Anda di halaman 1dari 6

III.

PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL

1.1. Tujuan
- Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui daya yang
hilang akibat adanya rugi besi ( rugi histerisis dan edy current ).
- Diharapkan mahasiswa mengetahui besarnya arus yang menimbulkan rugi
besi
- Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan mengukur parameter Rc
dan Xm dari pengujian rugi inti besi dan arus beban nol.

1.2. Teori Dasar


Transformator menerapkan hukum induksi faraday. Menurut hukum ini suatu gaya
listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding lurus dengan
perubahan persatuan waktu daripada arus induksi atau flux yang dilingkari oleh
garis lengkung itu (Lihatgambar 1.1 Dan 1.2)

Gambar 1.1. Arus magnitisasi


Secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi.

Gambar 1.2. Arus magnitisasi secara grafis dengan


Memperhitungkan rugi-rugi besi.

9
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti terlihat
pada gambar 1.3. berikut ini :

Gambar 1.3. Hukum Lorenz


Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :

Apabila ada arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi
maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 1.4.) dan apabila
magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan
tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka akan timbul gaya
gerak listrik (GGL).

Gambar 1.4. Prinsip Dasar dari Transformator.

Dari prinsip induksi elektromangetik yang didapatkan tersebut maka dapat


dituliskan suatu perbandingan transformasi, bahwa nilai tegangan yang dikeluarkan
tergantung dari jumlah belitan yang berada pada transformator.

Pengujian Transformator Tanpa Beban


Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban (Gambar 1.6), tegangan sisi
primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang terdiri dari impedansi
bocor primer Z1 = R1 + JX1 Karena umumnya Z1 jauh lebih kecil dari Zm, maka Z1
biasa diabaikan tanpa menimbulkan suatu kesalahan yang berarti, rangkaian ekuivalennya
(Gambar 1.7).

10
Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi tegangan rendah
dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan tegangan nominalnya. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan sebagai berikut :
- Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ;
- Alat-alat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat.

Untuk parameter trafo 3 phasa dengan hubungan delta – delta didapatkan rumus
perhitungan sebagai berikut

𝑃𝑜𝑐
P ∅ oc = V ∅ oc = V oc
3

𝐼 𝑜𝑐 𝑉 2 ∅ 𝑜𝑐
I ∅ oc = Rc =
𝑉 𝑜𝑐 𝑃 𝑜𝑐
𝑉 ∅ 𝑜𝑐 𝑉 ∅ 𝑜𝑐 𝑃𝑜𝑐
Xm = = Cos 𝜃 =
𝐼∅ √3 𝐼𝑜𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑜𝑐 √3 𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑜𝑐
ɸ

1.3. Alat dan bahan


a. Transformator 3 phasa 1 buah
b. Amperemeter 1 buah
c. Voltmeter 1 buah
d. Wattmeter 1 buah
e. Kabel penghubung Secukupnya

2.1 Gambar Rangkaian Percobaan


2.2 Prosedur pengujian pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit)

1. Alat dan bahan dipersiapkan


2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.
3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar percobaan diatas.
4. Kumparan pada sisi incoming dihubungkan dengan sumber tegangan
5. Tegangan yang masuk pada sisi incoming diatur sesuai dengan tegangan
nominal yaitu 220 V.
6. Tegangan pada sisi LV dan HV diukur sesuai tabel percobaan
7. Nilai arus dan daya pada sisi LV diukur menggunakan metode pengukuran
daya 3 phasa menggunakan 2 wattmeter 1 phasa .
8. Hasil pengukuran dicatat pada tabel pengukuran.

2.3 Tabel hasil pengujian rugi besi dan arus beban nol pada transformator

V HV I LV nom P1 P2 P3∅
(Volt) (A)

R-S S-T T-R r s t


14 W 82 W 68 W
420 420 420 0,5 0,5 0,7

R-N S-N T-N - Rc Xm Cos𝜃

- -

V LV (Volt) Io
(A)

r-s s-t t-r r-n s-n t-n


0,6

125 125 125 - - -


𝑉 2 ∅ 𝑜𝑐 1272
Rc Lv = = = 237,19 Ω
𝑃 𝑜𝑐 68
𝑉 ∅ 𝑜𝑐 𝑉 ∅ 𝑜𝑐 127
Xm = = = = 169,9 Ω
𝐼∅ √3 𝐼𝑜𝑐 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑜𝑐 √3𝑥0,53𝑥 sin 54,5
𝑃𝑜𝑐 68
Cos 𝜃 = = = 0,58 𝜃 = 54,55°
√3 𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑜𝑐 √3 𝑥127𝑥0,53
0,58
Cos 𝜃 = = 0,33
√3
𝐼 𝑜𝑐 68
Ioc = = = 0,53 A
𝑉 𝑜𝑐 127

12
2.4 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa besar daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi inti (
rugi histerisis dan rugi arus eddy) dapat kita ketahui dengan cara membaca hasil dari
pembacaan wattmeter (Poc) dimana hasil dari pembacaan wattmeter tersebut merupakan
besar daya yang hilang dan juga dapat kita hitung dengan menggunakan rumus Ph = Pin –
Pout, dimana Ph adalah daya yang hilang yang disebabkan oleh rugi inti.

Untuk mengetahui besar arus yang ditimbulkan oleh kerugian dari inti besi dan arus
beban kosong, dapat kita ketahui dengan cara mengetahui besar I0 dimana dapat diketahui
dari jumlah arus rugi (Ic) dan arus magnetisasi (Im) dan dapat kita hitung dengan rumus (I0 =
Ic + I m).

Kemudian untuk mengetahui paramater Xm dan Rc dari pengujian rugi inti dan arus
beban kosong yaitu dapat kita ketahui dari pembagian tegangan sumber dengan arus inti
(untuk parameter Rc). Dan dapat juga diketaui dari pembagian tegangan sumber dengan arus
magnetik (Im), untuk menentukan rugi inti dimana Poc = rugi inti (untuk parameter Xm).

Anda mungkin juga menyukai