Anda di halaman 1dari 26

MODUL 2

PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

Praktikan: Muhammad Alpan Pratama(F1B02135)


Asisten : Inayatullah (F1B019071)
Tanggal Percobaan : 25 Oktober 2022

ES2123 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM
Abstrak
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran tahanan pentanahan (Grounding). Grounding adalah
membuat hubungan, baik sengaja ataupun tidak sengaja antara rangkaian listrik dan tanah, atau
menghubungkan dengan benda konduksi yang berada di tanah. Pengukuran dilakukan menggunakan
multimeter yang disambungkan dengan ‘E’ (earth tester), elektroda ‘P’ (Beda Potensial), dan
elektroda ‘C’ (Current) dengan menggunakan dua metode yaitu metode empat elektroda dan metode
tiga titik. Pengukuran tahanan pentanahan pada posisi 45 dan pengukuran tahanan pentanahan pada
posisi 90
.Untuk mendapatkan nilai resistansi grounding yang sesuai standar maka hal berikut perlu untuk
diperhatikan, yaitu kedalaman elektroda pentanahan, diameter elektroda pentanahan dan jumlah
elektroda pentanahan. Kedalaman yang digunakan dalam pengukuran tahanan pentanahan ini ialah
0,5 meter dan 0,75 meter. Pada resistansi tanah, semakin basah kondisi tanah, maka akan semakin
rendah resistansi pada tanah tersebut.
Kata kunci : Sistem grounding, perhitungan grounding, metode grounding.

1. PENDAHULUAN Pentanahan yang kurang baik tidak


Pada percobaan ini terdapat beberapa hanya membuang-buang waktu saja, tetapi
tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk
melakukan metode pengukuran tanah, pentanahan yang kurang baik juga
mengetahui fungsi pentanahan pada sistem berbahaya dan meningkatkan resiko kerusakan
tenaga listrik, serta dapat menganalisa dan peralatan. Tanpa sistem pentanahan yang
membandingkan hasil pengukuran dengan nilai effektif, maka akan dihadapkan pada resiko
standar yang berlaku di sistem tenaga listrik. kejutan listrik, disamping itu juga
mengakibatkan kesalahan instrumen, distorsi
2. DASAR TEORI harmonik. masalah faktor daya dan delima
2.1 Definisi Tahanan Pentanahan kemungkinan adanya intermitten. Jika arus
(Grounding) gangguan tidak mempunyai jalur ke tanah
Sistem pentanahan merupakan salah melalui sistem pentanahan yang di desain dan
satu sistem pengamanan terhadap gangguan dipelihara dengan baik, arus gangguan akan
yang sering terjadi pada peralatan listrik atau mencari jalur yang tidak diinginkan termasuk
jaringan terhadap petir, yang berupa manusia. Sebaliknya, pentanahan yang baik
gangguan hubung singkat ke tanah. tidak hanya sekedar untuk keselamatan; tetapi
(Jamaaluddin, 2017 : 29) Pentanahan adalah juga digunakan untuk mencegah kerusakan
salah satu alat pengaman listrik yang peralatan industri. Sistem pentanahan yang baik
berfungsi untuk menjaga akan meningkatkan reliabilitas peralatan dan
keselamatan jiwa manusia terhadap bahaya – mengurangi kemungkinan kerusakan akibat
bahaya tegangan sentuh. Bila ada kerusakan petir dan arus gangguan. (Waluyanti, Sri. 2008 :
isolasi pada suatu instalasi atau bagian yang 268)
bertegangan, maka bagian logam tersebut harus Nilai tahanan tanah bisa dianalisa dengan
dihubungkan dengan arde. Bagian yang diberi mempergunakan persamaan sebagai berikut :
pentanahan bila bersinggungan dengan
tegangan mampu memutuskan sekering
sehingga tidak terjadi tegangan penyebaran.
(Sutrisno, Teguh. 2007 : 7)

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
Dimana :

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
R = Tahanan pasak ke tanah (Ohm). resistansi Pentanahan
ρ = Tahanan tanah rata – rata (Ohm –Cm).
L = Panjang pasak ke tanah (cm).
a = Jari – jari penampang pasak (cm).
2.2 Jenis dan Metoda metoda yang
digunakan
A. Metode tiga titik (three-point methode)
Sistem pentanahan atau grounding
menggunakan metode tiga titik (three-point
methode) mempunyai tujuan melakukan
pengukuran tanahan yang diukur. Berikut
gambar pengukuran dengan metode tiga
titik (three-point methode). (Arifin, Jaenal.
2020: 43-44)

Gambar 2.1 Pengukuran Tahanan Tanah


dengan Jenis Metode Tiga Titik

B. Metode empat titik (four electrode


methode)
Metode empat titik ini menggunakan
alat ukur dengan empat terminal atau probe
yang ditancapkan ke dalam tanah dengan
jarak yang seragam, satu dengan lainnya.
Keempat probe tersebut selanjutnya
dihubungkan dengan kabel ke alat ukur.
Alat ukur (earth resistance tester) yang
digunakan disarankan menggunakan alat
ukur digital. Maksud menggunakan alat
ukur digital supaya lebih mudah dalam
pembacaan dalam melakukan pengukuran.
Kalau menggunakan alat ukur yang sifatnya
analog dikhawatirkan keliru dalam
pembacaaan hasil pengukuran. Berikut
gambar pengukuran dengan metode empat
titik. Gambar berikut menunjukkan A
adalah kedalaman penancapan probe (cm)
dan B adalah jarak probe antar probe (cm).
(Arifin, Jaenal. 2020 : 43-44)

Gambar 2.2 Pengukuran Tahanan Tanah


dengan Jenis Metode Empat Titik
2.3 Tabel Jenis jenis kontur tanah dan nilai
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
2. Diameter elektroda pentanahan
Jenis Tanah Tahanan Jenis (Ω.m) Menambah diameter elektroda
Tanah Rawa 30 pentanahan berpengaruh sangat kecil dalam
Tanah Liat dan 100
Ladang
Pasir Basah 200
Kerikil Basah 500
Pasir dan Kerikil 1000
Kering
Tanah berbatu 3000

Tabel 2.1 Tabel Jenis jenis kontur


tanah dan nilai resistansi Pentanahan
Nilai tahanan pentanahan untuk
beberapa jenis tanah berbeda. Hal ini
dikarenakan karena struktur tanah yang
berlainan antara satu jenis tanah dengan jenis
tanah yang lain. Tanah lempung mempunyai
nilai tahanan pentanahan yang rendah, ini
disebabkan oleh komposisinya yang
mempunyai bentuk partikel halus sehingga
mudah untuk menyerap air atau mineral –
mineral lain dan kemudian menyimpannya.
Sifat inilah yang menyebabkan tanah lempung
memiliki nilai tahanan jenis rendah bila
dibandingkan dengan jenis tanah lainnya
seperti tanah pasir dan tanah berbatu.
(Jamaaluddin, 2015 : 4)

2.4 Faktor Faktor yang mempengaruhi


Tahanan Tanah
Ada empat variabel yang
mempengaruhi tahanan sistem pentanahan,
yaitu:

1. Panjang/kedalaman elektroda
pentanahan Satu cara yang sangat
efektifuntuk menurunkan tahanan tanah
adalah memperdalam elektroda
pentanahan. Tanah tidak tetaptahanannya
dan tidak dapat diprediksi. Ketika
memasang elektroda pentanahan, elektroda
berada di bawah garis beku (frosting line).
Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak
akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah di
sekitarnya. Secara umum, menggandakan
panjang elektroda pentanahan bisa
mengurangi tingkat tahanan 40%. Ada
kejadian-kejadian dimana secara fisik tidak
mungkin dilakukan pendalaman batang
pentanahan daerah-daerah yang terdiri dari
batu, granit, dan sebagainya. Dalam
keadaan demikian, metode alternatif yang
menggunakan semen pentanahan
(grounding cement) bisa digunakan.
(Waluyanti, Sri. 2008 : 272)

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
menurunkan tahanan. Misalnya, bila baik secara ekonomis dan secara fisik.
diameter elektroda digandakan tahanan
(Waluyanti, Sri. 2008)
pentanahan hanya menurun sebesar 10%.
(Waluyanti, Sri. 2008 : 272) 2.6 Standarisasi Nilai Tegangan Tanah y
3. Jumlah elektroda pentanahan ang baik/ Tegangan Bocor (Standar
Cara lain menurunkan tahanan tanah International/PLN)
adalah menggunakan banyak elektroda Nilai tegangan tanah yang baik
pentanahan. Dalam desain ini, lebih dari dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan
satu elektroda dimasukkan ke tanah dan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan
dihubungkan secara paralel untuk tegangannya oleh gardu induk dengan
mendapatkan tahanan yang lebih rendah. transformator penaik tegangan menjadi 70 kV
Agar penambahan elektroda efektif, jarak ,150kV, 220kV atau 500kV kemudian
batang tambahan setidaknya harus sama disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan
dalamnya dengan batang yang ditanam. menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil
Tanpa pengaturan jarak elektroda kerugian daya listrik pada saluran transmisi,
pentanahan yang tepat, bidang pengaruhnya dimana dalam hal ini kerugian daya adalah
akan berpotongan dan tahanan tidak akan sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I
menurun. Untuk membantu dalam kwadrat R). (Jumari, 2019)
memasang batang pentanahan yang akan
memenuhi kebutuhan tahanan tertentu, 3. METODOLOGI
maka dapat menggunakan tabel tahanan 3.1 Spesifikasi Alat dan Bahan
pentanahan di bawah ini. Ingatlah, ini hanya 1. Earth Resistansi
digunakan sebagai pedoman, karena tanah 2. Kabel-kabel penghubung
memiliki lapisan dan jarang yang sama 3. Meteran
(homogen). Nilai tahanan akan sangat 4. Multimeter
berbeda-beda. (Waluyanti, Sri. 2008 : 272) 5. 3 Batang katoda
4. Desain sistem pentanahan 6. 1 Botol air 1,5 Liter
Sistem pentanahan sederhana terdiri 7. Palu
dari satu elektroda pentanahan yang 8. Sarung Tangan
dimasukkan ke tanah. Penggunaan satu
elektroda pentanahan adalah hal yang umum
dilakukan dalam pentanahan dan bisa
ditemukan di luar rumah atau tempat usaha
perorangan lebih. (Waluyanti, Sri. 2008 :
273)

2.5 Standarisasi nilai tahanan pentanahan


yang baik (International Standar/PLN)
Ada kerancuan antara pentanahan yang
baik dan nilai tahanan yang seharusnya.
Idealnya suatu pentanahan besar tahanannya
nol ohm. Tidak ada satu standar mengenai
ambang batas nilai tahanan pentanahan yang
harus diikuti oleh semua badan. Tetapi badan
NFPA dan IEEE telah merekomendasikan nilai
tahanan pentanahan lebih kecil atau sama
dengan 5 Ohm. Badan NEC menyatakan bahwa
untuk meyakinkan impedansi sistem ke tanah
besarnya kurang dari 25 Ohm dan tercantum
dalam NEC 250.56. Fasilitas dengan peralatan
yang sensitif nilai tahanan tanahnya harus 5
ohm atau kurang. Industri telekomunikasi telah
menggunakan 5 ohm atau kurang sebagai nilai
tahanan pentanahan dan sambungan. Tujuan
nilai tahanan pentanahan adalah untuk 3.2 Langkah Percobaan
mendapatkan tahanan pentanahan yang Gambar rangkaian
serendah mungkin yang bisa dipertimbangkan
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
Lokasi Percobaan : Sebelah Timur Gedung,
Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Foto Lokasi :

Gambar 2.3 Rangkaian Percobaan


a. Langkah Percobaan

Mulai

Siapkan alat dan bahan

Hubungkan tiga terminal elektroda yaitu E, P, dan C Gambar 2.5 Lokasi Praktikum
dari system pentanahan (Earth Resistansi Taster)
4.1 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Pada Posisi 450
4.1.1 Data Hasil
Tabel 2.2 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah 450
Hubungkan peralatan seperti Kedala Jar Tanah
pada gambar Tanah Setelah
Atur jarak antara E danP serta1 antara P dan C man ak Sebelum
Dibasahi
(1) sejauh 2m sampai 6m. N Elektr P– Dibasahi
o oda C Taha Tegan Taha Tegan
(Meter (m nan gan nan gan
E, P dan C seharusnya berada dalam satu garis lurus dan catat hasil pengukuran resistansi pada tabel) ) (Ω) (V) (Ω) (V)
2 86,1 0,141 46,8 0,142
1 0.5 4 96,5 0, 146 47,8 0,162
6 74,1 0, 175 52,3 0,124
2 30,4 0,139 28,4 0,142
2 0,75 4 27,7 0,176 26,7 0,123
Selesai 6 29,8 0,173 27,2 0,199

Berdasarkan data tabel 2.2, dapat


Gambar 2.4 Flowchart Langkah Percobaan dianalisis bahwa hasil pengukuran tahanan
tanah 45 ̊ untuk kedalaman elektroda 0.5 meter
dengan jarak P-C 2, 4 dan 6 meter, sebelum
dibasahi memiliki nilai tahanan 86,1 Ω, 96,5 Ω
dan 74,1 Ω, sedangkan nilai tahanan lebih kecil
saat tanah sudah dibasahi yaitu 46,8 Ω, 47,8 Ω
dan 52,3Ω. Untuk kedalaman elektroda 0.75
meter dengan jarak P-C 2, 4 dan 6 meter,
sebelum dibasahi memiliki nilai tahanan 30,4
Ω, 27,7 Ω dan 29,8 Ω, sedangkan nilai tahanan
lebih kecil saat tanah sudah dibasahi yaitu 28,4
Ω, 26,7 Ω dan 27,2Ω. Oleh karena itu, dapat
dianalisa bahwa kedalaman elektroda, jarak P-
C serta kondisi atau struktur tanah dapat
mempengaruhi tahanan dari tanahnya. Apabila
4. HASIL DAN ANALISIS kondisi tanah memiliki kadar air yang tinggi,
maka tahanan tanahnya semakin rendah atau
kecil. Sedangkan untuk nilai tegangan
dipengaruhi karena jarak lokasi pengukuran
dengan sumber tegangannya..

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
4.1.3 Perhitungan Arus 45 ̊ V = 0.139 Volt
Dari data yang didapatkan, maka nilai R = 30,4Ω
arus dapat dihitung sebagai berikut :
Ditanya : I = ?
Dianalisa : V = 1,39 mV = 0.139 V
Penyelesaian :
R = 30,4Ω
Ditanya : I = ? 𝑉
I = = 0,141 =0,001637 A
Penyelesaian : 𝑅 86,1

𝑉
I = = 0,141 =0,001637 A Berdasarkan data tabel 2.4, dapat dianalisis
𝑅 86,1 bahwa pada tanah setelah dibasahi dengan
kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m jarak P-
Untuk nilai arus pada data hasil percobaan C 2 m, 4 m dan 6 m memiliki nilai arus yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini : tidak konstan atau naik turun, nilai tegangan
pada jarak 4 m mengalami penurunan, sehingga
 Tabel Arus Sebelum Dibasahi nilai arus yang didapatkan untuk elektroda
Tabel 2.3 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah kedalaman 0.5 m yaitu 0.003034 A, 0.003389
Pada Posisi 450 A dan 0.002370 A. Sedangkan nilai arus yang
Keda Tanah Sebelum Arus
lama Dibasahi (A) didapatkan untuk elektroda kedalaman 0.75 m
Jarak arus yang dihasilkan fluktuaktif atau berubah-
n
P –
No Elekt Taha ubah karena kedalaman tanah mempengaruhi
C Tegang
roda nan
(m) an (V) nilai tahanan, Semakin dalam elektoda, nilai
(Met (Ω)
er) tahanan akan semakin rendah dipengaruhi oleh
2 86,1 0,141 0,001637 kadar air dan kelembapan tempat pengukuran
1 0.5 4 96,5 0,146 0,001512 Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan
6 74,1 0,175 0,002361 pada Tanah basah dan kering pada kedalaman
2 30,4 0,139 0,004572 elektroda 0.5 m
2 0,75 4 27,7 0,176 0,006353
Hubungan P-C terhadap R tanah
6 29,8 0,173 0,005805
basah dan kering pada 0.5 m
Berdasarkan data tabel 2.3, dapat 86,1 96,5 74,1
dianalisis bahwa pada tanah sebelum dibasahi 90
dengan kedalaman elektroda 0.5 m jarak P-C 2 85
80
m, 4 m dan 6 m memiliki nilai arus yang 47,8 52,3
75 46,8
konstan meningkat, yaitu 0.001637 A,
Nilai

0.001512 A dan 0.002361 A. 2 4 6


Sedangkan pada kedalaman elektroda 0.75 m, Jarak (m)
arus yang dihasilkan fluktuaktif atau berubah- Kering Basah
ubah karena kedalaman tanah mempengaruhi
nilai tahanan, Semakin dalam elektoda, nilai Gambar 2.6 Grafik Hubungan Jarak P-C
tahanan akan semakin rendah dipengaruhi oleh dengan Tahanan Pentanahan pada Tanah
kadar air dan kelembapan tempat pengukuran. basah dan kering pada kedalaman elektroda
 Tabel Arus Setelah Dibasahi 0.5 m
Tabel 2.4 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah
Pada Posisi 450 Berdasarkan gambar 2.6, dapat dianalisis
Keda Jar Tanah Setelah Arus bahwa dengan kedalaman elektroda 0.5 m, di
lama ak Dibasahi (A)
n P–
dapatkan nilai tahanan yang lebih tinggi pada
No Taha tanah kering dibandingkan pada tanah basah.
Elekt C Tegangan
nan
roda (m
(Ω)
(V) Dari hal tesebut, jenis tanah mempengaruhi
(m) ) besar tahanan yang diberikan, di mana tanah
2 46,8 0,142 0,003034
kering (sebelum dibasahi) memiliki tahanan
1 0.5 4 47,8 0,162 0,003389
yang lebih tinggi dengan nilai tahanan yang
6 52,3 0,124 0,002370
meningkat berdasarkan jarak P-C nya 2m, 4m
2 28,4 0,142 0,005
26,7 0,123 0,004606
dan 6 m, dengan nilai tahanan 86,1 Ω, 96,5 Ω
2 0,75 4
27,2 0,199 0,007316
dan 74,1Ω. Sedangkan pada tanah basah
6
memiliki nilai tahanan yang lebih kecil karena
Dari data yang didapatkan, maka nilai arus
faktor kelembapan, kontur dan kandungan air
dapat dihitung sebagai berikut :
pada tanahnya, di mana didapatkan nilai
Dianalisa : V = 1,39 volt
tahanan yang meningkat konstan berdasarkan
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
jarak P-C

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
nya 2m, 4m dan 6m yaitu 46,8Ω, 47,8 Ω dan elektroda 0,5 meter lebih tinggi dibandingkan
52,3 Ω. dengan nilai tahanan tanah basah pada
kedalaman elektroda 0,75 meter. Hal ini
a. Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan
diakibatkan karena struktur tanah semakin
pada Tanah basah dan kering pada
dalam semakin lembap.
kedalaman elektroda 0.75 m
c. Grafik Perbandingan Tegangan Tanah
Hubungan P-C terhadap R tanah Kering Pada kedalaman 0.5 dan 0.75
basah dan kering pada 0.75 m Perbandingan Tegangan Tanah Kering Pada kedalaman 0.5 dan 0.75
100
30,4 27,7 29,8 0,1350,1390,175

028,426,727,2
Nilai

24 6 0,13
0,146
Jarak (m) Basah 0,125

Tegangan
Kering
0,12
0,115 0,141 0,176
Gambar 2.7 Grafik Jarak P-C dengan Tahanan 0,11 0,173
Pentanahan pada Tanah basah dan kering
pada kedalaman elektroda 0.75 m
2 4 6
Berdasarkan gambar 2.7, dapat Jarak P-C (Meter)
dianalisis bahwa dengan kedalaman elektroda 0.5
0.75 m, di dapatkan nilai tahanan yang lebih
tinggi pada tanah kering dibandingkan pada Gambar 2.9 grafik perbandingan tegangan
tanah basah. Dari hal tesebut, jenis tanah pada tanah kering kedalaman 0,5m dan 0,75m.
mempengaruhi besar tahanan yang diberikan,
di mana tanah kering (sebelum dibasahi) Dari gambar 2.9 dapat dianalisis bahwa nilai
memiliki tahanan yang lebih tinggi dengan nilai tegangan tanah kering pada kedalaman 0,5m
tahanan yang meningkat berdasarkan jarak P-C semakin tinggi sedangkan pada kedalaman
nya 2m, 4m dan 6 m, dengan nilai tahanan 30,4 0,75m semakin turun.
Ω, 27,7 Ω dan 29,8 Ω. Sedangkan pada tanah
basah memiliki nilai tahanan yang lebih kecil d. Jarak P-C Tahanan Pentanahan pada tanah
karena faktor kelembapan, kontur dan kering pada kedalaman elektroda 0.5 m dan
kandungan air pada tanahnya, di mana 0.75 m
didapatkan nilai tahanan yang meningkat
konstan berdasarkan jarak P-C nya 2m, 4m dan
6m yaitu 28,4 Ω, 26,7 Ω dan 27,2 Ω. Hubungan P-C terhadap R tanah
kering pada 0.5 m dan 0,75 m
b. Grafik Perbandingan Tahanan basah Pada 86,1 96,5 74,1
kedalaman 0.5 dan 0.75 100

Perbandingan Tahanan Tanah Basah Pada kedalaman 0.5 dan 0.75 50


7574,1 27,7 29,8
30,4
Nilai

0
2 4 6
86,1 96,5
55 26,7 Jarak (m)
28,4 27,2 0.5 0.75
Tahanan

35
2 4 6
Jarak P-C (Meter) Gambar 2.10 Grafik Jarak P-C Tahanan
Pentanahan pada tanah kering pada
0.50.75 kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m
Gambar 2.8 Grafik perbandingan tahanan Berdasarkan gambar 2.10, dapat
pada tanah kering kedalaman 0.5 dan tanah dianalisis bahwa tahanan pada tanah kering
basah kedalaman 0.75 dengan kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m
Dari gambar 2.8 dapat dianalisis bahwa memiliki nilai tahanan yang jauh berbeda, di
nilai tahanan tanah kering pada kedalaman
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
mana semakin dalam penanaman elektroda
yaitu

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
kedalaman 0.75 m, maka semakin kecil nilai
tahanan tanah yang didapatkan, sebaliknya Hubungan P-C terhadap V tanah
pada kedalaman elektroda 0.5 m didapatkan basah dan kering pada 0.75 m
nilai tahanan tanah yang lebih tinggi. Pada 0,173
0,4
kedalaman 0,3 0,139 0,176
0.75 m, berarti posisi tanah mempunyai 0,2
kandungan air yang tinggi, menyebabkan ada 0,1 0,199
kelembapan sehingga semakin kecil 0
tahanannya, yaitu dengan nilai tahanan 30,4 Ω, 0,142 0,123
27,7 Ω, dan 29,8 Ω, dengan jarak P-C 2 m, 4 m, 2 4 6
dan 6 m. Sedangkan pada kedalaman 0.5 m, Jarak (m)
didapatkan nilai tahanan tanah yang tinggi Kering
dengan jarak P-C 2 m, 4 m, dan 6 m, yaitu 86,1 Basah
Ω, 96,5 Ω , dan 74,1 Ω.

e. Jarak P-C dengan Tegangan pada T anah Gambar 2.12 Grafik Jarak P-C dengan
basah dan kering pada kedalaman Tegangan pada Tanah basah dan kering pada
elektroda 0.5m kedalaman elektroda 0.75 m

Berdasarkan gambar 2.12, dapat


Hubungan P-C terhadap V tanah dianalisis bahwa nilai tegangan pada tanah
basah dan kering pada 0.5 m kering dan basah dengan kedalaman elektroda
0,5 0.75 m dipengaruhi karena jarak P-C. Pada
0,175
0,141 0,146 jenis tanah kering dan basah didapatkan nilai
tegangan yang tidak konstan naik atau turun,
0,124 melainkan didapatkan nilai naik-turun-naik. Di
0,142
0 0,162 mana pada tanah kering, jarak P-C 2 m, 4 m
Nilai

2 4 6 dan 6 m memiliki nilai 0,139 V, 0,176 V, dan


Jarak (m) 0,173
Kering Basah V. Sedangkan pada tanah basah jarak P-C 2 m,
4 m dan 6 m memiliki nilai tegangan 0.142 V ,
0,123 V dan 0,199 V.
Gambar 2.11 Grafik Jarak P-C dengan
Tegangan pada Tanah basah dan kering pada
g. Jarak P-C dengan Tegangan pada tanah
kedalaman elektroda 0.5m
kering pada kedalaman elektroda 0.5 m dan
Berdasarkan gambar 2.11, dapat 0.75 m
dianalisis bahwa nilai tegangan pada tanah Hubungan P-C terhadap V tanah
kering dan basah dengan kedalaman elektroda kering pada 0.5 m dan 0.75 m
0.5 m dipengaruhi karena jarak P-C. Di mana 0,4 0,175
pada tanah kering, jarak P-C 2 m, 4 m dan 6 m 0,3 0,141 0,146
memiliki nilai 0.141 V, 0.146 V, dan 0.175 V. 0,2
Di mana didaptkan nilai tegangan yang 0,1 0,173
semakin meningkat, dengan mengikuti 0 0,139
peningkatan jarak pada P-C. Sedangkan pada 0,176
2
tanah basah, trejadi penurunan tegangan pada 4 6
jarak P-C 4 m, namun naik kembali pada jarak
P-C 6 m, yaitu dengan nilai tegangan 0,142 V , 0.5 0.75
0,162 V dan 0,124 V.
Gambar 2.13 Grafik Jarak P-C dengan
Tegangan pada tanah kering pada kedalaman
elektroda 0.5 m dan 0.75 m

Berdasarkan gambar 2.13, dapat


dianalisis bahwa nilai tegangan pada tanah
kering dengan kedalaman elektroda 0.5 m
f. Jarak P-C dengan Tegangan pada Tanah memiliki nilai tegangan yang meningkat sesuai
basah dan kering pada kedalaman jarak P-C nya yaitu 2 m, 4 m dan 6 m dengan
elektroda 0.75 m nilai tegangan 0.141 V, 0.146 V, dan 0.175 V.
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
Sedangkan dengan kedalaman 0.75 m,

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
didapatkan nilai tegangan yang tidak atau naik di kedalaman 0.75 adalah fuktuaktif. Nilai
turun, di mana tegangan terendah nya pada tersebut didapatkan dari hasil perhitungan arus
jarak P-C 4 m, yaitu 0.176V. Sedangkan nilai dengan persamaan :
tegangan tertingginya pada jarak 6 m, yaitu 𝑉
0.173 V. 𝐼 =
4.2 Pengukuran Tahanan 𝑅 Pentanahan
h. Grafik Perbandingan Arus Tanah Kering
Pada Posisi 900
Pada kedalaman 0.5 dan 0.75
4.2.1 Data Hasil
Perbandingan Arus Tanah Tabel 2.5 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah
Kering Pada kedalaman 0.5 Pada Posisi 900
dan 0.75
0,0065 0,00580 Kedal Jara Tanah
5 Tanah Setelah
0,0055 aman k Sebelum
Dibasahi
N Elektr P– Dibasahi
0,00457
0,0045 o oda C Taha Tega Taha Tega
2
Arus

0,00635 (Meter (Me nan ngan nan ngan


3 ) ter) (Ω) (mV) (Ω) (mV)
0,0035
0,00163 0,00151 0,00236 2 59,6 0,117 47,9 0,152
0,0025 7 2 1 1 0.5 4 60,4 0,138 50,9 0,166
0,0015 6 59,3 0,142 53,3 0,165
2 4 6 2 29,0 0,128 27,2 0,129
2 0,75 4 26,7 0,143 28,2 0,144
Jarak P-C (Meter)
6 31,2 0,189 25,8 0,142
0.5 0.75
Berdasarkan data tabel 2.5, dapat
Gambar 2.14 Grafik perbandingan arus pada dianalisis bahwa hasil pengukuran tahanan
tanah kering dan tanah basah. tanah 90 ̊ untuk kedalaman elektroda 0.5 meter
Dari gambar 2.18 dapat dianalisis bahwa dengan jarak P-C 2, 4 dan 6 meter, sebelum
nilai arus pada tanah kering dengan kedalaman dibasahi memiliki nilai tahanan 59,6 Ω, 60,4 Ω
0,5m dan di tanah basah pada kedalaman 0.75m dan 59,3 Ω, sedangkan nilai tahanan lebih kecil
adalah fluktuaktif. Nilai tersebut didapatkan saat tanah sudah dibasahi yaitu 47,9 Ω, 50,9 Ω
dari hasil perhitungan arus dengan persamaan : dan 53,3 Ω. Untuk kedalaman elektroda 0.75
𝑉 meter dengan jarak P-C 2, 4 dan 6 meter,
𝐼 = sebelum dibasahi memiliki nilai tahanan 29,0
i. Grafik Perbandingan𝑅 Arus Tanah Basah
Ω, 26,7 Ω dan 31,2 Ω, sedangkan nilai tahanan
Pada kedalaman 0.5 dan 0.75 lebih kecil saat tanah sudah dibasahi yaitu 27,2
Perbandingan Arus Tanah Ω, 28,2 Ω dan 25,8 Ω. Oleh karena itu, dapat
Kering Pada kedalaman 0.5 dan0,0073 dianalisis bahwa kedalaman elektroda, jarak P-
C serta kondisi tanah dapat mempengaruhi
0,006 0.75 16 tahanan dari tanahnya. Apabila kondisi tanah
0,0055 memiliki kadar air yang tinggi, maka tahanan
0,005 tanahnya semakin rendah atau kecil.
0,0045 0,005 Sedangkan untuk nilai tegangan dipengaruhi
0,004 0,0046 karena jarak lokasi pengukuran dengan sumber
Arus

0,0035 06 tegangannya.
0,003 0,0030 4.2.3 Perhitungan Arus Tahanan Tanah
34 0,0033 0,0023
0,0025
89 Pada Posisi 90 ̊
70
0,002 Dari data yang didapatkan, maka nilai
0,0015 arus dapat dihitung sebagai berikut :
2 4 6 Dianalisa : V = 11.7 mV = 0.117 V
Jarak P-C (Meter) R = 59,6 Ω
0.5 Ditanya : I = ?
Penyelesaian
𝑉
:
Gambar 2.15 Grafik perbandingan arus pada I = = 0,117 = 0.001963 A
𝑅 59,6
tanah basah pada kedalaman 0,5m dan 0,75m. nilai arus pada tanah basah dengan kedalaman
0,5m semakin kecil dengan smakin besarnya
Dari gambar 2.17 dapat dianalisis bahwa jarak P-C. Sedangkan nilai arus pada elektroda
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
Untuk nilai arus pada data hasil percobaan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :

 Tabel Arus Sebelum Dibasahi

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah
Pada Posisi 900 Berdasarkan data tabel 2.7, dapat dianalisis
Keda Tanah Sebelum Arus
lama Jarak Dibasahi bahwa pada tanah setelah dibasahi dengan
n P – kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m jarak P-
No Elekt C Taha C 2 m, 4 m dan 6 m memiliki nilai arus yang
Tegangan
roda (Met nan
(V) tidak konstan atau naik turun, nilai arus pada
(Met er) (Ω)
er) jarak 4 m mengalami kenaikan arus, sehingga
2 59,6 0,117 0,001963 nilai arus yang didapatkan untuk elektroda
1 0.5 4 60,4 0,138 0,002284 kedalaman 0.5 m yaitu 0.003173 A, 0.003261
6 59,3 0,142 0,002394 A dan 0.003095 A. Sedangkan nilai arus yang
2 29,0 0,128 0,004413 didapatkan untuk elektroda kedalaman 0.75 m
2 0,75 4 26,7 0,143 0,005355 arus yang dihasilkan fluktuaktif atau berubah-
6 31,2 0,189 0,006057 ubah karena kedalaman tanah mempengaruhi
Dari data yang didapatkan, maka nilai arus nilai tahanan, Semakin dalam elektoda, nilai
dapat dihitung sebagai berikut : tahanan akan semakin rendah dipengaruhi oleh
Dianalisa : V = 11.7 mV = 0.117 V kadar air dan kelembapan tempat pengukuran.
R = 59,6 Ω
Ditanya : I = ? a. Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan
Penyelesaian : pada Tanah basah dan kering pada
𝑉 kedalaman elektroda 0.5m
I = = 0,117 = 0.001963 A
𝑅 59,6 Hubungan P-C terhadap R tanah
Berdasarkan data tabel 2.6, dianalisis basah dan kering pada 0.5 m
bahwa pada tanah sebelum dibasahi dengan 80 59,360,4
59,6
kedalaman elektroda 0.5 m jarak P-C 2 m, 4 m
dan 6 m memiliki nilai arus yang konstan
meningkat, yaitu 0.001963 A, 0.002284 dan 50,9 53,3
70 47,9
Nilai

0.002394 A. 2 4 6
Sedangkan pada kedalaman elektroda 0.75 m, Jarak (m) Basah
arus yang dihasilkan fluktuaktif atau berubah- Kering
ubah karena kedalaman tanah mempengaruhi
nilai tahanan, Semakin dalam elektoda, nilai Gambar 2.16 Grafik Hubungan Jarak P-C
tahanan akan semakin rendah dipengaruhi oleh dengan Tahanan Pentanahan pada Tanah
kadar air dan kelembapan tempat pengukuran. basah dan kering pada kedalaman elektroda
0.5 m
 Tabel Arus Setelah Dibasahi
Tabel 2.7 Hasil Pengukuran Tahanan Tanah Berdasarkan gambar 2.16, dapat
Pada Posisi 900 dianalisis bahwa dengan kedalaman elektroda
Kedala Jarak Tanah Setelah Arus 0.5 m, di dapatkan nilai tahanan yang lebih
man P – Dibasahi (A)
No Elektro C Taha tinggi pada tanah kering dibandingkan pada
Tegang tanah basah. Dari hal tesebut, jenis tanah
da (Met nan
an (V)
(Meter) er) (Ω) mempengaruhi besar tahanan yang diberikan, di
2 47,9 0,152 0,003173 mana tanah kering (sebelum dibasahi) memiliki
1 0.5 4 50,9 0,166 0,003261 tahanan yang lebih tinggi dengan nilai tahanan
6 53,3 0,165 0,003095 yang meningkat berdasarkan jarak P-C nya 2m,
2 27,2 0,129 0,004742 4m dan 6 m, dengan nilai tahanan 59,6 Ω, 60,4
2 0,75 4 28,2 0,144 0,005106 Ω dan 59,3 Ω. Sedangkan pada tanah basah
6 25,8 0,142 0,005503 memiliki nilai tahanan yang lebih kecil karena
Dari data yang didapatkan, maka nilai arus faktor kelembapan, kontur dan kandungan air
dapat dihitung sebagai berikut : pada tanahnya, di mana didapatkan nilai
Dianalisa : V = 11.7 mV = 0.117 V tahanan yang meningkat konstan berdasarkan
R = 59,6 Ω jarak P-C nya 2m, 4m dan 6m yaitu 47,9 Ω,
Ditanya : I = ? 50,9 Ω dan 53,3 Ω.
Penyelesaian :
𝑉
b.
Jarak P-C dengan Tahanan Pentanahan
I = = 0,152 = 0,003173A pada Tanah basah dan kering pada
𝑅 47,9
kedalaman elektroda 0.75 m
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
Hubungan P-C terhadap R tanah Hubungan P-C terhadap R tanah
basah dan kering pada 0.5 m kering pada 0.5 m dan 0,75 m
100 59,6 60,4 59,3
60
29,0 26,7 31,2
50 26,7 31,2
0 29,0

Nilai
28,2 25,8 2 4 6
Nilai

40 27,2
6 Jarak (m) 0.75
2 4
Jarak (m) 0.5
Kering Basah
Gambar 2.18 Grafik Jarak P-C Tahanan
Pentanahan pada tanah kering pada
Gambar 2.17 Grafik Jarak P-C dengan kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m
Tahanan Pentanahan pada Tanah basah dan
kering pada kedalaman elektroda 0.75 m Berdasarkan gambar 2.18, dapat
dianalisis bahwa tahanan pada tanah kering
Berdasarkan gambar 2.17, dapat dengan kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m
dianalisis bahwa dengan kedalaman elektroda memiliki nilai tahanan yang jauh berbeda, di
0.75 m, di dapatkan nilai tahanan yang lebih mana semakin dalam penanaman elektroda
tinggi pada tanah kering dibandingkan pada yaitu kedalaman 0.75 m, maka semakin kecil
tanah basah. Dari hal tesebut, jenis tanah nilai tahanan tanah yang didapatkan, sebaliknya
mempengaruhi besar tahanan yang diberikan, di pada kedalaman elektroda 0.5 m didapatkan
mana tanah kering (sebelum dibasahi) memiliki nilai tahanan tanah yang lebih tinggi. Pada
tahanan yang lebih tinggi dengan nilai tahanan kedalaman
yang meningkat berdasarkan jarak P-C nya 2m, 0.75 m, berarti posisi tanah mempunyai
4m dan 6 m, dengan nilai tahanan 29,0 Ω, 26,7 kandungan air yang tinggi, menyebabkan ada
Ω dan 31,2 Ω. Sedangkan pada tanah basah kelembapan sehingga semakin kecil
memiliki nilai tahanan yang lebih kecil karena tahanannya, yaitu dengan nilai tahanan 29,0 Ω,
faktor kelembapan, kontur dan kandungan air 26,7 Ω, dan 31,2 Ω, dengan jarak P-C 2 m, 4 m,
pada tanahnya, di mana didapatkan nilai dan 6 m, di mana nilai tahanan tanahnya
tahanan yang tidak konstan yaitu turun naik, di meningkat secara konstan. Sedangkan pada
mana berdasarkan jarak P-C nya 2m, 4m dan kedalaman 0.5 m, didapatkan nilai tahanan
6m nilai tahanan tanahnya yaitu 27,2 Ω, 28,2 Ω tanah yang tinggi dengan jarak P-C 2 m, 4 m,
dan 25,8 Ω. dan 6 m, yaitu 59,6 Ω, 60,4 Ω , dan 59,3 Ω, di
mana nilai tahanan tanahnya meningkat secara
konstan pula.

d. Jarak P-C dengan Tegangan pada Tanah


basah dan kering pada kedalaman
elektroda 0.5 m

Hubungan P-C terhadap V tanah


basah dan kering pada 0.5 m
0,5 0,166 0,165
0,152

0,138 0,142
0 0,117
2
Nilai

c. Jarak P-C Tahanan Pentanahan pada tanah 4 6


kering pada kedalaman elektroda 0.5 m Jarak (m) Basah
dan 0.75 m Kering

Gambar 2.19 Grafik Jarak P-C dengan


Tegangan pada Tanah basah dan kering pada
kedalaman elektroda 0.5m

Berdasarkan gambar 2.19, dapat


dianalisis bahwa nilai tegangan pada tanah
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
kering dan basah dengan kedalaman
elektroda

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
0.5 m dipengaruhi karena jarak P-C. Di mana
pada tanah kering, jarak P-C 2 m, 4 m dan 6 m Hubungan P-C terhadap V
memiliki nilai 0.117 V, 0.138 V, dan 0.142 V. tanah kering pada 0.5 m da0,n142
0,4 0,138
Di mana didaptkan nilai tegangan yang 0,3 0,1170.75 m
semakin meningkat, dengan mengikuti 0,2
peningkatan jarak pada P-C. Sedangkan pada 0,143 0,189
0,1
tanah basah, trejadi kenaikan tegangan pada 0 0,128
jarak P-C 4 m, namun turun kembali pada jarak 246
P-C 6 m, yaitu dengan nilai tegangan 0.152 V ,
0.166 V dan 0.152 V. 0.5 0.75

e. Jarak P-C dengan Tegangan pada


Gambar 2.21 Grafik Jarak P-C dengan
Tanah basah dan kering pada
Tegangan pada tanah kering pada kedalaman
kedalaman elektroda 0.75 m elektroda 0.5 m dan 0.75 m

Hubungan P-C terhadap V tanah Berdasarkan gambar 2.21, dapat


basah dan kering pada 0.75 m dianalisis bahwa nilai tegangan pada tanah
0,4 0,144 kering dengan kedalaman elektroda 0.5 m
0,129 memiliki nilai tegangan yang meningkat sesuai
0,2 0,142 jarak P-C nya yaitu 2 m, 4 m dan 6 m dengan
0,143 nilai tegangan 0.117 V, 0.138 V, dan 0.142 V.
0,128 0,189 Sedangkan dengan kedalaman 0.75 m,
0
2 6 didapatkan nilai tegangan yang tidak konstan
4
atau naik turun. Sesuai jarak P-C 2 m, 4 m dan
Jarak (m)
Basah 6 m didapatkan nilai tegangan 0.128 V, 0.143
Kering
V,
0.189 V.
Gambar 2.20 Grafik Jarak P-C dengan
Tegangan pada Tanah basah dan kering pada
kedalaman elektroda 0.75 m
g. Grafik Perbandingan Arus Tanah Kering
Berdasarkan gambar 2.20, dapat Pada kedalaman 0.5 dan 0.75
dianalisis bahwa nilai tegangan pada tanahPerbandingan Arus Tanah Kering Pada kedalaman 0.5 dan 0.75
kering dan basah dengan kedalaman elektroda 0,00535
0.75 m dipengaruhi karena jarak P-C. Pada 0,0035 0,004415
jenis tanah kering dan basah didapatkan nilai
tegangan yang tidak konstan melainkan 3 0,00605
didapatkan nilai naik-turun. Di mana pada 0,003 7
tanah kering, jarak P-C 2 m, 4 m dan 6 m
Arus

0,00250,00196
memiliki nilai 0.128 V, 0.143 V, dan 0.189 V. 0,00228 0,00239
0,0023
Sedangkan pada tanah basah jarak P-C 2 m, 4 4 4
m dan 6 m memiliki nilai tegangan 0.129 V ,
0.144 V dan 0,0015
0.142 V. 2 4 6
Jarak P – C (Meter)

0.50.75

Gambar 2.22 Grafik Perbandingan Arus Tanah


Kering Pada kedalaman 0.5 dan 0.75

Dari gambar 2.22 dapat dianalisis bahwa


nilai arus pada tanah kering dengan kedalaman
f. Jarak P-C Tegangan pada tanah kering pada
0,5m dan di kedalaman 0.75m adalah
kedalaman elektroda 0.5 m dan 0.75 m
fluktuaktif.. Nilai tersebut didapatkan dari hasil
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
perhitungan arus dengan persamaan :

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
𝑉 𝑉
I = = 0,141 =0,001637 A
𝑅 86,1
𝐼=
𝑅
h. Grafik Perbandingan Arus Tanah Basah
Pada kedalaman 0.5 dan 0.75 Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Arus Setelah
Dibasahi Posisi 450
Keda Jar Tanah Setelah Arus
Perbandingan Arus Tanah Basah Pada kedalaman 0.5 dan 0.75
lama ak Dibasahi (A)
0,003261 No
n P–
Taha
Elekt C Tegangan
nan
roda (m (V)
0,004 0,003095 (m) ) (Ω)
0,0035 0,003173 2 46,8 0,142 0,003034
0,003 1 0.5 4 47,8 0,162 0,003389
Arus

6 52,3 0,124 0,002370


0,0025 0,004742 0,005106 0,005503 28,4 0,142 0,005
2
0,002 2 0,75 4 26,7 0,123 0,004606
2 4 6 6 27,2 0,199 0,007316
Jarak P – C (Meter) Dianalisa : V = 1,39 mV = 0.139 V
R = 30,4Ω
Ditanya : I = ?
0.5 0.75 Penyelesaian :
𝑉
I = = 0,141 =0,001637 A
Gambar 2.23 Grafik Perbandingan Arus Tanah 𝑅 86,1
Basah Pada kedalaman 0.5 dan 0.75

Dari gambar 2.23 dapat dianalisis bahwa


nilai arus pada tanah kering dengan kedalaman
0,5m semakin kecil dengan semakin besarnya
jarak P-C. Sedangkan nilai arus pada elektroda Tabel 2.10 Hasil Perhitungan Arus Sebelum
di kedalaman 0.75 adalah fluktuaktif. Nilai Dibasahi Posisi 900
tersebut didapatkan dari hasil perhitungan arus Keda Tanah Sebelum Arus
lama Jarak Dibasahi
dengan persamaan : P –
𝑉 n
No Elekt C Taha
𝐼 = Tegangan
roda (Met nan
𝑅 (Met er) (Ω)
(V)
er)
4.3 Hasil Perhitungan Arus Pada Posisi 450 2 59,6 0,117 0,001963
1 0.5 4 60,4 0,138 0,002284
Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Arus Sebelum 6 59,3 0,142 0,002394
Dibasahi Posisi 450 2 29,0 0,128 0,004413
2 0,75 4 26,7 0,143 0,005355
Keda Tanah Sebelum Arus
lama Dibasahi (A) 6 31,2 0,189 0,006057
Jarak
n
P – Dianalisa : V = 11.7 mV = 0.117 V
No Elekt Taha R = 59,6 Ω
C Tegang
roda nan
(Met
(m)
(Ω)
an (V) Ditanya : I = ?
er) Penyelesaian :
2 86,1 0,141 0,001637
𝑉
1 0.5 4 96,5 0,146 0,001512 I = = 0,117 = 0.001963 A
6 74,1 0,175 0,002361 𝑅 59,6

2 30,4 0,139 0,004572


2 0,75 4 27,7 0,176 0,006353
6 29,8 0,173 0,005805
Dianalisa : V = 1,39 mV = 0.139 V
R = 30,4Ω
Ditanya : I = ? Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Arus Setelah
Penyelesaian : Dibasahi Posisi 900
Kedala Tanah Setelah Arus
No man Jarak Dibasahi (A)
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
Elektro P– elektroda 2 meter, 4 meter, dan 6 meter
Taha berturut-turut adalah 72,85 Ω, 78,45 Ω, dan
da C Tegang
nan
(Meter) (Met
(Ω)
an (V) 66,7 Ω. Nilai tahanan tersebut sangat jauh dari
er) standar nilai tahanan PUIL yaitu sebesar 5 Ω
2 47,9 0,152 0,003173
50,9 0,166 0,003261
sehingga tanah tersebut tidak cocok sebagai
1 0.5 4
53,3 0,165 0,003095
grounding.
6
2 27,2 0,129 0,004742
b. Tanah Basah Kedalaman Elektroda 0,5
2 0,75 4 28,2 0,144 0,005106
Meter
6 25,8 0,142 0,005503

52,8
49,35
Dianalisa : V = 11.7 mV = 0.117 V 70,75
R = 59,6 Ω
Ditanya : I = ? 24 6
Penyelesaian :
𝑉 R=0-30 ohm
I = = 0,152 = 0,003173A Tanah Rawa
𝑅 47,9

- Analisa Diagram Pie Hubungan Jarak R= 30-100 ohm


Tanah Liat
Elektroda P-C Dengan Tahanan
Pentanahan R=100-150 ohm
a. Tanah Kering Kedalaman Elektroda 0,5 Tanah Berpasir
Meter
Perhitungan nilai tahanan pada jarak 2 m
Diketahui : Gambar 2.25 Diagram Pie Nilai Tahanan
R pada 2 m 45° = 86,1 Ω Tanah Basah Kedalaman 0,5 Meter
R pada 2 m 90° = 59,6 Ω
Ditanya : Berdasarkan gambar 2.5 diagram pie
R rata – rata =....? dianalisis bahwa saat kondisi tanah basah pada
Jawab : kedalaman 0,5 meter dengan posisi sudut 45°
𝑅 𝑝𝑎𝑑𝑎 2 𝑚 45°+𝑅 𝑝𝑎𝑑𝑎 2 𝑚 90° dan 90° nilai tahanan rata-rata untuk jarak
R rata-rata = 2
elektroda 2 meter, 4 meter, dan 6 meter
86,1+59,6
= 2 berturut- turut adalah 47,5 Ω, 49,35 Ω dan 52,8
= 72,85 Ω. Nilai tahanan tersebut sangat jauh dari
standar nilai tahanan PUIL yaitu sebesar 5 Ω
66,7 sehingga tanah tersebut tidak cocok sebagai
78,45 grounding.
72,85

2 4 6

R=0-30 ohm
Tanah Rawa

R= 30-100 ohm
Tanah Liat

R=100-150 ohm
Tanah Berpasir

Gambar 2.24 Diagram Pie Nilai Tahanan


Tanah Kering Kedalaman 0,5 Meter
c. Tanah Kering Kedalaman Elektroda 0,75
Berdasarkan gambar 2.24 diagram pie Meter
dianalisis bahwa saat kondisi tanah kering pada
kedalaman 0,5 meter dengan posisi sudut 45°
dan 90° nilai tahanan rata-rata untuk jarak
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
30,5
berturut- turut adalah 27,8 Ω, 27,45 Ω dan 26,5
27,2 Ω. Nilai
29,7

2 4 6

R=0-30 ohm
Tanah Rawa

R= 30-100 ohm
Tanah Liat

R=100-150 ohm
Tanah Berpasir

Gambar 2.26 Diagram Pie Nilai Tahanan


Tanah Kering Kedalaman 0,75 Meter

Berdasarkan gambar 2.26 diagram pie


dianalisis bahwa saat kondisi tanah kering pada
kedalaman 0,75 meter dengan posisi sudut 45°
dan 90° nilai tahanan rata-rata untuk jarak
elektroda 2 meter, 4 meter, dan 6 meter
berturut- turut adalah 29,7 Ω, 27,2 Ω dan 30,5
Ω. Nilai tahanan tersebut sangat jauh dari
standar nilai tahanan PUIL yaitu sebesar 5 Ω
sehingga tanah tersebut tidak cocok sebagai
grounding.

d. Tanah Basah Kedalaman Elektroda 0,75


Meter
29,2
27,45
27,8

2 4 6

R=0-30 ohm
Tanah Rawa

R= 30-100 ohm
Tanah Liat

R=100-150 ohm
Tanah Berpasir

Gambar 2.27 Diagram Pie Nilai Tahanan


Tanah Basah Kedalaman 0,75 Meter

Berdasarkan gambar 2.27 diagram pie


dianalisis bahwa saat kondisi tanah basah pada
kedalaman 0,75 meter dengan posisi sudut 45°
dan 90° nilai tahanan rata-rata untuk jarak
elektroda 2 meter, 4 meter, dan 6 meter
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
tahanan tersebut sangat jauh dari standar nilai Prototype Pendeteksi Dini Gempa.
tahanan PUIL yaitu sebesar 5 Ω > sehingga PROtek: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro,
tanah tersebut tidak cocok sebagai grounding. 7(2), 60-
64.
5. KESIMPULAN
1. Dalam mengukur nilai tahanan
pentanahan, digunakan 3 batang
elektroda yaitu E (earth), P (beda
potensial) dan C (current). Earth tester
merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur tahanan pentanahan dan
multimeter untuk mengukur
tegangannya
2. Pengukuran tahanan pentanahan
berfungsi dalam mengalirkan tegangan
bocor dan berlebih ke bumi dan sebagai
penyearah sambaran petir ke bumi.
Dalam mengukur nilai tahanan
pentanahan, digunakan 3 batang
elektroda yaitu E, P dan C.
3. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan dalam memperoleh nilai
tahanan pentanahan, kondisi tanah
sebelum dibasahi, nilai minimum
tahanan tanahnya adalah 49.2 Ω
sedangkan nilai maksimumnya adalah
88.1 Ω. Untuk kondisi tanah setelah
dibasahi nilai minimum tahanan
tanahnya adalah 41.3 Ω. Sedangkan
nilai maksimumnya adalah
84.3 Ω. Berdasarkan data yang sudah
dianalisa, daerah tempat percobaan
pengukuran tahanan pentanahan,
areanya tidak cocok untuk digunakan
atau dijadikan area grounding karena
nilai tahanan tanah yang didapatkan
melebihi nilai standarisasi PLN yaitu
kurang dari atau sama dengan 5 Ω.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Penuntun Praktikum


Pengukuran Besaran Listrik.
Laboratorium Listrik Dasar, Fakultas
Teknik, Universitas Mataram.

Arifin, Jaenal. 2021. Pengukuran Nilai


Grounding Terbaik Pada Kondisi
Tanah Berbeda. Jurnal ELTIKOM:
Jurnal Teknik Elektro. Teknologi
Informasi dan Komputer, 5(1), 40-
47.

Charisma, A, Taryana, E, Saputra, D. I.,


Burhannudin, M., Setiawan, A., &
Dharmawan, F. 2020. Implementasi
Sistem Komunikasi FM pada
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /
F1B021135
Hyat, William. 2010. Rangkaian Listrik I,
Erlangga, Jakarta.

Jamaaluddim, I. A., & Suprayitno, E. A. 2015


Penentuan Kedalaman Elektroda
Pada Tanah Pasir dan Kerikil Kering
untuk Memperoleh Nilai Tahanan
Pentanahan yang Baik. Jurnal Teknik
Elektro, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo, I(1).

Jamaaluddin, J., & Sumarno, S. 2017.


Perencanaan Sistem Pentanahan
Tenaga Listrik Terintegrasi Pada
Bangunan. JEEE-U (Journal of
Electrical and Elentronic
Engineering- UMSIDA), I(1), 29-33.

Jumari, J., Ginting, Y., & Tamba, P. 2019.


SISTEM PENTANAHAN PADA
JARINGAN DISTRIBUSI DI PT. PLN
(PERSERO) RAYON MEDAN
HELVETIA. JURNAL TEKNOLOGI
ENERGI UDA: JURNAL TEKNIK
ELEKTRO, 8(2), 81-86.
Sutrisno, Teguh. 2007. Rancang Bangun Alat
Ukur Tahanan Tanah Digital
Portable. Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Waluyanti, Sri. 2008. Alat Ukur dan Teknik


Pengukuran. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 /


F1B021135
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022133
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2022 / F1B022133

Anda mungkin juga menyukai