PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Memahami hubungan antara teori dan praktek tentang rangkaian RC.
2. Dapat melihat perbedaan tegangan yang terukur pada R dan C dalam
rangkaian.
3. Dapat menghitung Xc dari rangkaian.
4. Dapat mengetahui selisih fasa rangkaian.
1
1.3 Alat dan Bahan
1. Sumber arus AC 1 buah
2. Voltmeter AC 2 buah
3. Kapasitor 0,001 F 1 buah
4. Resistor 100 Ω 1 buah
5. Kabel penghubung secukupnya
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah piranti yang berguna untuk menyimpan muatan dan
energi. Kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu
sama lain dan membawa muatan yang sama besar dan berlawanan.
3
2.3 Fungsi Kapasitor
Fungsi kapasitor misalnya sebagai cadangan energi ketika sikuit
elektronik terputus secara-tiba-tiba. Ia mungkin mirip seperti baterai
singkat. Hal ini karena adanya arus transien pada kapasitor. Pada alat
penerima radio, kapasitor bersama komponen elektronika lain dapat
digunakan sebagai tapis (penyaring) frekuensi dan filter gelombang,
selain dapat juga sebagai komponen pada sirkuit penyearah arus/tegangan
ac menjadi dc atau disebut dengan penghalus riak sehingga alat-alat seperti
walkman bisa digunakan dengan tegangan ac (PLN) tanpa baterai..
Kapasitor juga dapat digunakan sebagai komponen pemberi cahaya singkat
pada blitz kamera.
4
Gambar 2.3 Cara kerja kapasitor
5
Gambar 2.4 Rangkaian RC seri
Dalam diagram fasor, yaitu arus bersama untuk resistor dan reaktansi
kapasitif di letakkan pada garis 𝜔𝑡 = 0. Fasor tegangan resistor (VR) berada
sefasa dengan arus (I), fasor tegangan kapasitor (Vc) tertinggal 90° terhadap arus
. Tegangan gabungan vector adalah diagonal persegi panjang antara tegangan
kapasitor dan tegangan resistor. Perbedaan sudut antara tegangan (V) dan arus (I)
merupakan sudut beda fasa (𝜑).
Suatu rangkaian RC seri diberikan arus listrik, akan terjadi aliran tapi
lama kelamaan akan berubah menuju nol. Arus yang berubah monoton
ini disebut arus transisen.
R C
͂
Gambar 2.5 Rangkaian RC seri
Beda tegangan antara kapasitor akan naik dari nol hingga mencapai harga
konstan yaitu GGL dari baterai. Cepat lambatnya tutupnya arus dan naiknya
tegangan bergantung pada R dan C. Bila C tetap, makin besar R makin lambat
perubahan arus atau tegangan. Dan jika R dianggap tetap, makin besar C makin
lambat perubahan arus atau tegangan.
6
Secara matematik dapat kita tulis menjadi,
V = iR – E = - Vc …… (1)
Vc = q(t)/C ….... (2)
Jadi
- Vc = iR – E = iR – E = -q(t)/C ……(3)
7
2.6 Pengisian dan Pengosongan Kapasitor
2.6.1 Pengisian Kapasitor
Perhatikan rangkaian RC berikut ini ! Pada saat saklar S ditutup (t = 0) I = E/R.
C C +
E E
R
R
8
Grafik perilaku arus rangkaian rc pada pengisian muatan kapasitor
3.5
2.5
Arus (Ampere
1.5
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu (detik)
9
Gambar 2.10 Grafik pengosongan kapasitor
RC
t
I(t) I o e τ
1
Io
e
10
2.7 Peranan Rangkaian RC
2.7.1Rangkaian Integrator RC (Resistor Kapasitor)
Sebuah jaringan RC pasif tidak lebih dari sebuah resistor secara seri
dengan sebuah kapasitor, yaitu resistansi tetap secara seri dengan kapasitor yang
memiliki reaktansi bergantung frekuensi yang menurun seiring frekuensi di
pelatnya meningkat. Jadi pada frekuensi rendah reaktansi, kapasitor Xc tinggi
sedangkan pada frekuensi tinggi reaktansi rendah karena rumus reaktansi kapasitif
standar Xc = 1 / (2πƒC).
11
yang outputnya dikurangi di atas titik frekuensi cut-off.
Konstanta waktu RC mencerminkan hubungan antara hambatan dan kapasitansi
sehubungan dengan waktu dengan jumlah waktu, yang diberikan dalam hitungan
detik, berbanding lurus dengan resistansi, R dan kapasitansi, C.
Jadi laju pengisian atau pemakaian tergantung pada konstanta waktu RC, τ = RC .
12
kurang. Jadi ketika diberi makan dengan gelombang sinus murni, rangkaian
Differensiator RC bertindak sebagai high pass filter sederhana yang sederhana
karena rumus reaktansi kapasitif standar Xc = 1/(2πƒC).
Tapi jaringan RC sederhana juga bisa dikonfigurasi untuk melakukan diferensiasi
sinyal input. Arus melalui sebuah kapasitor adalah eksponensial kompleks yang
diberikan dari: iC = C (dVc/dt). Tingkat di mana pengisian kapasitor (atau
pelepasan) berbanding lurus dengan jumlah resistansi dan kapasitansi yang
memberikan konstanta waktu rangkaian. Jadi konstanta waktu rangkaian
Differensiator RC adalah interval waktu yang sama dengan hasil R dan C.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian murni/penelitian dasar yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan
hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk waktu jangka panjang akan
segera dipakai. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis.
VR VC
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
15
4.2 Analisa Data
4.2.1 Perhitungan Umum (15)
𝜃 = 2,92°
2) Perlakuan ke-2
0,208
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = = 0,045
4,6
𝜃 = 2,58°
3) Perlakuan ke-3
0,284
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = =0,044
6,5
𝜃 = 2,52°
2. Menghitung Xc
𝑽𝒄
𝑿𝒄 = ( )×𝑹
𝑽𝑹
1) Perlakuan ke-1
𝟎,𝟏𝟑𝟗
𝑿𝒄 = ( ) × 𝟏𝟎𝟎 = 5,15 Ω
𝟐,𝟕
2) Perlakuan ke-2
𝟎,𝟐𝟎𝟖
𝑿𝒄 = ( ) × 𝟏𝟎𝟎 = 4,52 Ω
𝟒,𝟔
3) Perlakuan ke-3
𝟎,𝟐𝟖𝟒
𝑿𝒄 = ( ) × 𝟏𝟎𝟎 = 4,37 Ω
𝟔,𝟓
16
3. Menghitung Impedansi
𝑍 = √𝑅 2 + 𝑋𝐶2
1) Perlakuan ke-1
2) Perlakuan ke-2
3) Perlakuan ke-3
4. Grafik
VR (Volt) (x) Vc (Volt) (y)
2,7 0,139
4,6 0,208
6,5 0,284
17
4.2.2 Perhitungan Ralat (25)
1. Standar deviasi
1) Pada VR
No. VR (Volt) VR2 (Volt2)
1 2,7 7,29
2 4,6 21,6
3 6,5 42,25
∑ 13,8 70,7
∑ 𝑉𝑅 13,8
̅̅̅
𝑉 𝑅 = = = 4,6 V
𝑛 3
2 2
1 𝑛( ∑ 𝑉𝑅 )−(∑ 𝑉𝑅 )
̅̅̅
∆𝑉 𝑅 = 𝛿𝑉𝑅 = √ 𝑛 𝑛−1
1 3( 70,7)−(13,8)2
= √
3 3−1
1 212,1−190,4
= √
3 2
= 1,097 V
̅̅̅
KTPm = ∆𝑉 𝑅 = 1,097 V
̅̅̅̅
∆𝑉 1,097
𝑅
KTPr = ×100% = × 100% = 23,85%
𝑉𝑟 4,6
̅̅̅̅
∆𝑉 𝑅
AB = 1-log( ) = 1- log (0,2385) = 2 AB
𝑉𝑟
̅̅̅
Pelaporan : ( VR ± ∆𝑉 𝑅 ) = (4,6 ± 1,1) V
18
2) Pada Vc
No. Vc (Volt) Vc2 (Volt2)
1 0,139 0,019321
2 0,208 0,043284
3 0,284 0,080656
∑ 0,631 0,143241
∑𝑉 0,631
𝑉̅𝑐 = 𝑅 = = 0,21033 V
𝑛 3
2 2
1 𝑛( ∑ 𝑉𝑐 )−(∑ 𝑉𝑐 )
∆𝑉̅𝑐 = 𝛿𝑉𝑐 = √
𝑛 𝑛−1
1 3( 0,143241)−(0,631)2
= √
3 3−1
1 0,429723−0,398161
= √
3 2
= 0,04187 V
̅𝑐 = 0,04187 V
KTPm = ∆𝑉
̅̅̅̅𝑐
∆𝑉 0,04187
KTPr = × 100% = 0,21033 ×100% = 19,9%
𝑉𝑐
̅̅̅̅
∆𝑉
AB = 1-log ( 𝑉𝑐𝑐 ) = 1-log (0,199) = 2 AB
̅𝑐 ) V = (2,1 ± 0,42)×10-1 V
Pelaporan : (𝑉𝑐 ± ∆𝑉
19
2. Ralat terhadap Xc
𝛿𝑋𝑐
∆𝑋𝑐 = |𝜕𝑋𝑐||𝛿𝑉𝑐| + | | |𝛿𝑉𝑅 |
𝛿𝑉𝑅
1) Perlakuan 1
𝑅 𝑉𝑐 𝑅
∆𝑋𝑐 = | | |𝛿𝑉𝑐| + | 2 | |𝛿𝑉𝑅 |
𝑉𝑅 𝑉𝑅
100 0,139(100)
=| 2,7 | |0,04187| + | | |1,097|
7,29
= 1,5507 + 2,092
= 3,6427 Ω
∆𝑋𝑐 3,6427
KTPr = × 100% = × 100% = 70,7%
𝑋𝑐 5,15
∆𝑋𝑐
AB =1-log ( 𝑋𝑐 ) = 1- log (0,707) = 1 AB
2) Perlakuan 2
𝑅 𝑉𝑐 𝑅
∆𝑋𝑐 = | | |𝛿𝑉𝑐| + | 2 ||𝛿𝑉𝑅 |
𝑉𝑅 𝑉𝑅
100 0,208(100)
=| | |0,04187| + | ||1,097|
4,6 21,16
=0,9102 + 1,0783
=1,9885 Ω
20
∆𝑋𝑐 1,9885
KTPr = 𝑋𝑐 × 100% = ×100% = 43,99%
4,52
∆𝑋𝑐
AB = 1- log ( 𝑋𝑐 ) = 1- log (0,4399) = 1 AB
3) Perlakuan 3
𝑅 𝑉𝑐 𝑅
∆𝑋𝑐 = | | |𝛿𝑉𝑐| + | 2 ||𝛿𝑉𝑅 |
𝑉𝑅 𝑉𝑅
100 0,284(100)
=| 6,5 | |0,04187| + | ||1,097|
42,25
= 0,6442 + 0,737
= 1,3812 Ω
∆𝑋𝑐 1,3812
KTPr = 𝑋𝑐 × 100% = × 100% = 31,6%
4,37
∆𝑋𝑐
AB = 1-log ( 𝑋𝑐 ) = 1-log (0,316) = 2 AB
VR (Volt) Vc (Volt) VR . Vc
No. VR2 (Volt)2 Vc2 (Volt)2
(x) (y) (Volt)2
1 2,7 0,139 0,375 7,29 0,019321
21
𝑛(∑𝑉𝑟𝑉𝑐)−(∑𝑉𝑟)(∑𝑉𝑐)
a = 𝑛(∑𝑉𝑟 2 )−(𝑉𝑟)2
3(3,178)−(13,8)(0,631)
= 3(70,7)−(13,8)2
𝟗,𝟓𝟑𝟒−𝟖,𝟕𝟏
= 𝟐𝟏𝟐,𝟏−𝟏𝟗𝟎,𝟒𝟒
𝟎,𝟖𝟐𝟒
= = 0,038
𝟐𝟏,𝟔𝟔
(∑𝑉𝑐)(∑𝑉𝑟 2 )−(∑𝑉𝑟)(∑𝑉𝑟𝑉𝑐)
b = 𝑛(∑𝑉𝑟 2 )−(𝑉𝑟)2
(0,631)(70,7)−(13,8)(3,178)
=
3(70,7)−(13,8)2
44,61−43,86
=𝟐𝟏𝟐,𝟏−𝟏𝟗𝟎,𝟒𝟒
0,75
=21,66 = 0,035
y = ax + b
= 0,1026 + 0,035
= 0,1376
= 0,1748 + 0,035
= 0,2098
22
Gambar 2.15 Grafik pada perhitungan ralat
𝑦 −𝑦 𝟎,𝟐𝟎𝟗𝟖−𝟎,𝟏𝟑𝟕𝟔 𝟎,𝟎𝟕𝟐𝟐
𝑡𝑎𝑛 𝜃 = 𝑥2 −𝑥1 = = = 0,038
2 1 𝟒,𝟔−𝟐,𝟕 𝟏,𝟗
23
4.3 Pembahasan
Kapasitor adalah piranti yang berguna untuk menyimpan muatan dan
energi. Kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu
sama lain dan membawa muatan yang sama besar dan berlawanan.
Kapasitor secara struktur prinsipnya terdiri dari dua buah pelat
konduktor yang berlawanan muatan. Masing-masing memiliki luas permukaan
A, dan mempunyai muatan persatuan luas . Konduktor yang dipisahkan oleh
sebuah zat dielektrik yang bersifat isolator sejauh d. Zat inilah yang nantinya
akan memerangkap (menampung) elektron-elektron bebas. Muatan berada pada
permukaan konduktor yang jumlah totalnya adalah nol. Hal ini disebabkan
jumlah muatan negatif dan positif sama besar. Bahan dielektrik adalah bahan
yang jika tidak terdapat medan listrik bersifat isolator, namun jika ada medan
listrik yang melewatinya, maka akan terbentuk dipol-dipol listrik, yang arah
medan magnetnya melawan medan listrik semula.
Tujuan dari percobaan rangkaian RC yaitu, yang pertama
memahami hubungan antara teori dan praktek tentang rangkaian RC, yang kedua
dapat melihat perbedaan tegangan yang terukur pada R dan C dalam
rangkaian, yang ketiga dapat menghitung Xc dari rangkaian, dan yang terakhir
dapat mengetahui selisih fasa rangkaian.
24
dan Power Supply, kemudian mengatur tegangan sumber sebesar 3 V. Kami
melakukan pengamatan ini sebanyak 3 kali perlakuan dengan mengganti tegangan
sumber 5 V untuk perlakuan kedua dan 7 V untuk perlakaun ketiga.
Pada analisa data didapatkan hasil perhitungan umum yaitu yang pertama
menghitung beda fasa grafik, untuk perlakuan ke-1 didapatkan nilai tan θ sebesar
0,051 dan nilai θ sebesar 2,92̊. Untuk perlakuan ke-2 didapatkan nilai tan θ
sebesar 0,045 dan nilai θ sebesar 2,58̊. Untuk perlakuan ke-3 didapatkan nilai tan
θ sebesar 0,044 dan nilai θ sebesar 2,52̊. Dimana beda fasa dalam rangkaian listrik
dikenal dengan istilah “ lag atau lead “. Lag artinya harga maksimum atau nol
yang mencapai suatu siklus lebih lambat atau ketinggalan dari siklus lainnya.
Sedangkan lead artinya harga maksimum atau nol yang dicapai suatu siklus
mendahului siklusnya.
25
sebesar 100,1. Dimana impedansi disini menjelskan ukuran penolakan terhadap
arus bolak-balik sinusoidal. Untuk memperoleh nilai impedansi seperti yang
diperoleh diatas adalah dengan menentukan nilai dari reaktansi kapasitif (XC),
yaitu XC sebanding dengan tegangan kapsitor dari nilai resistor kemudian
berbanding terbalik dengan tegangan resistor. Kemudian nilai reaktansi kapasitif
dikuadratkan dan dijumlahkan dengan nilai resistor, kemudian hasilnya diakarkan,
26
Pada saat pengisian kapasitor, semakin lama waktu meningkat pula
tegangan yang ada pada kapasitor sedangkan arus yang ada mengalami penurunan
nilai, semakin lama maka semakin kecil pula arus yang diperoleh pada multimeter
analog. Hal ini dikarenakan arus yang mengalir dihambat oleh tegangan yang
semakin besar. Sedangkan pada saat pengosongan kapasitor tegangan pada
kapasitor semakin menurun. Penurunan tegangan ini semakin melambat karena
muatan pada kapasitor melawan pengurangan muatan pada kapasitor tersebut.
Nilai arus menunjukkan semakin lama semakin menurun, kemudian penurunan
arus tersebut semakin lambat.
Penerapan rangakaian RC dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada
penggunaan alat pengusir nyamuk, sensor cahaya dan alat pengusir tikus.
BAB V
27
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang tlah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
28
Θ1 = 2,92o
Θ2 = 2,52o
Θ3 = 2,52o
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan ini, sebaiknya mempelajari rangkaian yang
ada pada modul terlebih dahulu, agar dapat merangkai dengan benar, sehingga
dapat mengukur tegangan kapsitor ( VC ) dan tegangan resistor ( VR ) dengan baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
29
Febriana, A. (2016). Laporan Praktikum Rangkaian RC, [Online]. Tersedia:
https://www.slideshare.net/AnnisaFebriana2/laporan-praktikum-rangkaian-
rc (20 April 2018)
Rianto, Y. (2014). Listrik Dinamik (2) Kapasitor dan Rangkaian RC, [Online].
Tersedia: yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/download/files/05-listrik-
dinamik-2-kapasitor-dan-rangkaian-rc.pdf
Tim Penyusun. (2018). Modul Praktikum Listrik Magnet. Palu: Universitas
Tadulako
Tipler, P.A. (1991). Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
30