Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

PERCOBAAN III
PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

NAMA : I Kadek Adi Febriana Putra

NIM : 1805541014

KELOMPOK: A3

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
PERCOBAAN III

PENGUKURAN ENERGI LISTRIK

3.1 TUJUAN
1. Untuk mengukur pemakaian energi listrik dan faktor yang
mempengaruhi.
2. Untuk mengetahui ketelitian kWh-meter.

3.2 ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN:


1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Wattmeter 1Φ (Fasa)
4. Wattmeter 3Φ (Fasa)
5. Panel Percobaan
6. Konektor

3.3 Tinjauan Pustaka


KWH-meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan
magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. Pengukur
watt atau kWatt, yang pada umumnya disebut Watt-meter/kWatt-meter disusun
sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya,
dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (Watt
Hour) ataupun dalam kWH (kiloWattHour).
Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan
satuan kilowatthour (kWH), dimana 1 kWH setara dengan 3.6 MJ. Karena itulah
alat yang digunakan untuk mengukur energi pada industri dan rumah tangga
dikenal dengan WattHourMeters. Besar tagihan listrik biasanya berdasarkan pada
angka-angka yang tertera pada kWH-meter setiap bulannya Untuk saat ini, kWH-
meter induksi adalah satu-satunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya
listrik rumah tangga.
Bagian-bagian utama dari sebuah kWH-meter adalah kumparan tegangan,
kumparan arus, sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah
gear mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter
dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya
berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi.
Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan
semakin besar, demikian pula sebaliknya.
Dalam KWH meter, magnet tetap tersebut berperan untuk menetralkan
induksi medan magnet pada piringan alumunium. Selain itu juga berfungsi untuk
menciptakan gerak mekanik untuk mencatat putaran dari piringan alumunium.
KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n
ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan
tercantum X putaran per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan
putaran sebanyak x kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 900 putaran
per KWH maka harus ada 900 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu
KWH. Jumlah KWH itu secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat
oleh petugas besarnya pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik atau
TDL ditambah dengan biaya abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan
yang harus dibayarkan setiap bulannya.

Mengukur energi listrik pada dasarnya mengukur besarnya daya listrik


yang digunakan dalam waktu tertentu.

kWh = I x V x t /1000
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat
dikembangkan metode pengukuran lebih lanjut.
3.2.1 kWh-meter I Fase

Gambar 3.1 Rangkaian KWHmeter

kWh-meter satu fase mempunyai satu kumparan arus dan satu kumparan
tegangan.

VI cosφ h
KWh =
1000 ...............................................(3.1)

Dimana:

V = Tegangan fase-nol (Volt)

I = Arus beban (A)

cos φ = Faktor daya

3.2.2 kWh-meter 3 Fase

Gambar 3.2 Rangkaian KWHmeter 3 Phase


KWH-meter 3 fase dengan 4 saluran, memiliki 3 kumparan arus dan 3
kumparan tegangan. Pengukuran energi ketiga fasenya adalah:

3VI cosϕ h
kWh (3 φ) =
1000 ......................................(3.2)

Dimana:

V = Tegangan fase-nol beban (Volt)

I = Arus beban (A)

cos ϕ = Faktor daya


3.4 LANGKAH PERCOBAAN
IV.1 Pengukuran Energi 1 Phase

W
cos Φ
A
V
Z
Z
Z

kWh
Z
Z
Z

(a) (b)

Gambar 3.3Rangkaian Pengukuran Energi 1 Phae

Langkah-langkah:

1. Siapkan rangkaian percobaan seperti gambar 3.3


2. Pastikan kebenaran rangkaian anda !
3. Catatlah konstanta kWh (jumlah putaran/kWh) pada name platenya.
4. Siapkan beban listrik sesuai petunjuk pengawas.
5. Masukkan beban secara bertahap dan catatlah hasil penunjukkannya
(W, cos φ , A, dan V).
6. Siapkan rangkaian percobaan seperti gambar 3.3
7. Pastikan rangkaian anda sudah benar!
8. Siapkan beban listrik sama dengan gambar 3.3.
9. Siapkan Stop watch.
10. Masukan beban secara bertahap seperti pada gambar 3.3. dan catatlah
waktu yang diperlukan untuk n putaran yang telah ditentukan.

Tabel 3.1Hasil Pengukuran Energi 1 Fase

Beban W Cos φ A V

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Waktu Putaran KWHmeter

Beban Jumlah Putaran Waktu


PERTANYAAN

1. Hitunglah energi berdasarkan kWh = W x t, bandingkan dengan hasil


pengukuran kWh-meter.
2. Hitunglah cos φ = W/A.V, bandingkan dengan hasil pengukuran cos φ
meter.
3. Hitunglah energi reaktif kVArh = A . V. sin φ
4. Buatlah tabel penyimpangan dari masing-masing pengukuran dalam
persen.
5. Buatlah grafik masing-masing penyimpangan sebagai fungsi beban
dan buatlah analisanya untuk mendapatkan kesimpulan.
IV.2 Pengukuran Energi 3 Fase
R kWh R
1
k
W
Z2 h Z2

S kWh Z1 S Z1
2 3
Z3 Z3
P
kWh
h
T T
3 a
s
0 0
e

(a) (b)

Gambar 3.4Rangkaian Pengukuran Energi Tiga Phase

Langkah - langkah:

1. Siapkan rangkaian seperti gambar 3.4(a)


2. Pastikan rangkaian anda sudah benar.
3. Catatlah konstanta kWh meter (jumiah putaran/kWh) yang dinyatakan
pada masing-masing name plate kWh-meter tersebut.
4. Siapkan beban listrik sesuai petunjuk pengawas.
5. Siapkan 3 buah stop watch.
6. Masukkan beban listrik secara bertahap dan catatlah waktu yang
diperlukan untuk n putaran yang telah diperlukan untuk ketiga kWh
meter.
7. Siapkan rangkaian seperti gambar 3.4(b).
8. Pastikan rangkaian anda sudah benar.
9. Catatlah konstanta kWh-meter.
10. Siapkan beban listrik sama seperti pada gambar 3.4(a).
11. Siapkan stop watch.
12. Masukkan beban secara bertahap sama seperti pada gambar 3.5 dan
catatlah waktu yang diperlukan untuk n putaran yang telah ditentukan.
13. Ulangi kedua percobaan tersebut untuk beban tak seimbang.

Tabel 3.3Hasil Pengukuran Beban Seimbang


kWh 1 kWh 2 kWh 3 kWh 3Φ
Beban
n t1 n t1 n t1 n t3Φ

Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Beban tak Seimbang

kWh 1 kWh 2 kWh 3 kWh 3Φ


Beban
n t1 n t1 n t1 n t3Φ
3.7 Pertanyaan dan Jawaban
PERTANYAAN

1. Hitung Energi 3Φ berdasarkan ketiga kWh-meter 1 phase pada t 1= t2 = t3Φ


untuk setiap variasi beban.
Bandingkan dengan energi 3Φ yang dihubungkan berdasarkan

Wz1 x t3Φ + Wz2 x t3Φ + Wz3 x t3Φ dimana Wz1 Wz2 Wz3 adalah daya
beban. Bandingkan pula dengan energi 3 phase yang ditunjukkan oleh
kWh 3 phase pada t3Φ

2. Buatlah tabel penyimpangan dan masing-masing pengukuran dalam persen


(%).
3. Buatlah grafik dari masing-masing penyimpangan sebagai fungsi beban
dan buatlah analisanya untuk mendapatkan kesimpulan.
4. Lakukan hal yang sama untuk beban tak seimbang.
JAWABAN

3.7.1 Pengukuran Energi 1 Fase

1. Perhitungan energi berdasarkan kWh = W x t, dengan hasil pengukuran


kWh-meter:

a. Untuk beban 100 W

W = (217,5)(0,414)(0,99)

= 89,14455 W

b. Untuk beban 160 W

W = (217,5)(0,659)(0,99)

= 141,899175 W

c. Untuk beban 225 W

W = (217,5)(0,939)(0,99)

= 202,190175 W

Perbandingan antara hasil perhitungan energi yang didapatkan dengan


persamaan matematis dengan hasil percobaan adalah berbeda. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya ketelitian saat praktikan melakukan percobaan.

2. Perhitungan cos φ = W/A.V, bandingkan dengan hasil pengukuran cos φ


meter:

a. Untuk beban 100 W

cos φ = (89,14455)/ (217,5)(0,414)

= 0,99

b. Untuk beban 160 W

cos φ = (141,899175)/(217,5)(0,659)
= 0,99

c. Untuk beban 225 W

cos φ = (202,190175)/ (217,5)(0,939)

= 0,99

Perbandingan antara hasil pengukuran dalam percobaan dengan perhitungan


secara matematis didapatkan bahwa hasil keduanya adalah sesuai.

1. Perhitungan energi reaktif kVA rh = A . V. sin φ


cos φ = 0,99
φ = cos−1 (0,99)
φ = 8,11˚

sin (8,11 ˚) = 0,14

a. Untuk beban 100 W

kVA rh = (217,5)(0,414)(0,14)

= 12,6063 kWH

b. Untuk beban 160 W

kVA rh = (217,5)(0,659)(0,14)

= 20,06 kWH

c. Untuk beban 225 W

kVA rh = (217,5)(0,939)(0,14)

= 28,59 kWH

4. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan tabel persentase


kesalahan untuk masing-masing pengukuran:

a. Pengukuran kWH-meter 1φ.


Tabel 3.14 Persentase Kesalahan kWH-meter 1φ.

Beban W Pengukuran W Teori T % Kesalahan

100 W 0,9504 × 10−3 kWh 0,83 ×10−3 kWh 38,37 s 14,50 %

160 W 0,9817 ×10−3 kWh 0,83 ×10−3 kWh 24,91 s 18,27 %

225 W 0,9920 ×10−3 kWh 0,83 ×10−3 kWh 17,74 s 19,51 %

b. Pengukuran cos φ-meter.

Tabel 3.15 Persentase Kesalahan cos φ.

Beban cos φ cos φ Teori % Kesalahan

100 W 0,989 0,99 0,1 %

160 W 0,989 0,99 0,1 %

225 W 0,985 0,99 0,5 %

c. Pengukuran watt-meter.

Tabel 3.16 Persentase Kesalahan Watt-meter.

Beban Watt-meter % Kesalahan

100 W 92,1294 W 10,86 %

160 W 147,3165 W 11,31 %

225 W 206,9975 W 10,52 %


2. Grafik masing-masing kesalahan sebagai fungsi beban dan analisa:
a. Pengukuran kWH-meter 1φ.

Gambar 3.16 Grafik Energi (W) 1 Fase

Analisa Grafik:

Pada gambar 3.16, dapat dilihat bahwa pada beban W kesalahan yang
didapatkan hanya pada beban 100 Watt, yaitu sebesar 15,7 %. Sedangkan pada
penggunaan beban 160 Watt yaitu sebesar 18,07 % dan penggunaan beban 225 watt
sebesar 16,87%. Faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam pengukuran adalah
kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan percobaan.

B. Pengukuran cos φ-meter.


Gambar 3.17 Grafik Cos Phi 1 Fase

Analisa Grafik:

Berdasarkan gambar 3.17, didapatkan hasil persentase kesalahan data pada


beban 100 Watt, 160 Watt dan 225 Watt besarnya persentase kesalahan sama yakni
sebesar 0.1%, 0.1% dan 0.5% Berdasarkan teori, nilai cos phi meter didapatkan oleh nilai
arus, energi, dan tegangan. Faktor kesalahan itu dapat terjadi adalah kesalahan
praktikan dalam perolehan data antara nilai arus, energi, dan tegangan.

b. Pengukuran watt-meter.

Gambar 3.18 Grafik Watt-meter 1 Fase

Analisa Grafik:
Pada pengukuran watt-meter, dapat terjadi beberapa kesalahan yang
disebabkan oleh presisi alat maupun kemampuan praktikan dalam pelaksanaan
percobaan.

3.7.2 Pengukuran Energi 3 Fase

3.7.2.1 Beban Seimbang

1. Perhitungan energi berdasarkan 3 kWH-meter 1 φ dengan beban 300 W.

a. Untuk beban 100 W pada Fase R

Diketahui:

PR, PS, PT = 100 Watt

tR = 38,37 s

tS = 41,78 s

tT = 43,19 s

Jawaban:

100 38,37 100 41,78 100 43,19


kWh= ( 1000 ×
3600 ) +( ×
1000 3600 ) +(
1000 3600 )
×

kWh=1,06 ×10−3 +1,16 ×10−3 +1,19 ×10−3

kWh=3,41 ×10−3 kWh

b. Perhitungan energi berdasarkan 1 kWH-meter 3φ dengan beban 300 W

W3φ = (P3φ) (t3φ)

300 137,09
=( )( )
1000 3600
= 11,42 x 10−3 kWH

Setelah dilakukan perhitungan energi secara matematis, didapat bahwa hasil


antara 3 kWH-meter 1 φ dengan 1 kWH-meter 3 φ adalah berbeda. Hal ini dikarenakan
karena pengaruh tegangan kWH yang berbeda di setiap kWH-meter.

2. Tabel Kesalahan

Tabel 3.18 Kesalahan Nilai Energi (W)

Beban 3 kWH-meter 1 φ 1 kWH-meter 3ϕ % Kesalahan

300 W 3,41 x 10−3 kWH 11,42 x 10−3 kWH 70,14%

3. Grafik kesalahan beban seimbang

Gambar 3.19 Grafik Kesalahan Beban Seimbang

Analisa Data:

Berdasarkan gambar 3.19, diperoleh nilai kesalahan pada penggunaan beban


seimbang yaitu 300 Watt sebesar 70,6 %. Faktor yang mempengaruhi kesalahan ini
terjadi adalah pengaruh tegangan kWH yang berbeda di setiap kWH-meter.
3.7.2.2 Beban Tak Seimbang

1. Perhitungan energi berdasarkan 3 kWH-meter 1 φ dengan beban 100


W, 160 W, dan 225 W.
Diketahui:

PR = 100 Watt tR = 38,37 s

PS = 160 Watt tS = 21,38 s

PT = 225 Watt tT = 19,22 s

Jawaban :

100 38,37 160 21,38 225 19,22


kWh= ( 1000 ×
3600 ) +( ×
1000 3600 ) +(
1000 3600 )
×

kWh=( 1,06 × 10−3 ) + ( 0,950 ×10−3 ) + ( 1,20 ×10−3 )

kWh=3,21 ×10−3 kWh .

b. Perhitungan energi berdasarkan 1 kWH-meter 3 φ dengan beban 100 W , 160


W, dan 225 W.

Dari data percobaan energi 3φ dengan mengunakan kWh-Meter 3φ dapat


dihitung sebagai berikut :

Diketahui :

PR =100 Watt

PS =160 Watt

PT =225 Watt

t3φ =90,99 s

Jawab:
( 100+160+225 ) 90,99
kWh= ×
1000 3600

kWh=12,25 ×10−3 kWh

Berdasarkan perhitungan secara matematis yang telah dilakukan, diperoleh hasil


antara 3 kWH-meter 1 φ dengan 1 kWH-meter 3 φ adalah berbeda. Faktor penyebab hal
ini karena adanya tetapan kWH pada setiap kWH-meter yang berbeda ketelitian dan
kesalahan praktikan dalam menentukan waktu putaran.

2. Tabel Kesalahan

Tabel 3.19 Kesalahan Nilai Energi (W)

Beban 3 kWH-meter 1φ 1 kWH-meter 3φ

100 W 1,11 x 10−3 kWh -

160 W 0,986 x 10−3 kWh -

225 W 1,25 x 10−3 kWh -

P TOTAL=485 W 3,346 x 10−3 kWh 12,25 x 10−3 kWh

3. Grafik Kesalahan Beban tak Seimbang


Gambar 3.20 Grafik Kesalahan Beban Tak Seimbang

Analisa Data:

Berdasarkan gambar 3.20, didapatkan nilai kesalahan pada beban tak seimbang
yaitu sebesar 72,92%. Faktor penyebab hai ini karena adanya tetapan kWH pada setiap
kWH-meter yang berbeda ketelitian dan kesalahan praktikan dalam menentukan waktu
putaran.

Anda mungkin juga menyukai