Dalam sistem PLN saat ini sebagian besar masih banyak dipakai relay-relay elektomekanik
walaupun juga telah dimulai pemakaian relay elektronik. Relay elektronik kerjanya lebih cepat
dari pada relay elektro mekanik sehingga ditinjau dari segi pengamanan peralatan adalah lebih
baik.
Relay elektro Mekanok terdiri dari rangkaian listrik yang menggerakkan suatu mekanisme yang
pada akhirnya harus men-trip PMT dengan jalan menutup kontak pemberi arus trip coil
(kumparan) trip dari PMT.
Gambar No. VI.1 menunjukkan prinsip kerja elektro mekanik untuk pengamanan arus lebih.
Apabila arus beban melebihi nilai tertentu maka kontak C menutup dan arus akan mengalir
melalui elektro magnit A yang selanjutnya akan memutar keping imbas. Berputarnya keping
imbas akan membawa pal D yang akhirnya akan menutup kontak E dan menyebabkan trip coil
TC bekerja menjatuhkan PMT.
Dan uraian ditas tampak bahwa besarnya waktu, yang menentukan mulainya relay bekerja
ditentukan oleh penyetelan jarak pal D dengan kontak E.
Sedangkan besamya arus yang menyebabkan relay bekerja ditentukan dengan penyetelan pegas
yang menahan penutupan kontak C.
Kumpulan IT adalah untuk instantenous trip, artinya relay akan bekerja tanpa time delay untuk
nilai arus diatas harga tertentu yang bisa menyebabkan kumparan IT bekerja dan langsung
mengerjakan trip coil TC yang menjatuhkan PMT
Karena pada relay ini kebesaran yang bekerja adalah arus yang sebanding dengan arus beban
maka relay ini adalah relay arus lebih.
Apabila disusun rangkaian listrik sedemikian hingga arus yang mengerjakan relay adalah
sebanding dengan tegangan maka didapat relay tegangan lebih. Pada dasarnya semua relay
elektromagnetik prinsip kerjanya adalah seperti tersebut diatas selanjutriya tergantung kepada
rangk-aian listrik yang disusun, relay akan bekedi atas dasar ar-us lebih, tegangan lebih, daya
balik, selisih arus (diffrential) atau impedansi.
Relay solid state mempunyai konstruksi yang lebih ringkas (dalam bahasa Ingris disebut more
compact) dan juga praktis tidak memerlukan banyak pemeliharaan jika dibandingkan dengan
relay elektro mekanis
Penggunaan micro processor sebagai inti relay solid state yang canggih, misalnya pada
relay impedansi dapat menghasilkan unjuk kerja (dalam bahasa Inggris: performance) yang lebih
baik dibandingkan unjuk kerja relay impedansi elektro mekanis
Berdasar alasan-alasan tersebut diatas maka relay solid state makin banyak dipakai untuk
pengamanan sistem tenaga listrik
Relay Solid State atau Relay Static terdiri dari rangkaian elektronik yang statis. Pada
dasamya relay ini terdiri dari transistor yang penyalaannya diatur oleh tegangan grid dari
transistor yang bersangkutan. Sedangkan tegangan grid ini dikontrol oleh suatu rangkaian yang
menerima input dari kebesaran yang dilindungi (protected valve).
Gambar VI.3 Bagan Generator dengan Mesin Penggerak dan Medan Penguat
Pengaman generator secara garis besar terdiri dari:
A. Pengamanan terhadap gangguan diluar generator, yaitu gangguan dalam sister, yang
dihubungkan dengan generator.
B. Pengamanan terhadap gangguan yang terjadi didalam generator.
C. Pengamanan terhadap gangguan dalam mesin penggerak yang memerlukan pelepasan
Selanjutnya akan dibahas setiap pengamanan. tersebut diatas secara lebih terperinci.
A. Pengamanan terhadap gangguan luar
Generator pada umumnya dihubungkan dengan, rel terlebih dahulu sebelum dihubungkan
dengan saluran transinisi atau saluran distribusi yang menuju keluar pusat listrik.
Oleh karena kemungkinan terjadinya gangguan antar fasa pada generator adalah kecil,
kemungkinannya berkisar antara 1-5%, maka tidak perlu semua generator dilengkapi
dengan relay difrensial, hanya generator-generator yang daya terpasangnnya melebihi
batas tertentu.
Gangguan ini tidak dapat dilihat oleh relay diffrensial khususnya jika titik netral
generator tdak ditanahkan.
Pada generator yang titik netralnya dtanahkan gangguan hubung tanah belum tentu dapat
dilihat oleh relay difrensial yaitu apablia gangguan terjadi didekat titik netral sehingga
selisih I₁.
I2 Pda gambar VI.5 kecil sekali dan tidak cukup untuk mengerjakan relay. Oleh
karenanya ada relay hubung tanah untuk melindungi generator terhadap gangguan
hubung tanah.
Gambar VI.6. menunjukkan hubung pengaman gangguan hubung tanah pada generator
yang titik netralnya tidak ditanahkan sehingga perlu dipasang transformator tegangan
yang bertugas mendeteksi kenaikan tegangan titik netral terhadap tanah yang selanjutnya
akan mengerjakan relay hubung tanah GF. Tegangan titik netral terhadap tanah akan naik
kalau ada gangguan hubung tanah dan selanjutnya akan menyebabkan relay GF bekerja.
Apabila titik netral generator ditanahkan misalnya melalui tahanan R seperti terlihat pada
gamber VI.7 maka pangguan hubung tanah akan mendiasilikan arus hubung tanali yang
selanjut-ya dideteksi melalui transformator arus untuk menggerakkan relay GF.
Gambar VI.6 Relay hubung tanah GF pada rangkaian pengaman generator yang tidak
netralnya tidak ditanahkan.
Gambar VI.7 Relay hubung tanah GF pada rangkaian pengaman generator yang tidak
netralnya ditanahkan melalui tahanan R.
Untuk dapat membedakan gangguan hubung tanah yang terjadi diluar generator dengan
yang terjadi dalam rangkaian generator dapat dipakai pentahapan waktu (time grading)
atau memakai transformator blok dengan hubungan AY sehingga gangguan hubung tanah
diluar generator tidak akan mempengaruhi rangkaian generator. Generator yang memakai
transformator blok ditunjukkan oleh gambar VI.8.
Apabila terjadi gangguan diluar generator misalnya pada feeder keluar maka akan timbul
arus urutan nol, tetapi disisi generator arus urutan nol ini hanya berputar dalam lilitan A
dari transformator blok sehingga tidak akan mengerjakan relay arus hubung tanah GF
pada gambar VI.7 untuk sistem yang titik netralnya ditanahkan.
c. Suhu tinggi
Masalah suhu yang terlalu tinggi, hal ini bisa terjadi pada stator atau pada bantalan
generator.
Suhu stator terlalu tinggi bisa disebabkan karena pembebanan lebih pada generator yang
terlalu lama, ventillasi yang kurang sempurna atau karena banyak debu/kotoran yang
menempel pada isolasi lilitan stator sehingga menghambat pelepasan panas lilitan stator,
atau ada hubung singkat kecil yang tidak terdeteksi oleh relay-relay yang ada. Suhu
bantalan terlalu tinggi bisa disebabkan karena penyetelan bantalan yang kurang baik,
minnyak pelumas kotor atau tidak cocok spesifikasinya atau karena aliran minyak
pelumas yang kurang baik.
Aliran minyak pelumas yang kurang baik bisa disebabkan tekanannya yang kurang tinggi
atau ada salurannya yang tersumbat.
Unituk mengamankan generator terhadap masalah suhu, dipakai relay suhu yang pada
tahap pertama membunyikan alarm dan pada tahap berikutnya men-trip PMT Generator.
d. Penguatan hilang
Jika terjadi gangguan pada rangkailan arus penguat sehingga medan penguat generator
menjadi lemah atau hilang, maka generator bisa menjalani kondisi "out of step" atau
lepas dari sinkronisasinya dengan sistem dan dapat menimbulkan gangguan dalam sistem
khususnya apabila hal ini menyangkut generator yang besar.
Oleh karenanya pada generator-generator yang daya terpasangnya relative besar
disediakan Loss of Field relay untuk mencegah terjadinya situasi out of step tersebut
diatas dengan jalan men-trip PMT generator apabila arus penguat hang atau menjadi
terlalu lemah oleh karena ada gangguan pada sirkit arus penguat.
Penilaian-penilaian tersebut diatas berlaku pula untuk pengamanan bagian-bagian dari sistem
lainnya; seperti dapat dilihat dalam pasal selanjutnya.
Dengan mengamakan dasar-dasar pemikiran tersebut diatas akan terlihat bahwa makin besar
daya terpasang suatu zat, makin banyak relay pengamannya karena rusaknya alat dengan daya
terpasang besar akan lebih mengganggu operasi sistem tenaga listrik dibandingkan jika yang
rusak adalah alat dengan daya terpasang kecil.
Gambar VI.10 Rangkaian dari Restricted Earth Fault Relay. Dalam keadaan normal IA + IB=0
sehingga relay R tidak bekerja.
Disamping itu pada transformator tegangan tinggi umumnya ada relay Bucholz yang bekerja atas
dasar timbulnya gelembung-gelembung gas dari minyak transformator seperti ditunjuk- kan oleh
gambar VI.11.
Apabila timbul gelembung-gelembung gas maka pelampung akan turun dan menutup kontak air
rasa mula-mula untuk alarm kemudian untuk Trip Coil PMT Transformator.
Gambar VI.11 prinsip kerja Relay Bucholz
Disamping itu ada pula relay yang bekerja atas dasar kenaikkan tekanan gas yang tiba-tiba yang
seperti halnya relay Bucholz berfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan didalam
transformator.
Relav Bucholz dan juga relay kenaikkan tekanan gas yang tiba-tiba bekerjanya relatif
lambat dibandingkan dengan relay diferensial dan restricted earth fault relay, karena harus
menunggu timbulnya gelembung-gelembung gas terlebih dahulu.
Relay differensial maupun restricted earth fault relay memerlukan investasi tambahan
yang tidak sedikit oleh karenanya hanya dipakai pada transformator yang daya terpasangnya
melebihi nilai tertentu. Transformator distribusi yang daya terpasangnya relatif kecil, sering
hanya diamankan dengan Sekering Lebur atau memakai Load Break Switch.
Pada Load Break Switch terdapat sekering lebur yang berfungsi melindungi
transformator terhadap gangguan hubung singkat sedangkan relay arus lebih primer bertugas
mengamankan transformator terhhadap beban lebih. Pisau-pisau load break switch hanya mampu
memutus arus lebih sedangkan arus hubung singkat harus diputus oleh sekering lebur yang
terpasang pada load break switch.
VI.7 Pengamanan SUTT
Sebagamana telah diuraikan dalam bab.VI SUTT adalah bagian dari sistem yang paling banyak
mengalami gangguan.
Hal in! menyebabkan masalah pengamanan SUTT merupakan masalah yang paling sulit
dalam pengamanan sistem tenaga listrik. Gangguan pada SUTT lebih dari 90 bersifat temporer
dan pada umumnya masalah koordinasi pengamanan (selektivitas) merupakan persoalan yang
menonjol dalam masalah pengamanan SUTT.
Pada SUTT radial dalam sistem yang sederhana pengamanan dapat dilakukan dengan
menggunakan relay arus lebih saja tapi jika sistem berkembang lebih besar maka penggunaan
relay arus lebih saja akan menemui kesulitan karena timbulnya akumulasi waktu seperti
ditunjukan dalam gambar VI 12.
Gambar VI.12 SUTT Radial dengan relay arus lebih yang mempunyai penyetelan waktu t1,t2
dan seterusnya.
VI.8 Untuk Dapat Menimbulkan Selektivitas Maka Penyetelan Waktu Haruslah
Sedemikian Hingga t,>t>t, > t, dan Seterusnya
Didalam praktek ti- tot to dan seterusnya At, nilai At adalah kira-kira 0,5 detik. Apabila At > 0,5
detik maka proses akumulasi waktu menjadi makin besar,walaupun selektivitas kerja relay makin
terjamin. Sebaliknya apabila At< 0,5 detik akumulasi waktu yang terjadi makin kecil selektivitas
kerja relay menjadi kurang terjamin akumulasi ini tidak dikehendaki tetapi tidak bisa dihindarkan
apabila selektivitas pengamanan dilakukan dengan cara "time grading". Akumulasi waktu ini
memberatkan peralatan terutama PMT dalam menghadapi arus gangguan karena makin lama
relay bekerja maka berarti peralatan dalam sistem akan makin lama menderita adanya arus
gangguan tersebut yang menimbulkan "thermal streses".
Dalam sistem yang besar maka arus gangguan (arus hubung singkat) juga makin besar sehingga
diinginkan relay yang bekerja cepat. Seperti terlihat pada gambar VII.12, generator beserta
peralatan instalasinya harus tahan menghadapi arus hubung singkat yang terjadi jika ada
gangguan pada rel dimana ia tersambung selama waktua ti. Apabila pada SUTT dikedua
ujungnya terdapat sumber daya maka penggunaan relay arus lebih tidak dapat menjamin
selektifitas protection lagi, karena apabila terjadi gangguan pada SUTT daya yang menuju titik
gangguan datang dari dua arah sehingga dengan time grading niai arus lebih sukar dicapai
keadaan dimana hanya seksi yang terganggu saja yang PMTnya trip.
b. Elemen pengukur pada relay impedansi elektro magnetik adalah suatu keping induksi yang
digerakkan oleh dua kumparan tegangan yang masing-masing menghasilkan kopel yang
berlawanan arah pada keping induksi. Hal ini ditunjukkan oleh gambar V1. 15 dan kedua
tegangan ini adalah E1 dan E2.
Gambar V1.15 Kumparan yang menggerakkan keeping induksi pada elemen pengukur relay
impedansi buatan Brown dan Boveri (Swiss). Kedua kumparan ini mempunyai kedudukan yang
letaknya berbeda 90° satu sama lain.
Gambar V1.16 menunjukkan bagaimana tegangan E1 dan E2 diambil melalui transform ator
tegangan, transformator arus dan dummy impedance.
Dummy impedance adalah suatu impedansi yang mewakili impedansi simpul dalam sirkit relay
sehingga tegangan pada dummy impedance adalah sebanding dengan rugi tegangan (voltage
drop) pada SUTT. Besarnya dummy impedance tergantung dari impedansi SUTT dan juga
tergantung kepada perbandingan tegangan yang dipakai pada transformator tegangan serta
perbandingan arus yang dipakai pada transformator arus.
Gambar V1. 17 menggambarkan diagram vektor tegangan dan arus yang bekerja pada relay
elemen pengukur yang rangkaiannya ditunjukkan oleh gambar V1. 15 dan gambar V1. 16. Jika
tegangan fasa ke titik netral N atau tegangan fasa dari SUTT adalah VR, Vs dan VT maka
tegangan jepit (linevoltafe) dari SUTT adalah:
V RS=V R−V S
V ST =V S −V T
V TR =V T −V R
Arus fasa dalam SUTT adalah I. Iz dan Ir, impedansi dari dummy impedance adalah Zu
sedangkan arus yang melalui dummy impedance adalah lu maka selanjutnya didapat diagram
vektor seperti terlihat pada gambar VL17a dan VI 17.b dengan pengertian bahwa I-I-It, dalam
besaran sirkit relay.
Gambar VI.16 Rangkaian listrik dari trafo tegangan, trafo arus dan dummy impendance M
dalam elemen pengukur dari relay impedansi buatan Brown dan Boveri beserta diagram vector
tegangan danarus dalam SUTT.
.
Gambar VI.17.b Diagram vektor arus yang melalui dummy impedance IR - Ir.
Kopel mekanis yang memutar keping induksi dari elemen pengukur relay impedansi ditentukan
oleh besarnya tegangan Van baik mengenai arah mau pun besarnya. Kalau VAB arahnya negatif
relay tidak akan bekerja, tapi kalau Vas arahnya positif ada kemungkinan relay bekerja,
tergantung kepada besarnya tegangan Vas yang selanjutnya tergantung kepada besarnya
tegangan:
E1=V TR + Z m (I R−I T )
Dari uraian diatas dapatlah kiranya dikatakan bahwa elemen starting digerakkan oleh kopel dari
kumparan CM, yang sebanding dengan tegangan E, yang mewakili tegangan titik pengirim dari
SUIT dikurangi dengan tegangan dummy impedance dikalikan (IR-IT) dimana la dan Ir
mewakili arus (gangguan) dari fasa R dan fasa T dalam sirkit relay. Kopel tersebut diatas diadu
dengan kopel yang dihasilkan kumparan CM; dimana CM₂ mendapat tegangan E2 yang mewakii
tegangan titik pengirim dari SUTT.
Karena dummy impedance dibuat agar mewakili bagian (zone) dari SUTT yang akan diamankan
maka apabila gangguan terjadi dalam zone yang diamankan, kopel resultante terhadap keping
induksi akan mengggerakkan keping induksi untuk memberi perintah trip kepada PMT dari
SUTT yang diamankan. Kopel resultante tersebut diatas = 0 apabila V AB=0 dan hal ini bisa
terjadi walaupun E1 ≠ 0. Harga V AB=0 terjadi apabila E1sejajar dengan E2
Apabila terjadi gangguan 3 fasa yang simetris dan tegangan di titik gangguan adalah U maka
untuk setiap fasa U R=U S=U S=U T =0
Kalau vektor diberi notasi 120 sedangkan kebesaran urutan positif, urutan negatif dan urutan
nol ditandai masing-masing dengan indeks p, n dan o maka didapatkan persamaan:
3 U P=U R +V s <¿120+U T < ¿240=0¿ ¿
Maka U P=0
Maka juga U n =0
3 U o =U R + V s +U T =0
Dalam rangkaian impendansi untuk gangguan 3 fasa yang simetris seperti yang ditunjukkan oleh
gambar VI.18 impedansi generator sebagai sumber tegangan adalah Za sedangkan Eg adalah
gaya gerak listrik dari generator. Impedansi antara rel (relay) dengan titik gangguan adalah Z.
Tegangan urutan positif pada rel: Vp - Ec- ZG Ip
Tetapi juga V,= 1, Z, dan karena untuk SUTT Z = Z maka:
V P=Z f P