Anda di halaman 1dari 58

MODUL PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

PLT 42364

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2018
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM (1) KAPASITOR PADA Sementer : III
ELEKTRONIKA RANGKAIAN ARUS Waktu : 4 Jam

SEARAH

1. TUJUAN PERCOBAAN

Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat :


- Menerangkan proses pengisian dan pengosongan pada rangkaian arus searah
- Menggambar grafik pengisian dan pengosongan kapasitor pada rangkaian arus
searah
V = f (t) dan
I = f (t)
- Menghitung harga kapasitor dari rangkaian seri ataupun parallel dengan
menggunakan metode pengisian kapasitor.

2. TEORI DASAR

Kapasitor merupakan salah satu komponen yang banyak digunakan pada rangkaian
listrik maupun elektronika. Kapasitor mempunyai kemampuan menyimpan energi
listrik kemampuan ini disebut kapasitansi.
2.1. Hubungan antara tegangan, arus dengan waktu
2.1.1. Hubungan antara tegangan dengan waktu pada rangkaian tahanan (lihat gambar
1.a dan gambar 1.b)
S
I/V
A

E R1
I/VR2

R2
V

T1 T2 t
Gambar 1a Gambar 1b

Keterangan gambar 1a dan 1 b


T1 : Saat saklar ditutup (ON)
T2 : saat saklar dibuka (OFF)

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 1


Jadi terlihat pada rangkaian tahanan, begitu saklar ON, tegangan dan arus pada tahanan
akan langsung maximum dan saklar OFF tegangan dan arus pada tahanan langsung
minimum.

2.1.2. Hubungan antara tegangan, arus dengan waktu pada rangkaian kapasitor
a. Pengisian Kapasitor
Lihat rangkaian kapasitor gambar. 2

S R

E
C V

Gambar. 2

Pada saat saklar ditutup (ON) maka tegangan VC mulai naik dari 0 terus
membesar sesuai dengan fungsi waktu (lihat gambar 3)

Gambar. 3

Rumus :

1
C∫
VC = idt

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 2


t

RC
VC = V (1 − ε )

Keterangan :
VC = tegangan pada kapasitor
V = tegangan sumber (Volt)
t = waktu pengisian (detik)
ε = Exponensial (ε = 2,718)
R = tahanan (ohm)
C = kapasitansi (farad)

Secara praktis pada saat waktu yang dibutuhkan dalam pengisian kapasitor τ = RC
maka tegangan kapasitor mencapai 63% dari tegangan maksimum pada kapasitor.

Keterangan :
τ : “Time Constant” (detik)
R : tahanan (ohm)
C : kapasitansi (farad)

Pada saat 5τ = 5 RC detik, tegangan kapasitor mencapai 99,3 %, pada saat ini tegangan
pada kapasitor maksimum.

Demikian juga pada arus yang mengalir pada rangkaian RC (lihat gambar 4)

Gambar 4

Perubahan harga arus pada rangkaian RC adalah fungsi waktu, keadaan tersebut dapat
diturunkan melalui rumums :

t

RC
i = I max .ε

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 3


Keterangan :
i : besar arus (pada saat t) yang mengalir pada kapasitor (amper)
Imax: Arus maksimum yang mengalir pada kapasitor (amper)
t = waktu pengisian (detik)
ε = Exponensial ( ε = 2,718)
R = tahanan (ohm)
C = kapasitansi (farad)

Secara praktis pada saat τ = RC besar arus yang mengalir pada kapasitor 36% dari
arus maksimum, pada saat 5τ = 5 RC detik, arus yang lewat kapasitor mendekati nol
(boleh dikatakan nol).

b. Pengosongan Kapasitor
S

Gambar 5a Gambar 5b

Gambar 5c

Rumus pengosongan kapasitor

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 4


−t
RC
e = E max ε
−t
RC
i = I max ε

2.2. Hubungan Kapasitor


2.2.1 Kapasitor dalam hubungan paralel

Gambar 6

QT = Q1 + Q2 + Q3
CTVT = C1V1 + C2V2 + C3V3
V = V1 + V2 + V3
Maka : CT = C1 + C2 + C3

Secara umum Rumus kapasitor dalam hubungan paralel adalah :

CT = C1 + C2 + C3 + ………….. + Cn

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 5


2.2.2 Kapasitor dalam hubungan seri

Q=C.V

Gambar 7

V = V1 + V2 + V3
QT Q1 Q2 Q3
= + +
CT C1 C 2 C 3
QT = Q1 = Q2 = Q3

1 1 1 1
Maka : = + +
CT C1 C 2 C 3

Secara umum Rumus kapasitor dalam hubungan seri adalah :


1 1 1 1 1
= + + .........
CT C1 C 2 C 3 Cn

3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

- Pencatu daya DC 0 – 60 Volt


- Voltmeter DC
- Amperemeter
- Tahanan 100 kΩ/0,5 W
- Kapasitor : 470 μF/50 V
- 1000 μF/50 V
- Papan percobaan

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 6


4 LANGKAH KERJA

4.1 Teliti semua alat/componen sebelum praktek dimulai


4.2 Buat rangkaian pengisian kapasitor seperti pada gambar 8 saklar pada posisi A

R1=100 K
A S
A
B

35 V +
470 μF V
/50 V -

Gambar 8

4.3 Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel 1


4.4 Pindahkan saklar S dari posisi A ke posisi B, sehingga rangkaian menjadi Rangkaian
pengosongan kapasitor lihat gambar
4.5 Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel 2
4.6 Buat rangkaian seperti pada gambar 9 dan 10

R1=100 K
S

+
1000 μF
- /50 V
35 V V
+
470 μF
- /50 V

Gambar 9

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 7


R1=100 K
S

35 V + +
V 1000 μF 470 μF
- /50 V - /50 V

Gambar 10

4.7 Lakukan pengamatan sesuai dengan tabel 3 dan 4

5 TUGAS PERTANYAAN
5.1 Terangkan bagaimana proses pengisian dan pengosongan kapasitor
5.2 Terangkan apa yang dimaksud “Time Constan”
Apakah ada perbedaan “Time Constan” untuk pengisian dan pengosongan kapasitor,
terangkan
5.3 Buat grafik V = f (t) dan I = f (t) untuk pengisian dan pengosongan kapasitor
5.4 Bandingkan antara rangkaian kapasitor dengan rangkaian tahanan pada hubungan
seri dan parallel
5.5 Bila kita menggunakan voltmeter dengan tahanan dalam yang rendah, maka pada
saat kita mengukur pengisian kapasitor apa yang terjadi pada rangkaian tersebut.
5.6 Hitung kapasitansi total pada gambar di bawah ini

C2

C1 = 30 pF
C2 = 10 pF
C3 = 20 pF
C1

C3

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 8


5.7 Diketahui :
C1 = 4 μF
C2 = 2 μF
C3 = 2 μF

Hitung :
a. Kapasitansi Total
b. Time constan pada rangkaian tersebut
c. Setelah gejala peralihan selesai t = 5RC, hitung tegangan pada masing-masing
kapasitor

C2

C1

C3

1M

100 V

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 9


Tabel 1. Pengisian Kapasitor

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 10


Tabel 2 Pengosongan Kapasitor

Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 11


Kapasitor Pada Rangkaian Arus Searah 12
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM (2) RANGKAIAN RLC Sementer : III
ELEKTRONIKA PARALEL Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN

Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat :


- Menggambar grafik hubungan arus dengan frekuensi rangkaian RLC parallel.
- Menggambar grafik hubungan impedansi dengan frekuensi rangkaian RLC
parallel.
- Menggambar grafik hubungan beda fasa arus dan tegangan dengan frekuensi
rangkaian RLC parallel.
- Menentukan frekuensi resonansi rangkaian RLC parallel.

2. DASAR TEORI
3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIBUNAKAN

1. Resistor 1 kΩ/1 W : 1 buah


2. Resistor 10 Ω/1 W : 1 buah
3. Induktor (ballast TL 40 W) : 1 buah
4. Kapasitor 0,047 μF : 1 buah
5. RLC meter : 1 buah
6. Oscilloscope dua saluran : 1 buah
7. Generation funsi (AFG) : 1 buah
8. Papan percobaan : 1 buah

4. LANGKAH PERCOBAAN

4.1. Ukur dan catat masing-masing nilai dari material yang digunakan (nilai resisitor,
inductor dan kapasitor) dan tentukan pula kulitas (Q).
4.2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.1. Lakukan pengukuran seperti pada table
5.1. Gunakan gambar Lissajous (pada operasi X-Y) pada oscilloscope untuk
mengukur φ (sudut/beda fasa) antara tegangan V dan arus I
4.3. Hitung I dan Z untuk masing-masing pengukuran dan masukkan hasilnya dalam table
5-1 pada kolom Z (Z = impedansi rangkaian RLC parallel)
5. Data Pengamatan

5.1. R1 = …….. Ω L = ………. H Q = ………………


R2 = …… Ω C = ………..μF

Tabel 5-1

f V VRV φ I Z
(Hz) (Vpp) (Vpp) (0) (mAp-p) (kΩ)
100 6

150 6

200 6

250 6

300 6

350 6

400 6

500 6

600 6

fresonansi 6
…………..

6. Tugas

6.1. Gambarkan grafik hubungan antara arus I dan frekuensi f


6.2. Gambarkan grafik hubungan antara impedansi Z dan frekuensi f
6.3. Gambarkan grafik hubungan antara beda fasa φ dengan frekuensi f
6.4. Berdasarkan pengamatan pada osiloskop gambarkan bentuk gelombang tegangan
V dan arus I pada :
- Frekuensi Resonansi
- Satu frekuensi dibawah frekuensi resonansi
- satu frekuensi di atas frekuensi resonansi
6.5. Berikan analisa dari setiap karakteristik yang anda gambar
6.6. Kesimpulan apa yang diperoleh dari prakter yang telah dilaksanakan.
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM RANGKAIAN RLC SERI Sementer : III
ELEKTRONIKA Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN

Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat :


- Mempelajari sifat tegangan,arus dan beda fasa antara rangkaian RLC seri untuk
beberapa nilai frekuensi
- Menentukan factor kualitas (Q) suatu rangkaian RLC seri
- Menentukan frekuensi resonansi RLC seri

2. DASAR TEORI
3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIBUNAKAN

1. Resistor 100 Ω/1 W : 1 buah


2. Induktor (ballast TL 40 W) : 1 buah
3. Kapasitor 0,047 μF : 1 buah
4. Oscilloscope dua saluran : 1 buah
5. Generation funsi (AFG) : 1 buah
6. Papan percobaan : 1 buah
7. Kabel penghubung : 1 buah

4. LANGKAH PERCOBAAN

4.1. Ukur dan catat masing-masing nilai dari material yang digunakan (nilai resisitor,
inductor dan kapasitor) dan tentukan pula kulitas (Q).
4.2. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.1. Lakukan pengukuran seperti pada table
5.1. Gunakan gambar Lissajous (pada operasi X-Y) pada oscilloscope untuk
mengukur φ (sudut/beda fasa) antara tegangan V dan arus I

Iin

AFG
VC
C

Vin
VL L

VR R

4.3 Atur AFG sesuai data table dengan input 12 Volt pp


4.4. Ukur tegangan Vc, VL, VR untuk masing-masing perubahan frekuensi masilnya
masukkan dalam table
4.5. Ukur beda fasa antara tegangan dan arus hasilnya masukkan dalam table.
4.6. Semua pengukuran tegangan dan beda fasa menggunakan oscilloscope
4.7. Hitung I dan Z untuk masing-masing pengukuran
V V
I = R dan Z = hasilnya msukkan dalam table 5-1
R I
5. Data Pengamatan

5.1. R1 = …….. Ω L = ………. H Q = ………………


R2 = …… Ω C = ………..μF

Tabel 5-1

f V VC VL VR φ I Z
(Hz) (Vp-p) (Vp-p) (Vp-p) (Vp-p) (0 ) (mAp-p) (KΩ)
50 12

100 12

150 12

200 12

250 12

300 12

400 12

500 12

600 12

F RES 12
……..

6. Tugas

6.1. Gambarkan grafik hubungan antara arus I dan frekuensi f


6.2. Gambarkan grafik hubungan antara impedansi Z dan frekuensi f
6.3. Gambarkan grafik hubungan antara beda fasa φ dengan frekuensi f
6.4. Berdasarkan pengamatan pada osiloskop gambarkan bentuk gelombang tegangan
V dan arus I pada :
- Frekuensi Resonansi
- Satu frekuensi dibawah frekuensi resonansi
- satu frekuensi di atas frekuensi resonansi
6.5. Berikan analisa dari setiap karakteristik yang anda gambar
6.6. Kesimpulan apa yang diperoleh dari prakter yang telah dilaksanakan.
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM KARAKTERISTIK Sementer : III
ELEKTRONIKA DIODE Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN

- Mengukur karakteristik V - I diode germanium dan diode silikon


- Menentukan tegangan hidup (thereshold voltage), VT
- Menghitung resistansi status , Rs
- Menghitung resistansi dinamis, rd.
- Menggunakan osiloskop untuk menampilkan karakteristik V – I dioda secara
langsung
- Membandingkan parameter diode germanium dengan diode silikon

2. DASAR TEORI

Dioda adalah komponen yang bergantung polaritas, yang dapat dipasang bias
arah maju (forward biased) atau arah balik (reverse biased). Dioda dikatakan
dibias maju jika tegangan anoda (material P) dibuat lebih positip dari pada katode
(material N), arus akan mengalir dengan mudah melalui diode. Sebaliknya, dibias
balik jika anoda dibuat negative dari katode.

Anode Katode A K
P N

Simbol Diode Struktur Diode

Beberapa parameter diode dapat ditentukan dari kurva karakteristik VF - IF – nya.


Tegangan hidup VT diperoleh dengan memperpanjang bagian linier dari kurva
karakteristik maju sampai memotong sumbu tegangan. Tegangan hidup adalah
tegangan minimum yang diperlukan pada diode untuk mengatasi tegangan difusi
pada sambungan (junction) diode.

VF
Resistansi statis RS = (bias maju)
IF
∆VF
Resistansi dinamis rd
∆i F

Karakteristik Diode 1
Karakteristik Bias Maju

+
+
V iF VF
-
-

3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN

1. Dioda germanium, 10 mA, 90 V : 1 buah


2. Dioda silikon, 1 A, 100 V : 1 buah
3. Resistor 10 Ω/10 W : 1 buah
4. Resistor 1 kΩ : 1 buah
5. Resistor 10 kΩ : 1 buah
6. Multimeter : 2 buah
7. Oscilloscope dua saluran : 1 buah
8. Power supply DC variable 0-60 V : 1 buah
9. Power supply AC variable 0-12 V : 1 buah

4. DIAGRAM RANGKAIAN

R1
0…. + 15 V A

iF +
VF
V -

Gamba 4.1

Karakteristik Diode 2
10 kΩ
0…. + 60 V A
IR

+
VR
V -

Gambar 4.2

Y
0….12 V ~

i +
V
-

R1

Gambar 4.3

5. LANGKAH KERJA
5.1 Buatlah rangkaian seperti gambar pada 4.1, gunakan diode germanium dan
R1 = 1 kΩ
Lakukan pengukuran IF sebagai fungsi VF.
Masukkan hasilnya dalam table 1.
5.2 Buatlah rangkaian seperti gambar seperti 4.2, gunakan diode germanium
Lakukan pengukuran IR sebagai fungsi VR.
Masukkan hasilnya dalam table 1.
5.3 Gambarkan karakteristik V - I diode germanium tersebut
Buatlah skla yang berbeda untuk bias maju dan bias balik.
5.4 Analisa karakteristik V - I dan tentukan :
- Tegangan hidupnya, VT.
- Resistansi statisnya, Rs
pada bias maju IF = 10 mA dan
pada bias balik VR = 30 V
- Resistansi dinamisnya , rd

Karakteristik Diode 3
5.5 Kerjakan seperti langkah 5-1 untuk diode silicon dengan R1 = 10 Ω/10 W.
(Tabel 2)
5.6 Kerjakan seperti langkah 5-2 untuk diode silicon. (Tabel 2)
5.7 Kerjakan seperti langkah 5-3 untuk diode silicon.
5.8 Kerjakan seperti langkah 5-4 untuk diode silicon.

5.9 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.1, gunakan diode germanium dan
R1 = 1 kΩ
Hidupkan osiloskop pada oprasi X-Y/DC. Naikkan tegangan sumber secara
perlahan-lahan sampai maksimum. Lukiskan pada kertas grafik karakteristik
V - I diode tersebut, disertai skala arus dan tegangan .
.
5.10 Kerjakan seperti langkah 5.9 untuk diode silicon dengan R1 = 10 Ω / 10 W.
5.11 Buatlah perbandingan parameter diode germanium dengan diode silicon yang
telah diperoleh
5.12 Berikan kesimpulan dari hasil percobaan.

Karakteristik Diode 4
Karakteristik Diode 5
Dioda yang dipakai secara umum, dibuat dari bahan Germanium atau Silikon. Dioda

tersebut mempunyai tegangan knee(kerja) sebesar 0.7 Volt untuk dioda silikon dan 0.3-0.4

Volt untuk tegangan Germanium. Pada Gambar 1.1 di bawah, dioda yang digunakan

dioda Silikon. Jika sumber tegangan kurang dari 0.7 Volt maka tidak ada arus yang

mengalir. Sedangkan jika lebih dari 0.7 Volt, maka akan ada arus yang mengalir

melalui dioda, seperti terlihat pada gambar 1.2

Gambar 1.1 Dioda di bias forward <0,7 volt

Pada suatu rangkaian dioda seperti pada Gambar di bawah, rangkaian ada yang

dibias maju dan dibias mundur. Jika dibias mundur, maka arus yang mengalir kecil

sekali dan bisa dianggap tidak ada. Karena itu nilai tegangan sama dengan nol dan

. Sebaliknya jika dibias maju, maka ada arus yang mengalir .

Gambar 1.1 Dioda di bias forward > 0,7 volt

Aplikasi umum dioda digunakan sebagai:

• penyarah ½ gelombang, rangkaiannya seperti pada gambar 1.3


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM KARAKTERISTIK Sementer : III
ELEKTRONIKA DIODE ZENER Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN

- Mengukur karakteristik V - I diode zener dengan menggunakan osiloskop


- Menentukan tegangan zener, VZ
- Menghitung resistansi dinamis, rz
- Membangun rangkaian untuk pengukuran resistansi dinamis dioda zener.

2. DASAR TEORI

Pada keadaan bias bias maju, karakteristik dioda zener tidak berbeda dengan
dioda silikon biasa sedangkan pada keadaan bias balik, dida zener akan bersifat
menghantar ketika besar tegangannya melampaui tegangan dadalnya (breakdown
voltage). Arus mengalir pada keadaan dadal tidak merusak diode zener sejauh
kemampuan disipasi-daya maksimumnya tidak dilampaui.

Dengan gambar karakteristik vz - iz dapat ditentukan besarnya tegangan dadal


atau dikenal dengan tegangan zener dan resistansi dinamis diode zener.
Tegangan Vz ditentukan pada titik arus-uji tertentu, IZT, yaitu sekitar dua puluh
lima persen dari kemampuan disipasi-daya maksimumnya.

∆V z
Resistansi dinamis rz =
∆i z

+ vz -
iz

Simbol Diode Zener

Resistansi dinamis diode zener dapat juga ditentukan berdasarkan metode


pengukuran seperti gambar 4.2.
V
rz = ( in − 1) R2
Vr 2

Karakteristik Diode Zener 1


3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIBUNAKAN

1. Diode zener, 4,7 V/0,25 W : 1 buah


2. Diode zener, 10 V/0,25 W : 1 buah
3. Resistor 100 Ω : 1 buah
4. Resistor 1 kΩ : 1 buah
5. Kapasitor elektrolit 1 μF/35 V : 1 buah
6. Multimeter : 1 buah
7. Oscilloscope dua saluran : 1 buah
8. AFG : 1 buah
9. Power supply DC variable 0-30 V : 1 buah
10. Power supply AC variable 0-15 V : 1 buah

4. DIAGRAM RANGKAIAN

X 1 kΩ
0….15 V ~
iz
+
vz
-

Gambar 4.1

Iz
1 kΩ
0…. + 30 V A

1 μF
Vin Vrz
R2
G 100 Ω

Gambar 4.2

Karakteristik Diode Zener 2


5. LANGKAH KERJA
5.1 Buatlah rangkaian seperti gambar pada 4.1, gunakan diode zener 4,7 V.
Hidupkan osiloskop pada operasi X-Y/DC. Naikkan tegangan sumber secara
perlan-lahan sampai maksimum. Lukislah pada kertas grafik karakteristik V - I
diode zener 4,7 V tersebut, disertai skala arus dan tegangan.
5.2 Analisalah karakteristik vz - iz yang didapat dan tentukan :
- Tegangan zenernya, Vz.
- Resistansi dinamisnya rz
5.3 Kerjakan seperti langkah 5-1 untuk diode zener 10 V
5.4 Kerjakan seperti langkah 5-2 untuk diode zener 10 V
5.5 Buatlah rangkaian seperti gambar 4.2 gunakan diode zener 4,7 V.
Set AFG pada frekuensi 1 kHz.
Lakukan pengukuran Vr2 (tagangan AC pada R2)
fungís Iz untuk Vin constan 0,1 Vpp
5.6 Hitunglah resistansi dinamis rz untuk setiap harga arus zener pada tabel 1
5.7 Kerjakan seperti langkah 5.5 untuk diode zener 10 V. (Tabel 2)
5.8 Kerjakan seperti langkah 5-6 untuk diode zener 10 V (tabel 2).
5.9 Jelaskan prinsip pengukuran resistansi dinamis gambar 4.2
5.10. Jelaskan hubungan antara resistansi dinamis dan arus zener .
5.12 Berikan kesimpulan dari hasil percobaan.

Karakteristik Diode Zener 3


TABULASI DATA

TABEL 1 (Zener 4.7 V)

IZ Vin Vr2 rZ*)


(mA) (Vpp) (Vpp) (Ω)
6
10
14
18
22
*) lihat langkah 5.6

TABEL 2 (Zener 10 V)

IZ Vin Vr2 rZ*)


(mA) (Vpp) (Vpp) (Ω)
2
4
6
8
10
*) lihat langkah 5.8

Karakteristik Diode Zener 4


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM Sementer : III
(6) SERI & PARALEL
ELEKTRONIKA Waktu : 4 Jam
DIODA CLIPPER

1. TUJUAN

- Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal output pada rangkaian
seri dioda clipper
- Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal output pada rangkaian
parallel dioda clipper
- Mengamati efek dari dioda dalam bias forward dan reverse terhadap sinyal output

2. DASAR TEORI
Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai pembatas tegangan
(voltage limiter). Rangkaian ini berguna untuk membatasi tegangan sinyal input
pada suatu level tegangan tertentu.
Rangkaian ini juga berguna untuk pembentukan sinyal dan melindungi rangkaian dari
sinyal-sinyal yang tidak diinginkan.
Berdasarkan level tegangan yang dibatasi terdapat dua jenis rangkaian clipper :
• Positive limiter :pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada
bagian positifnya.
• Negative limiter :pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada
bagian negatifnya.

Rangkaian clipper seri seperti pada gambar1 dan 2


3. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 3 Clipper seri positif Gambar 4 Clipper paralel positif

4. LANGKAH PERCOBAAN

4.1 Buatlah rangkaian Clipper Seri positif seperti pada gambar 3.

4.2 Hidupkan supply tegangan AC input dari Signal Generator sebesar 10 V


frequensi 10KHz .

4.3 Dengan menggunakan osiloskop amati dan gambarlah dari sinyal tegangan
input dan output rangkaian, yang diperoleh.

4.4 Ulangi langkah 4.1 s/d 4.3 dengan kondisi dioda reverse(clipper seri negatif).

4.5.Buatlah rangkaian Clipper paralel positif seperti pada gambar 4.

4.6 Hidupkan supply tegangan AC input dari Signal Generator sebesar 10 Vp


frequensi 10KHz .

4.7 Dengan menggunakan osiloskop amati dan gambarlah dari sinyal tegangan
input dan output rangkaian, yang diperoleh.
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM RANGKAIAN STABILISASI Sementer : III
ELEKTRONIKA TEGANGAN Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN

Pada akhir percobaan praktikan diharapkan dapat :


- Membangun rangkaian stabilisasi tegangan yang menggunakan dioda zener
- Mengukur pengaruh dioda zener pada tegangan beban terhadap perubahan
tegangan sumber
- Mengukur pengaruh dioda zener pada tegangan beban terhadap perubahan arus
beban.

2. DASAR TEORI
Karakteristik bias balik dioda zener menunjukkan bahwa pada tegangan zener
(Vz), statu perubahan arus yang cukup besar hanya mengakibatkan perubahan
tegangan zener yang relatif kecil (constan). Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan rangkaian stabilisasi tegangan. Tegangan beban rangkaian tersebut
diharapkan akan constan terhadap perubahan tegangan sumber dan arus bebannya.
Untuk maksuf tersebut diatas sebuah resistor yang dihubungkan seri dengan
dioda zener diperlukan untuk menyerap perbedaan antara tegangan sumber dan
tegangan dadal zener. Resistor ini harus ditentukan sedemikian rupa sehingga maíz
terdapat arus zener pada keadaan tegangan sumber minimum dan arus beban
maksimum, tetapi tanpa melampaui kemampuan daya maksimumnya pada keadaan
tegangan sumber dan arus beban minimum.

Is IL

iz
Beban
Sumber DC Vs + VL tak stabil
tak stabil vz
-

Rangkaian stabilisasi tegangan

Rangakaian Stabilisasi Tegangan 1


3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN

1. Dioda zener 6,8 Volt : 1 buah


2. Resistor 270 Ω/1 W : 1 buah
3. Resistor 330 Ω/1 W : 1 buah
4. Resistor 1 KΩ/1 W : 1 buah
5. Potensiometer 1 KΩ : 1 buah
6. Kapasiot Elektrolit 100 μF/25 V : 1 buah
7. Dioda penyearah : 4 buah
8. Multimeter : 3 buah
9. Oscilloscope dua saluran : 1 buah
10. Power suplly DC : 1 buah
11. Papan percobaan : 1 buah

4. LANGKAH PERCOBAAN

4.1. Buatlah rangkaian seperti gambar 4-1.


4.2. Tetapkan potensio P pada kedudukan maksimum dan atur sumber tegangan AC
sampai 10 V.
4.3. Amati tegangan DC VS dan VL dengan osiloscope.
4.4. Gambarkan bentuk gelombang DC VS dan VL tanpa dan dengan kapasitor tapis C

Rangakaian Stabilisasi Tegangan 2


4.5. Lakukan pengukuran VL sebagai fungsi VS untuk beban maksimum (P= maksimum)
dan beban minimum (P= minimum). Masukkan hasilnya pada table 5.1.
4.6. Lakukan pengukuran VL sebagai fungsi IL untuk VS konstan (12 V dan 10 V).
masukkan hasilnya dalam table 5.2.

5. TUGAS.

5.1. Gambarkan bentuk tegangan DC VS tanpa kapasitor tapis C

5.2. Gambarkan bentuk tegangan DC VL tanpa kapasitor tapis C

5.3. Gambarkan bentuk tegangan DC VS dengan kapasitor tapis C

5.4. Gambarkan bentuk tegangan DC VL dengan kapasitor tapis C

5.5. Jelaskan mengapa kapasitor tapis mutlak diperlukan dalam rangkaian

percobaan ini

5.6. Gambarkan grafik tegangan beban sebagai fungsi tegangan sumber DC

5.7. Berapakah tegangan sumber DC minimum agar fungsi stabilitas tegangan

masih didapatkan pada keadaan beban maksimum.

5.8. Gambarkan grafik “tegangan beban sebagai fungsi arus beban” Pada arus

beban berapakah tegangan mulai turun.

5.9. Hitung arus sumber DC IS, arus zener IZ dan disipasi daya pada dioda zener PZ

untuk setiap pengukuran pada table 1. Jelaskan pengaruh kenaikan IL terhadap

IS, IZ dan PZ.

5.10. Sebutkan keburukan utama rangkaian stabilisasi tegangan percobaan ini

5.11. Berikan kesimpulan pada percobaan ini.

Rangakaian Stabilisasi Tegangan 3


6. TABEL PENGAMATAN

Tabel 6 -1
Vs VL (Volt)
(Volt) P = Maksimum P = Minimum
2

11

12

13

15

Tabel 5-1
IL VL (Volt)
(mA) VS = 12 V VS = 10 V
2

11

Rangakaian Stabilisasi Tegangan 4


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM KARAKTERISTIK Sementer : III
ELEKTRONIKA TRANSISTOR Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN

- Mengukur karakteristik keluaran transistor (NPN)


- Mengukur karakteristik control arus transistor
- Menghitung faktor penguatan arus, hFE
- Mengukur karakteristik kontrol tegangan transistor
- Menghitung transkonduktansi, gm
- Mengukur karakteristik masukan transistor

2. DASAR TEORI

Transistor bekerja bila sambungan (junction) basis-emittor mendapat bias maju


dan sambungan basis-kolektor mendapat bias balik. Untuk transistor NPN, tegangan
pada basis B harus lebih positip dari pada emitter E dan tegangan pada kolektor C
harus lebih positip dari pada basis.

C C

B N
B P
N

E
E
Simbol transistor NPN Struktur transistor NPN

Karakteristik keluaran memperlihatkan hubungan antara arus kolektor (IC) dan


tegangan kolektor emittor (VCE) pada arus basis (IB) konstan IC = f(VCE).
Karakteristik kontrol arus memperlihatkan hubungan antara arus kolektor dan
arus basis pada tegangan kolektor emitor konstan, IC = f (IB). Factor penguatan arus
DC, hFE = IC/IB. Karakteristik kontrol tegangan memperlihatkan hubungan antara
arus kolektor dan tegangan basisiemittor konstan, IC = f (VBE). Transkonduktansi,
gM = (ΔIC)/(IBE) ≈ hFE((ΔIB)/(IBE).
Karakteristik masukan memperlihatkan hubungan antara arus basis dan
tegangan basis-emittor pada tegangan kolektor emitor konstan, IB = f (VBE).
Karakteristik ini digambarkan dengan data dari kedua karakteristik kontrol di atas.

Karakteristik Transistor 1
3. PERALATAN DAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN
1. Papan percobaan 1 bh
2. Resistor 1 kΩ/ 1 W 2 bh
3. Resistor 100 Ω/ 1 W 1 bh
4. Resistor 150 KΩ/ 1 W 1 bh
5. Potensiometer 1 kΩ 1 bh
6. Potensiometer 10 kΩ 1 bh
7. Transistor BC 107 1 bh
8. Dioda 1 N 4005 4 bh
9. Multimeter 3 bh
10. Power Supply 1 bh
11. Oscilloscope dua saluran 1 bh
12. Probe 2 bh
13. Kabel penghubung secukupnya

4. LANGKAH PERCOBAAN DAN PERTANYAAN

4.1. Buatlah rangkaian seperti gambar 4-1

4.2. Lakukan pengukuran dan catat hasilnya ke dalam table 5-1


4.3. Gambarkan karakteristik keluaran transistor tersebut. Bilamana terjadi
kenaikan tajam arus kolektor dan bilamana terjadi arus kolektor jenuh

Karakteristik Transistor 2
4.4. Dengan rangkaian gambar 4-1, lakukan pengukuran IB sebagai fungsi IC
dengan VCE konstan (5V). Catat hasil pengukuran ke dalam table 5-2
kolom IB
4.5. Gambarkan karakteristik control arus transistor tersebut. Bagaimana
hubungan antara arus basis dan arus kolektornya?
4.6. Hitunglah factor penguatan arusnya ¡
4.7. Dengan menggunakan rangkaian dalam gambar 4-1 dan menghubung
singkatkan A1 serta memasang V1, lakukan pengukuran VBE sebagai
fungís IC dengan VCE constan (5 Volt). Catat hasil pengukuran ke dalam
tabel 5-2 kolom VBE
4.8. Gambarkan karakteristik control tegangan transistor tersebut! Bilamana
mulai terjadi kenaikan arus kolektor yang relatif besar?
4.9. Hitunglah konduktansi (gm) transistor! Gunakan karakteristik control
tegangan yang telah didapat!
4.10. Gambarkan karakteristik masukan transistor dengan menggunakan data
dari kedua karakteristik kontrolnya.Apakah hubungan karakteristik
masukan dengan karakteristik control tegangannya?
4.11. Buatlah rangkaian seperti gambar 4-2

4.12. Hidupkan oscilloscope pada operasi X-Y/DC


4.13. Tetapakan IB = 30 μA dan naikkan tegangan sumber AC secara perlan-
lahan sampai maksimum sebesar 9 VRMS.
4.14. Gambarkan pada yertas grafik, karakteristik keluaran yang ditampilkan
osciloscope lengkap dengan skala arus dan tegangannya! Kerjakan juga
untuk IB = 25 μA, 20 μA, 15 μA, 10 μA, 5 μA, dan 0 μA!
4.15. Berikan kesimpulan dari hasil percobaan.

Karakteristik Transistor 3
5. TABEL PENGAMATAN

Tabel 5-1

VCE IC (mA)
(Volt) IB = 10 μA IB= 20 μA IB = 30 μA
0.2
0,5
1
2
4
6
8

Tabel 5-2

IC VCE = 5 Volt
(mA) IB (μA) VBE (Volt)
0,1
0,2
0,5
1
2
4
6
8
10
12

Karakteristik Transistor 4
POLITENIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat :


1. Memahami karakteristik transistor sebagai saklar.
2. Membuat rangkaian transistor NPN sebagai saklar.
3. Membuat rangkaian transistor PNP sebagai saklar.

Langkah Kerja :
1. Siapkan serta cek alat dan bahan yang digunakan.
2. Buatlah rangkaian rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar seperti pada
kedua gambar1 dan 2

.
Gambar 1 rangkaian transistor NPN sebagai saklar
P1 LAMP

Q1
S

R2

Gambar 2 rangkaian transistor PNP sebagai saklar


3. Hitunglah besarnya arus lampu nominal dari data lampu
4. Onkan saklar atur nilai resistansi potensio secara bertahap amati besarnya arus
yang melewati saklar (arus basis ib) dan arus yang melewati beban (arus
colector ic) sehingga lampu dalam kondisi hidup.
5. Catat hasil pengukuran pada tabel yang telah tersedia.

Potensio P1(Ω) Arus ib(µA) Arus ic(mA) Tegangan Kondisi


lampu(V) lampu

6. jelaskan perbedaan rangkaian transistor NPN dan PNP sebagai saklar dan
simpulkan penggunaannya masing-masing.
7. Rapikan alat dan bahan yang digunakan, kembalikan ke tempat semula
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

LABORATORIUM OP AMP INVERTING Sementer : III


ELEKTRONIKA & NON INVERTING Waktu : 4 Jam

1. Tujuan Percobaan
Setelah melaksanakan praktikum diharapkan praktikan dapat :
1.1 Merangkai penguat operasi (Op-Amp) sebagai penguat inverting dan non-inverting.
1.2 Mengamati fungsi kerja masing-masing penguat.
1.3 Menghitung besar penguatan pada masing-masing penguat.

2. Dasar Teori
Penguat operasi yang umumnya dikenal dengan nama Op-Amp adalah suatu rangkaian
penguat yang telah dibentuk dalam rangkaian terintegrasi IC. Pada dasarnya penguat ini
terdiri dari penguat differensial dengan nilai penguatan yang sangat tinggi serta impedansi
masukan yang juga tinggi, penguat penyangga (buffer) dan pada bagian keluaran terdiri dari
driver (pengendali) dengan nilai resistansi keluaran yangsangat rendah. Op-Amp memiliki
dua jalur masukan, yaitu masukan terbalik(inverting) dan masukan tidak terbalik (non-
inverting). Parameter penguat operasi pada umumnya adalah :

- Penguat tegangan terbuka sangat besar, yaitu sekitar 100.000 kali.

- Impedansi masukan yang cukup tinggi dengan nilai tipikal 1 MΩ.

Impedansi keluaran sangat rendah, dengan nilai tipikal pada rentang puluhan ratusan Ω.

Perbandingan penolakan terhadap sinyal mode bersama (CMRR) lebih dari 90 dB. Karena
penguat loop terbuka dan impedansi masukannya yang sangat besar, maka penguat operasi
ini sangat mudah untuk dikonstruksi agar berfungsi sebagai penguat yang kita inginkan
dengan cara menambah beberapa tahanan luar. Beberapa pemakaian Op-Amp yang umum
antara lain sebagai penguat inverting, penguat non-inverting, penguat penjumlahan dan
penguat selisih.Penguat inverting, dikonstruksi dari Op-Amp dimana tegangan masukannya
diberikan pada terminal inverting rangkaian penguat ini ditunjukan pada gambar dibawah,
dengan penguatan tegangan : AV = Vout / Vin= -(RF / Rin).
Gambar II.1 Penguat Inverting

3. Alat dan Bahan


1) Catu daya DC ± 15 volt : 1 buah

2) Resistor 330KΩ : 2 buah

3) Resistor 100 KΩ : 2 buah

4) Resistor 47 KΩ : 2 buah

5) Resistor 1Ω : 2 buah

6) Potensiometer 10 KΩ : 2 buah

7) IC LM (µA741) : 1 buah

8) Multimeter : 1 buah

9) Oscilloscop 2 kanal : 1 buah

10) Generator fungsi : 1 buah

11) Papan percobaan : 1 buah

12) Kabel penghubung.

4 . Langkah Percobaan
4.1. Buat rangkaian seperti gambar 4.1, kemudian ukur tegangan keluaran bila tegangan
masukan diberikan sesuai tebel Tabel 4-1 Pengamatan DC (+).
4.2. Amati bentuk gelombang tegangan masukan dan keluaran dengan
menggunakanoscilloscope pada tegangan masukan 1Vpp pada frekuensi 10KHz.

Gambar 4. 1 Rangkaian pengukuran penguat Inverting DC

µA741

Tabel 4-1 Pengamatan DC (+)

Masukan Teg. Keluaran (Volt) Penguatan (Volt)

Vin(V) Vd(V) Iin(µA) Pengukuran Perhitungan Pengukuran Perhitungan

6
Tabel 4-2 Pengamatan DC (-)

Masukan Teg. Keluaran (Volt) Penguatan (Volt)

Vin(V) Vd(V) Iin(µA) Pengukuran Perhitungan Pengukuran Perhitungan


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM GERBANG LOGIKA Sementer : III
ELEKTRONIKA Waktu : 4 Jam

1. TUJUAN PERCOBAAN
• Membuktikan table kebenaran dari gerbang logika.
• Memahami prinsip kerja dari suatu gerbang logika.
• Meningkatkan keterampilan dalam menggunakan dan membuat
rangkaian logika

2. TEORI DASAR

2.1 Penetapan Logika ( Logika ‘1’ dan Logika ‘0’ )


Dalam system digital hanya ada 2 kondisi yaitu ‘ya’ atau ‘Tidak’ atau dalam
system biner dikenal dengan logika ‘1’ dan ‘0’. Logika ‘1’ dan ‘0’
merupakan representasi dari tengangan, pada logika ‘1’ tengangan berada
antara tegangan ambang sampai 5 Volt ( TTL ), dan logika ‘0’ tengangan
berada antara 0 Volt sampai dengan tengangan ambang.
2.2 AND Gate
Gambar 1 adalag symbol dari AND gate dengan 2 input.

(a) (b)
Gambar 1. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.

Table kebenaran AND


A B Y=A.B
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Gerbang logika 1
Apabila AND Gate memiliki du input, maka akan ada kemungkinan
input yang dapat diberikan yaitu 2n ( n = jumlah input ). Pada table
kebenaran AND, dimana output akan berlogika ‘1’ apabila kedua input
berlogika ‘1’ dan sebaliknya output berlogika ‘0’ jika salah satu input /
keduanya berlogika ‘0’.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat ilustrasi dibawah ini dengan dua
buah saklar pada rangkaian berikut yaitu lampu akan menyala bila S1
dan S2 ditutup (On).

Gambar 2. saklar dalam hubungan seri ( logika AND )

2.3 OR Gate
Gambar 3 adalag symbol dari AND gate dengan 2 input.

(a) (b)
Gambar 3. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.

Table kebenaran OR
A B Y=A+B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Gerbang logika 2
Apabila OR Gate memiliki du input, maka akan ada kemungkinan
input yang dapat diberikan yaitu 2n ( n = jumlah input ). Pada table
kebenaran OR, dimana output akan berlogika ‘1’ apabila salah satu
atau kedua input berlogika ‘1’ dan sebaliknya output berlogika ‘0’ jika
kedua input berlogika ‘0’.
Agar lebih jelasnya dapat diilustrasikan dengan kerja dari saklar S1
dan S2 dari rangkaian berikut :

Gambar 4. saklar dalam hubungan paralel ( logika OR )

2.4 NOT gate


Berikut adalah symbol dari NOT Gate :

(a) (b)
Gambar 5. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.

Table kebenaran NOT


A Y= A
0 1
1 0

Gerbang logika 3
Pada gerbang NOT, hanya memiliki 1 input dan 1 output, gerbang ini
berfungsi membalikan logika, sesuai table kebenaran diatas.

2.5 NAND Gate


NAND Gate atau (NOT-AND) adalah gate yang dalam operasinya
selalu berbalikan dengan AND Gate. Gerbang NAND dapat dibuat
dengan gate AND yang outputnya diberikan ke gate NOT. Gambar 7
adalah  ymbol NAND Gate. NAND Gate dapat berinput 2 atau lebih.
Bila NAND Gate berinput 2 maka akan ada 4 kemungkinan kombinasi
input yaitu 22 = 4. berikut adalah symbol dari NAND Gate.

(a) (b)
Gambar 6. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.

Table kebenaran NAND


A B Y = A⋅ B
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Tabel kebenaran NAND (2 input), dimana output akan berlogik


“1” bila salah satu input berlogik 0 dan sebaliknya output akan
berlogik “0” bila kedua (semua) input berlogik “1”. Dengan kata lain
output NAND akan sama dengan output AND yang di NOT-kan. Jadi
NAND Gate adalah komplemen dari AND Gate.

Gerbang logika 4
2.6 NOR Gate
NOR Gate atau (NOT-OR) adalah Gate yang beroperasi selalu
berkomplemen dengan OR Gate. Gambar 8 adalah simbol dari NOR
Gate. NOR Gate berinput 2 atau lebih, bila NOR Gate berinput 2,
maka akan ada 4 kemungkinan kombinasi input yaitu 22 = 4. Gambar
berikut adalah symbol dari NOR Gate.

(a) (b)
Gambar 7. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.

Table kebenaran NOR


A B Y = A+ B
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Pada tabel kebenaran NOR Gate (2 Input) dimana output akan


berlogik “1” bila kedua input berlogik “0” dan sebaliknya output akan
berlogik “0” bila salah satu input berlogik “1”. Dengan kata lain output
NOR Gate akan sama dengan output OR Gate yang di NOT-kan.

Gerbang logika 5
2.7 EX-OR Gate
Berikut adalah symbol dari EX-OR gate :

(a) (b)
Gambar 8. (a) Simbol menurut MIL-806-B,
(b) Simbol menurut IEC-617-12.

Tabel Kebenaran EX-OR


A B Y = A⊕ B
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Pada table kebenaran diatas jelas bahwa EX-OR gates akan berlogika 1
jika ke – 2 input berlogika berbeda.

2.8 Sekilas tentang Gate


Dari teori diatas anda telah melihat symbol – symbol dari gerbang logika,
tetapi pada praktikumnya, gerbang – gerbang tersebut dikemas dalam bentuk
chip ( Intergrate Circuit / IC ). Dan dalam satu IC umumnya terdapat 6, 4 , 2
atau 1 buah gate yang sama.
Untuk IC logika ada 2 jenis yaitu seri TTL ( Transistor – Transistor Logik
) yang ditandai dengan penomoran 74xx, atau seri CMOS (Complementary
Metal Oxide Semiconductor) yang ditandai dengan penomoran 40xx.
Pada praktikum ini kita akan menggunakan gerbang logika dari keluarga
TTL. Dalam perkembangannya IC TTL banyak mengalami kemajuan

Gerbang logika 6
sehingga bermunculan seri – seri yang baru namun tetap kompatibel pin-
outnya dengan seri – seri terdahulunya. Seri seri tersebut antara lain 74Lxx (
seri Low Power ), 74Sxx ( Menggunakan Scottky-clamp dioda ), 74LSxx (
Low Power dengan Scottky-clamp dioda ), 74Hxx ( High Speed ). Selain seri
– seri TTL tersebut diatas terdapat juga IC TTL yang dibuat menggunakan
teknologi CMOS, ini dimaksudkan agar didapat IC yang berkecepatan tinggi
tetapi dengan Konsumsi power yang minim sekali IC tersebut misalnya
74HCxx ( High Speed CMOS ), 74HCTxx. Berikut adalah pin Out dari IC
gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR.

Gerbang logika 7
Gerbang logika 8
Kaki Vcc dan GND dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 5 Volt.

3. DAFTAR PERALATAN DAN KOMPONEN


• IC 7400, Quad 2-Input NAND Gates : 1 pcs
• IC 7402, Quad 2-Input NOR Gates : 1 pcs
• IC 7404, Hex Inverter : 1 pcs
• IC 7408, Quad 2-Input AND Gates : 1 pcs
• IC 7432, Quad 2-Input OR Gates : 1 pcs
• IC 7486, Quad 2-Input EX-OR Gates : 1 pcs
• Resistor 10KΩ : 3 pcs
• Resistor 330Ω : 1 pcs
• LED : 1 pcs
• Papan Percobaan : 1 pcs
• Multimeter : 1 pcs
• Power Supply ( 5 Volt ) : 1 pcs
• Kabel penghubung : secukupnya.

4. LANGKAH PERCOBAAN DAN PERTANYAAN


a. Buat rangkaian dengan menggunakan gerbang NAND :

VCC

R3 R2
10K 10K

R1
A 1 330

B
2
& 3 C

LED

Gerbang logika 9
Tabel 01
A B Led Vc
0 0
0 1
1 0
1 1

Berikan input A dan B seperti kombinasi pada Tabel 01, dan catat
hasilnya pada colom Led. Dengan asumsi jika led menyala bearti
logika ‘1’ dan jika padam berarti logika ‘0’. Dan untuk input ‘0’
berarti input dihubungkan ke ground dan ‘1’ berarti hubungan ke
ground dilepas. Selain itu ukur juga tegangan pada titik C dan masukan
hasilnya pada colom Vc.
b. Ulangi langkah diatas untuk gerbang OR, NOT, NAND, NOR dan EX-
OR
1 1
2
1 3 1
1 2 2
& 3

( OR ) ( NOT ) ( NAND )

2 1
3
1 1 2 =1 3

( NOR ) ( EX-OR )

Dan buatlah table kebenaran untuk tiap – tiap gerbang.

Tabel kebenaran gerbang ……….


A B Led Vc
0 0
0 1
1 0
1 1

Gerbang logika 10
Tabel kebenaran gerbang ……….
A Led Vc
0
1

Tabel kebenaran gerbang ……….


A B Led Vc
0 0
0 1
1 0
1 1

Tabel kebenaran gerbang ……….


A B Led Vc
0 0
0 1
1 0
1 1

Tabel kebenaran gerbang ……….


A B Led Vc
0 0
0 1
1 0
1 1

Gerbang logika 11
c. Buatlah rangkaian berikut :
VCC

R1 - R3 = 10K

A 1 R4

B
2
& 3 4
5
& 6
330

C LED

Berikan input sesuai table berikut :


Table kebenaran
A B C Led
0 0 0
0 0 1
0 1 0
0 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1

Buatlah persamaan dari table kebenaran diatas. Dan jelaskan


persamaan anda.

d. Jika gerbang OR di rangkai seperti langkah kerja ‘c’, apa yang akan
terjadi pada outputnya. Dan buatlah persamaanya untuk keadaan
output tersebut.

5. Berikan kesimpulan dari hasil praktek

Gerbang logika 12

Anda mungkin juga menyukai