2


abdulkodiralbahar@unkris.ac.id, Akbar.kris@gmail.com

Abstrak Kendali motor pompa air secara otomatis menggunakan floatless relay
switch dengan sensor elektroda merupaka suatu peralatan yang berfungsi untuk
mengendalikan suatu perangkat yang digunakan untuk mengatur motor pompa
dalam mengeluarkan air dari bak penampungan berdasarkan ketinggian
air.manfaat yang didapat dalam perakitan alat ini adalah memudahkan pengguna
dalam pengeluaran air, sehingga alat ini cukup sekali dalam menghidupkam
pompa tanpa harus berulang –ulang.
Desain rangkaian pompa otomatis meliputi perakitan masing – masing
blok rangkaian dari rangkaian sensor, MCB , thermal over load , tombol push
button ON dan OFF, lampu indikator, switch selektor auto dan manual. Pengujian
rangkaian meliputi pengukuran tegangan saat ketinggian air mencapai titik
minimal (sensor bawah) dan mencapai titik maksimal (sensor atas). Prinsip kerja
dari alat ini adalah dengan memperhatikan pada setiap sensor yang terdapat pada
bak penampungan air.
Kepekaaan sensor elektroda dengan batas tingkat ketinggian 15cm dan
tingkat kerendahan 5cm dengan tegangan sensor 0,06 volt.Sedangkan pada saat
pompa ON menghasilkan tegangan mencapai 231 volt,dan pada saat pompa OFF
menghasilkan tegangan 0,18 volt.
Katakunci: Sistem pengendali pompa otomatis, pompa air, sensor air (elektroda).
Abstract Automatic pump motor control using floatless relay switch with
electrode sensor is an equipment that serves to control a device that is used to set
the pump motor in removing water from a reservoir based on the water level. The
benefits obtained in assembling this tool is to facilitate the user in the expenditure
water, so that this tool is sufficient once in pump without having to repeatedly.
Automatic pump circuit design includes assembly of each circuit block
from sensor circuit, MCB, thermal over load, ON and OFF push button buttons,
indicator lights, auto and manual selector switches. Circuit testing involves
measuring the tension when the water level reaches the minimum point (lower
sensor) and reaches the maximal point (top sensor). The working principle of this
tool is to pay attention to every sensor contained in the water reservoir.
Electrode sensor sensitivity with a height limit of 15cm and 5cm lowness
level with 0.06volt sensor voltage.As for the ON pump generates a voltage
reaching 231 volts, and at the pump OFF generate 0.18 volt voltage.

KEYWORDS: Automatic pump control system, water pump, water sensor


(electrode).

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 134

I. PENDAHULUAN saklar yang terkait pada badan


pompa akan menarik saklar yang
1.1 Latar Belakang akan mengaktifkan motor pompa
Permasalahan pada pompa air untuk bisa menguras atau
tersebut yang masih menggunakan membuang air secara terus –
sistem pelampung atau mekanis menerus yang ada pada bak
dimana sistem dari pelampung sering penampungan atau bak kontrol.
mengalami masalah di pengkabelan Sistem pensaklaran elektronis ini
pada pelampung tersebut, sehingga diharapkan mampu mereduksi
harus dilakukan monitoring yaitu kekurangan – kekurangan yang
pada saat musim hujan tiba debit air terdapat pada sistem mekanis. Alat
cukup tinggi oleh karena itu dibuat sistem pengendali pompa air
alat sistem pengendali pompa otomatis dengan sensor elektroda ini
otomatis dengan sensor elektorda dirancang dapat bekerja secara
yaitu dengan mengandalkan batas otomatis dan aman digunakan karena
tingkat ketinggian dan batas rendah menggunakan rangakain terpisah
diaplikasikan menggunakan “Water secara langsung dengan jaringan
Level Control Floatless Relay “ listrik PLN dan biaya pembuatan
sehingga dapat dimonitor secara juga ringan, sehingga dapat
otomatis tanpa perlu lagi kuatir air digunakan dikalangan perumahan
melimpah atau luber saat hujan tiba. atau pun di dunia industri yang
sesuai dengan konsep teknologi.
diatas air dan melewati batas
ketinggian maka secara otomatis
1.3 Rumusan Masalah II. LANDASAN TEORI
Berdasarkan uraian – uraian 2.1. Pengendali Kontrol Elektro
sebelumnya dapat dirumuskan Mekanis
masalah- masalah yang pokok adalah
sebagai berikut: Sistem pengendali elektro
mekanis adalah suatu sistem kendali
1. Bagaimanakah, rancangan yang menggunakan sinyal –sinyal
sistem pengaturan otomatis listrik untuk mengaktifkan peralatan
secara elektro mekanis yang kontrol kemudian di proses oleh
dapat diterapkan pada motor peralatan kontrol menjadi gerakan
pompa air dengan mekanis yang akan menggerakan
menggunakan sensor kontak.
elektroda ?
2. Apakah sistem pengendali Prinsip kerja dari peralatan
pompa otomatis dengan kontrol elektro mekanis adalah
menggunakan sensor adanya kondisi on dan off atau 1 dan
elektroda ini lebih baik, bila 0 yang terjadi secara sendiri –
dibandingkan dengan pompa sendiri,serentak ,bergantian
yang masih menggunakan ,berurutan dan lain sebagai nya.
sistem pelampung ? Dengan menyususn kontak –kontak

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 135

yang dihasilkan oleh peralatan Floatless level switch / water


kontrol akan membentuk suatu controller switch adalah sebuah alat
sistem yang bisa di sesuaikan dengan kontrol yang digunakan untuk
keinginan kita. mengetahui ketinggian air, hal ini
sangat dibutuhkan untuk menjaga
Untuk mengubah deskrispi persedian air agar selalu sesuai
kerja kedalam bentuk rangkaian dengan kebutuhan.
kontrol kita harus mengubah nya
terlebih dahulu kedalam bahasa Secara garis besar prinsip
logika yang bisa berupa tabel logika , kerja dari WLC pengaturan
diagram alir , atau blok fungsi. ketinggian air dimana ketinggian air
Karena logika berfikir kita mengikuti dideteksi oleh batang – batang
urutan gerak kontak maka kondisi elektroda yang kemudian hasil
tersebut logika kontak. Setelah diteksi akan diteruskan kesebuah
diubah ke dalam bahasa logika baru kontrol ( rele ) untuk mengaktifkan
kita terapkan dalam bahasa kontrol. kontak.
Kesulitan dari logika kontak WLC dapat dibagi menjadi dua buah
adalah logika kontak tidak memiliki jenis berdasarkan jumlah elektroda
struktur yang jelas untuk dijelaskan yang digunakan.
secara metamatis. Untuk dapat
membuat suatu kontrol elektro Floatles relay switch
mekanis yang handal kita harus
memiliki logika kontak yang bisa
dihasilkan karena banyak melakukan
latihan perancangan kontrol mekanis
maka kita dapat mengatasi masalah –
masalah yang mungkin akan timbul
dalam proses perancangan seperti :
 Macam – macam bentuk
konfigurasi.
 Interaksi antara peralatan
masukan ,proses, dan
keluaran.
 Pemilihan dan penggunaan
peralatan masukan,proses,dan
keluaran. III. Perancangan Sistem Kendali
 Pola perakitan,pengopersian Pompa Otomatis
dan instalasi sistem kontrol
3.1 Sistem Kendali Pompa
yang memenuhi prinsip dasar
Otomatis
instalasi listrik.
Sebelum membuat
Floatless level switch /water level perancangan kontrol pompa otomatis
controller ( WLC) perancang bekerja di sebuah

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 136

perusahaan properti sewa ruang atau 1.Posisikan switch selektor pada


gedung di PT Menara Duta untuk posisi manual (M)
menganalisa sistem kontrol pompa
otomatis yang akan dijadikan dasar 2.Tekan tombol NO (Normally Open
perancang pada kesempatan kali ini. ) untuk menjalankan aktuator yang
Gambar lay out sistem kontrol kita ingin ooperasikan .
pompa otimatis dapat dilihat pada
3.Tekan tombol NC (Normally
lampiran. Closed) untuk menghentikan aktutor
3.2. Konsep Dasar Perancangan yang sedang kita operasikan .
Kontrol Elektro Mekanis Pembuatan kontrol kondisi manual
sangat diperlukan bila terjadi
Perancangan kontrol adalah gangguan pada kondisi otomatis atau
bagaimana membuat suatu rangkaian terjadi proses perawatan
kontrol yang menghubungkan antara (maintenance).
masukan (input), kontrol dengan
keluaran (output) kontrol sehingga
didapatkan suatu proses kerja yang
sesuai dengan keinginan.
Secara umum bagian dari
sistem kontrol itu sendiri terdiri dari
Input,Proses,dan Output.

input proses output

3.3.1 kondisi manual


Kondisi manual adalah suatu
kondisi dimana pengoperasian
kontrol aktuator dalam hal ini pompa
di lakukan secara manual (menekan
tombol) untuk mengisi dan
mengeluarkan air ke bak
penampungan digunakan sebuah
pompa .di panel terdapat tombol
tekan (push button) On dan Off
untuk menjalankan pompa dan
menghentikan pompa . adapun
urutan cara kerja pompa yang harus
dilakukan untuk menjalankan kontrol 3.3.2 Kondisi Otomatis
pompa secara manual.
Kondisi otomatis adalah
sebuah kondisi dimana kontrol

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 137

aktuator bekerja sesuai dengan menggunakan sensor elektroda.


deskripsi kerja yang kita inginkan Water level control (WLC)
melalui alat kontrol yang kita pasang. digunakan karena akurasi pengontrol
Hal yang harus diperhatikan agar ketinggian dan rendahnya air dari
kontrol dapat berjalan dengan WLC lebih baik dari pada sistem
otomatis adalah posisi swicth saklar radar. Ketinggian air pada bak
selektor harus berada pada kondisi penampungan dibagi menjadi dua
A(Automatic). tingkat yaitu tingkat rendah dan
tingkat tinggi . pembagian tingkat ini
untuk memproteksi pompa agar
proses pompa pengisian akan
berhenti ketika cadanga air berada
pada tingkat rendah dan akan akan
kembali bekerja ketika ketinggian air
telah mencapai tingkat tinggi.
Pembagian ketinggian air pada bak
penampungan juga bermanfaat untuk
proses kontrol pompa.

3.8.1 cara kerja manual


Dalam hal ini perancangan
sistem kendali pompa otomatis dapat
di lakukan dengan cara manual
dimana proses manual ini
menggunakan tombol tekan S1 yang
nantinya akan mengunci K1 agar K1
dapat bergerak untuk menghidupkan
beban ke pompa sedangkan S0
sebagai tombol mematikan kontak
pada S1.
Keterangan simbol gambar:
3.4 Sistem Pengeluaran Air
L sebagai Phase PLN (220V)
Pada sistem pengeluaran air
N sebagai netral PLN
pada bak penampungan atau bak
kontrol dengan menggunakan S1 sebagai Tombol Tekan Mulai
sebuah pompa . Dan untuk (Start)
mengontrol ketinggian dan
rendahnya air pada bak S0 sebagai Tombol Tekan Berhenti
penampungan atau bak kontrol (Stop)
digunakan floatless relay switch(
water level control). Dan sedangkan K1 sebagai Magnetik Kontaktor
untuk mendeteksi air nya dengan

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 138

M sebagai Beban Motor (Beban kerja dan kemungkinan perbaikan


Output) atau perubahan materi.

3.8.2 Cara Kerja Otomatis 4.2 Desain Penelitian


Penelitian yang dilakukan
Selain dalam kondisi manual dalam pengambilan data alat
perancangan kendali pompa otomatis instrumen ini menggunakan
ini dapat juga dilakukan dengan pendekatan . Model pendekatan ini
sistem otomatis dimana sistem berprinsip pada pendekatan yang
kendali otomatis ini menggunakan menggunakan satu kali pengumpulan
sensor elektroda bilamana sensor data pada suatu saat.
tersebut menyentuh air nanti nya Dalam pengumpulan data
akan mengirimkan berupa sinyal peneliti hanya mengadakan treatment
tegangan pada floatless relay (WLC) satu kali yang diperkirakan sudah
untuk mengerak kan K1 untuk mempunyai pengaruh. Setelah itu
membuat interlock pada K1 agar bisa diadakan test. Melihat rata – rata
menghidupkan atau menjalankan hasil dan membandingkan dengan
beban pompa itu sendiri dari pada standart yang diinginkan, kemudian
saat posisi dalam keadaan otomatis. dibandingkan dengan rata – rata test
sebelum treatment.
L sebagai Phase PLN (220V)
N sebagai Netral PLN
4.3 Teknik Pengambilan data
Q sebagai Floatless Relay Switch Pengambilan data dalam
(WLC) penelitian menggunakan cara
membandingkan secara langsung
K1 sebagai Magnetik Kontaktor yang dibuat dengan pengukur analog
M sebagai Motor (Beban Output) yang sudah ada. Dalam langkah
pengambilan data ini disajikan dalam
tabel yaitu tabel kepekaan sensor.
Tabel 1. Pengukuran Kepekaan
IV. METODE PENELITIAN Sensor
Metode penelitian ini tugas No Ketinggian air Tegangan (volt)
akhir ini menggunakan metode studi 1 5 cm 0,09
kepustakaan dan percobaan . Studi 2 10 cm 0,06
kepustakaan dilakukan untuk
3 15 cm 0,06
mencari materi yang mendukung dan
sesuai dengan materi tugas akhir ini,
disamping sebagai bahan
pertimbangan landasan teori dari Pada hasil pengukuran pada
rangkaian yang dibuat sedangkan percobaan 1,2 dan 3 pada saat pompa
percobaan dilakukan untuk menguji On bahwa tegangan sensor
cara kerja sebenarnya dari benda mengasilkan 0,06 volt selama dan
tegangan pompa dan tegangan

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 139

pompa adalah 230 volt. Hasil tesebut nya tegangan- tegangan output
dapat di lihat pada tabel di bawah ini. sensor elektroda untuk dapat
menghidupkan dan menatikan
Tabel 2. Percobaan Perangkat pompa.
Pada Saat Pompa ON
4.5.2 Perangkat Instrumentasi
No Percobaan Sensor Pompa Kondisi
Yang Dibuat
(volt) (volt) pompa
1 1 0,06 231 Kerja
a. Pada tahap pertama
2 2 0,06 230 Kerja menggunakan batas
3 3 0,06 233 Kerja pengukuran 5cm dengan
tegangan sensor 0,06 volt dan
tegangan pompa 231 volt saat
Tabel 3. Percobaan Perangkat Pada kondisi ON.
Saat Pompa Off b. Pada tahap kedua
No Percoobaan Sensor Pompa Kondisi mengunakan batas
(volt) (volt) pompa pengukuran 10cm dengan
1 1 0,06 0,18 Mati tegangan sensor 0,06 volt dan
2 2 0,06 0,18 Mati tegangan pompa 230 volt saat
3 3 0,06 0,18 Mati kondisi ON.
c. Pada tahap ketiga
menggunakan batas
4.4 Instrument Ukur pengukuran 15cm dengan
tegangan sensor 0,06 volt dan
Instrumen adalah alat ukur tegangan pompa 233 volt saat
yang digunakan untuk pengukuran kondisi ON.
dalam experiment . Alat ukur yang
digunakan harus mempunyai 4.5.3 Pembahasan
validalitasi yang tinggi artinya Pengukuran pada bak penampungan
isntrument dikatakan valid apabila atau bak kontrol yang diawali dengan
mampu mengukur sesuai dengan apa pembacaan pada sensor elektroda
yang diinginkan secara tepat atau batas ketinggian yang menyentuh air
mendekati harga yang sesungguhnya akan menghasilakan logic 1,
dan alat yang digunakan untuk sehingga pompa bekerja atau dengan
pengukuran tegangan adalah kata lain sistem kontrol berfungsi.
Multimeter Kyoritsu. Secara teori tegangan yang
4.5.1 Sensor Elektroda dibutuhkan pada pompa untuk
bekerja adalah 10,28 volt karena
sensor dipasang tetap pada dengan nilai tegangan Vreff sebesar
posisi masing – masing sesuai 5,14 volt, sedangkan pada saat
dengan fungsi nya sensor elektroda pompa tidak bekerja diperoleh
ini manandakan batas tingkat tegangan sebesar 0 volt karena
ketinggian (maksimal) dan tingkat hambatan pada air dianggap tidak
kerendahan( batas minimal) besar ada ( 0 ).

ISSN : 2302-4712
Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni 2019 140

DAFTAR PUSTAKA
V. KESIMPULAN [1] Haryanto; 2007 kendali motor
pompa berdasarkan ketinggian air
Setelah melewati tahap – dengan sensor elektroda ,skripsi
tahap proses percobaan untuk S1 universitas negeri semarang.
menyelesaikan tugas akhir dari
perancangan sistem kontrol pompa [2] Ilfan arifin; 2015 automatic water
automatis maka dapat disimpulkan level control berbasis microkontroler
bahwa: dengan sensor ultrasonik.
1 . Floatless relay switch digunakan [3] Ikhtiari suryadharma;2008
sebagai pengendali utama pada perancangan kontrol sistem distribusi
rangkaian pengatur batas ketinggian air bersih berbasis elektro mekanis.
dan batas kerendahan air secara
otomatis.
2 . Hasil dari data pengukuran di
dapat bahwa saat pompa on sensor
menghasilkan tegangan 0,09 volt dan
tegangan pompa mengasilkan
tegangan 230 volt. Sedangkan pada
saat off sensor menghasilkan
tegangan 0.06 volt dan tegangan
pompa 0,18 volt yang artinya tidak
adanya tegangan yang di keluarkan
untuk mengaktifkan atau
mengerakkan magnetik kontaktor
untuk bekerja.
3 . Alat pengendali pompa otomatis
floatless relay switch ini lebih
menguntungkan dari segi harga lebih
murah di bandingkan dengan
membeli pompa baru. Dan dari segi
efisiensi perawatan Floatless Relay
Switch ini lebih mudah di
bandingkan dengan sistem pompa
yang masih menggunakan
pelampung. Alat ini dapat menjadi
solusi pengganti sistem kontrol yang
masih manual atau sistem pompa
yang masih menggunakan
pelampung.

ISSN : 2302-4712

Anda mungkin juga menyukai