Anda di halaman 1dari 12

MODUL II

PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN


Maelani Fauziah (F1B021066)
Asisten : Jalaluddin Muhammad Akbar(F1B019074)
Tanggal Percobaan : 27 Oktober 2022

FBS2124 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Percobaan pengukuran tahanan pentanahan bertujuan untuk melakukan metode pengukuran
tahanan tanah, mengetahui fungsi pentanahan pada sistem tenaga listrik, kemudian mampu
menganalisis dan membandingkan hasil pengukuran dengan nilai standar yang berlaku disistem
tenaga listrik. Pada praktikum ini, untuk mengukur tahanan tanah dilakukan menggunakan metode
tiga elektroda. Metode tiga elektroda ini dilakukan untuk mengukur tahanan tanah pada sudut 45
derajat dan pada sudut 60 derajat dan dilakukan pada kondisi tanah kering dan tanah yang sudah
dibasahi.Untuk mendapatkan nilai resistansi grunding yang sesuai standar maka hal berikut harus
diperhatikan, yaitu jenis elektroda, kedalaman elektroda, dan resistansi jenis tanah.
kata kunci: Pengukuran tanah, Sistem grounding, Elektroda.

1. PENDAHULUAN sistem pentanahan menjadi bagian esensial


Pada percobaan pengukuran tahanan dari sistem tegangan listrik.
pentanahan memiliki tujuan yaitu untuk Pentanahan merupakan salah satu faktor
melakukan metode pengukuran tahanan tanah, yang penting didalam pelistrikan seperti pada
mengetahui fungsi pentanahan pada sistem stasiun pembangkit, gardu induk, sistem
tenaga listrik, menganalisis dan mampu transmisi, dan distribusi. Ia mempunyai
membandingkan hasil pengukuran dengan hubungan yang erat dengan perlindungan
nilai standar yang berlaku disistem tenaga suatu sistem berikut semua perlengkapan
listrik. Pada sub cobaan yang pertama (Suprayitno :80)
pengukuran tahanan pentanahan dilakukan
pada posisi sudut 45° yang bertujuan untuk 2.2 Jenis Dan Metode - Metode Yang
menetukan nilai tahanan dan tegangan pada Digunakan
tanah yang kering dan tahan yang sudah di 2.2.1 Jenis – Jenis Elektroda
basahi. Untuk menentukan nilai tahanan dan 1. Elektroda Batang
tegangan pada nilai jarak P-C dan kedalaman Elektroda batang adalah elektroda
elektroda yang berbeda-beda. Pada sub dari pipa besi baja profil atau batangan
percobaan kedua pengukuran tahanan pe logam lainnya yang ditancapkan kedalam
ntanahan pada posisi 60º bertujuan juga untuk tanah secara dalam. Rumus (1) adalah
menentukan nilai tahanan dan tegangan pada tahanan pentanahan elektroda batang
tanah kering dan setelah dibasahi. Untuk tunngal:
menetukan nilai tahanan dan tegangan pada ρ 4L
nilai jarak P-C dan kedalaman elektroda yang R= [¿ −1]…….(1)
2 πL A
berbeda-beda. Dimana :
R =Tahanan pentahanan untuk elektroda
2. DASAR TEORI
ρ=Tahanan jenis tanah (Ω−meter )
2.1 Definisi Tahanan Pentahanan
L = Panjang elektroda (m)
Sistem pentanahan merupakan sistem
A = Diameter elektroda (meter)
hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem, peralatan dan instalasi dengan bumi
atau tanah sehingga dapat mengamankan
manusia dari kejutan listrik akibat dari
kebocoran tegangan, dan mengamankan
komponen-komponen instalasi dari bahaya
tegangan/arus abnormal. Oleh karena itu,

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066


Gambar 2.1 Eelektroda Batang Gambar 2.3 Elektroda plat
2. Elektroda Pita
Elektroda ini berupa pita atau kawat
berpenampang bulat dan yang ditanam di 2.2.2 Metode Pentanahan
dalam tanah umumnya penanamannya 1. Metode tiga titik
tidak selalu dalan (0,5 – 1 meter). Rumus Metode 3 titik memiliki tujuan
(2) merupakan rumus tahanan pentanahan melakukan pengukuran tahanan yang
untuk elektroda pita yaitu sebagai berikut: diukur.

ρ 2L
R= [¿ ]…….(2)
πL d
Dimana :
R =Tahanan pentahanan untuk elektroda
Gambar 2.4 Metode tiga titik
ρ=Tahanan jenis tanah (Ω−meter ) Sistem pentanahan menggunakan
L = Panjang elektroda (m) 3(tiga) titik mempunyai tujuan untuk
D = Kedalaman plat tertanam dari melakukan pengukuran tahanan yang
permukaan tanah (m) diukur.
Pada gambar 2.4 diatas probe
kedua (2) ditancapkan didalam tanah
dengan jarak sejauh 0 terhadap probe
pertama (C1) yang dihubungkan dengan
elektroda earth (bumi). Sedangkan probe
ketiga (P2) ditancapkan dijarak jarum
sejauh 62% dari D. Seluruh probe
disarankan dalam keadaan lurus. Pada
pengukuran dengan metode ini dapat
melakukan nilai resistansi tanah dan nilai
Gambar 2.2 Elektroda Pipa
tegangan tanah atau earth voltage.
3. Elektroda Plat
2. Metode empat titik
Elektroda plat adalah elektroda dari
Metode 4 titik ini menggunakan alat
plat logam. Cara pemasangannya adalah
ukur dengan 4 terminal atau probe yang
dengan tegak lurus dengan kedalaman
ditancapakan kedalam tanah dengan
kira-kira 1 meter dibawah permukaan
jarak yang seragam satu sama lainnya.
tanah dihitung dari sisi sebelah atas.
Keempat probe tersebut dihubungkan
Rumus (3) yaitu tahanan pentanahan
dengan kabel ke alat ukur. Alat ukur
untuk elektroda bentuk plat sebagai berikut
(earth resistance tester) yang disarankan
menggunakan alat ukur digital, supaya
ρ b lebih mudah dan gampang dalam
R= [1+1,84 ]…….(3)
4,1 L t melakukan pengukuran.
Dimana :
R =Tahanan pentahanan untuk elektroda
ρ=Tahanan jenis tanah (Ω−meter )
L = Panjang elektroda (m)
b = Lebar plat (m)
t =Kedalaman plat tertanam dari
permukaan tanah (m)
Gambar 2.5 Metode Empat Titik

2.3 Standarisasi Nilai Pentanahan yang


Baik
Nilai standar mengacu pada
persyaratan umum puil 2000 yaitu kurang dari
atau sama dengan 5Ω. Nilai 5Ω ini merupakan
nilai maksimal atau batas tertinggi dari hasil
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066
resistansi pembumian (grounding) yang masih
bisa ditoleransi. Nilai yang berada di rangei
0Ω - 5Ω adalah nilai aman dari suatu instalasi 3. METODOLOGI
pembumian (grounding). (Yusmanto.2021) 3.1 Alat Dan Bahan
1. Earth resistansi (Tipe 4105A)
2.4 Standarisasi Nilai Tegangan Bocor 2. Kabel – kabel penghubung
Arus kejut listrik atau tegangan sentuh 3. Meteran
listrik terjadi karena adanya arus bocor pada 4. Digital multimeter
suatu sistem. Berdasarkan puil 2011 batas 5. 3 batang katoda
aman tegangan sentuh bagi manusia sebesar 6. 1 Botol Air 1,5 Liter
50volt untuk sistem AC dan 120volt untuk 7. Sarung tangan
sistem DC. Proses terjadinya sentuhan listrik 8. Palu
ini dapat terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tegangan sentuh langsung 3.2 Langkah Percobaan
merupakan suatu kejadian dimana secara Gambar Rangkaian:
langsung menyentuh bagian konduktor yang
aktif. Sedangkan tegangan sentuh tidak
langsung terjadi apabila manusia memegang
bagian produktif terbuka (BKT) yang
bertegangan akibat kegagalan isolasi.
(Sunawar,dkk : 215)

2.5 Faktor Yang Memperngaruhi Tahanan


Tanah
Pada sistem tenaga listrik, tahanan
pentanahan yang harus dihasilkan sekecil
mungkin baik tahanan pentanahan tegangan Gambar 2.6 Rangkaian Pecobaan
rendah, menengah, dan tegangan tinggi, Langkah Percobaan:
sehingga membuat jalur gangguan secepat
mungkin mengalir ketanah.Besarnya tahanan
pentanahan untuk sistem tegangan rendah
adalah lebih kecil dari 5  dan untuk tegangan
menengah lebih kecildari 20 . Berikut ini
faktor – faktor yang mempengaruhi sistem
pentanahan sebagai berikut:
a. Struktur tanah
b. Jenis elektroda
c. Penampang elektroda
d. Panjang jalur
e. Jenis tahanan elektroda

Namun demikian, tahanan elektroda


dapat diabaikan pada penerapannya, akan
tetapi tahanan kawat penghantar yang
menghubungkan keperalatan akan
mempunyai impedansi yang tinggi
terhadap impuls frekuensi tinggi seperti
pada saat terjadi lightning discharge.
Untuk menghindari hal tersebut,
sambungan ini diusahakan dibuat sependek
mungkin. Dari ketiga faktor tersebut diatas
yang dominan pengaruhnya adalah tahanan
sekeliling elektroda atau dengan kata lain
tahanan jenis tanah (ρ). (Waluyanti:21)

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066


4.2 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Pada Posisi 600
Tabel 2.2 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah
600

4.3 ANALISA DATA


4.3.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan
pada posisi 45°

a. Tanah Kering
Perhitungan arus untuk sampel data pertama
Diketahui :
V= 0,135 Volt
R= 62,3 Ohm
Ditanya : I=?
Penyelesaian :
V
I=
R
0.135
I=
62.3
I= 0,00216 Ampere
4. DATA HASIL PERCOBAAN
Lokasi : Samping Gedung C, Fakultas Teknik,
Universitas Mataram.
Table 2.3 Hasil Perhitungan Arus Tanah
Foto Kegiatan
Kering
Kedalaman Jarak Tanah Sebelum Dibasahi
No Elektroda P – C Tahanan Tegangan
Arus (A)
(Meter) (m) (Ω) (V)
2 62,3 0,135 0,00216
1 0.5 4 75,2 0,259 0,00344
6 55,2 0,159 0,00288
2 31,2 0,166 0,00532
2 0,75 4 35,7 0,188 0,00526
6 33,2 0,18 0,00542

4.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Berdasarkan tabel 2.3 di atas dapat
Posisi 45° dianalisa bahwa saat nilai tahanan 62,3ohm
Tabel 2.1 Hasil pengukuran Tahanan tanah 45 dan nilai tegangan 0,135volt maka didapatkan
nilai arus dengan menggunakan rumus: I=V/R
°
adalah 0,00216 A. Berdasarkan tabel diatas
juga dapat dianalisa bahwa semakin jauh jarak
elektroda P-C maka nilai arus yang dihasilkan
semakin bertambah.

b. Tanah Basah
Perhitungan arus untuk sampel data pertama
Diketahui :
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066
V= 0,153 Volt Tabel 2.5 Hasil Perhitungan Arus pada tanah
R= 66,5 Ohm kering
Ditanya : I=? Kedalaman Jarak Tanah Sebelum Dibasahi
Penyelesaian : No Elektroda P – C Tahanan Tegangan
Arus (A)
(Meter) (m) (Ω) (V)
2 97,2 0,169 0,00173
V
I= 1 0.5 4 53,9 0,186 0,00345
R
6 13,5 0,092 0,00681
0,153
I= 2 78,9 0,159 0,00201
66,5 2 0,75 4 44,6 0,159 0,00356
I= 0,00230 Ampere
6 33,0 0,195 0,00590
Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Arus Tanah Berdasarkan tabel 2.5 di atas dapat
Basah dianalisa bahwa saat nilai tahanan 97,2ohm
Kedalaman Jarak Tanah Sesudah Dibasahi dan nilai tegangan 0,169volt maka didapatkan
No Elektroda P – C Tahanan Tegangan
Arus (A) nilai arus dengan menggunakan rumus: I = V /
(Meter) (m) (Ω) (V) R adalah 0,00173 A. Berdasarkan tabel diatas
2 66,5 0,153 0,00230 juga dapat dianalisa bahwa semakin jauh jarak
1 0.5 4 12,3 0,111 0,00902 elektroda P-C maka nilai arus yang dihasilkan
6 57,2 0,190 0,00332 semakin bertambah.
2 32,2 0,163 0,00506
2 0,75 4 41,3 0,088 0,00213 b. Tanah Basah
6 33,6 0,178 0,00529 Perhitungan arus untuk sampel data pertama
Berdasarkan table 2.4 di atas dapat Diketahui :
dianalisa bahwa pada elektroda kedalaman V= 0,153Volt
0,5meter dan jarak anatara P-C semakin R= 58,6 Ohm
bertambah panjang maka tahanan yang Ditanya : I=?
dihasilkan cenderung turun sedangkan Penyelesaian :
tegangan nya berada pada tegangan yang V
I=
menurun secara signifikan. Pengukuran pada R
elektroda kedalaman 0,75meter, tahanan yang 0.153
terjadi cenderung kecil dibandingkan dengan I=
tahanan pada elektroda kedalaman 0,5meter
58.6
I= 0,00261 Ampere
dan begitupun dengan tegangan yang
dihasilkan lebih rendah dibandingkan
tegangann pada elektroda kedalaman
0,5meter. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
jenis tanah yang terkandung pada area yang
diukur dan tanpa mengesampingkan kadar air
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Arus pada tanah
yang ada pada setiap kedalaman elektroda.
basah.
Kedalaman Jarak Tanah Sesudah Dibasahi
4.3.2 Pengukuran Tahanan Pentanahan No Elektroda P – C Tahanan Tegangan
Arus (A)
pada posisi 60° (Meter) (m) (Ω) (V)
2 58,6 0,153 0,00261
a. Tanah Kering 1 0.5 4 67,5 0,209 0,00309
Perhitungan arus untuk sampel data pertama 6 12,3 0,140 0,01138
Diketahui : 2 90,3 0,176 0,00194
V= 0,169 Volt 2 0,75
4 41,5 0,086 0,00207
R= 97,2 Ohm 6 32,1 0,180 0,00560
Ditanya : I=?
Berdasarkan tabel 2.6 di atas dapat dianalisa
Penyelesaian :
bahwa saat nilai tahanan 58,6ohm dan nilai
V tegangan 0,153volt maka didapatkan nilai arus
I=
R dengan menggunakan rumus: I = V / R adalah
0.169 0,00261A. Berdasarkan tabel diatas juga dapat
I= dianalisa bahwa semakin jauh jarak elektroda
97.2
I= 0,00173 Ampere P-C maka nilai arus yang dihasilkan semakin
bertambah.
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066
didapatkan sebesar 31.2ohm, 35.7ohm, dan
4.3.3 Grafik Posisi 45° 33.2ohm dan pada tanah basah nilai tahanan
a.Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan yang di dapatkan sebesar 32.2ohm, 41.3ohm,
Tanah Basah dan Kering Pada Kedalaman dan 33.6ohm. Jadi nilai tahanan yang
Elektroda 0,5m. didapatkan pada tanah kering dan basah
bervariasi karena kurangnya presisi alat ukur
Hubungan P-C Tehadap R Tanah yang digunakan.
Tahana (Ω)

Basah dan Kering Pada 0.5m


150 66.5 57.2 c. Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan
100 12.3
pada tanah kering pada kedalaman
50 75.2
basah elektroda 0.5meter dan 0.75meter.
62.3 55.2
0 Kering Hubungan P-C Terhadap R Pada
2 4 6 Tabah Kering Pada 0.5m dan
Jarak P-C 80 62.3 0.75m55.2
75.2

Tahanan (Ω)
Gambar 2.7 Grafik Hubungan P-C Terhadap 60 0,5m
R Tanah Basah Dan Kering Pada 0,5Meter 40 0,75m
20
Pada gambar 2.7 diatas dapat dianalisa 31.2 35.7 33.2
0
nilai tahanan pada tanah basah dan tanah 2 4 6
kering dengan kedalaman elektroda E 0.5m Jarak P-C
dan jarak elektroda P-C 2m, 4m, dan 6m, Gambar 2.9 Grafik Hubungan P-C Terhadap R
dimana pada saat tanah kering nilai tahanan Tanah kering Pada 0,5Meter dan 0,75Meter.
yang didapatkan sebesar 63.2ohm, 75.2ohm, Pada grafik 2.9 diatas dapat dianalisa bah
dan 55.2ohm dan pada tanah basah nilai wa nilai tahanan tanah kering pada kedalaman
tahanan yang di dapatkan sebesar 66.5ohm, 0,5m yaitu 62,3Ohm, 75,2Ohm, dan 55,2Ohm
12.3ohm, dan 57.2ohm. Jadi nilai tahanan lebih rendah dibandingkan pada kedalaman 0
yang didapatkan pada tanah kering dan basah 75m yaitu 31,Ohm, 35,7Ohm,dan 33,2Ohm .H
bervariasi karena kurangnya presisi alat ukur al ini dikarenakan semakin dalam kedalaman t
yang digunakan. anah maka semakin banyak kadar air yang did
apatkan mengakibatkan nilai tahanan semakin
kecil. Sedangkan jarak P-C yang semakin
panjang mengakibatkan nilai tahanan semakin
besar.

d. Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan


pada tanah basah pada kedalaman
b.Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan elektroda 0.5metere dan 0,75meter
Tanah Basah dan Kering Pada
Kedalaman Elektroda 0,75m Hubungan P-C Terhadap R Tanah
Basah Pada 0,5m dan 0,75m.
Hubungan P-C Terhadap R Tanah 80 66.3
Tahanan (Ω)

Basah dan Kering Pada 0.75m 60 41.3 37.2 0.5m


100 40
41.3 0.75m
Tahanan (Ω)

80 32.2 33.6
basah 2032.2 33.6
60
40 kering 0 12.3
2 4 6
20 31.2 35.7 33.2
0 Jarak P-C
2 4 6
Jarak P-C Gambar 2.10 Grafik Hubungan P-C Terhadap
R Tanah Basah Pada 0,5Meter dan 0,75Meter.
Gambar 2.8 Grafik Hubungan P-C Terhadap R Berdasarkan gambar 2.10 di atas dapat
Tanah Basah Dan Kering Pada 0,75Meter dilihat bahwa hasil pengukuran pada
Pada grafik diatas dapat dilihat nilai kedalaman 0,75meter ditanah basah memiliki
tahanan pada tanah basah dan tanah kering tahanan yang dimana semakin jauh jarak P–C
dengan kedalaman elektroda E 0.75m dan maka nilai tahanan menurun pada kedalaman
jarak elektroda P-C 2m, 4m, dan 6m, dimana 0,75meter nilai tahanan naik dari 32,2 pada
pada saat tanah kering nilai tahanan yang jarak 2meter menjadi 41,3 pada jarak 4meter
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066
kemudian turun pada jarak 6meter menjadi dan 0,18V. Sedangkan pada tanah basah jarak
33,6 meter. sedangkan pada kedalaman 0,5 P-C 2, 4, dan 6meter memiliki nilai tegangan
dari 66,3 pada jarak 2meter menjadi 12,3 pada 0,163V, 0,088V dan 0,178V.
jarak 4 meter, kemudian naik pada jarak
6meter menjadi 37,2. g. Jarak P-C Tegangan pada Tanah Kering
pada kedalaman elektroda 0,5meter dan
e. Jarak P-C dengan Tegangan pada tanah 0,75meter
basah dan kering pada kedalaman
elektroda 0.5m Hubungan P-C Terhadap V Tanah

Tegangan(V)
Kering pada Kedalaman 0.5meter
Hubungan P-C Terhadap V Tanah dan 0.75meter
Tegangan(V)

1.8
Basah dan Kering Pada 0.5m 2 0.5m
0.188
0.3 0.259 1 0.166 0.75m
0.2 0.135 0.159 Kering
00.135 0.159
0.1 Basah 2 0.259
4 6
0.153 0.111 0.19
0 Jarak P-C
2 4 6
Gambar 2.13 Grafik Hubungan P-C
Jarak P-C
Terhadap V Tanah Kering Pada 0,5meter dan
Gambar 2.11 Grafik Hubungan P-C Terhadap 0,75meter.
V Tanah Basah dan Kering Pada 0.5Meter. Berdasarkan gambar 2.14 dapat dilihat
Berdasarkan gambar 2.12, dapat bahwa hasil pengukuran pada kedalaman
dianalisa bahwa nilai tegangan pada tanah 0,5meter ditanah kering memiliki nilai tahanan
kering dan basah dengan kedalaman elektroda yang dimana semakin jauh jarak P–C maka
0,5 meter dipengaruhi karena jarak P-C. Di nilai tahanan semakin kecil. Pada hasil
mana pada tanah kering, jarak P-C 2, 4, dan 6 pengukuran posisi 45 derajat jika kedalaman
meter memiliki nilai 0,135V, 0,259V, dan elektroda 0,5 meter dengan jarak 2, 4, dan 6
0,159V. Di mana didaptkan nilai tegangan meter, maka nilai tahanan semakin meningkat
yang semakin meningkat, dengan mengikuti (besar). Sedangkan jika kedalaman elektroda
peningkatan jarak pada P-C. Sedangkan pada 0,75meter dengan jarak 2, 4, dan 6 meter,
tanah basah, trejadi penurunan tegangan pada maka nilai tahanan semakin naik.
jarak P-C 4 meter, namun naik kembali pada
jarak P-C 6meter, yaitu dengan nilai tegangan
0,153V, 0,111V dan 0,190V. h. Jarak P-C dengan Tegangan Pada Tanah
Basah pada Kedalaman elektroda 0,5meter
f.Jarak P-C dengan Tegangan pada tanah dan 0,75meter.
basah dan kering pada kedalaman
Tegangan(V)

elektroda 0.75m Hubungan P-C Terhadap V Tanah


Basah pada 0.5m dan 0.75m
Tegangan(V)

0.2 0.163 0.19


Hubungan P-C Terhadap V Tanah
Basah dan Kering Pada 0.75m 0.15 0.111 0.5m
0.166 0.188 0.18 0.1
0.135
0.178 0.75m
0.2
0.15 Kering 0.05 0.088
0.1 0.178 Basah 0
0.163 2 4 6
0.05 0.088
Jarak P-C
0
2 4 6 Gambar 2.14 Grafik Hubungan P-C Terhadap
Jarak P-C V Tanah Basah Pada 0,5meter dan 0,75meter
Gambar 2.12 Grafik Hubungan P-C Terhadap Berdasarkan gambar 2.14 dapat dilihat
V Tahan Basah dan Kering Pada 0.75Meter. bahwa hasil pengukuran pada kedalaman
Berdasarkan gambar 2.13, dapat dianalisa 0,75meter ditanah basah memiliki tahanan
bahwa nilai tegangan pada tanah kering dan yang dimana semakin jauh jarak P–C maka
basah dengan kedalaman elektroda 0.75meter nilai tahanan bertambah pada kedalaman
dipengaruhi karena jarak P-C. Pada jenis tanah 0,75meter nilai tahanan naik dari 0,163 pada
kering dan basah didapatkan nilai tegangan jarak 2meter menjadi 0.088 pada jarak 4meter
yang tidak konstan naik atau turun, melainkan kemudian bertambah pada jarak 6meter
didapatkan nilai naik-turun-naik. Di mana menjadi 0,178. sedangkan pada kedalaman 0,5
pada tanah kering, jarak P-C 2meter, 4meter dari 0,153 pada jarak 2meter menjadi 0,111
dan 6meter memiliki nilai 0,166V, 0,188V,
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066
pada jarak 4meter, kemudian naik pada jarak 44,6Ω dan 33,0Ω. Sedangkan pada tanah
6meter menjadi 0,190. basah memiliki nilai tahanan yang lebih kecil
karena faktor kelembapan, kontur dan
4.3.4 Garfik Posisi 60° kandungan air pada tanahnya, di mana
a. Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan didapatkan nilai tahanan yang meningkat
pada tanah basah dan kering pada konstan berdasarkan jarak P-C nya 2, 4, dan
kedalaman elektroda 0,5meter 6meter yaitu 90,3Ω, 41,5Ω dan 32,1Ω.
Tahanan (Ω

Hubungan P-C tehadap R tanah c. Jarak P-C Tahanan Pentanahan pada


basah dan kering pada 0.5m tanah kering pada kedalaman elektroda
200 0,5meter dan 0,75meter.
150 58.6 basah
100 67.5
kering

Tahanan (Ω)
5097.2 Hubungan P-C terhadap R tanah
53.9 12.3
0 kering pada 0.5m dan 0.75m
2 4 13.5
6
200
Jarak P-C 78.9 0.75m
150
Gambar 2.15 Grafik Hubungan P-C Terhadap 100 44.6
0.5m
R Tanah Basah dan Kering Pada 0,5meter. 50 97.2 33
53.9
Berdasarkan gambar 2.15 dapat dilihat 0 13.5
bahwa hasil pengukuran semakin jauh jarak P- 2 4 6
Jarak P-C
C maka nilai tahanan semakin besar pada
tanah kering sedangkan pada tanah basah Gambar 2.17 Grafik Hubungan P-C Terhadap
semakin menurun. Pada tanah basah jarak R Tanah Kering Pada 0,5meter dan
2meter nilai yang didapatkan sebesar 58,6 lalu 0,75meter.
pada jarak 4meter nilai yang didapatkan Berdasarkan gambar 2.17, dapat dianalisa
sebesar 67,5 dan pada jarak 6meter nilai yang bahwa tahanan pada tanah kering dengan
didapatkan sebesar 12,3 pada tanah basah. kedalaman elektroda 0,5meter dan 0,75meter
Pada tanah kering, nilainya pun semakin memiliki nilai tahanan yang jauh berbeda,
meningkat, pada jarak 2meter nilai yang dimana semakin dalam penanaman elektroda
didapatkan sebesar 97,2 lalu pada jarak 4meter yaitu 0,75meter maka semakin kecil nilai
nilai yang didapatkan sebesar 53,9 dan pada tahanan tanah yang didapatkan, begitu juga
jarak 6meter nilai yang didapatkan sebesar pada kedalaman 0,5meter didapatkan nilai
13,5. tahanan tanah yang kecil juga. Pada
b. Jarak P-C dengan tahanan pentanahan kedalaman 0,75meter, berarti posisi tanah
pada tanah basah dan kering pada mempunyai kandungan air yang rendah,
kedalaman elektroda 0,75meter. menyebabkan kelembaban semakin kecil
tahanannya, yaitu dengan nilai tahanan 78,9Ω,
Tahanan (Ω)

Hubungan P-C terhadap R tanah 44,6Ω, 33,0Ω, dengan jarak P-C 2,4, dan
basah dan kering pada 0.75m 6meter, dimana nilai tahanan tanahnya
100 menurun secara konstan. Sedangkan pada
78.9 Kering
80 kedalaman 0,5meter, didapatkan nilai tahanan
44.6 33 Basah
60 tanah yangbrendah juga dengan jarak P-C 2,4,
4090.3
20 41.5 dan 6meter, yaitu 97,2Ω,53,9Ω dan 13,5Ω.
32.1
0 Dimana nilai tahanan tanahnya menurun
2 4 6 secara konstan pula.
Jarak P-C
Gambar 2.16 Grafik Hubungan P-C terhadap d. Jarak P-C dengan tahanan pentanahan
R Tanah Basah dan Kering pada 0,75meter. pada tanah basah pada kedalaman
Berdasarkan gambar 2.16, dapat 0,5meter dan 0,75meter.
dianalisa bahwa dengan kedalaman elektroda
Tahanan(Ω)

0,75 meter, di dapatkan nilai tahanan pada Hubungan P-C terhadap R tanah
tanah kering dan basah sama-sama menurun. basah pada 0.5m dan 0.75m
Dari hal tesebut, jenis tanah mempengaruhi 100
90.3
besar tahanan yang diberikan, di mana tanah 80 67.5 0.5m
32.1
kering (sebelum dibasahi) memiliki tahanan 60 0.75m
40 58.6
yang lebih tinggi dengan nilai tahanan yang 20 41.5
konstan meningkat berdasarkan jarak P-C nya 0 12.3
2Jarak P-C
4 6
2, 4, dan 6 meter, dengan nilai tahanan 78,9 Ω,

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066


Gambar 2.18 Grafik Hubungan P-C Terhadap Berdasarkan gambar 2.20 diatas , dapat
R Tanah Basah Pada 0,5Meter dan dianalisa bahwa nilai tegangan pada tanah
0,75Meter. basah dan kering dengan kedalaman elektroda
Berdasarkan gambar 2.18 diatas dapat 0,75meter dipengaruhi oleh jarak P-C. Dimana
dilihat bahwa hasil pengukuran pada pada tanah kering, jarak P-C 2,4, dan 6meter
kedalaman 0,5meter ditanah basah memiliki memiliki nilai sebesar 0,159V, 0,159V, dan
tahanan yang dimana semakin jauh jarak P-C 0,195V. Pada tanah basah, jarak P-C 2,4, dan
maka nilai tahanan menurun. Pada elektroda 6meter memiliki nilai 0,176V, 0,06V, dan
0,5meter mendapatkan nilai sebesar 58,6Ω 0,180V.
pada jarak 2meter, kemudiam pada jarak
4meter terjadi kenaikan sebesar 67,5Ω dan g. Jarak P-C Tegangan pada tanah kering
pada jarak 6meter terjadi penurunan sebesar pada kedalaman elektroda 0,5meter dan
12,3Ω. Selanjutnya pada elektroda 0,75meter 0,75meter.
juga terjadi penurunan dimana pada jarak

Tegangan(V)
2meter mendaptkan nilai sebesar 90,3Ω, Hubungan P-C terhadap V tanah
kemudian pada jarak 4meter mendapatkan kering pada 0.5m0.195
dan 0.75m
nilai sebesar 41,5Ω dan pada jarak 6meter 0.25 0.159 0.159
mendapatkan nilai sebesar 32,1Ω. 0.2
0.5m
0.15
0.1 0.169 0.189 0.75m
e. Jarak P-C dengan tegangan pada tanah 0.05 0.092
basah dan kering dengan kedalaman 0
2 4 6
elektroda 0,5Meter
Tegangan (V)

Jarak P-C

Hubungan P-C terhadap V tanah


Gambar 2.21 Grafik Hubungan P-C
kering dan basah pada 0.5m Terhadap V Tanah Kering pada 0,5meter
0.3 0.209 dan 0,75meter
0.153 0.14 Kering
0.2
Basah Berdasarkan gambar 2.21 dapat dianalisa
0.1 0.169 0.186
0.092 bahwa nilai tegangan pada elektroda 0,5meter
0
2 4 6 memiliki nilai sebesar 0,169V pada jarak
Jarak P-C 2meter, kemudian pada jarak 4meter nilainya
Gambar 2.19 Grafik Hubungan P-C sebesar 0,186V dan pada jarak 6meter nilainya
Terhadap V Tanah Basah dan Kering Pada sebesar 0,092V. Sedangkan pada jarak
0,5meter. 0,75meter memiliki nilai sebesar 0,159V pada
Berdasarkan gambar 2.19 diatas dapat jarak 2meter, kemudian pada jarak 4meter
dianalisa bahwa nilai tegangan pada tanah didapatkan nilai sebesar 159V dan pada jarak
kering dan basah dengan kedalaman elektroda 6meter didapatkan nilai sebesar 195V.
0,5meterb diperngaruhi karena jarak P-C.
Dimana pada tanah kering memiliki nilai h. Jarak P-C dengan tegangan pada tanah
0,169V, 0,186V, dan 0,092V. Sedangkan pada basah pada kedalaman elektroda 0,5meter
tanah basah jarak P-C 2,4 dan 6meter dan 0,75meter
memiliki nilai 0,153V, 0,209V, dan 0,140V.
Tegangan(V)

Hubungan P-C terhadap V tanah


f. Jarak P-C dengan tegangan pada tanah basah pada 0.5m dan 0.75m
basah dan kering pada kedalaman 2 0.086 1.8 0.5m
elektroda 0,75meter 1 0.176 0.14
0.75m
0 0.153
Tegangan(V)

2 0.209
4 6
Hubungan P-C terhadap V tanah
basah dan kering pada 0.75m Jarak P-C
2 1.8
1.5 Kering Gambar 2.22 Grafik Hubungan P-C Terhadap
1 0.086 Basah V tanah basah pada 0,5meter dan
0.176 0.195
0.5 0,75meter
0 0.159 0.159 Berdasarkan gambar 2.22 dapat
2 4 6
dianalisa bahwa nilai tegangan pada tanah
Jarak P-C basah dengan kedalaman elektroda 0,5meter
Gambar 2.20 Grafik Hubungan P-C Terhadap memiliki nilai sebesar 0,153V pada jarak
V tanah basah dan kering pad 0,75meter. 2meter, lalu pada jarak 4meter nilainya

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066


sebesar 0,209V, dan pada jarak 6meter disimpulkan bahwa tempat lokasi pratikum
nilainya 0,140V. Pada elektroda 0,75meter tidak cocok dipakai untuk grounding.
nilai tegangannya semakin meningkat seiring
bertambahnya jarak. Pada jarak 2meter nilai b.Diagram pie perbandingan tahanan
yang didapatkan sebesar 0,176V, Pada jarak tanah kering pada kedalaman 0,5m antara
4meter nilai yang didapatkan sebesar 0,086V, 45° dan 60° pada jarak 4m
dan pada jarak 6meter nilai yang didapatkan
sebesar 0,180V.
R=0-30Ω(rawa)
4.3.5 Analisa Diagram Pie
R=30-100 Ω (Tanah liat)
R=100 Ω (Tanah liat berpasir)
Dik: R ( pada jarak 2meter 45° ) R= 200Ω (Tanah lembap
R ( pada jarak 2meter 60° ¿ berpasir)
Ditanya: R rata-rata
Gambar 2.24 Diagram Nilai tanah kering
Jawab:
sudut 45° kedalaman 0,5meter
R rata-rata =
0 0 Dari gambar 2.24 kita dapat mengetahui
R pada 2 m45 + R pada 2 m60 bahwa nilai untuk tahanan tanah kering pada
2 posisi antara 450 dan 600 dengan kedalaman
66,5+97,2 0,5meter pada jarak 4meter berada kisaran 30-
= 100Ω yaitu 64,5Ω, sehingga nilai tersebut
2 melebihi nilai standar yang telah diberikan
= 81,8Ω yaitu 0-5Ω. Maka dengan rentang nilai yang
berbeda dengan nilai standar, dapat
disimpulkan bahwa tempat lokasi pratikum
tidak cocok dipakai untuk grounding.

c.Diagram pie perbandingan tahanan tanah


a.Diagram Pie perbandingan tahanan kering pada kedalaman 0,5m antara 45°
tanah kering dan basah pada kedalaman
0,5m antara 45° dan 60° pada jarak 2m
R=0-30Ω(rawa)
R=30-100 Ω (Tanah
liat)
R=0-30Ω (rawa) R=100 Ω (Tanah liat
R=30-100Ω (Tanah liat) berpasir)
R=100Ω (Tanah liat berpasir) R= 200Ω (Tanah
R=200Ω(Tanah lembap lembap berpasir)
berpasir)
dan 60° pada jarak 6m
Gambar 2.23 Diagram Nilai tanah kering
sudut 45° kedalaman 0,5meter Gambar 2.25 Diagram Nilai tanah kering
Dari gambar 2.23 kita dapat mengetahui sudut 45° kedalaman 0,5meter
bahwa nilai untuk tahanan tanah kering pada Dari gambar 2.25 kita dapat mengetahui
posisi antara 450 dan 600 dengan kedalaman bahwa nilai untuk tahanan tanah kering pada
0,5meter pada jarak 2meter berada kisaran 30- posisi antara 450 dan 600 dengan kedalaman
100Ω yaitu 79,7Ω, sehingga nilai tersebut 0,5meter pada jarak 6meter berada kisaran 30-
melebihi nilai standar yang telah diberikan 100Ω yaitu 34,5Ω sehingga nilai tersebut
yaitu 0-5Ω. Maka dengan rentang nilai yang melebihi nilai standar yang telah diberikan
berbeda dengan nilai standar, dapat yaitu 0-5Ω. Maka dengan rentang nilai yang
berbeda dengan nilai standar, dapat

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066


disimpulkan bahwa tempat lokasi pratikum Gambar 2.28 Diagram Nilai Tanah Kering
tidak cocok dipakai untuk grounding. Sudut 450 Kedalaman 0,75meter
Dari gambar 2.28 kita dapat mengetahui
d.Diagram pie perbandingan tahanan bahwa nilai untuk tahanan tanah kering pada
tanah kering pada kedalamannn 0,75m posisi antara 450 dan 600 dengan kedalaman
antara 45° dan 60° pada jarak 2m 0,5meter pada jarak 6meter berada kisaran 30-

Gambar 2.26 Diagram Nilai tanah kering


sudut 45° kedalaman 0,75m
R=0-30Ω (rawa)
Dari gambar 2.26 kita dapat mengetahui R=30-100Ω (Tanah liat)
bahwa nilai untuk tahanan tanah kering pada R=100Ω (Tanah liat
posisi antara 450 dan 600 dengan kedalaman berpasir)
R=200Ω(Tanah lembap
0,75meter pada jarak 2meter berada kisaran berpasir)
30-100Ω yaitu 55Ω, sehingga nilai tersebut
melebihi nilai standar yang telah diberikan 100Ω yaitu 33,1Ω, sehingga nilai tersebut
yaitu 0-5Ω. Maka dengan rentang nilai yang melebihi nilai standar yang telah diberikan
berbeda dengan nilai standar, dapat yaitu 0-5Ω. Maka dengan rentang nilai yang
berbeda dengan nilai standar, dapat
disimpulkan bahwa tempat lokasi pratikum
disimpulkan bahwa tempat lokasi pratikum
tidak cocok dipakai untuk grounding. tidak cocok dipakai untuk grounding.

5. KESIMPULAN
1.Metode Pengukuran tahanan tanah yang
dilakukan yaitu menggunakan 3 metode
elektroda dan 2 sudut yang berbeda yaitu 45 0
dan 600. Dimana elektroda tersebut adalah E
e.Diagram pie perbandingan tahanan tanah
(Earth), P(beda potensial), dan C(current)
pada kering kedalaman 0,75m antara 45°
2.Tahanan pentanahan sangat diperlukan
untuk keselamtan dibidang
ketenagalistrikan. Karena jika suatu
instalasi mengalami kerusakan sehingga
R=0-30Ω (rawa) arus mengalir pada peralatan tersebut
R=30-100Ω (Tanah liat) menuju ketanah dengan baik jika nilai
R=100Ω (Tanah liat
tahanannya rendah sekali tetapi bila
berpasir)
R=200Ω(Tanah lembap tahanan tanahnya tinggi maka arus akan
berpasir) terhambat dan mengaibatkan tegangan pada
peralatan tersebut menjadi naik. Sistem
dan 60° pada jarak 4m pentanahan berfungsi untuk keselamatan
Gambar 2.27 Diagram Nilai tanah keri sudut baik dari kebocoran arus ataupun arus
abnormal
45° kedalaman 0,75meter
3. Semakin kecil nilai tahanan pentanahan maka
Dari gambar 2.28 kita dapat mengetahui
semakin baik tahanan yang dihasilkan. Buku
bahwa nilai untuk tahanan tanah kering pada
posisi antara 450 dan 600 dengan kedalaman standar tahanan pentanahan yang baik adalah
0,75meter pada jarak 4meter berada kisaran kurang dari 5Ω. jika melebihi 5Ω maka area
30-100Ω yaitu 40,1Ω sehingga nilai tersebut tersebut kurang bagus untuk grounding.
melebihi nilai standar yang telah diberikan Penanaman elektroda semakin dalam maka
yaitu 0-5Ω. Maka dengan rentang nilai yang semakin kecil nilai tahanannya dan semakin
berbeda dengan nilai standar, dapat jauh jarak P-C maka semakin besar nilai
disimpulkan bahwa tempat lokasi pratikum
tahanannya. Nilai tahanan terendah dari 450
tidak cocok dipakai untuk grounding.
dan 600 mencapai 33,6Ω dan 90,3Ω,
f.Diagram pie perbandingan tahanan tanah sedangkan nilai tahanan tertinggi tersebut
pada kering kedalaman 0,75m antara 45° mencapai 66,5Ω pada 450 dan 12,3Ω pada
pada jarak 6meter 600.

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066


R=0-30Ω (rawa)
R=30-100Ω (Tanah liat)
R=100Ω (Tanah liat
berpasir)
R=200Ω(Tanah lembap
berpasir)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. Modul Praktikum Pengukuran


Besaran Listrik. Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas
Mataram. Laboratorium Listrik
Dasar.

Anshory, Izza. Agus suprayitno, Ekko dan


Jamaludin. 2015. Penetuan
Kedalaman Elektroda Pada Tanah
Pasir Dan Kerikil Kering Untuk
Memperoleh Nilai Tahanan
Pentanahan Yang Baik.Teknik
elektro. Universitas Muhammadiyah
Siduarjo.

Sunawar, Aris. 2013. Analisis Pengaruh


Temperatur dan Kadar Garam
Terhadap Hambatan Jenis Tanah.
Jurusan Teknik Elektro. Fakultas
Teknik. Universitas Negeri Jakarta.

Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik


Pengukuran. Direktorat Pembinaan
sekolah Menengah Kejuruan.

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Tahanan Pentanahan 2022 / F1B021066

Anda mungkin juga menyukai