LABORATORIUM ELEKTRONIKA
PLT 42364
SEARAH
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. TEORI DASAR
Kapasitor merupakan salah satu komponen yang banyak digunakan pada rangkaian
listrik maupun elektronika. Kapasitor mempunyai kemampuan menyimpan energi
listrik kemampuan ini disebut kapasitansi.
2.1. Hubungan antara tegangan, arus dengan waktu
2.1.1. Hubungan antara tegangan dengan waktu pada rangkaian tahanan (lihat gambar
1.a dan gambar 1.b)
S
I/V
A
E R1
I/VR2
R2
V
T1 T2 t
Gambar 1a Gambar 1b
2.1.2. Hubungan antara tegangan, arus dengan waktu pada rangkaian kapasitor
a. Pengisian Kapasitor
Lihat rangkaian kapasitor gambar. 2
S R
E
C V
Gambar. 2
Pada saat saklar ditutup (ON) maka tegangan VC mulai naik dari 0 terus
membesar sesuai dengan fungsi waktu (lihat gambar 3)
Gambar. 3
Rumus :
1
C∫
VC = idt
Keterangan :
VC = tegangan pada kapasitor
V = tegangan sumber (Volt)
t = waktu pengisian (detik)
ε = Exponensial (ε = 2,718)
R = tahanan (ohm)
C = kapasitansi (farad)
Secara praktis pada saat waktu yang dibutuhkan dalam pengisian kapasitor τ = RC
maka tegangan kapasitor mencapai 63% dari tegangan maksimum pada kapasitor.
Keterangan :
τ : “Time Constant” (detik)
R : tahanan (ohm)
C : kapasitansi (farad)
Pada saat 5τ = 5 RC detik, tegangan kapasitor mencapai 99,3 %, pada saat ini tegangan
pada kapasitor maksimum.
Demikian juga pada arus yang mengalir pada rangkaian RC (lihat gambar 4)
Gambar 4
Perubahan harga arus pada rangkaian RC adalah fungsi waktu, keadaan tersebut dapat
diturunkan melalui rumums :
t
−
RC
i = I max .ε
Secara praktis pada saat τ = RC besar arus yang mengalir pada kapasitor 36% dari
arus maksimum, pada saat 5τ = 5 RC detik, arus yang lewat kapasitor mendekati nol
(boleh dikatakan nol).
b. Pengosongan Kapasitor
S
Gambar 5a Gambar 5b
Gambar 5c
Gambar 6
QT = Q1 + Q2 + Q3
CTVT = C1V1 + C2V2 + C3V3
V = V1 + V2 + V3
Maka : CT = C1 + C2 + C3
CT = C1 + C2 + C3 + ………….. + Cn
Q=C.V
Gambar 7
V = V1 + V2 + V3
QT Q1 Q2 Q3
= + +
CT C1 C 2 C 3
QT = Q1 = Q2 = Q3
1 1 1 1
Maka : = + +
CT C1 C 2 C 3
R1=100 K
A S
A
B
35 V +
470 μF V
/50 V -
Gambar 8
R1=100 K
S
+
1000 μF
- /50 V
35 V V
+
470 μF
- /50 V
Gambar 9
35 V + +
V 1000 μF 470 μF
- /50 V - /50 V
Gambar 10
5 TUGAS PERTANYAAN
5.1 Terangkan bagaimana proses pengisian dan pengosongan kapasitor
5.2 Terangkan apa yang dimaksud “Time Constan”
Apakah ada perbedaan “Time Constan” untuk pengisian dan pengosongan kapasitor,
terangkan
5.3 Buat grafik V = f (t) dan I = f (t) untuk pengisian dan pengosongan kapasitor
5.4 Bandingkan antara rangkaian kapasitor dengan rangkaian tahanan pada hubungan
seri dan parallel
5.5 Bila kita menggunakan voltmeter dengan tahanan dalam yang rendah, maka pada
saat kita mengukur pengisian kapasitor apa yang terjadi pada rangkaian tersebut.
5.6 Hitung kapasitansi total pada gambar di bawah ini
C2
C1 = 30 pF
C2 = 10 pF
C3 = 20 pF
C1
C3
Hitung :
a. Kapasitansi Total
b. Time constan pada rangkaian tersebut
c. Setelah gejala peralihan selesai t = 5RC, hitung tegangan pada masing-masing
kapasitor
C2
C1
C3
1M
100 V
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. DASAR TEORI
3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIBUNAKAN
4. LANGKAH PERCOBAAN
4.1. Ukur dan catat masing-masing nilai dari material yang digunakan (nilai resisitor,
inductor dan kapasitor) dan tentukan pula kulitas (Q).
4.2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.1. Lakukan pengukuran seperti pada table
5.1. Gunakan gambar Lissajous (pada operasi X-Y) pada oscilloscope untuk
mengukur φ (sudut/beda fasa) antara tegangan V dan arus I
4.3. Hitung I dan Z untuk masing-masing pengukuran dan masukkan hasilnya dalam table
5-1 pada kolom Z (Z = impedansi rangkaian RLC parallel)
5. Data Pengamatan
Tabel 5-1
f V VRV φ I Z
(Hz) (Vpp) (Vpp) (0) (mAp-p) (kΩ)
100 6
150 6
200 6
250 6
300 6
350 6
400 6
500 6
600 6
fresonansi 6
…………..
6. Tugas
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. DASAR TEORI
3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIBUNAKAN
4. LANGKAH PERCOBAAN
4.1. Ukur dan catat masing-masing nilai dari material yang digunakan (nilai resisitor,
inductor dan kapasitor) dan tentukan pula kulitas (Q).
4.2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.1. Lakukan pengukuran seperti pada table
5.1. Gunakan gambar Lissajous (pada operasi X-Y) pada oscilloscope untuk
mengukur φ (sudut/beda fasa) antara tegangan V dan arus I
Iin
AFG
VC
C
Vin
VL L
VR R
Tabel 5-1
f V VC VL VR φ I Z
(Hz) (Vp-p) (Vp-p) (Vp-p) (Vp-p) (0 ) (mAp-p) (KΩ)
50 12
100 12
150 12
200 12
250 12
300 12
400 12
500 12
600 12
F RES 12
……..
6. Tugas
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. DASAR TEORI
Dioda adalah komponen yang bergantung polaritas, yang dapat dipasang bias
arah maju (forward biased) atau arah balik (reverse biased). Dioda dikatakan
dibias maju jika tegangan anoda (material P) dibuat lebih positip dari pada katode
(material N), arus akan mengalir dengan mudah melalui diode. Sebaliknya, dibias
balik jika anoda dibuat negative dari katode.
Anode Katode A K
P N
VF
Resistansi statis RS = (bias maju)
IF
∆VF
Resistansi dinamis rd
∆i F
Karakteristik Diode 1
Karakteristik Bias Maju
+
+
V iF VF
-
-
4. DIAGRAM RANGKAIAN
R1
0…. + 15 V A
iF +
VF
V -
Gamba 4.1
Karakteristik Diode 2
10 kΩ
0…. + 60 V A
IR
+
VR
V -
Gambar 4.2
Y
0….12 V ~
i +
V
-
R1
Gambar 4.3
5. LANGKAH KERJA
5.1 Buatlah rangkaian seperti gambar pada 4.1, gunakan diode germanium dan
R1 = 1 kΩ
Lakukan pengukuran IF sebagai fungsi VF.
Masukkan hasilnya dalam table 1.
5.2 Buatlah rangkaian seperti gambar seperti 4.2, gunakan diode germanium
Lakukan pengukuran IR sebagai fungsi VR.
Masukkan hasilnya dalam table 1.
5.3 Gambarkan karakteristik V - I diode germanium tersebut
Buatlah skla yang berbeda untuk bias maju dan bias balik.
5.4 Analisa karakteristik V - I dan tentukan :
- Tegangan hidupnya, VT.
- Resistansi statisnya, Rs
pada bias maju IF = 10 mA dan
pada bias balik VR = 30 V
- Resistansi dinamisnya , rd
Karakteristik Diode 3
5.5 Kerjakan seperti langkah 5-1 untuk diode silicon dengan R1 = 10 Ω/10 W.
(Tabel 2)
5.6 Kerjakan seperti langkah 5-2 untuk diode silicon. (Tabel 2)
5.7 Kerjakan seperti langkah 5-3 untuk diode silicon.
5.8 Kerjakan seperti langkah 5-4 untuk diode silicon.
5.9 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.1, gunakan diode germanium dan
R1 = 1 kΩ
Hidupkan osiloskop pada oprasi X-Y/DC. Naikkan tegangan sumber secara
perlahan-lahan sampai maksimum. Lukiskan pada kertas grafik karakteristik
V - I diode tersebut, disertai skala arus dan tegangan .
.
5.10 Kerjakan seperti langkah 5.9 untuk diode silicon dengan R1 = 10 Ω / 10 W.
5.11 Buatlah perbandingan parameter diode germanium dengan diode silicon yang
telah diperoleh
5.12 Berikan kesimpulan dari hasil percobaan.
Karakteristik Diode 4
Karakteristik Diode 5
Dioda yang dipakai secara umum, dibuat dari bahan Germanium atau Silikon. Dioda
tersebut mempunyai tegangan knee(kerja) sebesar 0.7 Volt untuk dioda silikon dan 0.3-0.4
Volt untuk tegangan Germanium. Pada Gambar 1.1 di bawah, dioda yang digunakan
dioda Silikon. Jika sumber tegangan kurang dari 0.7 Volt maka tidak ada arus yang
mengalir. Sedangkan jika lebih dari 0.7 Volt, maka akan ada arus yang mengalir
Pada suatu rangkaian dioda seperti pada Gambar di bawah, rangkaian ada yang
dibias maju dan dibias mundur. Jika dibias mundur, maka arus yang mengalir kecil
sekali dan bisa dianggap tidak ada. Karena itu nilai tegangan sama dengan nol dan
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. DASAR TEORI
Pada keadaan bias bias maju, karakteristik dioda zener tidak berbeda dengan
dioda silikon biasa sedangkan pada keadaan bias balik, dida zener akan bersifat
menghantar ketika besar tegangannya melampaui tegangan dadalnya (breakdown
voltage). Arus mengalir pada keadaan dadal tidak merusak diode zener sejauh
kemampuan disipasi-daya maksimumnya tidak dilampaui.
∆V z
Resistansi dinamis rz =
∆i z
+ vz -
iz
4. DIAGRAM RANGKAIAN
X 1 kΩ
0….15 V ~
iz
+
vz
-
Gambar 4.1
Iz
1 kΩ
0…. + 30 V A
1 μF
Vin Vrz
R2
G 100 Ω
Gambar 4.2
TABEL 2 (Zener 10 V)
1. TUJUAN
- Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal output pada rangkaian
seri dioda clipper
- Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal output pada rangkaian
parallel dioda clipper
- Mengamati efek dari dioda dalam bias forward dan reverse terhadap sinyal output
2. DASAR TEORI
Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai pembatas tegangan
(voltage limiter). Rangkaian ini berguna untuk membatasi tegangan sinyal input
pada suatu level tegangan tertentu.
Rangkaian ini juga berguna untuk pembentukan sinyal dan melindungi rangkaian dari
sinyal-sinyal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan level tegangan yang dibatasi terdapat dua jenis rangkaian clipper :
• Positive limiter :pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada
bagian positifnya.
• Negative limiter :pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada
bagian negatifnya.
4. LANGKAH PERCOBAAN
4.3 Dengan menggunakan osiloskop amati dan gambarlah dari sinyal tegangan
input dan output rangkaian, yang diperoleh.
4.4 Ulangi langkah 4.1 s/d 4.3 dengan kondisi dioda reverse(clipper seri negatif).
4.7 Dengan menggunakan osiloskop amati dan gambarlah dari sinyal tegangan
input dan output rangkaian, yang diperoleh.
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM RANGKAIAN STABILISASI Sementer : III
ELEKTRONIKA TEGANGAN Waktu : 4 Jam
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. DASAR TEORI
Karakteristik bias balik dioda zener menunjukkan bahwa pada tegangan zener
(Vz), statu perubahan arus yang cukup besar hanya mengakibatkan perubahan
tegangan zener yang relatif kecil (constan). Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan rangkaian stabilisasi tegangan. Tegangan beban rangkaian tersebut
diharapkan akan constan terhadap perubahan tegangan sumber dan arus bebannya.
Untuk maksuf tersebut diatas sebuah resistor yang dihubungkan seri dengan
dioda zener diperlukan untuk menyerap perbedaan antara tegangan sumber dan
tegangan dadal zener. Resistor ini harus ditentukan sedemikian rupa sehingga maíz
terdapat arus zener pada keadaan tegangan sumber minimum dan arus beban
maksimum, tetapi tanpa melampaui kemampuan daya maksimumnya pada keadaan
tegangan sumber dan arus beban minimum.
Is IL
iz
Beban
Sumber DC Vs + VL tak stabil
tak stabil vz
-
4. LANGKAH PERCOBAAN
5. TUGAS.
percobaan ini
5.8. Gambarkan grafik “tegangan beban sebagai fungsi arus beban” Pada arus
5.9. Hitung arus sumber DC IS, arus zener IZ dan disipasi daya pada dioda zener PZ
Tabel 6 -1
Vs VL (Volt)
(Volt) P = Maksimum P = Minimum
2
11
12
13
15
Tabel 5-1
IL VL (Volt)
(mA) VS = 12 V VS = 10 V
2
11
1. TUJUAN PERCOBAAN
2. DASAR TEORI
C C
B N
B P
N
E
E
Simbol transistor NPN Struktur transistor NPN
Karakteristik Transistor 1
3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1. Papan percobaan 1 bh
2. Resistor 1 kΩ/ 1 W 2 bh
3. Resistor 100 Ω/ 1 W 1 bh
4. Resistor 150 KΩ/ 1 W 1 bh
5. Potensiometer 1 kΩ 1 bh
6. Potensiometer 10 kΩ 1 bh
7. Transistor BC 107 1 bh
8. Dioda 1 N 4005 4 bh
9. Multimeter 3 bh
10. Power Supply 1 bh
11. Oscilloscope dua saluran 1 bh
12. Probe 2 bh
13. Kabel penghubung secukupnya
Karakteristik Transistor 2
4.4. Dengan rangkaian gambar 4-1, lakukan pengukuran IB sebagai fungsi IC
dengan VCE konstan (5V). Catat hasil pengukuran ke dalam table 5-2
kolom IB
4.5. Gambarkan karakteristik control arus transistor tersebut. Bagaimana
hubungan antara arus basis dan arus kolektornya?
4.6. Hitunglah factor penguatan arusnya ¡
4.7. Dengan menggunakan rangkaian dalam gambar 4-1 dan menghubung
singkatkan A1 serta memasang V1, lakukan pengukuran VBE sebagai
fungís IC dengan VCE constan (5 Volt). Catat hasil pengukuran ke dalam
tabel 5-2 kolom VBE
4.8. Gambarkan karakteristik control tegangan transistor tersebut! Bilamana
mulai terjadi kenaikan arus kolektor yang relatif besar?
4.9. Hitunglah konduktansi (gm) transistor! Gunakan karakteristik control
tegangan yang telah didapat!
4.10. Gambarkan karakteristik masukan transistor dengan menggunakan data
dari kedua karakteristik kontrolnya.Apakah hubungan karakteristik
masukan dengan karakteristik control tegangannya?
4.11. Buatlah rangkaian seperti gambar 4-2
Karakteristik Transistor 3
5. TABEL PENGAMATAN
Tabel 5-1
VCE IC (mA)
(Volt) IB = 10 μA IB= 20 μA IB = 30 μA
0.2
0,5
1
2
4
6
8
Tabel 5-2
IC VCE = 5 Volt
(mA) IB (μA) VBE (Volt)
0,1
0,2
0,5
1
2
4
6
8
10
12
Karakteristik Transistor 4
POLITENIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Langkah Kerja :
1. Siapkan serta cek alat dan bahan yang digunakan.
2. Buatlah rangkaian rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar seperti pada
kedua gambar1 dan 2
.
Gambar 1 rangkaian transistor NPN sebagai saklar
P1 LAMP
Q1
S
R2
6. jelaskan perbedaan rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar dan
simpulkan penggunaannya masing-masing.
7. Rapikan alat dan bahan yang digunakan, kembalikan ke tempat semula
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
1. Tujuan Percobaan
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan praktikan dapat :
1.1 Merangkai penguat operasi (Op-Amp) sebagai penguat inverting dan non-inverting.
1.2 Mengamati fungsi kerja masing-masing penguat.
1.3 Menghitung besar penguatan pada masing-masing penguat.
2. Dasar Teori
Penguat operasi yang umumnya dikenal dengan nama Op-Amp adalah suatu rangkaian
penguat yang telah dibentuk dalam rangkaian terintegrasi IC. Pada dasarnya penguat ini
terdiri dari penguat differensial dengan nilai penguatan yang sangat tinggi serta impedansi
masukan yang juga tinggi, penguat penyangga (buffer) dan pada bagian keluaran terdiri dari
driver (pengendali) dengan nilai resistansi keluaran yangsangat rendah. Op-Amp memiliki
dua jalur masukan, yaitu masukan terbalik(inverting) dan masukan tidak terbalik (non-
inverting). Parameter penguat operasi pada umumnya adalah :
Impedansi keluaran sangat rendah, dengan nilai tipikal pada rentang puluhan ratusan Ω.
Perbandingan penolakan terhadap sinyal mode bersama (CMRR) lebih dari 90 dB. Karena
penguat loop terbuka dan impedansi masukannya yang sangat besar, maka penguat operasi
ini sangat mudah untuk dikonstruksi agar berfungsi sebagai penguat yang kita inginkan
dengan cara menambah beberapa tahanan luar. Beberapa pemakaian Op-Amp yang umum
antara lain sebagai penguat inverting, penguat non-inverting, penguat penjumlahan dan
penguat selisih.Penguat inverting, dikonstruksi dari Op-Amp dimana tegangan masukannya
diberikan pada terminal inverting rangkaian penguat ini ditunjukan pada gambar dibawah,
dengan penguatan tegangan : AV = Vout / Vin= -(RF / Rin).
Gambar II.1 Penguat Inverting
4) Resistor 47 KΩ : 2 buah
5) Resistor 1Ω : 2 buah
6) Potensiometer 10 KΩ : 2 buah
7) IC LM (µA741) : 1 buah
8) Multimeter : 1 buah
4 . Langkah Percobaan
4.1. Buat rangkaian seperti gambar 4.1, kemudian ukur tegangan keluaran bila tegangan
masukan diberikan sesuai tebel Tabel 4-1 Pengamatan DC (+).
4.2. Amati bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran dengan
menggunakanoscilloscope pada tegangan masukan 1Vpp pada frekuensi 10KHz.
µA741
6
Tabel 4-2 Pengamatan DC (-)
1. TUJUAN PERCOBAAN
• Membuktikan table kebenaran dari gerbang logika.
• Memahami prinsip kerja dari suatu gerbang logika.
• Meningkatkan keterampilan dalam menggunakan dan membuat
rangkaian logika
2. TEORI DASAR
(a) (b)
Gambar 1. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.
Gerbang logika 1
Apabila AND Gate memiliki du input, maka akan ada kemungkinan
input yang dapat diberikan yaitu 2n ( n = jumlah input ). Pada table
kebenaran AND, dimana output akan berlogika ‘1’ apabila kedua input
berlogika ‘1’ dan sebaliknya output berlogika ‘0’ jika salah satu input /
keduanya berlogika ‘0’.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat ilustrasi dibawah ini dengan dua
buah saklar pada rangkaian berikut yaitu lampu akan menyala bila S1
dan S2 ditutup (On).
2.3 OR Gate
Gambar 3 adalag symbol dari AND gate dengan 2 input.
(a) (b)
Gambar 3. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.
Table kebenaran OR
A B Y=A+B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Gerbang logika 2
Apabila OR Gate memiliki du input, maka akan ada kemungkinan
input yang dapat diberikan yaitu 2n ( n = jumlah input ). Pada table
kebenaran OR, dimana output akan berlogika ‘1’ apabila salah satu
atau kedua input berlogika ‘1’ dan sebaliknya output berlogika ‘0’ jika
kedua input berlogika ‘0’.
Agar lebih jelasnya dapat diilustrasikan dengan kerja dari saklar S1
dan S2 dari rangkaian berikut :
(a) (b)
Gambar 5. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.
Gerbang logika 3
Pada gerbang NOT, hanya memiliki 1 input dan 1 output, gerbang ini
berfungsi membalikan logika, sesuai table kebenaran diatas.
(a) (b)
Gambar 6. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.
Gerbang logika 4
2.6 NOR Gate
NOR Gate atau (NOT-OR) adalah Gate yang beroperasi selalu
berkomplemen dengan OR Gate. Gambar 8 adalah simbol dari NOR
Gate. NOR Gate berinput 2 atau lebih, bila NOR Gate berinput 2,
maka akan ada 4 kemungkinan kombinasi input yaitu 22 = 4. Gambar
berikut adalah symbol dari NOR Gate.
(a) (b)
Gambar 7. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.
Gerbang logika 5
2.7 EX-OR Gate
Berikut adalah symbol dari EX-OR gate :
(a) (b)
Gambar 8. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.
Pada table kebenaran diatas jelas bahwa EX-OR gates akan berlogika 1
jika ke – 2 input berlogika berbeda.
Gerbang logika 6
sehingga bermunculan seri – seri yang baru namun tetap kompatibel pin-
outnya dengan seri – seri terdahulunya. Seri seri tersebut antara lain 74Lxx (
seri Low Power ), 74Sxx ( Menggunakan Scottky-clamp dioda ), 74LSxx (
Low Power dengan Scottky-clamp dioda ), 74Hxx ( High Speed ). Selain seri
– seri TTL tersebut diatas terdapat juga IC TTL yang dibuat menggunakan
teknologi CMOS, ini dimaksudkan agar didapat IC yang berkecepatan tinggi
tetapi dengan Konsumsi power yang minim sekali IC tersebut misalnya
74HCxx ( High Speed CMOS ), 74HCTxx. Berikut adalah pin Out dari IC
gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR.
Gerbang logika 7
Gerbang logika 8
Kaki Vcc dan GND dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 5 Volt.
VCC
R3 R2
10K 10K
R1
A 1 330
B
2
& 3 C
LED
Gerbang logika 9
Tabel 01
A B Led Vc
0 0
0 1
1 0
1 1
Berikan input A dan B seperti kombinasi pada Tabel 01, dan catat
hasilnya pada colom Led. Dengan asumsi jika led menyala bearti
logika ‘1’ dan jika padam berarti logika ‘0’. Dan untuk input ‘0’
berarti input dihubungkan ke ground dan ‘1’ berarti hubungan ke
ground dilepas. Selain itu ukur juga tegangan pada titik C dan masukan
hasilnya pada colom Vc.
b. Ulangi langkah diatas untuk gerbang OR, NOT, NAND, NOR dan EX-
OR
1 1
2
1 3 1
1 2 2
& 3
( OR ) ( NOT ) ( NAND )
2 1
3
1 1 2 =1 3
( NOR ) ( EX-OR )
Gerbang logika 10
Tabel kebenaran gerbang ……….
A Led Vc
0
1
Gerbang logika 11
c. Buatlah rangkaian berikut :
VCC
R1 - R3 = 10K
A 1 R4
B
2
& 3 4
5
& 6
330
C LED
d. Jika gerbang OR di rangkai seperti langkah kerja ‘c’, apa yang akan
terjadi pada outputnya. Dan buatlah persamaanya untuk keadaan
output tersebut.
Gerbang logika 12